Studi PenggunaAN Daerah Citadahan dan Cikeusik, Taman Nasional Ujung Kulon Oleh Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus, Desmarest 1822) dan Banteng (Bas Javanicus, d'Alton 1832)

Suva S ~ ~ l i o n(13
o 3 1.1740). Sludi Penggunaari Daerali Citadahan dan Cikeusik. Tanian Nasional Ujung
Kulori. ole11 Badak Jawa (I-IIII~U~~II.S,
Des~naresr 1822) dari Bariie~ig(Ho.s.i~~~nr~rici~.s,
d'Alton
IS32).llibawali birnbingan Dra l3.K.S l-laririi Muntasib, MS d a ~ lr.
i Har~iios.MS)
Populasi badak jawa tersebar di
Iiabitatnya diperguoakan secara meraia.

sernenanjung Ujung Kulon. akan tetapi tidak semua ruang pada
I'eriyebaran badak jawa terkoosentrasi antara lain di daeral~

Ciiadalian. Cikeusik. Cibanda\~oIi, liadak jawa dan banteng di Taman Nasional [Jjung Kulori liidup secara
sinipalrik.

Tcrdapat adanya iu~lipangrindili dalam penggunaan habitat dari kchiasaan niakan.

Saar ini

poplrlasi banicng di Ujuns Kulon mcninykat dengan p e w lenltania barite~igyang liidup di dalam lii~ta~i.

I-lasil
sensus terpadu flora dan fauna menyebutkan popul;tsi banteng di Ujung Kulon pads angka 905 ekor(Muntasib
ei al., 1997). I'enelitian ini berlujuan untuk megetaliui penggunaan ruang oleli badak jawa dan banteng di
dacrsh Citadalian dan Cikeusik. Nasil penelitian ini diliarapkan dapat merijadi masukan dalam perigelolaari
populasi badak jawa di Ujung Kulon.
Metode peneliiian dilakukan dengan cara nmngikuli pergerakan badak jawa dan bariterig dengan
perangkat Global Positioning System (GPS) untuk mengetahui pergerakan harian, radius rnaksinium dan luas
wilayali jelajahnya. Selanijutnya pengamatan dilakukan pada tipe vegctasi dimana satwa target rnelakukan
aktifitasriya. I'erilaku yang diamati dibaiasi pada perilah makan, perilaku minumherkubang, dan perilaku
istiraliat. IJengarnatan juga dilakukan pada lokasi tenentu dimana saiwa tersebut nielakukan perilakunya.
I'ernetaan dilakukan pada pergerakan satwa, sebaran tenipat saatwa rnelakukan perilaku yang diamati, dan
tipe vegeiasi yang digunakan satwa. Selanjutriya hasil pemetaan tersebut diolah lebili lanjut dengan Sistem
lriformasi Geografis (SIG)
Pergerakan badak jawa yang dapat diukur adalah 2.130 m (radius rnaksimum) 1.750 m (dailly range)
untuk individu 24/25, 3.560 m (radius maksimum) dan 1400 m (dailly range), 2.530 rn (radius maksimum)
dan 1500 m (dailly range). Pergerakan individu-individu yang diamati membentuk wilayah jelajah yang
terbuka. Pergerakan badak jawa di daerah Cikwsik d m Cibandawoli membentuk daerah yans sempit
memanjang. Secara umum ada tiga faktor yang membatasi pergerakan badak jawa, yaitu topografi, makanah
air. Faktor yang membatasi pergerakan badak jawa terutama adalah air kemudian makanan d m topografi.
Pergerakan banteng yang dapat diukur adalah 810 m (radius maksimum)dan 430 m (dailly range) untuk

kelompok banteng 5, 10, 11, 780 m (radius maksimum) clan 420 m (dailly ran& untuk individu 12 betina,
830 m (radius maksimum) dan 250 rn (dailly range) untuk individu 10 betina, 840 m (radius maksimum) dan
390 m (dailly range untuk individu 12 jantan. Pergerakan kelompok dan individu banteng yang diamati
membentuk arah pergerakan yang terbuka. Pengamatan terhadap pergerakm satu kelompok banteng di
daerah Cikwsik barat

menmukan bahwa kelompok banteng tidak terikat erat dengan kelompoknya.

Individu betina selalu bergerak dengan anaknya sedangkan individu jantan dapat bergerak sendiri atau
bersama-sama. Perubahan perilaku banteng tersebut tejadi karena ada perubahan pola pergerakan banteng

karena saal ini hanteng lehili hanyak direiiiirkan di li~rrandillanding daerali-daerali padang nimput (Mtintasih
et, al.. 1997).
Secara keselu~.ulianwilayali jelajali irldividu-individu badak j a w yang dianiati dal);rt digoloiiykari dalarii
katc#ori luiis. A~iimali(1985) rnenychutkan baliwa luas \r'ilayali jelajali liarian normal uiituk badak jausir
jarltan adalah 20 - 30

kri1'

sedangkail urituk badak jaws beticia luasnya berkisar aiitara I0 - 20 knl'


i u a s wilayalr jeia.jair iridividu badak jawa yang diukur adalah 54 kni' untuk individu 26/27, 42,5 k~ii'
tliltuk individu 24/25 dan 52.5 km' untuk iiidividu 25/26;26/27disebabkan oleh penyebaran pakan di daaerali
antara sunsai Cikeusik dan Cihanda\\;oli. Namun pergerakan individu -individu badak jawa ini dibatasi oicli
penyeharan k~rhangaridan ternpar minl~iiinya.1.uas wilayah jelajali hanteng yang dapar diukur adalah 9 km2
untuk kelompok bantens 5. 10. 1 1 . 10 km' untuk individu 12 betina, 12.6 km' untuk individu 10 belirla dari
10.5 km' untuk individir 12 jaiitan.
l'ilie vegetasi yarig paling banyak digunakan oleh badak jawa dalarn beraktilitas adalah hutan sekurider
rnuda. Jenis vegetasi yang ada di daerali ini antara lain langkap (Arefiga ob~ir.s~ji~lia).
segel (lliletiirr ercc/.scr).
tepus (Afrtorntim sp.). Kiara (1.i'crr.s sp.) Pada tipe vegetasi ini vesetasi pakan badak jawa tersedia dalaiii
jumlali yang melimpah haik kuantitas maupaun kualitasnya. Tipe vesetasi ini juga rnenyediakan shelter yang
baik bagi individu badak jawa

haik untuk berisitirahat maupun menghindari gangpan ratwa lain daii

~iiaiitrsia.
lndividu badak jawa menggunakan tipe vegetasi semak dalani jurnlah luasan yang lebih sedikit. I'ada
tipe vegetasi ini aktifitas yalig dilakukan oleh badak jawa adalali aktifitas makan tambahan
I-lutan rawa air tawar sangat sedikit digunakan oleh individu-individu yang teramati. Kondisi seperti ini

mungkin didapatkan karena aktititas yang dilakukan di daerali vegetasi rawa hanyalall berkubang.
Tipe vegetasi yang paling banyak digunakan oleh banteng dalam beraktifitas adalah hutan sekunder
muda. Dari hasil pengamatan terhadap individu-individu tersebut, aktifitas yang dilakukan di daerah ini
adalah makan. minom. dan henstirahat.
Sdain hutan sekunder muda banteng juga mengynakan vegetasi semak untuk mencari m&an
Jenis-jenis yang dikonsumsi adalah harendong (Mclo.rlomo itt(fic*r), cente (lnrr/ono contoro), pisang kole
(Mi1.w sp). M f i t a s makan yang dilakukan di vegetasi semak adalah aktifitas makan tambahan.
Berdasarkan pemililian tipe vegetasi oleh hanteng hutan dan badak jawa dapat dikatakan bahwa tidak
ada p e M a a n yang mencolok di antara kedua spesies ini. Kedua spesies ini lebih memilih hutan sekunder
muda dalam aktifitas kesehariannya dengan tingkat pemilihan yang tinggi yaitu lebih dari 60%. Kedua spesies
pun memanfaatkan sumberdaya yang tersedia den@ tingkat overlap tinggi pula. Individu badak jawa dan
banteng yang diamati memanfaatkan sumber air yang sama sebagai tempat minum, akan tetapi kubangan
hanya digunakan oleh badak jawa. Dunildan pula dalam perilaku makan, ditemukan jenis-jenis yang dimakan
oleh keduanya seperti lampeni (Ard;,sio h1~mili.r). lame peucang (ALr/o~lioscholnri.r), bangban

(him

wiiaefonnis), tepus (Amomlrm sp), waru (Hibirms filinceus), patat (PIlytium r e p s ) . Sedangkan dalam

pernilihan tcmpaf istirahat ked~la spcsirs ini sania-sama memilill tempat isfirahat terlirid~ln~

penrltlrpari
tajuknya rapat, dan koridisi tanalinya ke.rin$.
Meskipun ada kesaiiiaitali dalaiii IpeliZgtJiiaan suniberdaya yaiiy re]-sedia, tidak peiriiali dilemukan badak
.jaw4 dari banteny rnei1ggunal;an suniberdaya tersebut dalanr waktu yang bersamaari.
!:lengko~isu~ilripakan. pciiianfaatan air

niaupuri pcriggunaali tempat istirailat.

Raik dalalll

Kedua spesies

iiii

menggunakan surnberdaya yang tersedia dalam wvaktu yang berbeda. Menurut keterangan petugas taman
riasional hanteng biasanya turun minum pada s a t sore hari sekitar pukul 16.00. Sedangkan Alikodra (1980)
juga rnenyehutkan hanterig hiasanya minum di sela-sela kegiatan menlrnput dan pada sorc hari setelah
rnenrmplit seheluni kcrnhali kc tempat tidumya. I'ada badak jawa hegiatan niinrlm biasanya dilakukari saar
berada dalam kubangan atau akan masuh kubangan pada pukul 10.00


-

11.00 (Hoogcn\~erf.1970). Dari

fakta te.rsebut maka interaksi yalig tc~jadianrara badak jawa dali banteng dapat mengarah kepada L ~ . T ~ / ( I ~ I ~ I I ~ I , ~
corfrpe/i/iofr. dirnana iriteraksi terjadi secara tidak larigsurly namun berliubungan dengan tirrykat pelisunaan
sumbcrdaya yang dapat inenekan aktifitas spesies pesaing dalam memanfaatkan surnberdaya tersebut.
Tipe vegetasi dimana terjadi turnpan$ tindili w\~ilayalijelajah adalal~hutan sekunder muda. Sedangkan
luas daerali tumpang tindih tersebut adalali 10 k~ii' untuk individu bantelig 10 cm diniana seluruli wilayah
jclajali hariannya nlerupakari sebagian wilayah jclajah individu badak jawa 26127, dan 4 km' untuk iridividu
barlte~ig12 cnl yang tlrnipang tindill d ~ ~ l g wvilayali
a ~ l jdajali individir-individu 25/26 dan 26/27, Jenis-jenis
vegeiari di dalarn liulan sekundCr ini mrmhentuk vqetasi hutan campuran dataran rcndah dan legakin
langkap. Overlap tejadi dalam tipe vegetasi ini karena hutan sekunder muda adalali tempat yang paling
banyak digunakan oleh badak jawa dan banteng dalani aktifitas kesehariannya.
Perilaku yang dapat diarnati dalani pergerakannya adalah:
1.

Makan
Bagian-ba$m yang dimakan oleh badak jawa dari tumbuhan pakannya yaitu mulai dari pucuk daun,


daun-daun muda, sehagian ranting muda, dan huah. Perilaku merobohkan pohon dilakukan dengan cara
mendorong bag'an bafang pohon me.nggulal;an badannya Bagian-bagian pohon yang dim-

adalah pucuk

daun, daundaun mud& srbagian ranting dan buah.
Cara makan banteng yang &pat diidentifikasi adalah meraih makanan langsung dengm mulut. Alikodra
(1983) menyebutkan bahwa bagian -bagian tumbuhan yang dimakan meliputi pucuk daun, daun-daun, kulit
pohon dan buah. Perilaku makan banteng dapat digolonskan dalam dua cara yaitu meraih rnakanan langsung
dengan mulut dan mematahkan ranting untuk kemudian meraih pucuk daunnya.

Berdasarkan jenis

turnbuhan yang dimakan banteng dapat diketegorikan dalam dua kelompok yaitu
a.

Kelornpok banteng sebagai pemakan rumput (grazer) dan hijauan muda (bron,.~er)

b.


Kelompok banteng yang memakan -.ak

dan daun mu& dalam hutan (brmlscr)

(Alikodra, 1983). Banteng yang berada di daerah Citadahan , Cikeusik dan Cibandawoh termasuk dalam
kategori yang kedua. Banteng tersebut hidup di dalam hutan dan tidak pernah muncul di padang rumput.
2.

Istitahat

.neJeruay tu!snm eped uolnx 5 u n h !p Sua~uequeyZJaSJ3d !sneqluatu 5ueL qel!~!
~ o q e5np!a
q

.@nq urfimu sped ueq%!puq!p

q w ~ Suarqr3q
p
nermuay e m u eped eL-ps~apy


uey3uepas 'mmel JF mu!w new eLueq u o p x Bmjn ip Sualueq emqeq ueyyn!cmuaur ue!l!puad p H

. rp
. Sualueq yoduofay qa[o ueynye[!p
.uec@pnr3

!padas 'I!E elew nele !Buns

]en\a[ uelnlaqax

el!q mnu!m eSn[ 5uajueq ueyew pmuam uelep ~ L u u e y e ~ a S ~elas-elas
ad
!p Buepey-Suepey !dqal ueyv
.mnu!tu ynlun

J!B

qetu nele !'eSuns ay utun] 5ua)ueq a ~ o ledtua
s

lnynd q!qal 5ue~nypuo!seu uemel seSnlad

r ~ e p!seuuoju! uayJesepJag .ueq aJos nlyem eped ueyeGay!p eLume!q uep g q a s ueqas wnlu!u!tu Rualueq qalo
ueqnyel!p !u! w n u p nyelua,l

.eJes tunu!w ynlun eLueq

J!E

ay ulunl Suameq emqeq ueyynfunualu Zualueq

yefaf-yzfaj depeqlal ue~etueSuad uep RunsRuel ue)elue5uad

.Rueqnyraq Sualueq seyaq epuel-epue~ nele

Zueqnyraq 5ueL 5warueq uqnuravp q m a d yep!l Unu!lu xnlun qe~epe5uarueq rplo J!e uereejumad
. e ~ a q ~ aSue&
i ] uenlyn uaRuap qejaj rl!qal rlele erlp uexr~wauatu!e.yed!p RueL
uezueqny depeqJal uelerue5tiad.~emelJ!e e m u ueJnq qelaep !p ueynwal!p e~uese!q ue8ueqny ueflll[ lulSnUL
epe,l


.qes!hal $edwal !p ueqnyel!p uep ledtua~nlw !p ueynqel!p wdep mnu!lu uep Bueqny~aqnyquad

Sueqnyaq uep lunu!tu qnlun eLuueyeunZZuau weryepeq

'J!E

ueeun5Zuad depeq~a]ue~elueSuad~pe,l
J!V oueunZna,l

E

.Japunyas !selaSa~ue~nrlluelep Zuedluru-Suedluru leyap yelalJa1
uep '?iu!r~y i[eual 'ledel ynfel uadnlrluad uequ!e[acu ' ~ e d e8ueL
~ !se]a%~ uednlnuad eLuape ue.yleleLsuaut
3ep!1 S u a ~ u e g erne!' yepeq ueSrrap uq;?l~!pueq!pqncpal r[!qal Su?~ueqqalo ueqeunSrad!p SueA Ja.to3
.!epue[ (rep "3oy~y(feuel !stpuoy 'uerielew eLaqe:, !8ueferpu~rudr1.yn3
!p[el uvdnrrluad -ledel eLu!sa~aSa~uedrllnuad Sue.< ledura) !p .yela[Jal m e f qspeq ~ei[e~!ls!
leduta~nwqeq
ueymqas!p ~ e d e pwnwrl e m a s 'niuaual !selaZa~uezuap !seyol niens depeq~alueq!l!iuad eLuepe ireqnui!al!p
?jep!l emel yepeq leqeJ!ls! ~ e d w a ldepeq~al1teieme5uad epe,l

'w!ly! ueqeqruad uep Aunpu!lad !eZeqas

!ssun~epetl!~ep 'Su!~oad q!qal erne! qepeq !feq f i n q u ~ a s ~ a ledma)
q
!eZeqas Jahoa !sRutg 1nqas.tal !s!puoy
Iley.tesepJag '(of61 'Iatiriuotl) uolny S ~ t n l nSun!iteua~~13s
!p e~e:qepeq ue.~eqasddepeq~a~
ele,iu qn.re5a;atl~aq
.I"!I

UI!I?!!se!Je;\

!sv!!~~:.\
lu!Jls.ya ;iua,i ir*~p:)qJad !e,iur~tlutaiu.yep1 uolnx Sun({] !p ur!l.y! usq~qn.t~t1

~lel1lu~lp~Jy
e ~ e l l ay!lrnp!
~
Suei eJm 1tr;inap yepg utitii~e[em.eXu!selaS~,tJnlyulj 11eSr1ap l!e?ftal iedep !u!
1

1p

a '!Lurliluras~aqi e d ~ u a(rep
~ (rr!yy! rrarlet[ruad !sap Srrrrprr!rad !eSsqas !s?rrryraq ketlep faAo3