Riski Muliyani, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN POE BERBANTUAN
REFUTATION TEXT TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENURUNAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATERI FLUIDA STATIS
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Ilmu Pengetahuan Alam IPA selalu terkait terhadap proses mencari tahu tentang  alam secara sistematis  sehingga  IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan  yang  berupa  fakta-fakta,  konsep-konsep,  atau  prinsip-prinsip  saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi  wahana  bagi  peserta  didik  untuk  mempelajari  diri  sendiri  dan  alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan  sehari-hari.  Fisika  merupakan  salah  satu  cabang  dari  IPA  yang diharapkan menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam  sekitar,  serta  prospek  pengembangan  lebih  lanjut  dalam  menerapkannya  di dalam  kehidupan  sehari-hari.  Proses  pembelajaran  menekankan  pada  pemberian
pengalaman  langsung  untuk  mengembangkan  kompetensi  agar  peserta  didik menjelajahi  dan  memahami  alam  sekitar  secara  ilmiah.  Fisika  dimaksudkan
sebagai  wahana  untuk  menumbuhkan  kemampuan  berpikir  yang  berguna  untuk memecahkan  masalah  di  dalam  kehidupan  sehari-hari,  membekali  pengetahuan
dan  pemahaman  kepada  peseta  didik.  Proses  pembelajaran  ini  menekankan  pada pemberian  pengalaman  langsung  untuk  mengembangkan  kompetensi  agar
memahami  alam  sekitar  secara  ilmiah.  Sesuai  dengan  tujuan    utama  pembelajaran fisika  yang  ingin  dicapai  dalam  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan  Permen
No.22 Tahun 2006: 1  Meningkatkan  keyakinan  terhadap  kebesaran  Tuhan  Yang
Maha  Esa  berdasarkan  keberadaan,  keindahan  dan  keteraturan alam  ciptaanNya,  2  Mengembangkan  pemahaman  tentang
berbagai  macam  gejala  alam,  konsep  dan  prinsip  IPA  yang bermanfaat  dan  dapat  diterapkan  dalam  kehidupan  sehari-hari,  3
Mengembangkan  rasa  ingin  tahu,  sikap  positif,  dan  kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA,
lingkungan,  teknologi,  dan  masyarakat,4  Melakukan  inkuiri ilmiah  untuk  menumbuhkan  kemampuan  berpikir,  bersikap  dan
bertindak ilmiah serta berkomunikasi, 5 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan  serta  sumber  daya  alam,  6  Meningkatkan  kesadaran
Riski Muliyani, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN POE BERBANTUAN
REFUTATION TEXT TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENURUNAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATERI FLUIDA STATIS
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
untuk  menghargai  alam  dan  segala  keteraturannya  sebagai  salah satu  ciptaan  Tuhan,  7  Meningkatkan  pengetahuan,  konsep,  dan
keterampilan  IPA  sebagai  dasar  untuk  melanjutkan  pendidikan  ke jenjang selanjutnya.
Berdasarkan  paparan  di  atas,  Pendidikan  IPA  memiliki  tujuan pembelajaran  dari  keterampilan  dasar  hingga  keterampilan  terintegrasi  tentang
sumber  pengetahuan  ilmiah.  Salah  satu  tujuannya  adalah  untuk  membangun pemahaman  yang  mendalam  dari  fenomena  sehingga  siswa  mampu
menggunakannya  dalam  penjelasan  ilmiah.  Salah  satu  karakteristiknya  ialah kemampuan  dan  kepekaan  dalam  menjelaskan  fenomena  alami  dalam  istilah
prinsip yang umum Chase et all, 2010. Kemampuan  siswa  dalam  menerapkan  pemahaman  konsep  dalam  fakta
dan  peristiwa,  diperoleh  dari  pembelajaran  dan  pengalaman  personal  siswa dengan  lingkungan  alami  dalam  penggunaan  konsep  ilmiah,  prinsip-prinsip,
hukum-hukum,  dan  teori  yang  ilmuwan  gunakan  dalam  penjelasan  dan pengamatannya  pada  dunia  nyata  Saleh,  2011.  Fisika  merupakan  salah  satu
cabang  IPA.  Dengan  demikian,  peranan  pembelajaran  fisika  sebagai  salah  satu cabang IPA untuk melatih para siswa agar dapat  menguasai pengetahuan, konsep
dan  prinsip  fisika  dan  menerapkan  konsep  dalam  kehidupan  sehari-hari. Kemampuan memahami konsep harus dimiliki siswa baik itu konsep yang konkret
ataupun konsep yang abstrak Wulandari dan Nasruddin, 2013. Kemampuan  memahami  konsep  merupakan  salah  satu  syarat  dalam
mencapai  keberhasilan  belajar  fisika.  Dengan  pemahaman  konsep  fisika,  maka permasalahan  fisika  dapat  dipecahkan  baik  permasalahan  fisika  yang  ada  dalam
kehidupan sehari-hari maupun permasalahan  fisika dalam bentuk  soal-soal  fisika yang  ada  di  sekolah  Setyawan,  2012.  Banyak  para  pendidik  setuju  bahwa
pengajaran  dan  pembelajaran  sains  harus  mampu  menggerakkan  sebuah  sistem yang  mempromosikan  sebuah  informasi  faktual  yang  mampu  meningkatkan
pemahaman  konsep  siswa  dan  logika  berpikir  Saleh,  2011.  Konsep-konsep fisika  harus  mampu  melibatkan  proses  berpikir.  Hal  itu  dikarenakan  siswa  akan
Riski Muliyani, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN POE BERBANTUAN
REFUTATION TEXT TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENURUNAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATERI FLUIDA STATIS
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mengintegrasikan  pengetahuan  konseptual  yang  baru  saja  diperolehnya  Arends, 2008.
Dalam proses belajar mengajar tidak semua perencanaan berjalan dengan lancar.  Terkadang  ada  siswa  yang  mengalami  „kesulitan‟  dalam  pembelajaran.
„kesulitan‟  ini  harus  dibantu  dengan  memberikan  perlakuan  berupa  pengajaran.
Kegiatan  perbaikan  yang  dimaksud  bukan  sekedar  ulangan  harian    tetapi  juga meyangkut faktor-faktor penyebabnya Ischak  Warji, 1987.
Salah  satu  dampak  siswa  yang  mengalami  kesulitan  belajar  adalah pemahaman  konsep  yang  rendah.  Berdasarkan  hasil  studi  lapangan  di  salah  satu
SMP  Negeri  di  Pandeglang  diperoleh  nilai  rata-rata  pemahaman  konsep  siswa hanya  mencapai  32,60  dari  skala  100.  Di  sekolah  itu  juga  ditemukan    beberapa
miskonsepsi  terkait  fluida  statis  diantaranya  tekanan  hidrostatik  berbanding terbalik  dengan  luas  penampang  wadah,  tekanan  hidrostatik  berbanding  lurus
dengan luas penampang wadah, tekanan hidrostatik yang paling besar adalah yang memiliki  luas  penampang  tabung  yang    kecil,  tekanan  hidrostatik  pada  bejana
berhubungan  tidak  sama  karena  memiliki  kedalaman  yang  berbeda,  tekanan hidrostatik pada bejana berhubungan tidak sama karena memiliki kedalaman yang
berbeda,  tekanan  hidrostatik  yang  paling  besar  adalah  yang  memiliki  tinggi permukaan wadah paling tinggi , dan tekanan hidrostatik yang paling besar adalah
yang  memiliki  luas  penampangnya  kecil,  tekanan  pada  piston  akan  bertambah apabila  luas  penampang  piston  dikurangi,  dan  benda  terapung  apabila  air  dalam
daya  tampung  wadah  lebih  banyak,  semakin  beratbesar  benda  maka  benda tersebut akan tenggelam, semakin kecil benda maka benda akan terapung, dan zat
cair yang lebih kental akan membuat benda terapung. Hal  ini  sejalan  dengan  yang  diungkapkan  oleh
Șahin,  et  all  2010 mengungkapkan bahwa ditemukan miskonsepsi siswa terkait fluida yaitu tekanan
fluida yang dialami oleh objek di dasar wadah yang bagian bawahnya menyempit seperti trapesium terbalik lebih besar dibandingkan tekanan yang dialami benda di
dasar  wadah  yang  bagian  bawahnya  datar  seperti  bentuk  silinder  dengan kedalaman  yang  sama.  Sedangkan  miskonsepsi  yang  terkait  dengan  fluida  yang
Riski Muliyani, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN POE BERBANTUAN
REFUTATION TEXT TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENURUNAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATERI FLUIDA STATIS
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
lainnya  yaitu  pipa  yang  memiliki  ukuran  luas  penampang  yang  kecil  maka tekanan akan semakin besar Satterfield, 2010.
Miskonsepsi yang ditemukan dalam hukum Archimedes antara lain benda terapung  apabila  air  dalam  daya  tampung  wadah  lebih  banyak,  semakin
beratbesar  benda  maka  benda  tersebut  akan  tenggelam,  semakin  kecil  benda maka  benda  akan  terapung,  zat  cair  yang  lebih  kental  akan  membuat  benda
terapung, dan benda tipis datar akan mengapung Yin, et.all, 2008. Miskonsepsi  terjadi  karena  ada  lima  faktor  yaitu  siswa,  pengajar,  buku
teks, konteks dan cara mengajar. Siswa yang memiliki prakonsepsi yang berbeda dengan  konsep  ilmiah  karena  meneka  memiliki  pengalaman  sehari-hari  yang
keliru.  siswa  yang  berangkat  dan  pulang  sekolah  akan  belajar  di  lingkungannya dengan  pengalamannya  sendiri.  Pengalaman  inilah  yang  menciptakan  struktur
mental yang berbeda tentang konsep. Akan tetapi, pada beberapa peristiwa sehari- hari,  terkadang  ada  miskonsepsi  yang  menyesatkan  pemikirannya  Akpinar  dan
Tan, 2011. Buku teks sering menampilkan animasikartun, penjelasan yang keliru mengenai  suatu  konsep  dan  rumus  yang  kelitu  sehingga  menimbulkan
miskonsepsi  pada  siswa.  Sedangkan  dari  cara  mengajar  guru,  guru  hanya menyampaikan  informasi  saja  tanpa  mengungkap  miskonsepsi  yang  dimiliki
siswa.  Guru  juga  memakai  pendekatan  analogi  yang  digunakan  justru  membuat miskonsepsi. Selain itu, guru juga harus menguasai materi dengan baik agar tidak
menyampaikan konsep yang keliru pada siswa Suparno, 2005. Oleh  karena  itu,  diperlukan  suatu  upaya  agar  konsep-konsep  yang  keliru
itu  bisa  diubah  menjadi  konsep  yang  ilmiah.  Siswa  akan  mengalami  perubahan konseptual  apabila  siswa  tersebut  mengalami  konflik  kognitif.  Tujuan  konflik
kognitif  ini  agar  konsepsi  yang  dialami  siswa  goyah  sehingga  siswa  akan mengubah  konsepsi  yang  sebelumnya  dengan  konsepsi  yang  diterima  secara
ilmiah Kang, et.all., 2010. Terdapat  beberapa  upaya  untuk  meminimalkan  miskonsepsi  diantaranya
identifikasi  miskonsepsi  siswa,  menemukan  penyebab  miskonsepsi,  dan  mencari perlakuan  yang  sesuai  untuk  mengatasi  miskonsepsi  Suparno,  2005.  Pada
Riski Muliyani, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN POE BERBANTUAN
REFUTATION TEXT TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENURUNAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATERI FLUIDA STATIS
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
penelitian ini, peneliti memilih langkah yang ketiga yaitu mencari perlakuan yang sesuai untuk mengatasi miskonsepsi.
Dalam  rangka  mengatasi  miskonsepsi  maka  dapat  dilakukan  dengan menggunakan model  pembelajaran dan berbagai  teknik ataupun menggabungkan
keduanya Çepni, et all : 2010. Pembelajaran yang dapat mengatasi miskonsepsi adalah  pembelajaran  yang  melibatkan  siswa  secara  aktif  mengkonstruksi  teks,
diskusi, dan pengalaman secara langsung. Berdasarkan teori kontruktivisme, konsepsi siswa berasal dari pengalaman
sehari-hari sebelum belajar di sekolah. Oleh karena itu, penentuan konsepsi awal siswa  menjadi  penting  karena  diperlukan  untuk  membangun  konsep  yang  ilmiah
melalui  kegiatan  pembelajaran  Driver,  et  all,  2010.  Pembelajaran  konstruktivis mampu  memberikan  informasi
kepada siswa  dalam  mengembangkan
pengatahuannya  sendiri  melalui  interaksi  dengan  lingkungan  sekitarnya Biernacka dalam
İyibil, 2011. Salah  satu  model  pembelajaran  yang  berlandaskan  pandangan
konstruktivis adalah model pembelajaran Predict-Observe-Explain POE. Model POE  ini  dipilih  karena  mampu  memfasilitasi  perubahan  konseptual.  Pada
pembelajaran POE, pada tahap Prediksi banyak terjadi miskonsepsi siswa, namun tidak  muncul  di  tahap  explain  Kele
ᶊ  dan  Demirel,  2010.  Pembelajaran  POE mengharuskan  siswa  untuk  menerapkan  pengetahuan  mereka  untuk  alasan  atau
solusi jawaban Acar sesen dan Chen et.all, 2013. Dalam proses ini, pemahaman siswa  dapat  terungkap.  Dalam  penerapan  pembelajaran  POE,  pemahaman  siswa
dapat diselidiki melalui tiga cara. Pertama, siswa diharuskan melakukan prediksi dari  beberapa  peristiwa  dan  membenarkan  prediksinya.  Kedua,  siswa  harus
mendeskripsikan apa yang mereka lihat. Ketiga, mereka harus mengaitkan antara prediksi  dengan  hasil  observasinya.  Pada  model  pembelajaran  POE,  siswa  akan
mengalami  perubahan  konseptual  pada  tahap  observe  karena  siswa  mengalami konflik  kognitif.  Konflik  kognitif  terjadi  karena  hasil  prediksi  mereka  berbeda
dengan  hasil  pengamatan  mereka,  sehingga  pada  tahap  explain  siswa  akan mengganti pra konsepsinya dengan konsepsi ilmiah Co
ᶊtu, et.all, 2012.
Riski Muliyani, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN POE BERBANTUAN
REFUTATION TEXT TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENURUNAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATERI FLUIDA STATIS
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Namun  pembelajaran  POE  memiliki  kelemahan  diantaranya  sulitnya menulis  penjelasan  pada  tahap  explain  dan  sulit  memberikan  alasan  atas
penjelasannya  Joyce,  2006  dan  siswa  kurang  yakin  dengan  penjelasan  pada tahap  explain  yang  telah  ditulis  Acar  Sesen,  2013.  Oleh  karena  itu,  untuk
menutupi  kelemahan  model  pembelajaran  POE  maka  peneliti  menggunakan  teks bacaan alternatif yang disebut Refutation Text RT.
RT  adalah  teks  yang  berisi  penjelasan  yang  dapat  mengaktifkan  antara pengetahuan  awal  dengan  konsepsi  baru  secara  bersama  dan  kemudian
mengintegrasikannya  dengan  informasi  yang  tertera  pada  teks  RT  adalah  teks yang  didesain  untuk  menyatakan  miskonsepsi,  kemudian  disanggah  secara
eksplisit kemudian diberikan sebuah penjelasan yang dapat diterima secara ilmiah sebagai  sebuah  logika  yang  masuk  akal  Broughton,  et.all,  2010.  RT  dapat
membantu  siswa  memberikan  penjelasan  dengan  lebih  yakin  sehingga pemahaman siswa menjadi lebih baik. Siswa yang memiliki rasa percaya diri atas
kemampuannya untuk belajar, secara tidak langsung meningkatkan kemungkinan terjadinya  perubahan  konseptual  karena  berhubungan  dengan  tujuan  utama
pembelajaran Clark, 2012. Oleh  karena  itu,  untuk  memfasilitasi  perubahan  konseptual  dari
miskonsepsi  menjadi  konsep  yang benar digunakanlah model pembelajaran POE berbantuan  RT.  Model  pembelajaran  POE  berbantuan  RT  ini  adalah  model
pembelajaran dengan menggunakan tiga tahapan dalam model pembelajaran POE yaitu  predict-observe-explain  kemudian  setelah  tahapan  explain,  siswa  diberikan
bahan  bacaan  berupa  RT.  Pada  model  pembelajaran  POE,  siswa  mengalami perubahan  konseptual  pada  tahap  observasi  karena  pada  tahap  ini  siswa
mengalami konflik kognitif. Konflik kognitif terjadi karena hasil prediksi mereka berbeda  dengan  hasil  pengamatan  mereka.  Agar  siswa  mampu  mengatasi
ketidakpuasan atas penjelasan terhadap penjelasan siswa maka diberikanlah bahan bacaan  alternatif  yaitu  RT.  Dengan  demikian  siswa  mengalami  perubahan
konseptual  dan  keyakinan  terhadap  konsepsi  baru  yang  ditemukannya  yang berbeda dengan konsepsi awal mereka.
Riski Muliyani, 2015 PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PREDICT-OBSERVE-EXPLAIN POE BERBANTUAN
REFUTATION TEXT TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN PENURUNAN KUANTITAS MISKONSEPSI SISWA SMP PADA MATERI FLUIDA STATIS
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan  latar  belakang  masalah  di  atas,  maka  penulis  bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai model pembelajaran POE, RT, peningkatan
pemahaman konsep, dan kuantitas miskonsepsi siswa dengan judul:
Pengaruh  Penerapan  Model  Pembelajaran  Predict-Observe-Explain POE  Berbantuan  Refutation  Text  terhadap  Peningkatan  Pemahaman
Konsep  dan  Penurunan  Kuantitas  Siswa  yang  Miskonsepsi  pada  Materi Fluida Statis
1.2 Rumusan Masalah