Upaya Pelestarian Hutan dan Kaitannya dengan Mitigasi Perubahan Iklim

2.3. Upaya Pelestarian Hutan dan Kaitannya dengan Mitigasi Perubahan Iklim

Menyadari pentingnya peran hutan terhadap ekonomi, sosial dan lingkungan termasuk perannya dalam mitigasi perubahan iklim, pemerintah telah berupaya menangani permasalahan di bidang kehutanan antara lain dengan menetapkan kebijakan pemberantasan pencurian dan perdagangan kayu illegal, penanggulangan kebakaran hutan, restrukturisasi sektor kehutanan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan, serta desentralisasi sektor kehutanan. Kebijakan tersebut telah dituangkan dalam rencana strategis kehutanan pada periode kabinet Gotong Royong yang lalu. Untuk periode tahun 2005-2009 telah disusun Rencana Strategis Kementerian NegaraLembaga Renstra-KL Departemen Kehutanan, yang memberi arah pembangunan kehutanan periode tersebut. Renstra-KL ini juga memperhatikan lima kebijakan prioritas pembangunan kehutanan 2005-2009 sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan Menteri Kehutanan No. SK.456Menhut-VII2004, yaitu: - Pemberantasan pencurian kayu di hutan negara dan perdagangan kayu illegal; - Revitalisasi sektor kehutanan khususnya industri kehutanan; - Rehabilitasi dan konservasi sumber daya hutan; - Pemberdayaan ekonomi masyarakat di dalam dan sekitar kawasan hutan; - Pemantapan Kawasan Hutan. Lima kebijakan prioritas tersebut bertujuan untuk mencapai pengelolaan hutan yang lestari. Upaya pengelolaan hutan secara lebih baik melalui penerapan PHL sejalan dengan upaya mitigasi perubahan iklim untuk sektor kehutanan Trextler et al., 2000, yang meliputi : Pengelolaan sumberdaya hutan yang ada secara lebih baik; memperluas penutupan hutan; dan Penggunaan bahan bakar kayu sebagai pengganti bahan bakar fosil. Patosaari 2007, juga menyampaikan hal senada, yang menyebutkan kegiatan yang dapat dilakukan oleh sektor kehutanan untuk mitigasi perubahan iklim, yaitu : - Pengelolaan hutan dengan jenis yang secara potensial dapat menyerap karbon - Pembangunan hutan melalui kegiatan reforestasi dan aforestasi - Mengurangi laju deforestasi dan mengembalikan penutupan hutan - Menciptakan iklim investasi dan akses pasar yang mendukung produk-produk kehutanan yang lestari - Peningkatan penggunaan produk kehutanan seperti bioenergi dan kayu yang tahan lama sebagai substitusi terhadap penggunaan bahan yang kurang ramah lingkungan. Sebagai upaya untuk mencapai tujuan pengelolaan hutan yang lestari, Departemen Kehutanan sedang berupaya untuk membentuk Kesatuan Pengelolaan Hutan KPH, sebagai institusi pengelola hutan di tingkat tapak dalam bentuk unit-unit pengelolaan hutan KPH pada sebagian besar kawasan hutan produksi dan hutan lindung, khususnya di luar Jawa. Secara umum, pengertian KPH adalah merupakan arealwilayah yang didominasi oleh hutan dan mempunyai batas yang jelas, yang dikelola untuk memenuhi serangkaian tujuan yang ditetapkan secara 27 perubahan iklim Ari Wibowo dan Rufiie Gambar Figure 1. Deforestasi di lima pulau besar IndonesiaDeforestation in 5 big islands in Indonesia SumberSouirce : RAN-PI, 2007 eksplisit sesuai dengan rencana pengelolaan jangka panjang. Pembangunan KPH di Indonesia telah menjadi komitmen pemerintah dan masyarakat para pihak, yang telah dimandatkan melalui UU No 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan, PP No 44 Tahun 2004 tentang Perencanan Kehutanan dan PP No 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan, yang bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan hutan yang efisien dan lestari. Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, KPH telah menjadi prasyarat terselenggaranya pengelolaan hutan lestari PHL karena KPH merupakan wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan peruntukannya. Melalui pembangunan KPH diharapkan dapat dicapai sasaran yaitu; 1. Mengurangi degradasi hutan; 2. Tercapainya PHL; 3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat lokal; 4 Stabilisasi penyediaan hasil hutan; 5. Mengembangkan tata pemerintahan yang baik dalam pengelolaan hutan; 6. Percepatan rehabilitasi dan reforestasi; dan 7. Memfasilitasi akses pada pasar karbon.

III. PERANAN HUTAN TERHADAP PERUBAHAN IKLIM