BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Puasa
Secara bahasa Puasa adalah menahan diri dari sesuatu Sedangkan secara terminologysyariat Puasa ialah menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan
puasa seperti makan, minum, hubungan kelamin, dan sebagainya semenjak terbit fajar sampai terbenamnya matahari,dengan disertai niat ibadah kepada Allah, karena
mengharapkan redho-Nya dan menyiapkan diri guna meningkatkan Taqwa kepada- Nya. Puasa Ramadhan wajib dilakukan, adakalanya karena telah melihat hitungan
Sya’ban telah sempurna 30 hari penuh atau dengan melihat bulan pada malam tanggal 30 Sya’ban. Sesuai dengan hadits Nabi SAW, Yang Artinya:
Berpuasalah dengan karena kamu telah melihat bulan ru’yat, dan berbukalah dengan berdasar ru’yat pula. Jika bulan tertutup mendung, maka
genapkanlah Sya’ban menjadi 30 hari.
Detailnya, puasa adalah menjaga dari pekerjaan-pekerjaan yang dapat membatalkan puasa seperti makan, minum, dan bersenggama pada sepanjang hari
tersebut sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Puasa diwajibkan atas seorang muslim yang baligh, berakal, bersih dari haid dan nifas, disertai niat ikhlas
semata-mata karena Allah ta’aala. Adapun rukunnya adalah menahan diri dari makan dan minum, menjaga
kemaluannya tidak bersenggama, menahan untuk tidak berbuka, sejak terbitnya ufuk kemerah-merahan fajar subuh di sebelah timur hingga tenggelamnya matahari
sebagaimana dijelaskan dalam Firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah : 187, yang artinya:
Makalah Puasa Ramadhan 4
Dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar”. Q.S.
Ibn’ Abdul Bar dalam hadits Rasulullah SAW, “Sesungguhnya Bilal biasa azan pada malam hari, maka makan dan minumlah kamu sampai terdengarnya azan
Ibn Ummi Maktum”, menyatakan bahwa benang putih adalah waktu subuh dan sahur hanya dikerjakan sebelum waktu fajar.
B. Bentuk Puasa
Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di seluruh dunia. Allah SWT telah mewajibkannya kepada kaum yang
beriman, sebagaimana telah diwajibkan atas kaum sebelum Muhammad SAW. Puasa merupakan amal ibadah klasik yang telah diwajibkan atas setiap umat-umat
terdahulu. Ada empat bentuk puasa yang telah dilakukan oleh umat terdahulu, yaitu :
1. Puasanya orang-orang sufi, yakni praktek puasa setiap hari dengan maksud menambah pahala. Misalnya puasanya para pendeta.
2. Puasa bicara, yakni praktek puasa kaum Yahudi. Sebagaimana yang telah dikisahkan dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 26, yang artinya :
Jika kamu Maryam melihat seorang manusia, maka katakanlah, sesungguhnya aku bernadzar berpuasa untuk Tuhan yang Maha Pemurah, maka aku tidak akan
berbicara dengan seorang manusiapun pada hari ini”. Q.S. Maryam : 26 3. Puasa dari seluruh atau sebagian perbuatan bertapa, seperti puasa yang
dilakukan oleh pemeluk agama Budha dan sebagian Yahudi. Dan puasa-puasa lainnya yang mempunyai cara dan kriteria yang telah ditentukan oleh masing-
masing kaum tersebut. 4. Sedang kewajiban puasa dalam Islam, orang akan tahu bahwa ia mempunyai
aturan yang tengah-tengah yang berbeda dari puasa kaum sebelumnya baik
Makalah Puasa Ramadhan 5
dalam tata cara dan waktu pelaksanaan. Tidak terlalu ketat sehingga memberatkan kaum muslimin, juga tidak terlalu longgar sehingga mengabaikan
aspek kejiwaan. Hal mana telah menunjukkan keluwesan Islam.
C. Hikmah Puasa