Desain Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Tahap-Tahap Penelitian

17

BAB III METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini adalah penelitian kualitatif atau mendeskripsikan secara detail terhadap tindakan yang dilakukan dalam penelitian. Madya, 2011:10 mengemukakan bahwa pengertian istilah ‘tindakan’ dan ‘penelitian’ menonjolkan ciri inti metode penelitian tindakan. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan suatu tindakan setelah proses pengamatan dalam lapangan, peneliti mempersiapkan diri, serta melakukan apa saja yang dibutuhkan dalam penelitian guna dilihat plus-minusnya kemudian diadakan penelitian sampai pada upaya maksimal Suharsimi Arikunto, 2010:8. Penelitian kualitatif ini bersifat kolaboratif, yaitu melibatkan mahasiswa sebagai peneliti dan tokoh masyarakat sebagai kolaborator. Peran antara peneliti dalam hal ini sejajar, artinya tokoh masyarakat juga berperan sebagai peneliti selama penelitian itu berlangsung. Hal yang diutamakan dalam penelitian ini adalah proses pencarian data pada saat peneliti terjun di lapangan dengan memilih seperangkat kriteria untuk memeriksa keabsahan datanya.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Tempat melakukan penelitian di Desa Saham, Kecamatan Sengah Temila, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan Juli 2014. 18

C. Tahap-Tahap Penelitian

Tahap penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahap, yaitu tahap pralapangan, tahap lapangan, dan tahap pasca lapangan. Uraian tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut: 1. Tahap Pra Lapangan Tahap ini dilakukan sebelum tindakan diberikan kepada masyarakat. Peneliti dan tokoh masyarakat melakukan diskusi yang dilanjutkan dengan observasi tempat yang diteliti, mencari informasi tempat yang mengadakan acara ritual, serta mendengar langsung dari yang melakukan acara Badendo. Adapun rencana yang dilakukan sebagai berikut: a. Peneliti bersama tokoh masyarakat menyamakan persepsi dan diskusi untuk mengidentifikasikan permasalahan yang muncul dalam penelitian tradisional khususnya pada kesenian Badendo. b. Peneliti dan tokoh masyarakat merencanakan pelaksanaan pertunjukan kesenian Badendo dengan strategi bentuk penyajian musik Badendo. c. Menentukan langkah-langkah pelaksanaan kesenian Badendo dengan strategi bentuk penyajian dan fungsi musik Badendo. d. Menyiapkan bahan-bahan penyajian dan intrumen, alat tulis, catatan lapangan, dan dokumentasi kegiatan. 2. Tahap Lapangan Pada tahap ini peneliti melakukan observasi, wawancara dan mendokumentasikan data yang diperlukan. Tokoh masyarakat melakukan penjelasan menggunakan strategi cerita. 19 3. Tahap Sesudah lapangan Tahap ini peneliti melakukan pengamatan sesuai dengan langkah- langkah yang telah dirancang sebelumnya. a. Peneliti bersama tokoh masyarakat menyamakan persepsi untuk mengidentifikasikan masalah yang muncul dalam kesenian Badendo. Pada tahap ini peneliti melakukan wawancara bersama bapak Timanggong Dayak Kanayant bapak Siin. Dalam kesempatan ini peneliti bertanya tentang bagaimana bentuk penyajian Badendo, serta menanyakan fungsi musik Badendo. peneliti mencatat dengan cermat tentang apa saja yang di ceritakan oleh Timanggong. Peneliti menyiapkan alat tulis, kamera dan yang dianggap penting. b. Peneliti bertanya tentang bagaimana awal dari memulai ritual Badendo, ternyata sebelum ritual dimulai langkah awal yang dilakukan yaitu, nyangahant berdoa terlebih dahulu. c. Acara Badendo memperlihatkan bahwa ritual Badendo dilakukan setelah dilakukan tindakan medis, hal inilah yang dilakukan suku Dayak yaitu tetap melakukan pengobatan dengan medis tanpa menghilangkan identitas suku Dayak dalam pengobatan.

D. Objek Penelitian