Pertumbuhan Primer Tahap-Tahap Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan Berbunga

Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan 7 d Daerah diferensiasi Pada daerah ini, sel-sel hasil pembelahan dan peman- jangan akan mengelompok se-suai dengan kesamaan struktur. Sel-sel yang memiliki kesamaan struktur, kemu- dian akan memperoleh tugas membentuk jaringan ter- tentu. Pertumbuhan Primer pada Batang Pertumbuhan dan perkembangan primer pada batang meliputi daerah pertumbuhan titik tumbuh, daerah pemanjangan, dan daerah diferensiasi. Meristem apikal pada batang dibentuk oleh sel-sel yang senantiasa membelah pada ujung tunas yang biasa disebut kuncup. Di dalam kuncup, ruas batang dan tonjolan daun kecil primordia memiliki jarak sangat pendek karena jarak internodus antarruas sangat pendek. Pertumbuhan, pembelahan, dan pemanjangan sel terjadi di dalam internodus. Sumber : Botani, 1982 S Gambar 1.7 Irisan membujur ujung batang

4. Pertumbuhan Sekunder

Setelah meristem primer membentuk jaringan permanen, kemudian meristem sekunder mengalami pertumbuhan sekunder. Pertumbuhan sekunder hanya terjadi pada tumbuhan dikotil, yaitu pembentukan kambium yang terbentuk dari parenkim atau kolenkim. Sumber : Kamus Biologi Bergambar, 2005 S Gambar 1.6 Struktur akar Bakau Akar tunjang Meristem apikal Empulur Bakal daun Jaringan pembuluh Epidermis Cortex Daerah pemanjangan Xylem Floem Kambium Biologi SMA Jilid 3 8 Jika sel kambium membelah ke arah luar, akan membentuk sel floem, sebaliknya jika sel kambium membelah ke arah dalam akan membentuk xilem. Xilem dan floem yang terbentuk dari aktivitas kambium disebut xilem sekunder dan floem sekunder. Pertum- buhan xilem dan floem tersebut me- nyebabkan batang bertambah besar dan terbentuk lingkaran tahun yang dipengaruhi oleh aktivitas pada musim kemarau dan musim penghujan. Gambar A Skema penampang melintang batang pada tumbuh-tumbuhan dikotil; ep epidermis; prsch kulit pertama; mstr jari-jari empulur; b bagian kulit kayu; a bagian kayu dari ikatan pembuluh; c kambium; m empulur. Gambar B Gambar A tetapi lebih tua. b kulit kayu sekunder; h kayu sekunder; mstr jari-jari empulur; huruf- huruf lain sama artinya dengan Gambar A. ep prsch mstr b h c m prsch mstr b n c ep m b h A B Sumber : Botani, 1982 S Gambar 1.8 Tahapan pertumbuhan batang sekunder Feloderm Felogen Felem Korteks Floem Kambium Periderm Lingkaran tahun Bole adalah nama lain kulit kayu Lentisel lihat bawah Sel-sel yang tersusun longgar Rongga udara Sumber : Kamus Biologi Bergambar, 2005 S Gambar 1.9 Lingkaran tahun pada batang dikotil

B. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Pertumbuh- an dan Perkembangan pada Tumbuhan

1. Faktor Dalam yang Memengaruhi Pertumbuhan dan

Perkembangan pada Tumbuhan Faktor dalam yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah gen dan zat pengatur tumbuh. Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan 9 a. Faktor gen Faktor penurunan sifat pada keturunan terkandung di dalam gen. Informasi genetik pada gen mengendalikan terben- tuknya sifat penampakan secara fisik fenotip melalui in- teraksinya dengan faktor lingkungan. b. Zat pengatur tumbuh hormon Zat pengatur tumbuh hormon pada tanaman ialah senyawa organik yang dalam jumlah sedikit dapat mendukung, meng- hambat, dan mengubah proses fisiologis tumbuhan. Pada konsentrasi tertentu hormon dapat memacu pertumbuhan, tetapi pada konsentrasi yang tinggi dapat menekan pertum- buhan. Macam-macam hormon sebagai berikut. 1 Auksin Auksin mula-mula ditemukan oleh Darwin, dengan percobaan pengaruh penyinaran terhadap koleoktil. Auksin adalah hormon yang berperan merangsang pembelahan sel dan pengembangan sel. Hormon auksin IAA memiliki sifat menjauhi cahaya. Hormon ini diproduksi pada ujung tunas akar dan batang. Pengaruh hormon auksin dalam konsentrasi yang berbeda pada bagian tubuh tanaman mengakibatkan terjadinya pertumbuhan yang tidak seim- bang. Bagian yang mengandung auksin lebih banyak memiliki kecepatan tumbuh yang lebih besar. Adapun bagian yang kekurangan akan mengalami pertumbuhan lebih lambat. Jika ini terjadi pada pucuk batang, terjadi pembengkokan arah pertum- buhan. Pengaruh auksin terhadap perkembangan sel memperlihatkan bahwa auksin dapat menaikkan tekanan osmotik, meningkatkan permeabilitas sel terhadap air, menyebabkan pengurang- an tekanan pada dinding-dinding sel, meningkatkan sin- tesis protein, meningkatkan plas-tisitas, mengembangnya dinding sel. Dilihat dari segi fisiologi, hormon auksin berpengaruh pada: a pengembangan sel; e partenokarpi; b fototropisme; f pembentukan batang. c geotropisme; d pertumbuhan akar; Sumber : IGCSE Biologi DG. Mackean S Gambar 1.10 Auksin diproduksi di ujung koleoptil a c b a. pembelahan sel secara mitoses dan sel tidak mengalami pembesaran b. vakuola-vakuola terbentuk dalam sitoplasma, pembesaran sel dimulai c. vakuola-vakuola bergabung sel menjadi luas dan panjang auxin diangkut ke tangkai bawah daerah pembentukan auxin daerah pembelahan sel