Penggunaan Metode Akumulasi Satuan Panas (Heat Unit) sebagai Dasar Penentuan Umur Panen Benih Sembilan Varietas Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.)

RINGKASAN

LENISASTRI. Penggunaan Metode Akumulasi Satuan Panas (Heat Unit)
sebagai Dasar Penentuan Umur Panen Benih Sembilan Varietas Kacang
Tanah (Arackis ltypogaea L.). (Dibawah bimhingan SATIUYAS ILYAS dan
SUDARSONO).
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan mutu benih sembilan
varietas kacang tanah yang dipanen dari tanaman induk dimana penetapan umur
panen dilakukan berdasarkan jumlah hari setelah tanam atau berdasarkan
akumulasi satuan panas dan meneliti kemungkinan penggunaan akumulasi satuan
panas sebagai kriteria untuk rnenentukan umur panen benih dari sembilan varietas
kacang tanah.
Penelitian

dilakukan di Kebun Percobaan Sawah Bam, Darmaga dan

Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih Fakultas Pertanian IPB, Bogor pada
bulan November 1999 sampai April 2000. Metode yang digunakan dalam
percobaan ini adalah rancangan split-plot dengan rancangan dasar RKLT
(Rancangan Kelompok Lengkap Teracak) yang terdiri


dari dua percobaan

Percobaan 1 disusun secara faktorial 2 x 4 yang terdiri dari dua faktor yaltu faktor
varietas (V1= Simpai, V2= Pelanduk, V3= Macan, dan V4= Zebra) sebagai petak
utama dan faktor metode umur panen (PI

=

panen 1, satuan hari, P2= panen 2,

satuan panas) sebagai anak petak. Percobaan 2 disusun secara faktorial2 x 5 yang
terdiri dari dua faktor yaitu faktor varietas (V1= Trenggiling, V2= Tupai, V3=
Panter, V4= Singa dan V5= Jerapah) sebagai pet& utama dan faktor metode
umur panen (PI = panen 1, satuan hari, P2= panen 2, satuan panas) sebagai anak
petak.
Pengamatan dilakukan terhadap tinggi tanaman, berat berangkasan
basahltanaman, jumlah polong/tanaman, jumlah polong isiltanaman, jumlah
polong hampaltanaman, persentase polong isiltanaman, berat basah polong
isiltanaman, berat kering 10 polong isi, berat kering polong isiltanaman, berat 100
butir, kadar air, persentase daya berkecambah, potensial tumbuh maksimum,

kecepatan tumbuh, dan penampakan benih (benih mulus dan benih keriput).

Penentuan umur panen untuk sembilan varietas kacang tanah yang
diujikan dapat dilakukan dalam dua cara yaitu berdasarkan metode satuan hari
setelah tanam dan berdasarkan metode akumulasi satuan panas. Umur panen
berdasarkan hari dapat berubah jika terdapat keragaman suhu harian dimana
keragaman tersebut menyebabkan jumlah hari untuk dapat dipanen atau mencapai
perkembangan tertentu tidak selalu sama.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode umur panen akumulasi
satuan panas lebih baik daripada metode umur panen satuan hari dilihat dari
peningkatan berat 100 butir benih pada percobaan 1 dan peningkatan berat basah
polong idtanaman pada percobaan 2. Oleh karena itu umur panen akumulasi
satuan panas untuk kondisi lingkungan yang berbeda lebih baik digunakan karena
umur panennya tidak dipengaruhi oleh keragaman suhu harian yang terjadi
sehingga lebih akurat dan memberikan suatu solusi untuk penentuan umur panen
yang lebih tepat. Umur panen untuk masing-masing varietas tersebut adalah:
Trenggiling, Panter, Singa dan Jerapah 1500.3 ' ~ d ,Simpai, Pelanduk, Zebra, dan
Tupai 1583.65 ' ~ d ,dan Macan 1667 ' ~ d .

PENGGUNAAN METODE AKUMULASI SATUAN PANAS


(HEAT UNIT) SEBAGAI DASAR PENENTUAN UMUR PANEN
BENlH SEMBILAN VARIETAS KACANG TANAH

(Arachis hypogaea L.)

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian
lnstitut Pertanian Bogor

Oleh
LENISASTRI
A03496004

JURUSAN BUD1 DAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2000