a. Terdapat jarak tertentu antara zona aktif dan zona tenang. b. Terdapat pembatas vertikal yang mencegah tembusnya pandangan dan gerakan ke luar ruang kelas.
c. Penataan perabot memungkinkan terbentuknya fokus orientasi ke arah yang dikehendaki. Penataan ini dapat diubah-ubah
sesuai kebutuhan. d. Penataan dan desain perabot diatur sedemikian sehingga dapat menghalangi gerakan dan pandangan anak-anak ke tempat-
tempat atau area-area yang tidak dikehendaki.
BAB III 1. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif.
2. Pengumpulan dan Pengolahan Data
Pengumpulan data dilakukan melakukan dua cara: 1. Data Primer
Observasi lapangan: pada jam kerja 08.00-16.00 saat ada kegiatan belajar mengajar dan saat pulang
-Mengamati aktivitas belajar mengajar -Wawancara dengan narasumber pegawai dan pengajar
-Dokumentasi foto setiap ruang dan elemen-elemennya -Dokumentasi rekaman suara narasumber pegawai dan pengajar
-Dokumentasi video
2. Data Sekunder Studi literatur:
-Karakteristik model pembelajaran sentra, terutama pada aspek Ruangan Kelas -Prinsip-prinsip penyelenggaraan pendidikan anak usia dini menururt Direktirat Pendidikan Anak Usia Dini
2002:7 -Peningkatan konsentrasi belajar pada saat proses pembelajaran Satyawadaningtyas, 2009
-Penataan ruangan kelas menurut jenis
Pengolahan data dilakukan dengan cara membandingkan antara fakta di lapangan dan teori yang ada.
3. Kerangka Penelitian
BAB IV
1. Jenis-jenis Sentra pada BSS Children Center Denah Eksisting
Foto Eksisting Jenis Sentra
Sentra Peran Luas ruangan
berkisar 38 m2. Sentra Peran
memiliki luas yang lebih besar dari
pada sentra lainnya dikarenakan pada
sentra terjadi banyak aktivitas
yang membutuhkan ruang gerak yang
cukup luas. Sentra Alam
Luas ruangan berkisar 20.25 m2.
Pada sentra alam ini tidak terlalu banyak
terdapat aktivitas di dalam ruangnya,
karena sentra alam ini lebih berfokus
pada kegiatan outdoor. Sentra
alam ini juga digunakan sebagai
hall.
Sentra Seni Luas ruang ini
berkisar antara 20.9 m2. Pada sentra seni
ruangnya dibuat tidak terlalu besar
karna tidak memerlukan ruang
gerak yang luas.
Sentra Balok Luas ruang ini
berkisar antara 20.9 m2. Pada sentra
balok, ruangan tidak terlalu luas karena
tidak memerlukan ruang gerak yang
cukup luas.
Sentra Persiapan Luas ruang ini
berkisar antara 20.9 m2. Pada sentra
persiapan, ruangan juga tidak terlalu
luas karena anak tidak membutuhkan
ruang gerak yang cukup luas.
2. Organisasi Ruang
Menurut De Chiara 1980 dan Olds 2006, penataan ruang dengan sistem zonasi, harus dsesuaikan dengan sifat masing-masing zona. penempatan zona-zona tersebut adalah sebagai berikut:
Denah Eksisting Indikator Zoning
Hasil
Zona Entry : ditempatkan didekat pintu masuk
Pada zona entry, area ruang penerima tamu
sudah sesuai dengan indikator yang sesuai
standar.
Zona Messy : ditempatkan ditempat
akses keluar ruangan atau didekat zona entry. Pada
zona ini sebaiknya terdapat bak cuci tangan
dan meja atau alas untuk permainan yang
menggunakan air, pasir, dan tanah liat.
Sentra alam dan Sentra seni merupakan zona
messy yang terletak dekat dengan zona entry.
Terlihat wastafel yang terletak tidak jauh dari
zona tersebut. Jadi dapat disimpulkan bahwa tata
ruang sentra alam dan sentra seni sudah sesuai
dengan indikator yang sesuai standar.
Zona Aktif: diletakkan didekat jalur sirkulasi
utama ruangan. Sentra peran merupakan
zona aktif dimana dalam peletakan ini berdekatan
dengan jalur sikrulasi utama. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tata ruang sentra peran sudah
sesuai dengan indikator yang sesuai standar.
Zona Tenang: diletakkan diarea yang terlindung,
cukup terang, dan jauh dari zona entry.
Sentra balok dan Sentra persiapan merupakan zona
tenang karena sentra tersebut merupakan sentra
yang membutuhkan ketenangan sehingga anak
dapat berkonsentrasi dalam belajar.
3. Identifikasi Pelaku dan Aktivitas Jenis Sentra