Tinjauan Kebijakan Moneter - Agustus 2005
3
I. STATEMENT KEBIJAKAN MONETER
Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur RDG tanggal 9 Agustus Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur RDG tanggal 9 Agustus
Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur RDG tanggal 9 Agustus Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur RDG tanggal 9 Agustus
Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur RDG tanggal 9 Agustus 2005 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi
2005 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 2005 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi
2005 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 2005 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi
8,75. 8,75.
8,75. 8,75.
8,75. Kenaikan BI Rate dipandang perlu untuk memperkuat arah kebijakan moneter cenderung ketat yang telah ditempuh setelah
mempertimbangkan perkembangan terkini dan prospek ekonomi moneter ke depan serta memperhatikan upaya pencapaian sasaran inflasi jangka
menengah.
Keputusan menaikkan tingkat BI Rate diambil berdasarkan dua Keputusan menaikkan tingkat BI Rate diambil berdasarkan dua
Keputusan menaikkan tingkat BI Rate diambil berdasarkan dua Keputusan menaikkan tingkat BI Rate diambil berdasarkan dua
Keputusan menaikkan tingkat BI Rate diambil berdasarkan dua pertimbangan pokok.
pertimbangan pokok. pertimbangan pokok.
pertimbangan pokok. pertimbangan pokok. Pertama, ekspektasi inflasi cenderung meningkat
sejalan dengan kenaikan harga minyak dunia yang dapat meningkatkan administered prices dan pelemahan nilai tukar Rupiah. Kedua,
meningkatnya risiko stabilitas makro ekonomi terkait dengan perkembangan faktor eksternal yaitu kenaikan suku bunga Fed,
melemahnya mata uang dunia terhadap USD dan meningkatnya harga minyak. Penjelasan rinci mengenai evaluasi inflasi, nilai tukar, dan kondisi
moneter terkini disajikan dalam Tinjauan Kebijakan Moneter TKM bulan Agustus 2005 ini.
Kenaikan BI Rate tersebut juga dipandang masih dapat mendukung Kenaikan BI Rate tersebut juga dipandang masih dapat mendukung
Kenaikan BI Rate tersebut juga dipandang masih dapat mendukung Kenaikan BI Rate tersebut juga dipandang masih dapat mendukung
Kenaikan BI Rate tersebut juga dipandang masih dapat mendukung kelangsungan proses pemulihan ekonomi.
kelangsungan proses pemulihan ekonomi. kelangsungan proses pemulihan ekonomi.
kelangsungan proses pemulihan ekonomi. kelangsungan proses pemulihan ekonomi. Asesmen menyeluruh dan
prakiraan perekonomian Indonesia untuk periode 2 dua tahun ke depan telah dibahas dalam RDG Juli 2005 yang hasilnya telah dipublikasikan
dalam Laporan Kebijakan Moneter LKM Triwulan II-2005. Diantaranya telah disampaikan bahwa perekonomian Indonesia mengalami ekspansi
yang cukup tinggi, didukung terutama oleh investasi, dan diperkirakan masih berada di bawah tingkat potensialnya. Akan tetapi kondisi neraca
pembayaran mulai mengalami tekanan terutama akibat tingginya impor dibanding ekspor dan masih terbatasnya aliran modal asing ke Indonesia.
Karena itu, sinergi kebijakan diperlukan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan kesinambungan pertumbuhan ekonomi. Dalam hal ini,
perbaikan iklim investasi dan daya saing sangat diperlukan untuk mendorong investasi asing dan meningkatkan ekspor. Sementara itu,
respon kebijakan moneter cenderung ketat diperlukan untuk mengatasi masih tingginya tekanan inflasi, khususnya yang bersumber dari
meningkatnya ekspektasi inflasi dan melemahnya nilai tukar Rupiah.
Tinjauan Kebijakan Moneter - Agustus 2005
4
Untuk mendukung implementasi BI Rate tersebut, upaya pengelolaan Untuk mendukung implementasi BI Rate tersebut, upaya pengelolaan
Untuk mendukung implementasi BI Rate tersebut, upaya pengelolaan Untuk mendukung implementasi BI Rate tersebut, upaya pengelolaan
Untuk mendukung implementasi BI Rate tersebut, upaya pengelolaan likuiditas di perbankan dan pasar keuangan terus dilakukan.
likuiditas di perbankan dan pasar keuangan terus dilakukan. likuiditas di perbankan dan pasar keuangan terus dilakukan.
likuiditas di perbankan dan pasar keuangan terus dilakukan. likuiditas di perbankan dan pasar keuangan terus dilakukan. Implementasi
BI Rate dilakukan dengan instrumen Operasi Pasar Terbuka OPT, yaitu melalui lelang mingguan SBI tenor 1 satu bulan. Pengelolaan likuiditas
dengan FASBI serta instrumen FTO
Fine Tune Operation juga terus dilakukan. Sementara itu, lelang bulanan SBI tenor 3 tiga bulan secara
bertahap akan diarahkan untuk membentuk struktur suku bunga yang wajar di pasar keuangan.
II. PERKEMBANGAN DAN KEBIJAKAN MONETER