Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips
Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Realitas Indonesia sebagai “negeri bencana” tidak dapat ditampik lagi. Hal ini terlihat dari fakta yang ada bahwa bencana yang menimpa hampir di seluruh
wilayah Indonesia. Gempa bumi, letusan gunungapi, longsor, banjir, kebakaran hutan, kekeringan serta, bencana alam lainnya senantiasa menjadi fenomena yang
dominan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Potensi bencana alam yang tinggi pada dasarnya tidak lebih dari refleksi
fenomena alam yang secara geografis merupakan kekhasan dari wilayah Indonesia. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak diantara tiga
lempeng besar dunia yaitu, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Interaksi antar lempeng tersebut menempatkan Indonesia
menjadi wilayah yang memiliki aktivitas kegempaan yang cukup tinggi. UU No. 24 tahun 2007 pasal 1 angka 1 mendefinisikan bencana adalah
“peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam danatau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak
psikologis ”.
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips
Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Maryani 2008:1 menjelaskan bahwa interaksi manusia dengan alam ini tidak begitu menimbulkan banyak masalah, manakala jumlah manusia masih
sedikit, tidak rakus dalam menggali sumberdaya alam, serta menggunakan teknologi yang ramah lingkungan. Demikian juga dengan bencana alam ketika
terjadi di wilayah yang jumlah penduduknya jarang atau bahkan tidak terdapat penduduk, maka fenomena alam tersebut tidak dikatakan sebagai bencana alam
karena tidak menimbulkan kerugian, baik jiwa maupun harta. Seperti yang diungkapkan oleh Maryani 2008:2 bahwa :
Beberapa dinamika alam, khususnya yang menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia dapat dideteksi dan diantisipasi, seperti letusan
gunungapi, angin topan, dan banjir. Adapun dinamika alam yang menimbulkan bencana dan sulit untuk dideteksi adalah gempa bumi.
Untuk meminimalkan kerugian dan korban akibat dari bencana alam tersebut perlu kiranya ada pengetahuan, pemahaman, keterampilan untuk
mencegah, kesiapsiagaan, mampu mendeteksi dan mengantisipasi lebih dini tentang berbagai bencana khususnya di tempat-tempat yang memang
rawan terhadap terjadinya bencana alam.
Serangkaian bencana alam telah melanda Indonesia, khususnya Jawa Barat yang merupakan wilayah daerah dengan kerentanan bencana cukup besar seperti
bencana gunungapi, gempa bumi dan tsunami, longsor, banjir, kekeringan, dan kegagalan teknologi. Selain itu juga kerentanan penduduk terhadap bencana
termasuk tinggi hal ini dilihat dari kedekatan dengan sumber bencana, kualitas bangunan yang masih rendah, kemampuan kebencanaan yang rendah, struktur
demografi yang padat dan usia non produktif yang tinggi. Bencana alam akan selalu datang dan mengancam wilayah Indonesia,
karena itu masyarakat Indonesia harus selalu siap menghadapinya. Oleh karena itu perlu adanya kesadaran masyarakat
public awareness
tentang pentingnya upaya
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips
Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
penanganan bencana alam. Upaya itu tentu memerlukan tingkat pengetahuan yang cukup tentang bencana alam tersebut.
Masyarakat,saat ini sudah jauh dari alam walaupun mereka tinggal di dalamnya. Mereka tidakmengenal alam, apalagi akrab dengan alam. Mereka tidak
dapat memahamilagi tanda-tanda dari alam. Demikian juga dengan teknologi kealaman, mereka lebih percaya isudaripada data seismogram. Berbeda sekali
dengan orang Jepang, baik orangdewasa maupun anak-anak tahu persis apa yang harus dilakukan ketika terjadigempa dan untuk antisipasi bahaya gempa, mereka
membangun bangunan-bangunan tahan gempa. Satria 2006:10 menerangkan bahwa, Prosedur Operasional Standar POS bagi setiap warga Jepang
saatmenghadapi gempa diperkenalkan di sekolah-sekolah maupun media massa. AnakTK dan SDpun paham langkah-langkah saat terjadi gempa, seperti berdiam
dibawah meja dengan tangan dan bantal di atas kepala. Sebagaimana yang dikutip dari
United States Geological Survey
USGS, 2002,
bahwa untuk “memahami mekanismekejadian-kejadian alam seperti gempa bumi, erupsi vulkanik, longsor, banjir,kekeringan, angin topan, tsunami sangat
penting bagi masyarakat ”. Denganpemahaman yang baik mengenai mekanisme
kejadian-kejadian alam, manusiadapat merencanakan dan mengelola cara yang dapat mengurangi akibat yangdisebabkan oleh kehebatan bencana alam, hal ini
dapat dilakukan melalui jalur pendidikan di sekolah. Fakta bencana yang terjadi di Indonesia hampir selalu menelan korban
jiwa dan juga harta benda yang besar, hal ini menggambarkan kekurangsiapan
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips
Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
masyarakatnya. Hal ini dapat timbul karena kurangnya pengetahuan dan pemahaman msayarakat akan potensi bencana dari lingkungannya serta
bagaimana cara penanggulangan dampak dari bencana itu. Selain itu, hal ini disebabkan oleh masih lemahnya sistem penanggulangan bencana yang
dipersiapkan oleh pemerintah. Sejatinya masyarakat jauh hari menyadari bahwa wilayah Indonesia ini
merupakan daerah yang amat rentan bencana, pemerintah sudah seharusnya memberikan pengetahuan dan pemahaman yang memadai kepada warga akan
potensi bencana yang ada di sekitar lingkungan hidupnya. Salah satu jalan untuk memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat tentang potensi-
potensi bencana yang senantiasa mengancam itu adalah melalui jalan pendidikan. Dalam Undang-Undang pendidikan No. 20 Tahun 2003, tentang Sistem
Pendidikan Nasional dijelaskan mengenai pengertian pendidikan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Berdasarkan pengertian di atas, bahwasanya pendidikan merupakan unsur yang sangat penting dalam pembentukan kehidupan manusia serta mampu
menghasilkan
output
yang berkualitas. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, hal ini dilakukan
sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, yaitu menciptakan manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips
Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
berkepribadian, mandiri, bertanggung jawab, disiplin, kreatif, terampil, beretos kerja, profesional, dan produktif serta sehat jasmani dan rohani.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat berfungsi sebagai media informasi diharapkan mampu mengembangkan
platform
nasional yang terkait dengan pengembangan pengetahuan yang diperlukan dalam upaya mitigasi.
Menurut Astuti dan Sudarsono 2010: 33 bahwasanya “sekolah sebagai lembaga
pendidikan dapat berfungsi sebagai media informasi yang efektif dalam mengubah pola pikir dan pola perilaku masyarakat dengan memberikan
pendidikan mitigasi di sekolah ”. Hal ini sesuai dengan kerangka berpikir yang
dikembangkan dalam upaya pengurangan risiko bencana atau mitigasi, meliputi 4 kerangka konseptual, yaitu:
1.
Awarenesss
Perubahan Perilaku, 2.
Knowledge Development
salah satunya pendidikan dan pelatihan, 3.
Public Commitmen,
4.
Risk Assesment.
Dari keempat konseptual di atas, pada konseptual kedua sudah dengan jelas tergambar bahwasanya pendidikan merupakan salah satu elemen yang
penting dalam upaya pengurangan risiko bencana atau mitigasi.Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi dan
modifikasi dari konsep-konsep dan keterampilan disiplin ilmu sejarah, geografi, sosiologi, antropologi dan ekonomi yang diorganisasikan secara ilmiah, psikologis
dan pedagogis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
National Council for the Social Studies
NCSS tahun 1992 menyatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial adalah:
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips
Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Social studies is the integrated study of the social science and humanities to promote civic competence. Within the school program social studies
provides coordinated, systematic study drawing upon such diciplines as anthropology,
archeology, economics,
geography, history,
law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well
as appropriate content from the humanities, mathematics and natural science. The primary purpose of social studies is to help young people
develop the ability to make informed and reasoned decisions for the public good as citizens of a culturally diverse, democratic society in an
interdependent word.
Dari pengertian tersebut memberikan batasan pengertian pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial IPS merupakan sebuah kajian yang terintegrasi dalam ilmu
sosial dan kemanusiaan dalam pelaksanaan kehidupan bermasyarakat. Bagian- bagian dari Ilmu Pengetahuan Sosial ini adalah: antropologi, geografi, sejarah,
ekonomi, hukum, politik, psikologi. Sejalan dengan pengertian NCSS, Kenworthy Maryani, 2008:4 menegaskan pula bahwa
“pada kenyataannya yang menjadi lapangan pendidikan IPS adalah antropologi, sosiologi, ekonomi, geografi, ilmu
politik, sejarah dan psikologi, dan PIPS pun berkaitan erat dengan seni dan musik, agama, serta filsafat dan juga ilmu-ilmu lainnya
”.
Pada tingkat Sekolah Dasar SD dan Menengah pendidikan IPS merupakan mata pelajaran yang terintegrasi ataupun gabungan dari ilmu-ilmu
sosial, yaitu: geografi, sejarah sosiologi, dan ekonomi sedangkan untuk Sekolah Menengah Atas SMA IPS sudah merupakan bidang ilmu yang berdiri sendiri,
seperti: ekonomi, sejarah, geografi dan ilmu-ilmu lainnya. Ilmu pengetahuan sosial memegang peranan penting dan menjadi salah
satu yang menunjang keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips
Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
Jarolimek 1993:5-8 menjelaskan bahwa PIPS menurut NCCS mempunyai tujuan informasi dan pengetahuan
knowledgeandinformation
, nilai dan tingkah laku
attitude and values
, dan ketrampilan
skill
: sosial, bekerja dan belajar, kerja kelompok, dan keterampilan intelektual.
Berdasarkan pengertian dan tujuan pendidikan IPS tersebut, kurikulum Pendidikan IPS diharapkandapat memuat bahan pelajaran yang sesuai dengan
tujuan institusional dan tujuan pendidikan nasional. Kaitannya dengan keberhasilan tujuan IPS di atas ditentukan oleh implementasi kurikulum, standar
pengelolaan, standar fasilitas, standar biaya, profesionalisasi guru dan penilaian.Semua itu akan menentukan efektifitas proses pembelajaran IPS secara
berkesinambungan. Bencana, perlu dipahami dan diantisipasi oleh semua masyarakat. Potensi kerawanan diharapkan dapat dipahami oleh birokrasi, rumah
tangga dan satuan pendidikan. Halnya dengan para peserta didik SMP di kecamatan Pangalengan yang
berada di kawasan rawan bencana. Diharapkan dapat memahami karakteristik wilayahnya yang merupakan wilayah rawan bencana terutama bencana gempa.
Berkenaan dengan hal di atas, tesis ini akan membahas lebih fokus menyoroti masalah dengan tema yaitu: ”Kontribusi Pembelajaran IPS
TerhadapKesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik SMP ” khususnya di
kecamatan Pangalengan kabupaten Bandung.
Asep Saepul Bahri, 2012 Kontribusi Pembelajaran Ips
Terhadapkesiapsiagaan Bencana Gempa Bumi Peserta Didik Smp Di Kecamatan Pangalengan
Universitas Pendidikan Indonesia
| Repository.Upi.Edu
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah