Analisis keterampilan proses sains siswa pada model pembelajaran predict, observe, explain (poe) pada materi asam basa

ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA MODEL
PEMBELAJARAN PREDICT, OBSERVE, EXPLAIN (POE) PADA
MATERI ASAM BASA

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:
FARHANA IQBALIA P
NIM 1110016200038

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

KEMENTERIAN AGAMA
UIN JAKARTA

FITK

FORM (FR)

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia

No. Dokumen

:

FITK-FR-LABF-023

Tgl. Terbit

:

1 Maret 2010

No. Revisi:


:

01

Hal

:

1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama

: Farhana Iqbalia P

Tempat/Tgl.Lahir

: Malang/26 Agustus 1992


NIM

: 1110016200038

Jurusan/Prodi

: Pendidikan IPA/ Pendidikan Kimia

Judul Skripsi

: Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa dengan Model
Predict, Observe, Explain (POE) Pada Materi Asam Basa

Dosen Pembimbing

: 1. Tonih Feronika, M.Pd
2. Nanda Saridewi, M.Si

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya
bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.


Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, Oktober 2015
Mahasiswa Ybs.

Materai 6000

Farhana Iqbalia P
NIM. 1110016200038

ABSTRAK

Farhana Iqbalia P (NIM: 1110016200038). Analisis Keterampilan Proses Sains
Siswa dengan Model Predict, Observe, Explain (POE) pada Materi Asam Basa.
Skripsi, Program Studi Pendidikan Kimia, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) kualitas keterampilan proses sains siswa
pada materi asam basa, 2) mengetahui aspek keterampilan proses sains dengan

persentase tertinggi dan terendah pada siswa, dan 3) mengetahui respon siswa
terhadap kegiatan pembelajaran melalui model Predict, Observe, Explain (POE).
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif. Teknik pengambilan sampel
dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar
observasi, lembar kegiatan siswa, dan wawancara. Teknik analisis data dihitung
berdasarkan jumlah data checklist pada lembar observasi berdasarkan pedoman
skala likert dan penilaian lembar kegiatan siswa berdasarkan pedoman penilaian
yang telah dibuat.. Data yang sudah dijumlahkan dihitung rata-ratanya kemudian
dipersentasekan pada setiap aspek keterampilan proses sains sehingga diperoleh
persentase nilai rata-rata aspek keterampilan proses sains siswa secara keseluruhan.
Hasil persentase yang diperoleh kemudian dikategorikan berdasarkan 5 kategori
yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang. Hasil penelitian
disimpulkan bahwa 1) kemampuan keterampilan proses sains siswa yang termasuk
dalam kategori rata-rata sangat baik adalah observasi dan klasifikasi. Keterampilan
hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat bahan, prediksi, menerapkan
konsep dan mengkomunikasikan termasuk dalam kategori rata-rata baik. Sedangkan
mengajukan pertanyaan dan interpretasi termasuk dalam kategori rata-rata cukup,
2) Aspek keterampilan proses sains dengan persentase tertinggi adalah keterampilan
mengobservasi dengan persentase sebesar 96,02% dengan kategori sangat baik.
Sedangkan persentase terendah adalh keterampilan interpretasi dengan persentase

sebesar 60,68% 3) Siswa senang belajar dengan model pembelajaran POE karena
banyak melibatkan siswa dalam proses belajar sehingga siswa dituntut aktif dalam
mengembangkan keterampilan proses sainsnya. Sedangkan diskusi kelompok dapat
mengembangkan kemampuan siswa dlam berkomunikasi dan hubungan sosial antar
siswapun semakin meningkat.
Kata kunci: Keterampilan Proses Sains; Model Predict, Observe, Explain (POE);
Asam Basa

ii

ABSTRACT

Farhana Iqbalia P (NIM: 1110016200038). The Analysis of Students Science
Process Skills with the Model of Predict, Observe, and Explain (POE) on AcidBase Materials. Thesis, Chemistry Education Program, Science Education
Major, the Faculty of Education and Teaching, Syarif Hidayatullah State
Islamic University Jakarta.
The purpose of this research is to discover 1) the quality of students’ science process
skills on the acid-base material, 2) the aspect of science process skills with the
highest and the lowest percentage of students, and 3) the students’ responses to
learning activities through the model of Predict, Observe, and Explain (POE). The

research method used is descriptive method. Purposive sampling technique is used in
collecting the sample of research. While in collecting the data of research the
observation sheets, student activity sheet, and interviews are used. The data analysis
technique is calculated based on the amount of data on observation
sheet checklist based on the Likert scale guidelines and the assessment of student
activity sheet based on assessment guidelines that have been made. The data that has
been calculated are summed up on its average then percentage on every aspect
of science process skills in order to obtain the percentage of average values of
students science process skills aspect overall. The percentage obtained is
then categorized based on five categories: very good, good, fair, less, and very
less. The final conclusion is that 1) the ability of science process skills of students
who
fall
into
the
average
very
good
category
are

the observation and classification. Skills hypotheses, planning experiments, using
a tool, material, predicting, implementing and communicating the concepts
are belong to the category of good average. Meanwhile, asking
questions and interpreting are compiled in the category of pretty average, 2)
the aspects of science process skills with the highest percentage
is observing skills with a percentage of 96.02% with a very good category.
Meanwhile the lowest percentage is interpreting skills with a percentage of 60.68%.
3) Students enjoy learning with POE learning model because it is involving the role
of students in the learning process so that their active roles are recquired in order to
develop their science process skills. While for the group discussion can develop
students' communication skills so that eventually students’ social relationships are
getting close.
Keywords : Science process skills; Model Predict, Observe, Explain (POE); Acidbase

iii

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahiim Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji Syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini sesuai harapan dengan judul “Analisis Keterampilan Proses Sains Siswa dengan
Model Predict, Observe, Explain (POE) pada Materi Asam Basa”. Shalawat serta
salam juga tak lupa tercurah kepada baginda Nabi besar kita, Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga dan sahabatnya yang membawa kita semua dari zaman Jahiliyah
menuju zaman yang terang-benderang. Semoga kita selalu berada dalam syafa’at-Nya.
Aamiin. Pada dasarnya, banyak kesulitan yang penulis alami selama penyusunan
skripsi ini. Tetapi, atas bantuan dan banyak partisipasi dari berbagai pihak, skripsi ini
pun dapat selesai. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada:
1.

Keluarga, ibu tercinta, wanita terhebat yang tiada lelah memberi doa restu,
perhatian, cinta, kasih dan sayang yang tiada putus dan selalu mengajarkan untuk
terus berjuang untuk meraih apa yang di inginkan dan cita-citakan. Bapak, yang
selalu memberi dukungan secara moril dan materiil, doa dan semangat tiada henti
tanpa putus asa. Serta adikku tercinta dan satu-satunya, yang tidak pernah lelah
menyemangati dan memberi dukungan sehingga penulis mampu mencapai
pendidikan di jenjang Universitas.

2.


Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

4.

Burhanudin Milama, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.

5.

Bapak Tonih Feronika, M.Pd., selaku pembimbing I yang telah membimbing dan
memberi banyak arahan dan perhatiannya kepada penulis selama penyusunan
skripsi ini.

iv

6.

Ibu Nanda Saridewi, M.Si., sebagai pembimbing II yang telah membimbing dan
memberi banyak arahan serta menyemangati penulis selama penyusunan skripsi.

7.

Doden-dosen Program Studi Kimia Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta atas semua ilmu dan
pengalaman yang telah diberikan.

8.

Teman-teman Pendidikan Kimia angkatan 2010 khususnya Tianur Secha, Tiwi
Desrina, Ade Irma Nur, dan Fauzia Amina yang saling menyemangati dan
memberikan motivasi.

9.

Sahabat seperjuangan selama penyusunan skripsi M. Atras Marami dan Selly Tri
Minati yang selalu menemani penulis dalam proses penyelesaian skripsi.

10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu

per satu, yang telah

membantu hingga tersusunnya karya ini.

Akhirnya, hanya kepada Allah jualah penulis persembahkan semuanya.
Ditengah-tengah khasanah ilmu pengetahuan yang sangat luas, penyusun tetap
berharap semoga karya ini dapat menjadi sumbangsih dan bermanfaat bagi adik-adik
jurusan pendidikan IPA khususnya program studi kimia. Semoga Allah SWT.
membalas semuanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun senantiasa penulis harapkan agar dapat menjadi
masukkan di waktu mendatang.. Semoga karya ini dapat memberikan kontribusi dan
motivasi bagi pengembangan IPTEK dan peningkatan kualitas pendidikan di
Indonesia. Amin.

Jakarta, Desember 2015

Penulis

v

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK .........................................................................................................

i

KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................

v

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................

1

A. Latar Belakang Masalah .............................. ...............................

1

B. Identifikasi Masalah ......................................................................

6

C. Pembatasan Masalah

..................................................................

6

D. Perumusan Masalah

...................................................................

7

E. Tujuan Penelitian ........................................................................

7

F. Manfaat Penelitian .......................................................................

7

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, PENELITIAN RELEVAN
DAN KERANGKA BERPIKIR.........................................................

9

A. Deskripsi Teoritis

................... ....................................................

9

1. Keterampilan Proses Sains (KPS).........................................

9

a. Pengertian Keterampilan Proses Sains ............................

9

b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains ............................ 10
c. Peranan guru dalam mengembangkan KPS .................... 15
2. Model Pembelajaran POE (Predict, Observe, Explain)........ 20
a. Unsur-unsur Model Pembelajaran POE .......................... 22
3. Materi Asam Basa ................................................................. 23
B. Keranka Berpikir............................................................................ 31
C. Peneltian Relevan .......................................................................... 32

v

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ....................................................... 35
A. Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................ 35
B. Metode Penelitian .......................................................................... 35
C. Populasi dan Sampel ...................................................................... 37
D.

Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 38

E.

Instrumen Penelitian ...................................................................... 40

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ............................................ 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 48
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 48
1. Hasil Pengamatan KPS Siswa Berdasarkan
Lembar Observasi…………………………………………… 48
2. Hasil Penilaian KPS Berdasarkan LKS………………………. 49
3. Hasil Wawancara …………………………………………….. 50
B. Pembahasan ..................................................................................... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 78
A. Kesimpulan ..................................................................................... 78
B. Saran ............................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 80
LAMPIRAN ........ ............................................................................................. 81

vi

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1

Kerangkan Berpikir…………………......................................... 31

Gambar 4.1

Nilai Persentase KPS Berdasarkan Lembar Observasi……...... 55

Gambar 4.2

Nilai Persentasi KPS Berdasarkan penilaian LKS…….……… 57

Gambar 4.3

Kegiatan Pengamatan Siswa Observasi...................................... 60

Gambar 4.4

Kegiatan Pengamatan Siswa Klasifikasi.................................... 62

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator........................................... 14
Tabel 2.2 Hubungan Nilai pH dan pOH dalam Larutan Asam Basa................. 27
Tabel 2.3 Hubungan Keterampilan Proses Sains Siswa dengan Model Predict
Observe, Explain (POE).................................................................... 30
Tabel 3.1 Perhitungan Skala Pengukuran……………...................................... 46
Tabel 4.1 Nilai Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan
Lembar Observasi………………....................................................... 48
Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Keterampilan Proses Sains Siswa Berdasarkan
Penilaian Lembar Kegiatan Siswa (LKS)........................................... 49

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1

Perhitungan Kualitas Keterampilan Proses Sains Siswa………… 81

Lampiran 2

Lampiran KPS Lembar Observasi Praktikum 1…………………. 83

Lampiran 3

Lampiran KPS Lembar Observasi Praktikum 2...……………….. 85

Lampiran 4

Lampiran KPS Lembar Kerja Siswa Praktikum 1...…………….. 87

Lampiran 5

Lampiran KPS Lembar Kerja Siswa Praktikum 2..………………89

Lampiran 6

Lembar Kerja Siswa Praktikum 1…………… …………………..91

Lampiran 7

Lembar Kerja Siswa Praktikum 2……………………………….. 100

Lampiran 8

Form Lembar Observasi Praktikum 1............................................ 109

Lampiran 9

Form Lembar Observasi Praktikum 2…………………………… 112

Lampiran 10 Kisi-Kisi Lembar Observasi Praktikum 1……………………….. 115
Lampiran 11 Kisi-Kisi Lembar Observasi Praktikum 2……………………….. 121
Lampiran 12 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Praktikum 1…………….. 127
Lampiran 13 Rubrik Penilaian Lembar Kerja Siswa Praktikum 2…………….. 138
Lampiran 14 Lembar Wawancara Praktikum 1………………………………... 149
Lampiran 15 Lembar Wawancara Praktikum 2………………………………... 151
Lampiran 16 Transkip Data Wawancara 1…...………………………………... 153
Lampiran 17 Transkip Data Wawancara 2…...………………………………... 159
Lampiran 18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran……………………………... 166
Lampiran 19 Lembar Pernyataan Validasi Judgement....................................... 189
Lampiran 21 Lembar Uji Referensi

xi

BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan wadah untuk berlatih, berkreasi, mewujudkan cita-cita
manusia yang berkualitas serta melatih keterampilan di dalam bidang tertentu.
Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu
kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. 1 Pendidikan bermaksud membantu
peserta

didik

untuk

menumbuhkembangkan

potensi-potensi

kemanusiaannya. 2

Pendidikan di sekolah tidak bisa lepas dari kegiatan belajar mengajar yang meliputi
seluruh aktivitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh
kecakapan pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Tercapainya tujuan
pembelajaran menjadi cerminan prestasi belajar siswa setelah mengikuti proses belajar
mengajar. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru sebagai salah satu unsur
pendidik, agar mampu melaksanakan tugas profesionalnya adalah memahami bagaimana
peserta didik belajar dan bagaimana mengorganisasikan proses pembelajaran yang
mampu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak peserta didik, serta
memahami tentang bagaimana siswa belajar. 3 Dalam proses belajar mengajar, baik siswa
maupun guru tidak terlepas dengan ilmu pengetahuan. Setiap ilmu pengetahuan memiliki
karakteristik spesifik yang membedakan ilmu tersebut dengan ilmu lainnya.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu cabang pokok ilmu
pengetahuan yang didalamnya terdapat berbagai cabang keilmuan, antara lain ilmu fisika,
imu biologi, dan ilmu kimia. Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung
untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar

1

Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2003), Cet.

15, h. 35.
2

Umar Tirtarahardja dan S. L. La Sulo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2005), Cet. 2, h. 1.

3

Udin S. Winataputra, dkk., Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), Cet. 3,

h. 1.

1

2

melalui proses mencari ”tahu” dan ”berbuat”, hal ini akan membantu siswa untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. 4
Salah satu cabang ilmu pengetahuan yang harus dikuasai siswa di SMA/MA
adalah kimia. Ilmu pengetahuan tentang kimia adalah ilmu yang mencakup sejumlah
aspek mengenai bahan-bahan kimia. 5 Ilmu Pengetahuan alam (IPA) menekankan pada
keterampilan proses sains siswa dalam setiap proses pembelajarannya. Pembelajaran IPA
menekankan pada pengalaman langsung siswa dalam mengembangkan kompetensinya
agar mencari tahu alam sekitar melalui proses menemukan. Belajar bukanlah menghafal
sejumlah fakta atau informasi. 6 Belajar dengan pengalaman mencari tahu akan lebih
dipahami secara mendalam. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. 7 Namun, yang menjadi masalah bagi dunia
pendidikan saat ini adalah berkaitan dengan mutu pendidikan, terutama kualitas
keterampilan proses sains yang masih sangat rendah. Berdasarkan studi lapangan dan
wawancara yang dilakukan di SMA Al-Hasra, peneliti dapat menyimpulkan beberapa
permasalahan yaitu pembelajaran kimia banyak ditemui masih diarahkan pada
penguasaan konsep materi saja, tetapi tidak diarahkan pada pengembangan keterampilan
dan sikap ilmiah siswa agar tujuan pendidikan kimia keseluruhan dapat tercapai. Sebagai
bagian dari ilmu sains, kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang sampai saat ini
masih dinilai sulit untuk dipahami baik dari segi konsep maupun penerapannya. Hal ini
menyebabkan sebagian besar siswa merasa sulit untuk mempelajari ilmu tesebut lebih
dalam. Gurupun akan menempuh jalan termudah yakni menginformaskan fakta dan
konsep melalui metode ceramah karena harus mengejar ketentuan kurikulum. Akibatnya
siswa hanya memiliki banyak pengetahuan tanpa dilatih untuk menemukan pengetahuan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Pembelajaran kimia yang
dilakukan di sekolah memang cenderung menekankan pada menghafal konsep dan belum
mengembangkan metode-metode yang bervariasi, maka ada saja siswa yang
4

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h. 48.
5

James. E Brady, Kimia Universitas Asas dan Struktur. (Jakarta:Binarupa Aksara, 1999), h.3.

6

Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana), Cet. 1, h. 225.

7

Ibid.

3

menggunakan cara cepat seperti menghafal untuk mengatasi kesulitan memahami materi
pelajaran kimia.
Para siswa memang memiliki sejumlah pengetahuan, namun banyak pengetahuan
itu diterima dari guru sebagai sebuah informasi saja, sedangkan mereka sendiri tidak
dibiasakan untuk menemukan sendiri pengetahuan atau informasi itu. 8 Menurut Zulfiani
dkk, pendekatan proses adalah pendekatan pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau penyusunan suatu konsep
sebagai suatu keterampilan proses sains. 9 Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu
pengetahuan dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan. Belajar
memerlukan banyak kegiatan, agar anak memperoleh pengalaman guna mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman, sikap dan nilai, serta pengembangan keterampilan. 10
Mengajar dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan kepada siswa bekerja
dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceritakan atau mendengarkan cerita tentang
ilmu pengetahuan. Sedangkan siswa dapat menjadi pelajar yang aktif, tidak pasif. Banyak
guru yang terkecoh oleh sikap siswa yang pura-pura aktif padahal sebenarnya tidak.
Misalnya, ada siswa yang sepertinya memerhatikan guru sambil mengangguk-anggukkan
kepala, padahal secara mental sebenarnya ia tidak memerhatikan, pikirannya jauh
melayang ke rumah atau ke tempat lain. Menurut Funk, menggunakan keterampilan
proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan produk ilmu
pengetahuan sekaligus. Proses pembelajaran hendaknya mendorong siswa turut serta
secara aktif dalam memperoleh dan membangun pengetahuannya sendiri dengan
melibatkan keterampilan-keterampilan yang dimiliki sehingga siswa akan memperoleh
pengalaman belajar secara langsung dan diharapkan pembelajaran akan lebih bermakna.
Salah satu keterampilan yang perlu dimiliki siswa adalah keterampilan proses sains yang
dapat membantu siswa dalam menemukan atau memperoleh ilmu pengetahuan dan
memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan proses sains
8

Conny semiawan, dkk. Pendekatan Keterampilan Proses, (Jakarta: Gramedia, 1992), h. 6.

9

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h. 93.
10

Lembaga

Oemar Hamalik, Dasar-dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007),
Cet.1, h. 109.

4

merupakan keterampilan-keterampilan yang biasa dilakukan ilmuwan untuk memperoleh
pengetahuan. 11 Sudah sewajarnya apabila keterampilan proses menjadi bagian yang tak
terpisahkan (milik) guru Sains pada jenjang pendidikan manapun. 12
Materi asam basa merupakan materi kimia yang diajarkan pada kelas XI IPA
SMA semester genap. Pada materi asam

basa terdapat konsep yang memerlukan

pengamatan siswa sehingga diharapkan siswa dapat mengamati gejala-gejala,
menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, dan

menarik kesimpulan.

Kegiatan-kegiatan tersebut merupakan proses ilmiah sehingga membutuhkan metode
pembelajaran yang tepat. Materi asam basa merupakan materi yang berisi konsep dan
hafalan yang membutuhkan kemampuan berpikir serta berkaitan dengan konsep-konsep
yang belum pernah diajarkan sebelumnya. Oleh karena itu untuk mengajarkan materi
asam basa kepada siswa diperlukan metode pembelajaran yang melibatkan keaktifan
siswa dalam memperoleh pengetahuan atau konsep sehingga dapat lebih dipahami dan
tahan lama dalam ingatan siswa.
Pendekatan keterampilan proses dapat diartikan sebagai wawasan atau anutan
pengembangan keterampilan-keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber
dari kemampuan-kemampuan mendasar yang pada prinsipnya telah ada dalam diri
siswa. 13 Pada dasarnya siswa memiliki keterampilan dalam belajar seperti keterampilan
bertanya, hipotesis, investigasi (merencanakan percobaan), observasi (pengamatan),
klasifikasi

(mengelompokkan),

prediksi

(meramalkan),

interpretasi

(menafsirkan

pengamatan), dan komunikasi. Namun keterampilan-keterampilan tersebut terkadang
tidak muncul, maka diperlukan adanya pendekatan pembelajaran yang mampu
memunculkan keterampilan proses sains siswa tersebut. Salah satu model pembelajaran
kooperatif yang cocok diterapkan pada materi asam basa dan dapat mendorong siswa
terlibat aktif dalam proses pembelajaran adalah model pembelajaran POE (PredictObserve-Explain). Dengan demikian, materi kimia dapat disajikan lebih menarik
sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar dan menghilangkan persepsi
11

Lembaga

12

Nuryani R, Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), Cet. 1, h. 76.

13

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), Cet. 5, h. 138.

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Penelitian UIN Jakarta, 2009), Cet.1, h. 51.

5

buruk siswa terhadap pelajaran kimia. Dengan model pembelajaran POE siswa diarahkan
dan diajak menemukan sendiri konsep pengetahuan dari pengamatan melalui metode
eksperimen di laboratorium. Model POE dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa karena
mereka akan menjadi lebih kritis dan menjadi ingin tahu mengenai apa yang sebenarnya
terjadi sehingga dapat membuktikan sendiri keadaan yang sebenarnya. Model
pembelajaran POE dapat mencakup cara-cara yang dapat ditempuh oleh seorang guru
untuk membantu siswa dalam meningkatkan pemahaman konsepnya, maupun
psikomotor.
Secara umum proses pembelajaran yang dilakukan selama ini jarang yang
mencakup dalam beberapa tahapan POE. Siswa tidak diminta untuk meramalkan dan
menemukan sendiri konsep, sehingga banyak siswa yang tidak terlibat langsung dalam
pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti mengajukan model pembelajaran POE untuk
diterapkan dalam proses pembelajaran. Penerapan

model pembelajaran POE dalam

proses pembelajaran memerlukan keterlibatan kemampuan berfikir dan keterampilanketerampilan siswa secara maksimal agar setiap tahapan dapat berjalan efektif sehingga
pembelajaran akan lebih bermakna. Salah satu keterampilan yang diperlukan yaitu
keterampilan proses sains.
Model pembelajaran POE mampu merangsang peserta didik untuk lebih kreatif
khususnya dalam mengajukan prediksi. Sehingga kemudian siswa akan melakukan
eksperimen untuk mencari tahu hasil prediksinya, dan akhirnya peserta didik mengetahui
sesuai atau tidaknya antara hasil pengamatan dengan prediksinya. Dalam model POE
pada tahap predict, siswa diberi kesempatan untuk memprediksi atau membuat dugaan
sementara terhadap sesuatu yang akan di observasi. Kemudian pada tahap observe, siswa
diberi kesempatan untuk mencari sebanyak-banyaknya informasi dengan memaksimalkan
keterampilan proses yang dimiliki, serta melakukan observasi terhadap suatu fenomena
atau objek menggunakan panca inderanya. Siswa juga diberi kesempatan lebih luas dalam
berkomunikasi dan menerapkan konsep agar pemahamannya lebih luas dalam tahap
explain. Dengan demikian, penerapan model pembelajaran POE dapat digunakan untuk
membantu memunculkan keterampilan proses sains siswa. Analisis keterampilan proses
sains siswa menggunakan model pembelajaran POE ini dapat diterapkan pada materi
asam basa. Indikator keterampilan proses sains yang akan dikembangkan dan model

6

pembelajaran POE akan diterapkan dan disesuaikan dengan kompetensi dasar materi
asam basa.
Serangkaian uraian tersebut mendorong peneliti untuk melakukan penelitian
mengenai “Analisis Keterampilan Proses Sains (KPS) Siswa dengan Model Predict,
Observe, Explain (POE) pada Materi Asam Basa.”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telahh diuraikan, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah diantaranya :
1. Siswa cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran mata pelajaran kimia.
2. Proses belajar mengajar yang terjadi di SMA Al-Hasra masih menggunakan metode
yang kurang bervariasi dan kurang menekankan keterampilan proses sains pada mata
pelajaran kimia.
3. Masih banyak guru-guru yang tidak menggunakan pendekatan keterampilan proses
pada mata pelajaran kimia.
4. Model yang digunakan dalam penyampaian materi kimia kurang sesuai dengan materi
yang bersangkutan.

C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pembatasan masalah terhadap masalah
penelitian yang akan dilakukan yaitu:
1. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode eksperimen dengan model
Predict, Observe, Explain (POE).
2. Penelitian keterampilan proses sains siswa yang diteliti meliputi sepuluh aspek yaitu,
keterampilan bertanya, memprediksi, berhipotesis, mengamati, mengklasifikasi,
merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan konsep,
interpretasi dan berkomunikasi.
3. Pokok bahasan yang diteliti yaitu pada materi asam basa.

7

D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada maka penulis merumuskan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut :
1. Bagaimana keterampilan proses sains pada materi sam basa melalui model Predict,
Observe, Explain (POE)?
2. Bagaimana respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran pada materi asam basa
melalui model Predict, Observe, Explain (POE)?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui keterampilan proses sains siswa pada materi asam basa melalui
model Predict, Observe, Explain (POE)
2. Untuk mengetahui respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran pada materi asam
basa melalui model Predict, Observe, Explain (POE)

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
1. Bagi siswa
Mengetahui keterampilan proses sains yang dimiliki oleh siswa dan dapat belajar
melatih kemampuan berpikirnya melalui model pembelajaran POE sehingga mereka
dapat mengembangkan keterampilan proses sainsnya menjadi siswa yang lebih aktif,
kreatif, percaya diri, dan mandiri dalam belajar.
2. Bagi Guru
Memberikan informasi dan diharapkan dapat menjadi masukan dalam
memperluas pengetahuan dan wawasan guru mengenai penerapan

model

pembelajaran POE dalam proses pembelajaran sebagai salah satu upaya dalam
meningkatkan kemampuan keterampilan proses sains dan kualitas pembelajaran.

8

3.

Bagi Peneliti
Bagi peneliti, penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan
pengalaman dalam menggunakan model POE sebagai asesmen untuk mengukur
peningkatan kemampuan keterampilan proses sains siswa, serta dapat mengetahui
bagaimana kualitas dan perkembangan keterampilan proses sains siswa.

BAB II
DESKRIPSI TEORITIS

A. Landasan Teori
1. Keterampilan Proses Sains (KPS)
a. Pengertian Keterampilan Proses Sains
Keterampilan

proses

sains

merupakan

suatu

keterampilan-

keterampilan yang biasa dilakukan oleh para ilmuan untuk memperoleh
pengetahuan. 1 KPS sangat penting bagi setiap siswa sebagai bekal untuk
menggunakan metode ilmiah dalam mengembangkan sains serta
diharapkan memperoleh pengetahuan baru untuk mengembangkan
pengetahuan yang telah dimiliki.
Keterampilan proses sains dalam pembelajaran merupakan suatu
pengolahan kegiatan belajar mengajar yang melibatkan kemampuan dan
keterampilan siswa secara aktif dan kreatif dalam proses perolehan hasil
belajar. Keterampilan proses sains melibatkan keterampilan-keterampilan
kognitif atau intelektual, manual dan sosial. 2 Hal ini bertujuan untuk
mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar sains, sikap ilmiah dan
sikap kritis siswa. Keterampilan manual jelas terlibat dalam keterampilan
proses karena mungkin mereka melibatkan penggunaan alat dan bahan,
pengukuran, penyusunan atau perakitan alat. 3
Seperti SAPA (Science A Process Approach) pendekatan keterampilan
proses sains (KPS) merupakan pendekatan pembelajaran yang berorientasi
kepada proses IPA. 4 Namun dalam pelaksanaannya, SAPA tidak
1

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini,
Penelitian UIN Jakarta, 2009), h.51

Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga

2

Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h.78

3

Ibid.

4

Ibid.

9

10

mementingkan konsep. SAPA menuntut pengembangan pendekatan
proses secara utuh yaitu metode ilmiah dalam setiap pelaksanaannya,
sedangkan jenis-jenis keterampilan proses dalam pendekatan KPS dapat
dikembangkan secara terpisah-pisah, bergantung metode yang digunakan.
Keterampilan proses sains dapat memberikan bekal kepada siswa untuk
membentuk konsep sendiri dan cara bagaimana untuk mempelajari suatu
temuan, mengembangkan kemampuan diri siswa sendiri, membantu
berpikir konkret serta mengembangkan kreatifitas siswa. Keterampilan
proses bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk menyadari,
memahami, dan menguasai rangkaian bentuk kegiatan yang berhubungan
dengan hasil belajar yang telah dicapai siswa.
b. Jenis-jenis Keterampilan Proses Sains
Keterampilan proses sains terdiri atas sejumlah keterampilan yang satu
sama lain sebenarnya tak dapat dipisahkan, namun ada penekanan khusus
dalam masing-masing keterampilan proses tersebut. Berikut merupakan
jenis-jenis keterampilan proses sains dan karakteristiknya :
1) Melakukan pengamatan (Observasi)
Menggunakan indera penglihat, pembau, pendengar, pengecap, dan
peraba serta menggunakan fakta yang relevan dan memadai dari hasil
pengamatan juga termasuk keterampilan proses mengamati. 5 Melalui
kegiatan mengamati, kita belajar tentang dunia sekitar. Mengobservasi
beda dengan melihat. Kita menggunakan semua indra untuk melihat,
mendengar, merasa, mengecap, dan mencium. Dalam mengobservasi
kita memilah mana yang dianggap penting dari yang kurang atau tidak
penting. 6 Mengamati merupakan keterampilan paling dasar dalam
proses memperoleh ilmu pengetahuan serta merupakan hal terpenting
untuk mengembangkan keterampilan keterampilan proses yang lain.

5

Ibid.

6

Conny Semiawan, Pendekatan Ketrampian Proses, (Jakarta: Gramedia, 1985), h.19.

11

2) Menafsirkan pengamatan (Interpretasi)
Kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan data adalah salah
satu keterampilan penting yang umumnya dikuasai oleh para ilmuwan.7
Dalam

menafsirkan

pengamatan

dilakukan

pencatatan

hasil

pengamatan dan menghubung-hubungkan hasil pengamatan dari satu
seri pengamatan. Interpretasi meliputi keterampilan mencatat hasil
pengamatan dengan bentuk angka-angka, menghubung-hubungkan
hasil pengamatan, menemukan pola keteraturan dari satu seri
pengamatan hingga memperoleh kesimpulan. 8
3) Mengelompokkan (Klasifikasi)
Proses pengelompokkan tercakup beberapa kegiatan seperti
mencari perbedaan, mengontraskan, ciri-ciri, mencari

kesamaan,

membandingkan, dan mencari dasar penggolongan. 9 Agar kita
memahami sejumlah besar objek, peristiwa, dan segala yang ada di
kehidupan sekitar kita, lebih mudah apabila menentukan berbagai jenis
golongan. Menentukan golongan dengan mengamati persamaan,
perbedaan, dan hubungan serta pengelompokan objek berdasarkan
kesesuaian dengan berbagai tujuan. 10
4) Meramalkan (Prediksi)
Keterampilan meramalkan atau prediksi mencakup keterampilan
mengajukan perkiraan tentang sesuatu yang belum terjadi berdasarkan
suatu kecendrungan atau pola yang sudah ada. 11 Para ilmuwan sering
membuat

ramalan

atau

prediksi

berdasarkan

hasil

observasi,

pengukuran, atau penelitian yang memperlihatkan gejala tertentu.

7

Ibid., h. 29.

8

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian
UIN Jakarta, 2009), h. 53.
9

Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 80.

10

Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h.142.

11

Nuryani, loc. cit. h. 80.

12

5) Mengajukan pertanyaan
Keterampilan ini merupakan keterampilan dasar yang harus
dimiliki siswa sebelum mempelajari suatu masalah lebih lanjut.12
Pertanyaan yang diajukan dapat meminta penjelasan tentang apa,
mengapa, bagaimana, atau menanyakan latar belakang hipotesis. 13
6) Berhipotesis
Hipotesis

menyatakan hubungan antara dua variabel, atau

mengajukan perkiraan penyebab sesuatu terjadi. 14 Dengan berhipotesis,
diungkapkan cara melakukan pemecahan masalah, karena dalam
rumusan hipotesis biasanya terkandung cara untuk mengujinya.15
Dalam kerja ilmiah, seorang ilmuwan biasanya membuat hipotesis yang
kemudian diuji melalui eksperimen.
Keterampilan

menyusun

hipotesis

dapat

diartikan

sebagai

kemampuan untuk menyatakan “dugaan yang dianggap benar”
mengenai adanya suatu faktor yang terdapat dalam suatu situasi, maka
akan ada akibat tertentu yang dapat diduga akan timbul. Keterampilan
menyusun hipotetsis menghasilkan rumusan dalam bentuk kalimat
pernyataan. 16

Kegiatan-kegiatan

yang

dilaksanakan

untuk

mengembangkan keterampilan menyusun hipotesis diantaranya adalah ;
menyusun hipoteis kerja, hipotesis nol, memperbaiki rumusan suatu
hipotesis atau kegiatan sejenis lainnya. 17

12

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 55.
13

Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 81.

14

Ibid. h. 80.

15

Ibid.

16

Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rhineka Cipta, 2013), h. 149.

17

Ibid.

13

7) Merencanakan percobaan atau penyelidikan
Beberapa kegiatan menggunakan pikiran termasuk ke dalam
keterampilan proses merencanakan penyelidikan. 18 Siswa diminta
menentukan alat bahan untuk penyelidikan, menentukan variabel atau
peubah yang terlibat dalam suatu percobaan, selanjutnya menentukan
variabel kontrol dan variabel bebas, menentukan apa yang diamati,
diukur atau ditulis, serta menentukan cara dan langkah kerja juga
termasuk merencanakan penyelidikan. 19
8) Menggunakan alat bahan
Pada keterampilan ini mencakup beberapa indikator yaitu :
memakai alat/bahan yang digunakan, mengetahui alsan mengapa
menggunakan alat/bahan, dan mengetahui bagaimana menggunakan
alat bahan. 20
9) Menerapkan konsep atau prinsip
Siswa mampu menjelaskan peristiwa baru dengan menggunakan
konsep yang telah dimiliki kemudian menerapkan konsep yang telah
dipelajari dalam situasi baru. 21 Dalam hal ini siswa juga dapat
menerapkan rumus-rumus pada pemecahan soal-soal baru.
10) Berkomunikasi
Menginformasikan hasil pengamatan, hasil prediksi atau hasil
percobaan kepada orang lain termasuk keterampilan berkomunikasi.22
Membaca

grafik,

tabel

atau

diagram

dari

hasil

percobaan,

menggambarkan data empiris dengan grafik, tabel, atau diagram juga
termasuk

berkomunikasi. 23

Setiap

peneliti

dituntut

18

Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 80.

19

Ibid., h. 81

20

untuk

Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 56.
21

Nuryani R, op. cit., h. 81

22

Zulfiani, dkk, op. cit., h. 54

23

Nuryani R, op. cit., h. 80.

14

menyampaikan hasil penemuannya kepada orang lain melalui
penyusunan laporan penelitian, membuat paper, atau menyusun
karangan. Bentuk komunikasi bisa dalam bentuk lisan tulisan, grafik,
tabel, diagram atau gambar. Jenis komunikasi dapat berupa paparan
sistematik (laporan) atau transformasi parsial. 24
Berikut ini adalah tabel mengenai keterampilan proses sains dan
indikatornya menurut Harlen (1992) dan Rustaman (2005) : 25
Tabel 2.1 Keterampilan Proses Sains dan Indikator (Harlen 1992,
Rustaman, 2005)
Keterampilan Proses
Sains (KPS)
Observasi

Klasifikasi

Interpretasi/menafsirkan

Prediksi

Mengajukan pertanyaan

Indikator


















Berhipotesis

24



Menggunakan sebanyak mungkin indera
Mengumpulkan/menggunakan fakta
Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
Mencari perbedaan, persaman
Mengontraskan ciri-ciri
Membandingkan
Mencari
dasar
pengelompokan
atau
penggolongan
Mengubah hasil-hasil pengamatan
Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
Menyimpulkan
Mengunakan pola-pola hasil pengamatan
Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada
keadaan yang belum diamati
Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana
Bertannya untuk meminta penjelasan
Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang
hipotesis
Mengetahui bahwa ada yang lebih dari satu
kemungkinan penjelasan dari satu kejadian
Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenaranya dengan memperoleh bukti lebih
banyak atau- melakukan cara pemecahan
masalah

Zulfiyani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga
Penelitian UIN Jakarta, 2009), h .54
25

Ibid., h. 56.

15

Keterampilan Proses
Sains (KPS)

Indikator




Merencanakan percobaan





Menggunakan alat/bahan


Menerapakan konsep






Berkomunikasi




Eksperimentasi

Menentukan alat/ baha/ sumber yang akan
digunakan
Menentukan variabel/ faktor penentu
Menentukan apa yang akan diukur, diamati,
dicatat
Menentukan apa yang akan dilaksanakan
berupa langkah kerja
Memakai alat/bahan
Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/
bahan
Menggunakan konsep yang telah dipelajari
dalam situasi baru
Menggunakan konsep pada pengalaman baru
untuk menjelaskan apa yang sedang terjadi
Mengubah bentuk penyajian
Memberikan/ menggambarkan data empiris
hasil percobaan atau pengamatan dengan grafik
atau tabel atau diagram
Menyusun dan menyampaikan laporan secara
sistematis
Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
Membaca grafik atau tabel atau diagram
Mendiskusikan hasil kegiatan suatu masalah
atau suatu peristiwa

-

c. Peranan Guru dalam Mengembangkan KPS
1) Peranan Umum
Secara umum peran guru terutama berkaitan dengan pengalaman
mereka membantu siswa mengembangkan keterampilan proses sains,
menurut Harlen (1992) sedikitnya terdapat lima aspek yang perlu
diperhatikan oleh guru dalam berperan mengembangkan keterampilan
proses. 26
Pertama,

memberikan

kesempatan

untuk

menggunakan

keterampilan proses dalam melakukan eksplorasi materi dan
26

Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang : Universitas Negeri Malang, 2005), h. 82.

16

fenomena. 27 Pengalaman langsung tersebut dapat merangsang siswa
menggunakan alat-alat inderanya dan mengumpulkan informasi atau
bukti-bukti yang kemudian ditindaklanjuti dengan mengajukan
pertanyaan, serta merumuskan hipotesis berdasarkan gagasan yang
dimilikinya.
Kedua, memberi kesempatan untuk berdiskusi dalam kelompokkelompok kecil dan juga diskusi kelas. 28 Tugas-tugas dirancang agar
siswa berbagi gagasan serta menyimak teman lain, menjelaskan serta
mempertahankan gagasan mereka sehingga siswa dituntut untuk
berfikir mengenai hal-hal yang sudah dilakukannya.
Ketiga, mendengarkan pembicaraan siswa dan mempelajari prodi
mereka untuk menemukan proses yang diperlukan untuk membentuk
gagasan mereka. 29 Dengan kata lain aspek ketiga lebih menekankan
pada membantu pengembangan keterampilan bergantung pada
pengetahuan bagaimana siswa menggunakannya. 30
Keempat, mendorong siswa mengulas (review) secara kritis
tentang bagaimana kegiatan mereka telah dilakukan. 31 Selama dan
setelah menyelesaikan kegiatan siswa hendaknya mendiskusikan
bagian-bagian keseluruhan penyelidikan. Mereka juga hendaknya
didorong untuk mempertimbangkan cara-cara alternative untuk
meningkatkan kegiatan mereka. Ini akan membantu mereka mengenali
keterampilan-keterampilan yang perlu ditingkatkan. Sehingga mereka
menyadari bahwa keterampilan-keterampilan yang mereka perlukan
adalah penting sebagai bagian dari proses mereka sendiri.

27

Nuryani R. Strategi Belajar Mengajar Biologi. (Malang: Universitas Negeri Malang, 2005), h. 82.

28

Ibid.

29

Ibid.

30

Ibid.

31

Ibid.

17

Kelima, memberikan teknik atau strategi untuk meningkatkan
strategi untuk meningkatkan keterampilan, khususnya ketepatan dalam
observasi dan pengukuran misalnya, atau teknik-teknik yang perlu
rinci dikembangkan dalam berkomunikasi. 32
2) Peranan Khusus
Apabila seorang guru akan mengembangkan keterampilan proses
tertentu hendaknya dia memperhatikan syarat-syarat tertentu untuk dan
menyiapkan kondisi yang diperlukan untuk itu. 33
a) Membantu mengembangkan keterampilan observasi
Kesempatan untuk menggunakan alat-alat indera untuk
memperoleh fakta dari obyek atau fenomena yang dijajagi.34
Keterampilan observasi memang memerlukan waktu lebih banyak
daripada keterampilan proses lainnya. Namun, tidak semua
observasi perlu dilakukan di dalam kelas. Persiapan yang
direncanakan dengan baik untuk melakukan observasi di luar kelas
juga memungkinkan kegiatan yang kaya dengan observasi.
Memberikan lembar pengamatan yang sudah dirancang dengan
mempertimbangkan aspek-aspek penting yang harus diamati
sangat membantu guru dan siswa untuk mengungkap hasil
pengamatan siswa.
b) Membantu keterampilan klasifikasi
Klasifikasi sering dimasukkan ke dalam keterampilan
observasi (Dahar, 1985; Harlen 1992). 35 Klasifikasi merupakan
keterampilan yang didasarkan pada keterampilan observasi. Jadi,
keterampilan

32

Ibid.

33

Ibid., h. 83.

34

Ibid.

35

Ibid.

klasifikasi

merupakan

keterampilan

beyond

18

observation. 36

Seperti

dalam

mempersiapkan

keterampilan

observasi, guru juga perlu menyiapkan beragam obyek yang perlu
diobservasi sebagai persiapan mengembangkan keterampilan
klasifikasi. Berdasarkan hasil observasi, ditentukan ciri tertentu
yang diamati yang akan digunakan sebagai dasar klasifikasi.
Setelah itu barulah dilakukan pemilahan anggota (obyek) yang
memiliki ciri tersebut dan yang tidak. Untuk itu perlu disiapkan
format lembar kerja yang berisi aspek-aspek tersebut (ciri yang
teramati, ya, tidak) dalam bentuk matriks.
c) Membantu mengembangkan keterampilan berkomunikasi
Karena berkomunikasi dapat dilakukan melalui tulisan,
gambar (grafik, bagan), membaca dan berbicara (diskusi,
presentasi), maka guru hendaknya merencanakan agar dalam
kegiatan belajar mengajarnya terdapat kesempatan untuk itu.37
Guru dapat memilihkan gambar (bagan, grfaik) dan tabel untuk
memulai kegiatan yang dapat mengembangkan keterampilan
berkomunikasi, dan meminta mereka untuk menjawab pertanyaan
yang disertakan bersamanya. 38 Dengan kata lain, guru sebaiknya
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang meminta siswa untuk
membaca data dalam gambar atau tabel dan mengemukakannya
kembali. Selain itu, guru juga dapat memberikan tugas kepada
siswa untuk menyajikan data hasil pengamatan ke dalam bentuk
tabel atau grafik.
d) Membantu mengembangkan keterampilan interpretasi
Guru

sebaiknya

membantu

siswa

mengembangkan

keterampilan interpretasi dengan meminta mereka menemukan
pola dari sejumlah data yang sudah dikumpulkan, dengan

36

Ibid.

37

Ibid., h. 84.

38

Ibid.

19

mengajak mereka mengartikan maksud atau maknanya, dengan
menarik kesimpulan. 39 Gambar dan tabel dapat digunakan untuk
membantu dalam interpretasi.
e) Membantu mengembangkan keterampilan prediksi
Untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan
prediksi sebaiknya guru bertolak dari aspek keterampilan
interpretasi tertentu yaitu menemukan pola. 40 Guru sebaiknya
mengajak siswa untuk memperkirakan hal-hal yang belum terjadi
berdasarkan pola tersebut. Melalui cara ini, prediksi akan lebih
nyata bagi mereka dan jelas perbedaannya dengan meramal biasa
atau dengan berhipotesis.
f) Membantu mengembangkan keterampilan berhipotesis
Ada

hal

penting

yang

harus

diketahui

dalam

mengembangkan keterampilan proses ini, yakni gagasan atau
pendapat bahwa hipotesisnya itu benar. 41 Hipotesis dirumuskan
berdasarkan pengetahuan tentang apa yang sedang terjadi.
Walaupun keterampilan berhipotesis tidaklah mudah, namun yang
penting disini adalah guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk

mengemukakan

berdasarkan

gagasan

penjelasan
yang

ada.

pada
Hal

kondisi
ini

menjadi

spesifik
dasar

pengembangan keterampilan proses selanjutnya, yaitu menerapkan
konsep dan prinsip yang lebih luas, bahkan menerapkan teori
(teknologi). 42

39

Ibid.

40

Ibid.

41

Ibid.

42

Ibid.

20

2. Model pembelajaran POE (Predict, Observe, and Explanation)
Model pembelajaran merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran. 43 Menurut Bruce Joyce dan Marsha Weil
(Dedi Supriawan dan A. Benyamin Surasega, 1990) ada empat kelompok
model pembelajaran, yaitu: (1) Interaksi sosial; (2) pengolahan informasi; (3)
personal-humanistik; dan (4) modifikasi tingkah laku. 44
Predict-observe-explain (POE) pertama kali diperkenalkan pada tahun
1995 dalam buku Probing Understanding. 45 Model pembelajaran POE
merupakan model pembelajaran dimana guru menggali pemahaman peserta
didik dengan cara meminta peserta didik melaksanakan tiga tugas utama yaitu
memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan. Melalui ketiga
kegiatan tersebut diharapkan siswa paham dan dapat mengaplikasikan
pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Menurut Rong Hsu (2004:1) secara
tipikal POE melibatkan penggambaran situasi siswa dalam memprediksikan
dan mengenal tentang apa yang akan terjadi ketika perubahan dibuat, dala