Deforestasi dan Degradasi sebagai ancaman terhadap kelestarian hutan

2.1.2. Sumbangan Sektor Kehutanan terhadap Pembangunan Selama tiga dekade terakhir, sumberdaya hutan telah menjadi modal utama pembangunan ekonomi nasional, yang memberi dampak positif antara lain terhadap peningkatan devisa, penyerapan tenaga kerja dan mendorong pengembangan wilayah dan pertumbuhan ekonomi. BPS 2000 menunjukkan devisa sektor kehutanan pada pelita VI 1992 - 1997 tercatat sebesar US 16.0 milyar, atau sekitar 3,5 dari PDB nasional. Namun demikian pemanfaatan hasil hutan kayu secara berlebihan dan besarnya perubahan kawasan hutan untuk kepentingan non kehutanan menyebabkan timbulnya berbagai permasalahan lingkungan, ekonomi, dan sosial. Sebagai akibatnya laju degradasi hutan antara tahun 1997 - 2003 diperkirakan sebesar 2,83 juta hektar per tahun dengan devisa hanya sebesar US 13.24 milyar, atau terjadi penurunan sebesar 16,6 persen Bappenas, 2003. Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDB nasional selama jangka waktu 1997-2006 tertera pada Tabel 2 berikut: Tabel Table 2. Konstribusi Sektor Kehutanan terhadap PDB Contributor of forestry sector on Bruto Domestic Income Tahun PDB Kehutanan x Rp. 1 milliar PDB Total x Rp. 1 milliar Kontribusi Sektor Kehutanan 1997 9.806,5 627.695,9 1,56 1998 11.700,5 955.753,9 1,22 1999 13.803,8 1.099.731,8 1,26 2000 16.343,0 1.389.769,9 1,18 2001 16.962,1 1.646.322,0 1,03 2002 17.602,4 1.821.833,0 0,97 2003 18.414,6 2.013.674,6 0,91 2004 20.290,0 2.295.826,2 0,88 2005 22.561,8 2.784.960,4 0,81 2006 30.017,0 3.338.195,7 0,90 Keterangan Remark : angka sementara, angka sangat sementara

2.2. Deforestasi dan Degradasi sebagai ancaman terhadap kelestarian hutan

Deforestasi dan degradasi hutan yang terjadi di Indonesia mendorong berkembangnya isu sebagai penyumbang emisi karbon yang cukup signifikan. Di sisi lain, sebagaimana negara berkembang lainnya hutan masih diposisikan sebagai sumberdaya pembangunan ekonomi yang dikhawatirkan akan mempercepat laju deforestasi dan degradasi hutan yang memperbesar emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan. Sampai dengan saat ini, di Indonesia masih terjadi deforestrasi dan degradasi hutan yang meyebabkan penurunan penutupan vegetasi hutan. Berdasarkan data dan hasil analisis Departemen Kehutanan, pada periode 1985-1997 laju deforestasi dan degradasi di Indonesia mencapai 1,8 juta hektar per tahun. Pada periode 1997-2000 terjadi peningkatan laju deforestasi yang cukup signifikan yaitu mencapai rata-rata sebesar 2,8 juta hektar dan menurun kembali pada periode 2000-2005 menjadi sebesar 1,08 juta hektar sebagaimana disajikan pada Gambar 1. Pada periode tahun 1985 sd 1987, penurunan penutupan vegetasi hutan yang sangat besar terjadi di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan pada periode 1997 sd 2000 terjadi selain di Sumatera dan Kalimantan, juga di Papua, yang selanjutnya secara umum terjadi penurunan angka rata-rata penurunan penutupan vegetasi hutan pada periode 2000 sd 2005. Terjadinya deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia antara lain disebabkan oleh kebakaran dan perambahan hutan; Illegal loging dan illegal trading yang antara lain didorong oleh adanya permintaan yang tinggi terhadap kayu dan hasil hutan lainya di pasar lokal, nasional dan global; adanya konversi kawasan hutan secara permanen untuk pertanian, perkebunan, pemukiman, dan keperluan lain; dan adanya penggunaan kawasan hutan di luar sektor kehutanan melalui pinjam pakai kawasan hutan dan pemanenan hasil hutan yang tidak memperhatikan prinsip-prinsip pengelolaan hutan lestari PHL. Sumber Source : Departemen Kehutanan Ministry of Forestry 2007 26 Tekno Hutan Tanaman Vol. No. , 1 1 November 2008, 23 - 32

2.3. Upaya Pelestarian Hutan dan Kaitannya dengan Mitigasi Perubahan Iklim