Analisis faktor ekologi dominan pemilihan kumbangan oleh badak jawa (Rhinoceros sondaicus Desmrest 1822) di Taman Nasional Ujung Kulon
\-',itrlrlv , c*.{}
Penelitian IDENTIFIICASI KI.\iERJA
DA\ KESE\J.\\G.\\
STAKEHOLDER DALAM PELESTARIAN ELANG JA\\A
lSpizaetus bartelsilUdentilication o.i Stakeholders' Performance and Gap in Jatan Hawk-Eagle fSpizaetus bartelsi]
Conser"vation)
Kuswandono, Arzyana Swtkar dan Lilik Budi Prasen a
I
57- 65
I
PERILAKU BERKUBANG BADAK JA\\A fR/rliroceros sortdaicus] DI TA\1-{\ \ASIONAL UJT NG KULON
(Wallowing Behaviors ofJavan Rhinoceros IRhinoceros sondaicus] in L-iung Ktiort \-ational Park)
Nicanor J.V Sitorus, Yanto Santosa danAbdul Haris Llustari
FAKTOR-FAKTOR PENENTU TARIF MASUK PENGL|NJII{G TAMAN NASIONAL (Studi Kasus Taman
Nasional Gunung Merapi)
(Determinants Factors.for National Park's Entrance Fee: A Case Study in Gunung Merapi National Park)
Setiyawali Titi . Yanto Santo.sa dan Dudung Darusman
!G-
STRAIEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN PROVINS]
66-69
rEI
I
l
70
PAPUA 5
(Ecotourism Development Strategy inthe DistrictYapen Islands, Papua Province)
Karsudi, Rinekso Soekmadi dan Hariadi Kartodihardjo
79
80-87
UJI STANDAR KINERJA PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNLING HALIML\ SAL,\K PADA PRTNSIP
KELESTARIAN FUNGSI SOSIAL BUDAYA (Test of Gunung Halimun Salak )-ariornl Park .\[anagement
Performance Standard on the Principles of the Sustainability of Socio Cultural FLutctiott)
Allan Rosehan, Arzyana Sunkar dan Sambas Ba.suni
88-96
KEANEKARAGAMAN JENIS SATWALIAR DI KAWASAN PERKEBLTNAN KEL,{P.{ S.{\\IT DAN STATUS
PERLINDTINGANNYA: STUDI KASUS KAWASAN T,NIT PENGELOLAA\ PT. .{\UGERAH MAKMUR
SEJATI, KABUPATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT (Diyersin of .4rtinnls in Oil Palm Plantation Area
and Status Proctetion ; Case study in Zone Management Llnit PT. Atlugerah llaknur Sejari Kopuas Hulu Regency,
Kalimantan)
Harnios
West
Arief
97
ANALISIS FAKTOR EKOLOGI DOMINAN PEMILIHAN KUBANG-{N OLEH BADAK JAWA (Rhinoceros
sondaicus Desmarest 1822) Dl TAMAN NASIONAL UJTING KULON (Analt'sis of Dominant Ecological Factors of
Wallow Selection ByJavan Rhlno-Rhinoceros sondaicusDesnlarest 1822 hl LljmgKulonNational Park)
€
Yanto Santosg. Corv Wulan dan Agus HiAmat
r02
-
101
5n
F
;=
-a
Volume 15, Nomor 2, Agustus 2010
Media Konservasi merupakan jurnal ilmiah bidang konservasi sumberdaya
alam hayati dan lingkungan, yang menyajikan artikel mengenai hasil
penelitian maupun telaah pustaka. Redaksi menerima sumbangan artikel,
dengan ketentuan penulisan artikel seperti tercantum pada halaman dalam
sampul belakang. Jurnal
ini diterbitkan setahun 3 kali : April, Agustus dan
Desember.
Teralcreditasi : SK Dirjen DIKTI Nomor : 118/DIKTVKep/2001
DEWAi\REDAKSI
Penanggung Jawab
Sambas Basuni
Dewan Redaksi
Burhanuddin Masy'ud
Rachmad Hermawan
Agus Hikmat
Eva Rahmawati
Arzyana Sunkar
Resti Melani
Dewan Editor
Hadi S. Alikodra
Machmud Thohari
ErvizalA.M. Ztthud
Ani Mardiastuti
E.K.S. Harini Mmtasib
Alamat Redaksi
Departemen Konservasi Sumberrdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanm IPB, P-O- Box 168, Bogor l6(X}l
Telepon / Fax.
(a-zst)8621947
E-mail
[email protected]
@.com
Media Konservasi VoL 15, No. 2 Agustus 2010
:
102
- 106
ANALISIS FAKTOR EKOLOGI DOMINA}I PEMILIHA}I KUBANGAI\
OLEH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus Desm*arest lS22) DI TAMAN NASIONAL
UJUNG KULON
(Analysis of Dominant Ecological Factors of Wallow Seleaion By Javan Rhino-Rhinoceros
sondaicus Desmarest 1822 In Ujung Kalon National park)
YANTo SaNrosa '), CoRy wuLAN'), Acus
t)
r)
Hxuer
3)
Laboratorium Etrologi Satwaliar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Eftowisata,
Falarhas Kehutanan IPB Kampus Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
2)
Departemen Konservasi Sumberdayi Hutan daiEtrowisata, Fahrltos Kehutanan IpB
Laboratorium Konservas,
r"*u,f#'ff,?;:;,*,;;:;:;::::o*#iffi,
Fahtltas Kehutanan IPB Kampus Dramaga, Bogor
Diterima
12
Mei 2010 / Disetujui
.
9
r,*berdaya Hutan dan Etrowisata,
16680,
Indonesia
Juli 2010
ABSTRACT
of wallow can be one of standard or criteria of the iavan rhino habitat which will fu used for selection strategt of
further
wallow. The.objeaive of this sndy is to identify the wallow characteristic ofiavan rhino bth pfiisical ind biotogical
factils ih"at need
for identiJiying the dominant ecological factor in determining wallow selection strategt jor javan rhilo.'ii data thar were-allicted consisted of
physical characteristic iavan rhino's wallow i.e. the length and the width of wallow,-the dipth of nud ond water of wallow, water pH
inside thl
wallow, the height of wallow site, the temperature and humidity, and the distance from wa[low io the wstol, river, and
.from humin access. The
biotic characteistic dspects of javan rhino' wallow that
.were observed consisted of the number of jarwt rhido; feed' and the total density of
vegetation spread around the wallow according to result of vegetation analysis. Based on the result ofj&or oulysis, ihe dominant
ecologicalfiuir
that affect wallow selection are the height ofthe site (10..87 mdpl), air temperature (26-29"C), and treiaarsiry (Zi-tZl inand.
The characteristic
igvalrhiy'1
Keywords
: Javan Rhinoceros, wallow, dominant ecological.factor.
PENDAHULUAI\
Populasi badak jawa dalam kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon terkonsentrasi pada Semenanjung
Ujung Kulon bagian selatan dan utara. Pada bagian
selatan Semenanjung Ujung Kulon badak jawa tersebar
di beberapa daerah yaitu di daerah Cibandawoh,
Cikeusit Citadahan, dan Cibunar. Pada bagian utara
penyebaran badak jawa terdapat di daerah Cigenter,
Cikarang, Tanjung Balagadigi, Nyiur, Citelanca dan
Citerjun (Rahmat 2007). Pada daerah konsentrasi
tersebut banyak dijumpai kubangan badak jawa. Rinaldi
et al. (1997) menyatakan bahwa pada daerah jelajah
harian badak jawa akan ditemukan suatu jalur yang
berfungsi sebagai penghubung antara daerah tempat
mencari makan, berkubang, mandi, dan tempat istirahat.
Dari hasil penelitian disebutkan bahwa
berkubang
merupakan perilaku penting dari badak jaw a yanga akan
dilakukan setiap harinya. Berdasarkan perilaku
berkubang tersebut dapat diketahui kubangan yang
dipilih oleh badak jawa untuk digunakan berkubang. Hal
ini dapat menjadi salah satu kriteria atau standar habitat
badak jawa yaitu berupa strategi pemilihan tempat
berkubang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kubangan badak jawa baik
faktor fisik dan biotik yang selanjutnya digunakan untuk
t02
mengetahui faktor ekologi dominan pemilihan kubangan
oleh badakjawa.
METODE PEIIELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu Juli
2009 hinggb Agustus 2009. Lokasi penelitian adalah
daerah Semenanjrmg Uj'mg Kulon yaitu Cigenter,
Cimayang, Citerjun, dan Cibandawoh.
ini adalah 25 kubangan
di daerah Semeninjung Ujung
Kulon. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas: Peta kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
(TNUK) dalam format digital, GpS receiver, Kamera
foto digital, tambang plastik, mistar ukur, pita meter,
Objek dalam perelitian
badak jawa yang
Ma
thermo-hygrometer, dan pH meter.
Jenis data yang dikumpulkan meliputi karakteristik
fisik kubangan (morfometri kubangan, pH air dalam
kubangan, kedalaman lumpur dan air, ketinggian tempat,
suhu dan kelembaban udara, serta jarak kubangan dari
pantai, sungai, dan dari lintasan manusia), dan
karakteristik biotik kubangan (umlah jenis tumbuhan
pakan badak jaw4 kerapatan total vegetasi di sekitar
kubangan). Pengumpulan data karakteristik fisik
kubangan dilakukan melalui pengamatan langsung di
lapangan pada 25 kubangan sedangkan pengumpulan
Analisis Faktor Ekologi Dominan Pemilihan Kubangan
data karakteristik biotik kubangan dilakukan dengan
melakukan analisis vegetasi di sekitar kubangan.
INP=KR+DR+FR
2. Andisis Faktor Ekologi Dominan
Pemilihan
Kubangan oleh Badak Jawa
Analisis Data
l.
Karakteristik biotik kubangan
Jumlah jenis tumbuhan yang menjadi pakm badak
jawa dan nilai kerapatan relatif, dominansi relati{
frekuensi relatif, dan nilai penting spesies dihitung
dengan menggunakan rumus-rumus berikut
(Soerianegara dan Indrawan 2005):
a.
Kerapatan Relatif Suatu Jenis (KR)
Kerapatan jenis
iumlah individu
= '' :
:
luas petak
kerapatan suatujenis
KR:
kerapatan total
b. Dominansi Relatif
Dominansi
Dalam hal ini dianalisis hubungan antara peubah tak
(Y) dengan peubah bebas (X). Peubah tak bebas
(Y) adalah frekuensi penggunaan kubangan badak jawa
yang ada di dalam lokasi pengamatan. Nilai Y diperoleh
dari pengamatan jumlah tapak badak jawa yang ada di
lokasi pengamatan sebagai identifikasi individu badak
bebas
x 100%
jawa yang datang ke kubangan tersebut.Sedangkan
peubah bebas (X) adalah peubah-peubah yang berasal
dari karakteristik fisik dan biotik kubangan yang diduga
mempengaruhi pemilihan lokasi berkubang bagi badak
jawa.
Persamaan yang digunakan yaitu sebagai berikut (Hasan
2003):
Y = a * b1X1 +
Suatu Jenis (DR)
t""tlIle;P
jerr' =
Keterangan:
Y
bflz + .......
: frekuensi
+
b12X12
*
e
penggunaan kubangan badak
jawa
,b1,..b12 := koefisien regresi
Jumlah jenis pakan badak (buah)
: Ketinggian tempat (m)
X2
a,
X1
_ dominansi
,*
c.
suatu jenis
dominansi total
x 100%
jumlahplot ditemukan suatu jenis
jumlah seluruhplot
a*_
d.
Indeks
frekuensi suatu jenis
frekuensi total
x 100%
Nilai Penting untuk Tingkat Semai dan
Pancang
NP:KR+FR
e.
Indeks
Xa
x5
Frekuensi Relatif Suatu Jenis (FR)
Frekuensijenis
_
X3
Nilai Penting untuk Tingkat Pohon'dan
X6
Xt
Xs
Xe
Xto
Xrr
Xtz
t
= Suhu udara (oC)
= Kelembabanudara (%)
= Jarak dari pantai (m)
= Jarak dari sungai (m)
=
Jarak dari jalur lintasan manusia
(m)
: Kerapatan total semai
: Kerapatan total pancang
: Kerapatan total tiang
= Kerapatan total pohon
= Morfometri kubangan (m2)
:Kesalahanpengganggu
HASIL DATI PEMBAHASAN
Hasil pengamatan untuk karakteristik fisik pada 25
kubangan badakjawa disajikan pada Tabel l:
Tiang
103
Media Konservasi Vol. 15, No. 2 Agustus 2010
:
102
-
106
Tabel 1. Hasil Pengukuran karakteristik fisik kubangan badakjawa
No.
lokasi pengamatan
kubangan
I
23
Cigenter-Ranggon
Cigenter-Cerlang
Cigenter-Rarancan
Cigenter-Gardu buruk
Cigenter
Cigenter
Cigenter
Cigenter
Cicangkeuteuk
Cicangkeuteuk
Cangkeuteuk
Curug Cigenter
Cigenter transek 8
Honje hansek 8
Transek 8
Cihandeuleum
Cihandeuleum
Cibandawoh
Cibandawoh
Cimayang
Cimayang
Cimayang
Cimayang
24
Ci&t'un
2
3
4
5
6
7
8
I
10
ll
t2
13
t4
l5
l6
t7
l8
l9
20
2l
a1
Pje
(m)
I
6
5
4
3
3
4
J
4
7
6
3
7
6
4
J
4
4
7
7
7
7
I
4
l0
25
pH oc
Kedalaman (cm)
(m) Lumpur
654439
41558
390108
3
51
241
2'
4t
3
58
231
236197
32787
452107
34557
45837
245108
33228
23558
32047
34297
52388
54947
537107
624127
635238
249158
741108
Air
8
57
9
ll
87
7
7
7
28
28
27
27
28
26
26
26
29
29
28
al
27
27
27
27
26
20
28
26
27
26
28
2',7
Y
.T,
74 l0
67 38
77 t4
7t 23
67 56
88 38
88 38
88 38
73 29
73 29
78 63
7s 46
79 35
86 18
76 37
78 38
78 42
99 t2
72 26
81 44
7866
79 8r
80 ll
77 l8
78 34
Lintasan
manusia
Sungai
303
400
312
74s
648
620
100
100
I 190
929
977
329
329
329
768
929
977
329
329
329
768
768
768
560
983
1560
I 560
1560
1500
1500
911
r740
l0t0
l0l0
2960
100
253
575
748
395
1333
1380
91
1
200
100
200
250
50
200
100
688
6s2
I 750
2940
3230
1433
717
2560
359
859
880
440
910
4t9
260
154
170
519
415
683
80
1530
1660
5ll
Hasil dari analisis vegetasi terkait kerapatan total
tingkat semai, pancang, tiang, dan pohon dari 25 lokasi
terendah yaitu pada lokasi kubangan ke-21 yaitu sebesar
800 ind/tra.
kubangan seperti yang terangkum padaTabel2:
Kerapatan total tiang berada pada kisaran 25-906
individu/tra. Kerapatan total tiang tertinggi terdapat pada
lokasi kubangan ke-12 dan lokasi kubangan ke-21 yaitu
masing-masing sebesar 900 ind/ha, dan nilai terendah
pada lokasi kubangan ke-l yaitu sebesar 25 indlha.
Selanjutnya kerapatan total pohon dominan ditemukan
pada selang 75-124 ind/ha (persentase sebesar 36%).
Tabel
2.
Persentase kerapatan total vegetasi
kubangan
Frekuensi
di sekitar
Kerapatan
Selang kelas
tingkat
(ind/ha)
G)
23752 -38',1s3
8750 -23751
6
7
38754 - 53755
800 - 673s
9
4t
t2
48
1,2672
4
9
Semai
Pancang
6736
- t2671
- 18607
- 3t8
Tiang
25
Pohon
319 - 612
613 -906
25 -74
7
7
Persentase
(%\
27
32
l6
36
34
33
104
168,750/o.
Untuk nilai terendah yaitu pada
lokasi
kubangan ke-14 yaitu sebesar 25 ind/ha.
Selain memperoleh nilai kerapatan vegetasi dari
hasil analisis vegetasi juga diperoleh nilai frekuensi serta
nilai dominansi vegetasi. Nilai dominansi dihitung pada
tahapan tiang dan pohon. Untuk menyatakan jenis yang
7
JJ
7
32
7s -124
Indeks
8
36
125
7
32
kuantitatifyang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat
dominansi (tingkat penguasaan) jenis-jenis dalam suatu
komunitas tumbuhan (Soegianto 1994, diacu dalam
Indriyanto 2008). Indriyanto (200g) menjelaskan lebih
lanjut bahwa jenis-jenis yang dominan (yang berkuasa)
dalam suatu komunitas tumbuhan akan me,miliki INp
yang tinggi, sehingga jenis yang paling dominan tentu
saja memiliki INP yang paling besar.
-
174
Kerapatan total semai dominan dijumpai pada
selang kelas 38754 - 53755 individu/ha (persentase
sebesar 4lY$. Kerapatan total semai di lokasi kubangan
ke-19 merupakan kerapatan total semai tertinggi yaitu
sebesar 53750 ind/tra, dan yang terendah yaitu pada
lokasi kubangan ke-l yaitu sebesar 8750 ind/ha. Untuk
pancang dominan dijumpai pada selang
lrelapatan total
kelas 800-6735 individu/tra (persentase sebesar 48%).
Kerapatan total pancang tertinggi yaitu pada lokasi
kubangan
di
Kerapatan total pohon
lokasi kubangan ke-3
merupakan kerapatan total pohon tertinggi yaitu sebesar
ke-14 yaitu
sebesar 18600 ind/tra, dan yang
dominan maka dari hasil analisis vegetasi digunakan
Nilai Penting (IM). INp adalah parameter
Analisis Faktor Ekologi Dominan pemilihan Kubangan
pengujian lebih lanjut adalah: a) jumlah jenis pakan, b)
ketinggian tempat, c) suhu udara, d) keljmbabin udara,
jarat dari pantai, f) jarak dari sungai, g) jarak dari jalur
lintasan manusia, h) kerapatan total vegjtasi di sekitar
(tingkat semai, pancang, tiang, dan pohon) dan
l-rubangan
morfometri kubangan (luas kubangan). Fiasil analisi
!)
i)
regresi dengan metode stepwise menunjukkan bahwa
peuql! yang berpengaruh paling dominan terhadap
pemilihan kubangan oleh badak jawa yaitu ketinggian
!9mpat (mdpl), suhu udara ("C), dan kerapatan pohon
(individu/ha). Analisis
ini
menghasilkar persamaan
regresi sebagai berikut:
Y
:
-
3,73
-
0,0161 (m dpl)
(Kerapatan pohon)
Gambar
1
Beberapa jenis vegetasi
(a)
di sekitar kubangan
vegetasi Rotan Seel (Daemonorops
melanochaetes); (b) vegetasi Bambu
Cangkeuteuk (Schizostachyum zollingeri);
(c) vegetasi Langkap (Arenga obsirufolia);
Dari persamaan tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa:
a. Kenaikan suhu udara sebanyak loC akan mening_
katkan frekuensi penggunaan kubangan oleh badak
jawa sebesar 0,184;
b. Peningkatan kerapatan pohon sebesar I ind/tra akan
meningkatkan frekuensi penggunaan kubangan oleh
(d) vegetasi Honje (Etlingera elatior).
Dari hasil analisis vegetasi di sekitar kubanganjuga
diketahui jenis-jenis tumbuhan yang menjadi puf.*
badak jawa. Jumlah jenis tumbuhan yang menjadi pakan
badak jawa seperti yang disajikan pada Gambar 2 :
.tJ
.t0
:r
:o
l5
c.
badak jawa sebesar 0,0061
l;
Peningkatan ketinggian tempat sebanyak
I
unit akan
menurunkan frekuensi penggunaan kubangan oleh
badak jawa sebesar 0,0161.
Selanjutnya dilakukan pula analisis sidik ragam
(ANNOVA) untuk melihat eratnya hubungan antara
peubah Y dan peubah X, sehingga diperoleh hasil F1,i1,,,
sebesar 10,08. Nilai F"5"1 yaitu sebesar 3,07 sehingg;
dapat terlihat bahwa persamaan yang dibagun aaatan
sigaifikan. Statistik t untuk peubah ketinggian tempat,
suhu udara, dan kerapatan pohon (B1) yang diperoleh dari
model regresi masing-masing yaitu 3,21;3,0i; dan 2,g7
sehingga p-value bernilai masing-masing 0,004; 0,007;
dan 0,009. Uji peubah menggunakan o sebesar 0,05
lo
5
0
rrxn{rlr]snr IJ.rr
Gambar
+ 0,184 (.C) + 0,006il
2. Grafrk Jumlah jenis pakan di 25
lokasi
kubangan.
Dari Gambar 2 terlihat bahwa lokasi kubangan ke16 dan ke-18 merupakan lokasi kubangan denganlumhh
spesies pakan tertinggi yaitu sebesar 35 jenis tumbuhan
pakan dan lokasi kubangan ke-19 sebanyak 34 jenis
tumbuhan pakan. Untuk jumlah jenis tumbuhan pakao
terendah yaitu pada lokasi kubangan ke-4 yaitu sebanyak
9 jenis tumbuhan pakan, sedangkan untuk data jenis
tumbuhan pakan pada lokasi kubangan ke-6, 7, dan g
adalah 0.
Faktor Ekologi Dominan Kubangan Badak Jawa
Berdasarkan hasil analisis faktor, peubah-peubah
karakteristik kubangan yang diduga mempengaruhi
pemilihan kubangan oleh badak jawa untuk aitakut an
sehingga kesimpulan dari output adalah menerima
hipotesis H1 bahwa peubah ketinggian tempat, suhu
udara, dan kerapatan pohon mempengaruhi pemilihan
penggunaan kubangan oleh badak jawa.
Ketinggian tempat mempengaruhi pemilihan
oleh badak jawa. Dari hasil penelitian terhadap
Il!*.g*
25 kubangan badakjawa terlihat bahwa kubangan badal
jawa berada pada ketinggian < 100 m dpl. Lokasi
kubangan biasanya berada di sekitarjalur permanen dari
wilayah jelajah badak jawa. Suhu udara juga
mempengaruhi pemilihan kubangan oleh badak jawa,
9ry1nu.semakin tinggi suhu udara di sekitar lingkungan
badak
jawa maka semakin meningkatkan keingiian
Hal ini merupakan ialah
badak jawa untuk berkubang.
satu fungsi dari aktivitas berkubang badak jawa yaitu
untuk menurunkan suhu tubuh badak jawa.
Kerapatan pohon di sekitar lokasi kubangan juga
mempengaruhi pemilihan lokasi berkubang bagi badak
jawa dimana semakin rapat kondisi vegetasipohonsekitar
kubangan akan meningkatkan pemiiihan badak jawa
untuk datang berkubang di Iokasi tersebut. Kondisi
105
Media Konservasi Vol. 11 No. 2 Aguotus 2010
:
102
-
106
pohon yang rapat akan membuat lokasi kubangan
menjadi semakin ternaungi. Hal ini dikarenakan badak
jawa lebih menyukai lokasi kubangan yang rapat, dan
tersembunyi (Muntasib 2002\.
DAFTARPUSTAKA
Hasarf 2003. Pokak-Pokok Materi Statistik I Statistik
Deskiiptif, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Indriyanto. 2008. Elalogi Hutan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
KESIMPULAI\I DAI\ SARAN
Faktor-faktor ekologi dominan pemilihan kubangan
oleh badak jawa ditentukan oleh ketinggian tempat (10
87 mdpl), suhu udara Q6 - 29"C), dan kerapatan pohon
(25 - 174 individu/ha).
-
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian pada saat musim
penghujan untuk melihat perbedaan karakteristik
kubangan pada saat kemarau dan saat musim penghujan.
H. 20f.2. Penggunaan Rqang Habitat oleh
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicas Desm. 1822) di
Taman Nasional Ujung Kulon [disertasi]. Bogor:
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Muntasib
A. Kesimpulan
Rahmat
uM.
2007. Analisis Tipologi
Habitat
Preferensial Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus
Desmarest I82D di Taman Nasional Ujung Kulon
[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Rinaldi D, Mulyani YA, Arief H. 1997. Status Populasi
dan Perilaku Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus
Desm. 1822). Media Konservasi edisi khusus : 4l47.
Soerianegara dan Indrawan. 2005. Ekologi Hutan
Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
r06
Penelitian IDENTIFIICASI KI.\iERJA
DA\ KESE\J.\\G.\\
STAKEHOLDER DALAM PELESTARIAN ELANG JA\\A
lSpizaetus bartelsilUdentilication o.i Stakeholders' Performance and Gap in Jatan Hawk-Eagle fSpizaetus bartelsi]
Conser"vation)
Kuswandono, Arzyana Swtkar dan Lilik Budi Prasen a
I
57- 65
I
PERILAKU BERKUBANG BADAK JA\\A fR/rliroceros sortdaicus] DI TA\1-{\ \ASIONAL UJT NG KULON
(Wallowing Behaviors ofJavan Rhinoceros IRhinoceros sondaicus] in L-iung Ktiort \-ational Park)
Nicanor J.V Sitorus, Yanto Santosa danAbdul Haris Llustari
FAKTOR-FAKTOR PENENTU TARIF MASUK PENGL|NJII{G TAMAN NASIONAL (Studi Kasus Taman
Nasional Gunung Merapi)
(Determinants Factors.for National Park's Entrance Fee: A Case Study in Gunung Merapi National Park)
Setiyawali Titi . Yanto Santo.sa dan Dudung Darusman
!G-
STRAIEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA DI KABUPATEN KEPULAUAN YAPEN PROVINS]
66-69
rEI
I
l
70
PAPUA 5
(Ecotourism Development Strategy inthe DistrictYapen Islands, Papua Province)
Karsudi, Rinekso Soekmadi dan Hariadi Kartodihardjo
79
80-87
UJI STANDAR KINERJA PENGELOLAAN TAMAN NASIONAL GUNLING HALIML\ SAL,\K PADA PRTNSIP
KELESTARIAN FUNGSI SOSIAL BUDAYA (Test of Gunung Halimun Salak )-ariornl Park .\[anagement
Performance Standard on the Principles of the Sustainability of Socio Cultural FLutctiott)
Allan Rosehan, Arzyana Sunkar dan Sambas Ba.suni
88-96
KEANEKARAGAMAN JENIS SATWALIAR DI KAWASAN PERKEBLTNAN KEL,{P.{ S.{\\IT DAN STATUS
PERLINDTINGANNYA: STUDI KASUS KAWASAN T,NIT PENGELOLAA\ PT. .{\UGERAH MAKMUR
SEJATI, KABUPATEN KAPUAS HULU, KALIMANTAN BARAT (Diyersin of .4rtinnls in Oil Palm Plantation Area
and Status Proctetion ; Case study in Zone Management Llnit PT. Atlugerah llaknur Sejari Kopuas Hulu Regency,
Kalimantan)
Harnios
West
Arief
97
ANALISIS FAKTOR EKOLOGI DOMINAN PEMILIHAN KUBANG-{N OLEH BADAK JAWA (Rhinoceros
sondaicus Desmarest 1822) Dl TAMAN NASIONAL UJTING KULON (Analt'sis of Dominant Ecological Factors of
Wallow Selection ByJavan Rhlno-Rhinoceros sondaicusDesnlarest 1822 hl LljmgKulonNational Park)
€
Yanto Santosg. Corv Wulan dan Agus HiAmat
r02
-
101
5n
F
;=
-a
Volume 15, Nomor 2, Agustus 2010
Media Konservasi merupakan jurnal ilmiah bidang konservasi sumberdaya
alam hayati dan lingkungan, yang menyajikan artikel mengenai hasil
penelitian maupun telaah pustaka. Redaksi menerima sumbangan artikel,
dengan ketentuan penulisan artikel seperti tercantum pada halaman dalam
sampul belakang. Jurnal
ini diterbitkan setahun 3 kali : April, Agustus dan
Desember.
Teralcreditasi : SK Dirjen DIKTI Nomor : 118/DIKTVKep/2001
DEWAi\REDAKSI
Penanggung Jawab
Sambas Basuni
Dewan Redaksi
Burhanuddin Masy'ud
Rachmad Hermawan
Agus Hikmat
Eva Rahmawati
Arzyana Sunkar
Resti Melani
Dewan Editor
Hadi S. Alikodra
Machmud Thohari
ErvizalA.M. Ztthud
Ani Mardiastuti
E.K.S. Harini Mmtasib
Alamat Redaksi
Departemen Konservasi Sumberrdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanm IPB, P-O- Box 168, Bogor l6(X}l
Telepon / Fax.
(a-zst)8621947
[email protected]
@.com
Media Konservasi VoL 15, No. 2 Agustus 2010
:
102
- 106
ANALISIS FAKTOR EKOLOGI DOMINA}I PEMILIHA}I KUBANGAI\
OLEH BADAK JAWA (Rhinoceros sondaicus Desm*arest lS22) DI TAMAN NASIONAL
UJUNG KULON
(Analysis of Dominant Ecological Factors of Wallow Seleaion By Javan Rhino-Rhinoceros
sondaicus Desmarest 1822 In Ujung Kalon National park)
YANTo SaNrosa '), CoRy wuLAN'), Acus
t)
r)
Hxuer
3)
Laboratorium Etrologi Satwaliar Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Eftowisata,
Falarhas Kehutanan IPB Kampus Dramaga, Bogor 16680, Indonesia
2)
Departemen Konservasi Sumberdayi Hutan daiEtrowisata, Fahrltos Kehutanan IpB
Laboratorium Konservas,
r"*u,f#'ff,?;:;,*,;;:;:;::::o*#iffi,
Fahtltas Kehutanan IPB Kampus Dramaga, Bogor
Diterima
12
Mei 2010 / Disetujui
.
9
r,*berdaya Hutan dan Etrowisata,
16680,
Indonesia
Juli 2010
ABSTRACT
of wallow can be one of standard or criteria of the iavan rhino habitat which will fu used for selection strategt of
further
wallow. The.objeaive of this sndy is to identify the wallow characteristic ofiavan rhino bth pfiisical ind biotogical
factils ih"at need
for identiJiying the dominant ecological factor in determining wallow selection strategt jor javan rhilo.'ii data thar were-allicted consisted of
physical characteristic iavan rhino's wallow i.e. the length and the width of wallow,-the dipth of nud ond water of wallow, water pH
inside thl
wallow, the height of wallow site, the temperature and humidity, and the distance from wa[low io the wstol, river, and
.from humin access. The
biotic characteistic dspects of javan rhino' wallow that
.were observed consisted of the number of jarwt rhido; feed' and the total density of
vegetation spread around the wallow according to result of vegetation analysis. Based on the result ofj&or oulysis, ihe dominant
ecologicalfiuir
that affect wallow selection are the height ofthe site (10..87 mdpl), air temperature (26-29"C), and treiaarsiry (Zi-tZl inand.
The characteristic
igvalrhiy'1
Keywords
: Javan Rhinoceros, wallow, dominant ecological.factor.
PENDAHULUAI\
Populasi badak jawa dalam kawasan Taman
Nasional Ujung Kulon terkonsentrasi pada Semenanjung
Ujung Kulon bagian selatan dan utara. Pada bagian
selatan Semenanjung Ujung Kulon badak jawa tersebar
di beberapa daerah yaitu di daerah Cibandawoh,
Cikeusit Citadahan, dan Cibunar. Pada bagian utara
penyebaran badak jawa terdapat di daerah Cigenter,
Cikarang, Tanjung Balagadigi, Nyiur, Citelanca dan
Citerjun (Rahmat 2007). Pada daerah konsentrasi
tersebut banyak dijumpai kubangan badak jawa. Rinaldi
et al. (1997) menyatakan bahwa pada daerah jelajah
harian badak jawa akan ditemukan suatu jalur yang
berfungsi sebagai penghubung antara daerah tempat
mencari makan, berkubang, mandi, dan tempat istirahat.
Dari hasil penelitian disebutkan bahwa
berkubang
merupakan perilaku penting dari badak jaw a yanga akan
dilakukan setiap harinya. Berdasarkan perilaku
berkubang tersebut dapat diketahui kubangan yang
dipilih oleh badak jawa untuk digunakan berkubang. Hal
ini dapat menjadi salah satu kriteria atau standar habitat
badak jawa yaitu berupa strategi pemilihan tempat
berkubang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakteristik kubangan badak jawa baik
faktor fisik dan biotik yang selanjutnya digunakan untuk
t02
mengetahui faktor ekologi dominan pemilihan kubangan
oleh badakjawa.
METODE PEIIELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu Juli
2009 hinggb Agustus 2009. Lokasi penelitian adalah
daerah Semenanjrmg Uj'mg Kulon yaitu Cigenter,
Cimayang, Citerjun, dan Cibandawoh.
ini adalah 25 kubangan
di daerah Semeninjung Ujung
Kulon. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas: Peta kawasan Taman Nasional Ujung Kulon
(TNUK) dalam format digital, GpS receiver, Kamera
foto digital, tambang plastik, mistar ukur, pita meter,
Objek dalam perelitian
badak jawa yang
Ma
thermo-hygrometer, dan pH meter.
Jenis data yang dikumpulkan meliputi karakteristik
fisik kubangan (morfometri kubangan, pH air dalam
kubangan, kedalaman lumpur dan air, ketinggian tempat,
suhu dan kelembaban udara, serta jarak kubangan dari
pantai, sungai, dan dari lintasan manusia), dan
karakteristik biotik kubangan (umlah jenis tumbuhan
pakan badak jaw4 kerapatan total vegetasi di sekitar
kubangan). Pengumpulan data karakteristik fisik
kubangan dilakukan melalui pengamatan langsung di
lapangan pada 25 kubangan sedangkan pengumpulan
Analisis Faktor Ekologi Dominan Pemilihan Kubangan
data karakteristik biotik kubangan dilakukan dengan
melakukan analisis vegetasi di sekitar kubangan.
INP=KR+DR+FR
2. Andisis Faktor Ekologi Dominan
Pemilihan
Kubangan oleh Badak Jawa
Analisis Data
l.
Karakteristik biotik kubangan
Jumlah jenis tumbuhan yang menjadi pakm badak
jawa dan nilai kerapatan relatif, dominansi relati{
frekuensi relatif, dan nilai penting spesies dihitung
dengan menggunakan rumus-rumus berikut
(Soerianegara dan Indrawan 2005):
a.
Kerapatan Relatif Suatu Jenis (KR)
Kerapatan jenis
iumlah individu
= '' :
:
luas petak
kerapatan suatujenis
KR:
kerapatan total
b. Dominansi Relatif
Dominansi
Dalam hal ini dianalisis hubungan antara peubah tak
(Y) dengan peubah bebas (X). Peubah tak bebas
(Y) adalah frekuensi penggunaan kubangan badak jawa
yang ada di dalam lokasi pengamatan. Nilai Y diperoleh
dari pengamatan jumlah tapak badak jawa yang ada di
lokasi pengamatan sebagai identifikasi individu badak
bebas
x 100%
jawa yang datang ke kubangan tersebut.Sedangkan
peubah bebas (X) adalah peubah-peubah yang berasal
dari karakteristik fisik dan biotik kubangan yang diduga
mempengaruhi pemilihan lokasi berkubang bagi badak
jawa.
Persamaan yang digunakan yaitu sebagai berikut (Hasan
2003):
Y = a * b1X1 +
Suatu Jenis (DR)
t""tlIle;P
jerr' =
Keterangan:
Y
bflz + .......
: frekuensi
+
b12X12
*
e
penggunaan kubangan badak
jawa
,b1,..b12 := koefisien regresi
Jumlah jenis pakan badak (buah)
: Ketinggian tempat (m)
X2
a,
X1
_ dominansi
,*
c.
suatu jenis
dominansi total
x 100%
jumlahplot ditemukan suatu jenis
jumlah seluruhplot
a*_
d.
Indeks
frekuensi suatu jenis
frekuensi total
x 100%
Nilai Penting untuk Tingkat Semai dan
Pancang
NP:KR+FR
e.
Indeks
Xa
x5
Frekuensi Relatif Suatu Jenis (FR)
Frekuensijenis
_
X3
Nilai Penting untuk Tingkat Pohon'dan
X6
Xt
Xs
Xe
Xto
Xrr
Xtz
t
= Suhu udara (oC)
= Kelembabanudara (%)
= Jarak dari pantai (m)
= Jarak dari sungai (m)
=
Jarak dari jalur lintasan manusia
(m)
: Kerapatan total semai
: Kerapatan total pancang
: Kerapatan total tiang
= Kerapatan total pohon
= Morfometri kubangan (m2)
:Kesalahanpengganggu
HASIL DATI PEMBAHASAN
Hasil pengamatan untuk karakteristik fisik pada 25
kubangan badakjawa disajikan pada Tabel l:
Tiang
103
Media Konservasi Vol. 15, No. 2 Agustus 2010
:
102
-
106
Tabel 1. Hasil Pengukuran karakteristik fisik kubangan badakjawa
No.
lokasi pengamatan
kubangan
I
23
Cigenter-Ranggon
Cigenter-Cerlang
Cigenter-Rarancan
Cigenter-Gardu buruk
Cigenter
Cigenter
Cigenter
Cigenter
Cicangkeuteuk
Cicangkeuteuk
Cangkeuteuk
Curug Cigenter
Cigenter transek 8
Honje hansek 8
Transek 8
Cihandeuleum
Cihandeuleum
Cibandawoh
Cibandawoh
Cimayang
Cimayang
Cimayang
Cimayang
24
Ci&t'un
2
3
4
5
6
7
8
I
10
ll
t2
13
t4
l5
l6
t7
l8
l9
20
2l
a1
Pje
(m)
I
6
5
4
3
3
4
J
4
7
6
3
7
6
4
J
4
4
7
7
7
7
I
4
l0
25
pH oc
Kedalaman (cm)
(m) Lumpur
654439
41558
390108
3
51
241
2'
4t
3
58
231
236197
32787
452107
34557
45837
245108
33228
23558
32047
34297
52388
54947
537107
624127
635238
249158
741108
Air
8
57
9
ll
87
7
7
7
28
28
27
27
28
26
26
26
29
29
28
al
27
27
27
27
26
20
28
26
27
26
28
2',7
Y
.T,
74 l0
67 38
77 t4
7t 23
67 56
88 38
88 38
88 38
73 29
73 29
78 63
7s 46
79 35
86 18
76 37
78 38
78 42
99 t2
72 26
81 44
7866
79 8r
80 ll
77 l8
78 34
Lintasan
manusia
Sungai
303
400
312
74s
648
620
100
100
I 190
929
977
329
329
329
768
929
977
329
329
329
768
768
768
560
983
1560
I 560
1560
1500
1500
911
r740
l0t0
l0l0
2960
100
253
575
748
395
1333
1380
91
1
200
100
200
250
50
200
100
688
6s2
I 750
2940
3230
1433
717
2560
359
859
880
440
910
4t9
260
154
170
519
415
683
80
1530
1660
5ll
Hasil dari analisis vegetasi terkait kerapatan total
tingkat semai, pancang, tiang, dan pohon dari 25 lokasi
terendah yaitu pada lokasi kubangan ke-21 yaitu sebesar
800 ind/tra.
kubangan seperti yang terangkum padaTabel2:
Kerapatan total tiang berada pada kisaran 25-906
individu/tra. Kerapatan total tiang tertinggi terdapat pada
lokasi kubangan ke-12 dan lokasi kubangan ke-21 yaitu
masing-masing sebesar 900 ind/ha, dan nilai terendah
pada lokasi kubangan ke-l yaitu sebesar 25 indlha.
Selanjutnya kerapatan total pohon dominan ditemukan
pada selang 75-124 ind/ha (persentase sebesar 36%).
Tabel
2.
Persentase kerapatan total vegetasi
kubangan
Frekuensi
di sekitar
Kerapatan
Selang kelas
tingkat
(ind/ha)
G)
23752 -38',1s3
8750 -23751
6
7
38754 - 53755
800 - 673s
9
4t
t2
48
1,2672
4
9
Semai
Pancang
6736
- t2671
- 18607
- 3t8
Tiang
25
Pohon
319 - 612
613 -906
25 -74
7
7
Persentase
(%\
27
32
l6
36
34
33
104
168,750/o.
Untuk nilai terendah yaitu pada
lokasi
kubangan ke-14 yaitu sebesar 25 ind/ha.
Selain memperoleh nilai kerapatan vegetasi dari
hasil analisis vegetasi juga diperoleh nilai frekuensi serta
nilai dominansi vegetasi. Nilai dominansi dihitung pada
tahapan tiang dan pohon. Untuk menyatakan jenis yang
7
JJ
7
32
7s -124
Indeks
8
36
125
7
32
kuantitatifyang dapat dipakai untuk menyatakan tingkat
dominansi (tingkat penguasaan) jenis-jenis dalam suatu
komunitas tumbuhan (Soegianto 1994, diacu dalam
Indriyanto 2008). Indriyanto (200g) menjelaskan lebih
lanjut bahwa jenis-jenis yang dominan (yang berkuasa)
dalam suatu komunitas tumbuhan akan me,miliki INp
yang tinggi, sehingga jenis yang paling dominan tentu
saja memiliki INP yang paling besar.
-
174
Kerapatan total semai dominan dijumpai pada
selang kelas 38754 - 53755 individu/ha (persentase
sebesar 4lY$. Kerapatan total semai di lokasi kubangan
ke-19 merupakan kerapatan total semai tertinggi yaitu
sebesar 53750 ind/tra, dan yang terendah yaitu pada
lokasi kubangan ke-l yaitu sebesar 8750 ind/ha. Untuk
pancang dominan dijumpai pada selang
lrelapatan total
kelas 800-6735 individu/tra (persentase sebesar 48%).
Kerapatan total pancang tertinggi yaitu pada lokasi
kubangan
di
Kerapatan total pohon
lokasi kubangan ke-3
merupakan kerapatan total pohon tertinggi yaitu sebesar
ke-14 yaitu
sebesar 18600 ind/tra, dan yang
dominan maka dari hasil analisis vegetasi digunakan
Nilai Penting (IM). INp adalah parameter
Analisis Faktor Ekologi Dominan pemilihan Kubangan
pengujian lebih lanjut adalah: a) jumlah jenis pakan, b)
ketinggian tempat, c) suhu udara, d) keljmbabin udara,
jarat dari pantai, f) jarak dari sungai, g) jarak dari jalur
lintasan manusia, h) kerapatan total vegjtasi di sekitar
(tingkat semai, pancang, tiang, dan pohon) dan
l-rubangan
morfometri kubangan (luas kubangan). Fiasil analisi
!)
i)
regresi dengan metode stepwise menunjukkan bahwa
peuql! yang berpengaruh paling dominan terhadap
pemilihan kubangan oleh badak jawa yaitu ketinggian
!9mpat (mdpl), suhu udara ("C), dan kerapatan pohon
(individu/ha). Analisis
ini
menghasilkar persamaan
regresi sebagai berikut:
Y
:
-
3,73
-
0,0161 (m dpl)
(Kerapatan pohon)
Gambar
1
Beberapa jenis vegetasi
(a)
di sekitar kubangan
vegetasi Rotan Seel (Daemonorops
melanochaetes); (b) vegetasi Bambu
Cangkeuteuk (Schizostachyum zollingeri);
(c) vegetasi Langkap (Arenga obsirufolia);
Dari persamaan tersebut dapat diinterpretasikan
bahwa:
a. Kenaikan suhu udara sebanyak loC akan mening_
katkan frekuensi penggunaan kubangan oleh badak
jawa sebesar 0,184;
b. Peningkatan kerapatan pohon sebesar I ind/tra akan
meningkatkan frekuensi penggunaan kubangan oleh
(d) vegetasi Honje (Etlingera elatior).
Dari hasil analisis vegetasi di sekitar kubanganjuga
diketahui jenis-jenis tumbuhan yang menjadi puf.*
badak jawa. Jumlah jenis tumbuhan yang menjadi pakan
badak jawa seperti yang disajikan pada Gambar 2 :
.tJ
.t0
:r
:o
l5
c.
badak jawa sebesar 0,0061
l;
Peningkatan ketinggian tempat sebanyak
I
unit akan
menurunkan frekuensi penggunaan kubangan oleh
badak jawa sebesar 0,0161.
Selanjutnya dilakukan pula analisis sidik ragam
(ANNOVA) untuk melihat eratnya hubungan antara
peubah Y dan peubah X, sehingga diperoleh hasil F1,i1,,,
sebesar 10,08. Nilai F"5"1 yaitu sebesar 3,07 sehingg;
dapat terlihat bahwa persamaan yang dibagun aaatan
sigaifikan. Statistik t untuk peubah ketinggian tempat,
suhu udara, dan kerapatan pohon (B1) yang diperoleh dari
model regresi masing-masing yaitu 3,21;3,0i; dan 2,g7
sehingga p-value bernilai masing-masing 0,004; 0,007;
dan 0,009. Uji peubah menggunakan o sebesar 0,05
lo
5
0
rrxn{rlr]snr IJ.rr
Gambar
+ 0,184 (.C) + 0,006il
2. Grafrk Jumlah jenis pakan di 25
lokasi
kubangan.
Dari Gambar 2 terlihat bahwa lokasi kubangan ke16 dan ke-18 merupakan lokasi kubangan denganlumhh
spesies pakan tertinggi yaitu sebesar 35 jenis tumbuhan
pakan dan lokasi kubangan ke-19 sebanyak 34 jenis
tumbuhan pakan. Untuk jumlah jenis tumbuhan pakao
terendah yaitu pada lokasi kubangan ke-4 yaitu sebanyak
9 jenis tumbuhan pakan, sedangkan untuk data jenis
tumbuhan pakan pada lokasi kubangan ke-6, 7, dan g
adalah 0.
Faktor Ekologi Dominan Kubangan Badak Jawa
Berdasarkan hasil analisis faktor, peubah-peubah
karakteristik kubangan yang diduga mempengaruhi
pemilihan kubangan oleh badak jawa untuk aitakut an
sehingga kesimpulan dari output adalah menerima
hipotesis H1 bahwa peubah ketinggian tempat, suhu
udara, dan kerapatan pohon mempengaruhi pemilihan
penggunaan kubangan oleh badak jawa.
Ketinggian tempat mempengaruhi pemilihan
oleh badak jawa. Dari hasil penelitian terhadap
Il!*.g*
25 kubangan badakjawa terlihat bahwa kubangan badal
jawa berada pada ketinggian < 100 m dpl. Lokasi
kubangan biasanya berada di sekitarjalur permanen dari
wilayah jelajah badak jawa. Suhu udara juga
mempengaruhi pemilihan kubangan oleh badak jawa,
9ry1nu.semakin tinggi suhu udara di sekitar lingkungan
badak
jawa maka semakin meningkatkan keingiian
Hal ini merupakan ialah
badak jawa untuk berkubang.
satu fungsi dari aktivitas berkubang badak jawa yaitu
untuk menurunkan suhu tubuh badak jawa.
Kerapatan pohon di sekitar lokasi kubangan juga
mempengaruhi pemilihan lokasi berkubang bagi badak
jawa dimana semakin rapat kondisi vegetasipohonsekitar
kubangan akan meningkatkan pemiiihan badak jawa
untuk datang berkubang di Iokasi tersebut. Kondisi
105
Media Konservasi Vol. 11 No. 2 Aguotus 2010
:
102
-
106
pohon yang rapat akan membuat lokasi kubangan
menjadi semakin ternaungi. Hal ini dikarenakan badak
jawa lebih menyukai lokasi kubangan yang rapat, dan
tersembunyi (Muntasib 2002\.
DAFTARPUSTAKA
Hasarf 2003. Pokak-Pokok Materi Statistik I Statistik
Deskiiptif, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Indriyanto. 2008. Elalogi Hutan. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
KESIMPULAI\I DAI\ SARAN
Faktor-faktor ekologi dominan pemilihan kubangan
oleh badak jawa ditentukan oleh ketinggian tempat (10
87 mdpl), suhu udara Q6 - 29"C), dan kerapatan pohon
(25 - 174 individu/ha).
-
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian pada saat musim
penghujan untuk melihat perbedaan karakteristik
kubangan pada saat kemarau dan saat musim penghujan.
H. 20f.2. Penggunaan Rqang Habitat oleh
Badak Jawa (Rhinoceros sondaicas Desm. 1822) di
Taman Nasional Ujung Kulon [disertasi]. Bogor:
Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Muntasib
A. Kesimpulan
Rahmat
uM.
2007. Analisis Tipologi
Habitat
Preferensial Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus
Desmarest I82D di Taman Nasional Ujung Kulon
[tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut
Pertanian Bogor.
Rinaldi D, Mulyani YA, Arief H. 1997. Status Populasi
dan Perilaku Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus
Desm. 1822). Media Konservasi edisi khusus : 4l47.
Soerianegara dan Indrawan. 2005. Ekologi Hutan
Indonesia. Bogor: Laboratorium Ekologi Hutan,
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor.
r06