Tanpa tersedia dalam jumlah memadai tenaga pendidik dan tenaga kependidikan paudni dengan tingkatan dan sebaran keahlian yang proporsional, sukar diharapkan
tumbuhnya usaha pengembangan praktek dan bidang keilmuan paudni di Indonesia, yang pada gilirannya juga akan menghambat perkembangan profesi dan profesionalisme paudni itu
sendiri. Pada area garapan paudni yang multi purposes, multi agencies, dan multi audiences tersebut telah tumbuh laksana hutan lebat yang di dalamnya tersebar berbagai jenis tumbuh-
tumbuhan paudni, berukuran besar maupun kecil, yang kesemuanya memerlukan perlindungan dan bahkan pengembang-biakan secara terarah, berencana, serta didukung oleh
para ahli yang kompeten dan memiliki komitmen keilmuan dan profesionalitas yang tinggi.
Timbul beberapa pertanyaan di antaranya, untuk berbagai jabatan pekerjaan pendidik dan tenaga kependidikan pada paudni tersebut apakah diperlukan keahlian khusus sebagai
seorang pendidik sampai dengan taraf tenaga profesional? Sejauh apa profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan pada paudni harus dipersyaratkan? Dan siapakah yang
bertugas dan bertanggung jawab memberikan pendidikan prajabatan yang sistematis agar para pendidik dan tenaga kependidikan pada jalur PLS tersebut memiliki kompetensi yang
memadai.
Sebagian orang, termasuk pada beberapa kelompok di kalangan dunia pendidikan beranggapan bahwa pengajaran pada paudni, khususnya yang ditujukan untuk pendidikan
nonformal dan pendidikan informal sama saja caranya dengan pengajaran yang ditujukan pada anak-anak dan remaja, khususnya yang dilakukan di sekolah. Bahkan ada yang
beranggapan untuk menjadi pendidik dan tenaga kependidikan di paudni tidak dibutuhkan kompetensi khusus selain niat dan komitmen seseorang untuk menjadi seorang pendidik atau
tenaga kependidikan.
Ada jabatan fungsional pendidik dan tenaga kependidikan di jalur PLS yang membutuhkan pendidikan prajabatan sistematis
................................. .................................
.................................
B. Tujuan
1. Tujuan Umum Tujuan yang hendak dicapai dalam program pendidikan profesi pendidik dan
tenaga kependidikan PLS adalah menghasilkan calon pendidik dan tenaga kependidikan PLS yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan
nasional melalui jalur pendidikan nonformal dan pendidikan informal.
2. Tujuan Khusus Tujuan khusus program pendidikan profesi pendidik dan tenaga
kependidikan PLS adalah menghasilkan calon pendidik dan tenaga kependidikan PLS yang memiliki:
a. kompetensi melakukan identifikasi kebutuhan belajar serta menyusun perencanaan PLS;
b. kompetensi mengembangkan desain program dan disain pembelajaran PLS; c. kemampuan mengelola satuan dan program, serta melakukan fasilitasi
pembelajaran pada satuan PLS; d. kemampuan memelihara dan mengembangkan profesionalisme pendidik dan
tenaga kependidikan PLS secara berkelanjutan.
C. Kompetensi
Kompetensi Lulusan Pendidikan Profesi Pendidik PLS: a. Kemampuan melakukan identifikasi kebutuhan belajar dan menyusun perencanaan
program PLS; b. Kemampuan mengembangkan desain program dan disain pembelajaran PLS;
c. Kemampuan mengelola satuan dan program, serta memfasilitasi pembelajaran pada satuan PLS;
d. Kemampuan memelihara dan mengembangkan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan PLS secara berkelanjutan.
D. Struktur Kurikulum
Kurikulum pendidikan profesi pendidik PLS terdiri atas tiga klaster input peserta didik dengan rincian mata kegiatandiklat dan jumlah satuan kredit semester sebagai
berikut:
N O
MATA KEGIATANDIKLAT
SKS S1
PLS S1
KEPENDIDIKA N
S1 NON KEPENDIDIKA
N 1
Teori Pedagogi dan Andragogi Pembelajaran
dan Pendidikan 6
2 Landasan dan Konsep
Dasar PLS 4
4 3
Keterampilan Praktis Pengelolaan PLS
8 8
8 4
Praktikum 4
4 6
5 PPL PLS
6 6
8 TOTAL
18 22
32
Keterangan: 1.
Beban belajar mahasiswa berlatar belakang pendidikan S-1 PLS menempuh sebanyak 18 SKS, terdiri atas kelompok matakuliah:
a. Keterampilan Praktis Perencanaan Pengelolaan PLS 8 SKS
b. Praktikum Pengajaran dan Pengelolaan
4 SKS c.
Program Pengalaman Lapangan 6 SKS
keterangan: workshop 8 minggu, PPL 2 bulan
2. Beban belajar mahasiswa berlatar belakang pendidikan selain S-1 Pendidikan non PLS
menempuh sebanyak 22 SKS, terdiri atas kelompok matakuliah: a.
Landasan dan Teori PLS 4 SKS
b. Keterampilan Praktis Pengelolaan PLS
8 SKS c.
Praktikum Pengajaran dan pengelolaan 4 SKS
d. Program Pengalaman Lapangan
6 SKS
keterangan: workshop 1 semester, PPL 2 bulan
3. Beban belajar mahasiswa berlatar belakang pendidikan sarjana S-1 atau Diploma IV D-IV
non Pendidikan menempuh sebanyak 32 SKS, terdiri atas kelompok matakuliah: a.
Pembelajaran dan Pendidikan 6 SKS
b. Landasan dan Teori PLS
4 SKS c.
Keterampilan Praktis Pengelolaan PLS 8 SKS
d. Praktikum Pengajaran dan pengelolaan
6 SKS e.
Program Pengalaman Lapangan 8 SKS
keterangan: matrikulasi 6 SKSm workshop 1 semester, PPL 3 bulan
Matrikulasi wajib bagi peserta didik lulusan non kependidikan adalah Pengantar dan Landasan Kependidikan terdiri atas 3 mata kuliah, yaitu 1 Pengantar Pendidikan, 2 Belajar dan
Pembelajaran, dan 3 Perkembangan Peserta Didik.
E. Sebaran Matakuliah