1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persuteraan Alam merupakan kegiatan perhutanan sosial yang ditujukan untuk peningkatan ekonomi kerakyatan, perluasan kesempatan usaha dan kerja, pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat utamanya disekitar kawasan hutan di wilayah
hulu melalui usaha pembudidayaan ulat sutera. Budidaya ulat sutera erat kaitannya dan tidak dapat dipisahkan dengan usaha budidaya murbei sebagai pakan ulat sutera. Disamping sebagai pakan ulat, tanaman murbei juga dapat berfungsi sebagai perlindungan tanah dari
erosi tanah dan degradasi lahan.
Potensi pengembangan usaha persuteraan masih sangat terbuka lebar. Banyak faktor yang mendukung dalam usaha pengembangan persuteraan alam ini, antara lain : tanaman murbei yang produksi utamanya berupa daun sebagai pakan ulat sutera sangat mudah
untuk dikembangkan, kegiatan pemeliharaan ulat sutera sendiri yang tidak memerlukan tingkat pengetahuan tinggi serta prospek pengembangan di masa mendatang yang sangat menjanjikan.
Dalam statistik Balai Persuteraan Alam ini menguraikan tentang data-data kegiatan persuteraan alam mulai dari sektor hulu sampai hilir dalam wilayah kerja Balai Persuteraan Alam. Data yang disajikan meliputi data tanaman murbei, produksi kokon dan benang sutera,
penyerapan telur ulat sutera, sarana prasarana pemeliharaan dan produksi benangkain, kelembagaan kelompok dan data petani sutera alam.
2
B. Maksud dan Tujuan
Maksud penyusunan statistik pembangunan Balai Persuteraan Alam adalah dalam rangka pemutakhiran data dan informasi kaitannya dengan kegiatan persuteraan alam sebagai arahan dalam menyajikan data dan informasi dalam pengembangan persuteraan alam di
wilayah Indonesia.
Adapun tujuannya adalah untuk mendokumentasikan dan menyajikan data-data perkembangan persuteraan alam di wilayah kerja Balai Persuteraan Alam.
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penyusunan data statistik Balai Persuteraan Alam adalah data-data kegiatan persuteraan alam mulai dari sektor hulu sampai hilir dalam wilayah kerja Balai Persuteraan Alam.
3
II. ORGANISASI