Penerapan Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII-3 MTs Negeri Tangerang II Pamulang

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KANCING
GEMERINCING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS
SISWA KELAS VIII-3 MTs NEGERI TANGERANG II PAMULANG
(Penelitian Tindakan Kelas di MTs Negeri Tangerang II Pamulang)

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

FUJI HASTUTI
NIM. 1111015000071

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul r'Penerapan Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII-3 MTs Negeri Tangerang

Pamulang". Disusun oleh

Fuji l{astuti, NIIM:

II

1111015000071, Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan
dan dinyatakan sah sebagai karya ilrniah yang berhak untuk diujikan pada sidang
munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.

Jakarta, 10 November 2015

Yang bertandatangan di


ABSTRAK

Fuji Hastuti, 1111015000071: “Penerapan Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing
dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII-3 MTs Negeri Tangerang II
Pamulang”. Skripsi. Jurusan Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar siswa karena kurang
berpartisipasi aktifnya siswa dalam pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa kelas VIII-3 melalui metode
pembelajaran Kancing Gemerincing di MTs Negeri Tangerang II Pamulang.
Metode penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang
dilaksanakan dengan dua siklus. Tahap-tahap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, evaluasi dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas VIII-3 tahun ajaran
2015/2016. Instrumen yang digunakan berupa wawancara, tes tulis berupa pretest dan
posttest, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar
observasi aktivitas pembelajaran. Indikator keberhasilan penelitian ini dilihat dari ketuntasan
belajar siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75.
Dari hasil penelitian memperlihatkan bahwa penggunaan metode pembelajaran Kancing
Gemerincing dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa dari
siklus I ke siklus II. Pada siklus I hasil pretest mencapai rata-rata 54,84 dan hasil posttest

69,69 serta N-Gain 0,31. Pada siklus II terjadi peningkatan hasil belajar yaitu dapat dilihat
dari rata-rata pretest 57,19 dan posttest 89,06 serta N-Gain 0,73. Berdasarkan hasil penelitian
ini, dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan metode pembelajaran Kancing Gemerincing
pada mata pelajaran IPS di kelas VIII-3 MTs Negeri Tangerang II Pamulang tahun
2015/2016 dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Hasil Belajar Siswa, Ilmu Pengetahuan Sosial, Metode Pembelajaran Kancing
Gemerincing

i

ABSTRACT

Fuji Hastuti, 1111015000071: “The Application of Talking Chips Learning Method in
Improving Learning Outcomes IPS Grade VIII-3 MTs Tangerang II Pamulang ". Skripsi.
Program of Social Studies. Faculty of Tarbiyah and Teachers’ Training, Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta, 2015.
The problem in this research is the low student learning outcomes because of lack of
active participation of students in learning. This research aims to improve learning outcomes
for Social Sciences (IPS), a student of class VIII-3 through talking chips learning methods at
MTs Tangerang II Pamulang.

This research method using classroom action research (PTK) carried out by two cycles.
Stages of the cycle consists of planning, implementation, observation, evaluation and
reflection. The subjects were students of class VIII-3 of the school year 2015/2016.
Instruments used in the form of an interview, a written test in the form of pretest and posttest,
teacher activity observation sheet, sheet student activity observation and observation sheet
learning activities. Indicators of the success of this study extend from mastery learning
students who achieve a minimum completeness criteria (KKM) is 75.
From the results of the study showed that the use of learning methods clatter of studs
can improve learning outcomes for Social Sciences (IPS) students from the first cycle to the
second cycle. In the first cycle results pretest reached an average of 54.84 and 69.69 posttest
results as well as N-Gain 0.31. In the second cycle increased learning outcomes that can be
seen from the average pretest posttest 57.19 and 89.06 as well as N-Gain 0.73. Based on
these results, it can be concluded that the application of learning methods clatter of studs in
social studies in grade VIII-3 MTs Tangerang II Pamulang year 2015/2016 can improve
student learning outcomes.
Keywords: Results of Student Learning, Social Science, Talking Chips Learning Method

ii

KATA PENGANTAR


Bismillahirrohmaanirrohiim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan segala puji dan syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang atas segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian tindakan kelas ini yang berjudul
“Penerapan Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing dalam Meningkatkan Hasil Belajar
IPS Siswa Kelas VIII-3 di MTs Negeri Tangerang II Pamulang”. Shalawat beserta salam
semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, beserta
keluarganya, para sahabatnya, dan umatnya.
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari do’a, kerja keras, semangat, saran, petunjuk,
dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPS Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Syaripulloh, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Dr. H. Teuku Ramli Zakaria, MA., selaku penasehat akademik dan
pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan dan saran, meluangkan waktu,

tenaga, dan pikirannya untuk membimbing dengan sabar, tulus, ikhlas dan
mengarahkan hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
5. Seluruh dosen yang telah mengajarkan berbagai ilmu kepada penulis selama kuliah,
sehingga ilmu yang diberikan kepada penulis dapat bertambah dan bermanfaat.
Semoga Allah SWT., membalas segala kebaikan dan keberkahan.
6. Bapak Drs. Suhardi, M.Ag selaku Kepala MTs Negeri Tangerang II Pamulang yang
telah memberikan arahan dan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MTs
Negeri Tangerang II Pamuulang.

iii

7. Ibu Dra. Titin Surtini, M. Si., selaku guru IPS kelas VIII-3 yang telah memberikan
arahan dan bimbingan selama kegiatan penelitian.
8. Siswa-siswi MTs Negeri Tangerang II Pamulang kelas VIII-3, yang telah mendukung
penulis dalam proses penelitian.
9. Kedua Orang Tua yang tercinta, Suardi (bapak) dan Mikra Sari (mama), yang tak
henti-hentinya mengirimkan do’a, memberikan nasihat, motivasi, dan terus
memberikan dukungan yang tiada henti-hentinya kepada penulis di setiap situasi dan
kondisi apapun.
10. Untuk adikku tersayang (Risma Apriyani) dan nenek ku tercinta yang tak hentihentinya memberikan do’a dan memberikan motivasi kepada penulis.

11. Teman-teman Prodi Pendidikan IPS angkatan 2011, yang tidak dapat penulis sebutkan
satu per satu, kebersamaan kita selama ini telah menjadikan pelajaran-pelajaran yang
terindah, tak terlupakan dan semoga Allah SWT., memberikan kesuksesan kepada
kalian semua.
12. Sahabat-sahabat ku grup RK (Nurin Hanifati Amalia, Nurhayani, Dewi Anzani, Dian
Permatasari, Vina Viniati Dewi, Ria Liniarti, Nur Alfi Lail, Febriani Herlina, Nia
Fitriyani, Fajriatul Azizah, Nur Ariyani, dan Gaun Rifani) yang selalu memberikan
bantuan dalam bentuk apapun dan memberikan motivasi bagi penulis sehingga skripsi
ini dapat diselesaikan. Terima kasih selama ini sudah menjadi sahabat yang baik.
13. Teman terdekat penulis (Ali Akbar) yang selama masa kuliah terus memberikan
motivasi, dukungan, dan arahan agar penulis menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata penulis mohon maaf segala kekurangan dan ketidaksempurnaan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi penulis, dan pembaca pada
umumnya. Semoga skripsi ini juga dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan
khususnya dan pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Warrohmatullahi Wabarokatuh

Jakarta, 10 Oktober 2015


Penulis
iv

DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK …………………………………………..……………………………...i
ABSTRACT ……………………………………………………………………….ii
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………iii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………v
DAFTAR TABEL …………………………………………………………….....viii
DAFTAR BAGAN ………………………………………………………………..ix
DAFTAR GRAFIK …………………………………………………………..……x
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………..xii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………..…...1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 6
F. Kegunaan Hasil Penelitian ............................................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................... 8
A. Hasil Belajar IPS ........................................................................................... 8
1. Pengertian Belajar .................................................................................... 8
2. Ciri-ciri Belajar .......................................................................................10
3. Pengertian Hasil Belajar .........................................................................11
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar .................14
5. Hakikat Pembelajaran IPS ......................................................................15
B. Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing ...............................................18
1. Pengertian Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing .......................18
2. Langkah-langkah Metode Kancing Gemerincing ...................................19
3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Kancing Gemerincing ....................21
C. Hasil Penelitian yang Relevan ......................................................................21
v

D. Hipotesis Tindakan .......................................................................................28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................29
A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................29
1. Tempat Penelitian ...................................................................................29
2. Waktu Penelitian .....................................................................................29
B. Metode Penelitian .........................................................................................30

1. Desain Siklus Tindakan ..........................................................................30
2. Peran Peneliti dan Partisipan dalam Penelitian .......................................32
3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ..............................................32
4. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................................................40
C. Teknik Validasi Data ....................................................................................41
1. Validasi Instrumen Tes ...........................................................................41
2. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data .....................................................44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................45
A. Latar Penelitian ……………………………………………………………. 45
1. Profil Madrasah ………………………………………………………... 45
2. Visi dan Misi Madrasah ……………………………………………….. 45
3. Struktur Organisasi Sekolah ……….………………………………….. 46
4. Jumlah Guru dan Karyawan …………………………………………... 47
5. Sarana dan Prasarana ………………………………………………….. 47
B. Hasil Penelitian ……………………………………………………………. 48
1. Kondisi Awal Objek Penelitian ……………………………………….. 48
2. Siklus I ………………………………………………………………… 50
a. Perencanaan ……………………………………………………….. 50
b. Pelaksanaan ………………………………………………………... 50
c. Pengamatan dan Pengumpulan Data ……………………………… 51

d. Evaluasi dan Refleksi ……………………………………………... 59
3. Siklus II ……………………………………………………………….. 61
a. Perencanaan ……………………………………………………….. 61
b. Pelaksanaan ……………………………………………………….. 62
c. Pengamatan dan Pengumpulan Data ……………………………… 63
d. Evaluasi dan Refleksi ……………………………………………... 72
C. Pembahasan ……………………………………………………………….. 72
1. Hasil Siklus I ………………………………………………………….. 72
vi

2. Hasil Siklus II …………………………………………………………. 74
BAB V PENUTUP ………………………………………………………………. 78
A. Kesimpulan ………………………………………………………………... 78
B. Saran ………………………………………………………………………. 78
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

vii

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Sintaks Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing ……………….…..20
Tabel 2.2 Persamaan dan Perbedaan dari Penelitian Relevan Sebelumnya ..………23
Tabel 3.1 Uraian Kegiatan Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian ……………….....29
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus I ……………………...33
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar IPS Siklus II ………………….....34
Tabel 3.4 Lembar Observasi Aktivitas Siswa …………………………………...….36
Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktivitas Guru …………………………………….....37
Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktivitas Pembelajaran ………………………………38
Tabel 4.1 Data Siswa MTs Negeri Tangerang II Pamulang Tahun 2014-2015 ........45
Tabel 4.2 Struktur Organisasi Sekolah ......................................................................46
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana MTs Negeri Tangerang II Pamulang .....................47
Tabel 4.4 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I …………………………….….52
Tabel 4.5 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I …………………………….......53
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus I ………………………..55
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siklus I ……………………………………………………57
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ………………………………64
Tabel 4.9 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ……………………………….66
Tabel 4.10 Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus II ……………………..67
Tabel 4.11 Hasil Belajar Siklus II ………………………………………………….69

viii

DAFTAR BAGAN

Halaman
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas …...……………………………….….32

ix

DAFTAR GRAFIK

Halaman
Grafik 4.1 Hasil Belajar Siswa Siklus I …………………………………………….59
Grafik 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus II ……………………………………………71

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 2 Profil Sekolah
Lampiran 3 Hasil Wawancara Guru
Lampiran 4 Hasil Wawancara Siswa Sebelum Penelitian
Lampiran 5 Hasil Wawancara Siswa Setelah Penelitian
Lampiran 6 Kisi-kisi Instrumen Siklus I
Lampiran 7 Kisi-kisi Instrumen Siklus I
Lampiran 8 Soal Uji Validitas Siklus I
Lampiran 9 Soal Uji Validitas Siklus II
Lampiran 10 Hasil ANATES Siklus I
Lampiran 11 Hasil ANATES Siklus II
Lampiran 12 Instrumen Soal Penelitian Siklus I
Lampiran 13 Instrumen Soal Penelitian Siklus II
Lampiran 14 RPP Pertemuan 1
Lampiran 15 RPP Pertemuan 2
Lampiran 16 RPP Pertemuan 3
Lampiran 17 RPP Pertemuan 4
Lampiran 18 RPP Pertemuan 5
Lampiran 19 Materi Bahan Ajar Siklus I
Lampiran 20 Materi Bahan Ajar Siklus II
Lampiran 21 Daftar Nilai N-Gain Siklus I

xi

Lampiran 22 Daftar Nilai N-Gain Siklus II
Lampiran 23 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I
Lampiran 24 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Lampiran 25 Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus I
Lampiran 26 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
Lampiran 27 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Lampiran 28 Hasil Observasi Aktivitas Pembelajaran Siklus II
Lampiran 29 Foto-foto Kegiatan Penelitian
Lampiran 30 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 31 Lembar Uji Referensi
Lampiran 32 Riwayat Hidup

xii

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003 pasal 1,

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.1
Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Proses
pendidikan tak dapat dipisahkan dan bertujuan untuk mengembangkan sumber
daya manusia yang berkualitas dan pembangunan sektor ekonomi, yang satu
dengan lainnya saling berkaitan berlangsung dengan berbarengan.2
Selanjutnya, menurut Poerbakawatja dan Harahap (1981) dalam buku
Psikologi Pendidikan karangan Muhibbin Syah mengungkapkan:
Pendidikan adalah usaha secara sengaja dari orang dewasa untuk dengan
pengaruhnya dengan meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu
diartikan mampu menimbulkan tanggung jawab moril dari segala
perbuatannya, orang dewasa itu adalah orang tua si anak atau orang tua yang
atas dasar tugas dan kedudukannya mempunyai kewajiban untuk mendidik
misalnya guru sekolah, pendeta atau kiai dalam lingkungan keagamaan,
kepala-kepala asrama dan sebagainya.3
Seperti yang sudah diketahui pendidikan merupakan hal terpenting dalam
kehidupan seseorang. Melalui pendidikan, seseorang dapat dipandang terhormat,
memiliki karir yang baik serta dapat bertingkah laku sesuai dengan norma-norma
yang berlaku.

1

Undang-Undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, h. 5

2

Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), Cet. IX,

h. 1
3

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet.
XV, h. 11

1

2

Perkembangan di dunia pendidikan pun ikut berubah seiring dengan
perkembangan zaman, dimana pola pikir pendidik berubah dari konservatif
menjadi lebih modern. Hal ini memiliki implikasi terhadap metode pendidikan di
Indonesia.
Bagi yang mengeyam pendidikan, pasti sudah mengetahui bagaimana
kurikulum pendidikan di sekolah ini. Sejak saya lulus SD, SMP, SMA bahkan
hingga saya kuliah sudah banyak berbagai macam kurikulum diterapkan dan
berarti saya ini adalah pelaku dan produk dari semua itu. Ada yang namanya
kurikulum tahun 1994, KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi), KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dan kurikulum 2013. Semua kurikulum
mempunyai tujuan yang sama agar kualitas pendidikan di Indonesia meningkat,
baik dari aspek afektif, kognitif, dan psikomotorik.
Seperti yang sudah di ketahui pula bahwa kualitas pendidikan di Indonesia
masih rendah dan yang menjadi masalah besarnya adalah rendahnya mutu
pendidikan yang tercermin dalam rata-rata prestasi belajar peserta didik,
khususnya Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs).
Kemudian masalah lain dalam pendidikan di Indonesia ini adalah pendekatan
pembelajaran yang masih didominasi oleh peran guru (teacher centered). Guru
banyak menempatkan peserta didik sebagai objek, bukan sebagai subjek didik.
Sehingga membuat peserta didik menjadi pasif. Dalam proses pembelajaran
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif
dari seluruh peserta didik. Jadi, kegiatan belajar berpusat pada peserta didik, guru
sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya agar suasana kelas lebih hidup.
Dalam keseluruhan pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok. Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil
dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.
Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut:
Menurut Slameto, “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

3

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya”.4
Pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran kelompok dengan
jumlah peserta didik 2-5 orang dengan gagasan untuk saling memotivasi antara
anggotanya untuk saling membantu agar tercapai suatu tujuan pembelajaran.
Menurut Anita Lie bahwa model pembelajaran kooperatif (cooperative
learning) tidak sama dengan dengan sekadar belajar kelompok. Ada unsur-unsur
dasar pembelajaran cooperative learning yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model
cooperative learning

dengan benar akan memungkinkan pendidik mengelola

kelas dengan lebih efektif.5
Sedangkan menurut Robert E. Slavin, “Metode pembelajaran kooperatif
dilakukan dengan cara para siswa akan duduk bersama dalam kelompok
yang beranggotakan empat orang untuk menguasai materi yang disampaikan
oleh guru.6
Ide yang melatarbelakangi bentuk pembelajaran kooperatif semacam ini
adalah para siswa ingin agar timnya berhasil, mereka akan mendorong anggota
timnya untuk lebih baik dan akan membantu mereka melakukannya.
Dari beberapa pengertian menurut beberapa para ahli dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran kooperatif adalah cara belajar dalam bentuk kelompokkelompok kecil yang saling bekerjasama dan diarahkan oleh guru untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam
kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan
pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prinsip dasar
pokok sistem pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru
mengelola kelas dengan lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif proses
pembelajaran tidak harus belajar dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling
4

Slameto, Belajar & Faktor-faktor Mempengaruhi, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 2
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2014), Cet. VII, h. 29
6
Robert S. Slavin, Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik, Cet. IV, (Bandung:
Nusa Media, 2009), h. 8
5

4

membelajarkan sesama siswa lainnya. Pembelajaran oleh rekan sebaya
(peerteaching) lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.7
Dalam model pembelajaran kooperatif ini ada berbagai metode yang dapat
digunakan proses pembelajaran. Salah satunya adalah dengan metode Kancing
Gemerincing. Menurut Anita Lie, metode Kancing Gemerincing adalah salah satu
tipe model pembelajaran kooperatif yang masing-masing anggota kelompoknya
mendapatkan kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota kelompok lain.8
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa metode Kancing Gemerincing
merupakan

model

pembelajaran

kooperatif,

dimana

anggota

kelompok

mempunyai kesempatan yang sama untuk berkontribusi dalam suatu diskusi,
seperti

mendengar

pandangan

dan

mengemukakan

pemikiran

anggota

kelompoknya.
Dengan demikian, metode Kancing Gemerincing ini dibuat untuk
mengaktifkan siswa untuk berdiskusi. Dimana di dalam diskusi tidak hanya
perwakilan kelompok saja yang aktif mengemukakan pandangannya, tetapi semua
anggota kelompok mempunyai kesempatan yang sama untuk mengemukakan
pandangannya masing-masing.
Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial di sekolah memang perlu dibuat menarik
terutama dari segi penyampaiannya dan media yang digunakan. Cara
penyampaian yang mengundang rasa ingin tahu pada siswa akan memberi
sumbangan besar pada mata pelajaran IPS agar dapat menarik, bukan sebaliknya.
Oleh karena itu, sebagai seorang guru sudah menjadi tugasnya untuk menerapkan
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ini sebagai salah satu mata pelajaran
yang disukai oleh siswanya.
MTs Negeri Tangerang II Pamulang ini telah banyak menerapkan berbagai
metode pembelajaran, seperti metode ceramah, metode diskusi, dan metode tanya
jawab. Dari berbagai metode yang telah dilaksanakan di MTs Negeri Tangerang II
7

Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2012 ), h. 203
8
Anita Lie, Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di Ruang-Ruang
Kelas, (Jakarta: Grasindo, 2014), Cet. VII, h. 63

5

Pamulang, model pembelajaran kooperatif dengan metode pembelajaran Kancing
Gemerincing merupakan metode yang belum dilaksanakan oleh guru-guru MTs
Negeri Tangerang II Pamulang.
Berdasarkan hasil observasi awal di MTs Negeri Tangerang II Pamulang
selama Praktik Profesi Keguruan Terpadu (PPKT), proses pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menggunakan metode diskusi masih terdapat
siswa yang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dimana ketika proses
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan metode diskusi terlihat
pemerataan tanggung jawab yang kurang maksimal dalam menyelesaikan
tugasnya. Dalam menyelesaikan tugasnya tersebut lebih banyak diselesaikan oleh
anak yang lebih dominan dalam diskusi sehingga membuat anak yang lainnya
menjadi pasif. Dalam situasi seperti ini, pemerataan tanggung jawab dalam
kelompok

tidak

bisa

tercapai

karena

anak

yang

pasif

akan

terlalu

menggantungkan diri pada rekannya yang dominan. Itulah yang masih menjadi
kendala dalam menciptakan pembelajaran yang efektif. Sehingga pembelajaran
pun menjadi membosankan.
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan
penelitian dngan menggunakan “Penerapan Metode Pembelajaran Kancing
Gemerincing Dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VIII-3
MTs Negeri Tangerang II Pamulang”.
B.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasi

beberapa masalah yang terjadi sebagai berikut:
1. Guru masih kurang bervariasi menggunakan metode pembelajaran yang
efektif dan menyenangkan.
2. Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
3. Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) siswa yang masih rendah,
hal ini ditunjukkan dengan belum tercapainya KKM yaitu 75.

6

C.

Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang sudah dipaparkan di atas, maka

peneliti memfokuskan penelitian ini yaitu penerapan metode pembelajaran
Kancing Gemerincing dalam meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) siswa di MTs Negeri Tangerang II Pamulang.

D.

Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian adalah “Apakah penerapan metode pembelajaran Kancing Gemerincing
dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa di MTs Negeri Tangerang II
Pamulang ?”.
E.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk mengetahui penerapan metode pembelajaran Kancing Gemerincing dalam
meningkatkan hasil belajar IPS di MTs Negeri Tangerang II Pamulang.

F.

Kegunaan Penelitian
Dari keseluruhan hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Bagi siswa
Siswa menjadi lebih berani mengemukakan pendapatnya, siswa menjadi
berpikir kritis, mendorong siswa untuk memiliki motivasi dalam
memperhatikan dan mengikuti proses pembelajaran dengan baik
sehingga mencapai hasil belajar sesuai dengan KKM yang sudah
ditentukan.
2. Bagi guru
Metode pembelajaran Kancing Gemerincing ini dapat dijadikan sebagai
salah satu sumber informasi dan menjadi bahan masukan untuk para
praktisi pendidikan, khususnya guru Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
dalam penerapan metode Kancing Gemerincing agar mengarahkan
keaktifan siswa sehingga hasil belajar dapat tercapai dengan maksimal.

7

3. Bagi sekolah
Menjadi bahan masukan untuk para guru untuk mengembangkan metode
pembelajaran di sekolah, sehingga proses dan kegiatan belajar mengajar
menjadi optimal serta meningkatkan kualitas sekolah.
4. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran yang efektif
menambah pengalaman dalam mendidik, dan diharapkan hasil penelitian
ini dapat dijadikan sebagai salah satu referensi bagi pihak lain yang akan
melakukan penelitian selanjutnya.

BAB II
KAJIAN TEORI

A.

HASIL BELAJAR IPS
1.

Pengertian Belajar
Belajar merupakan kata yang paling sering kita dengar dalam
kehidupan sehari-hari. Belajar menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari kegiatan menuntut ilmu baik di lembaga pendidikan
formal maupun informal.
Menurut Muhammad Thobroni & Arif Mustofa dalam buku
Belajar & Pembelajaran, belajar merupakan aktivitas manusia
yang sangat vital dan secara terus-menerus akan dilakukan
selama manusia tersebut masih hidup. Manusia tidak mampu
hidup sebagai manusia jika ia tidak terdidik atau diajar oleh
manusia lainnya.1
Menurut pengertian secara psikologis, belajar merupakan suatu
proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
interaksi

dengan

lingkungannya

dalam

memenuhi

kebutuhan

hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh
aspek tingkah laku. Pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai
berikut:
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru
secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya”.2
Secara kuantitatif (ditinjau dari sudut jumlah), belajar berarti
kegiatan pengisian atau pengembangan kemampuan kognitif dengan
fakta sebanyak-banyaknya. Jadi, belajar dalam hal ini dipandang dari
sudut banyaknya materi yang dikuasai siswa.
1

Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,
2011), h. 16
2
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h.
2

8

9

Adapun pengertian belajar secara kualitatif adalah (tinjauan
mutu) ialah proses memperoleh arti-arti dan pemahaman-pemahaman
serta cara-cara menafsirkan dunia di sekeliling siswa. Belajar dalam
pengertian ini difokuskan pada tercapainya daya pikir dan tindakan
yang berkualitas untuk memecahkan masalah-masalah yang kini dan
nanti dihadapi siswa.3
Adapun pengertian belajar menurut beberapa pakar dari Barat di
dalam buku Belajar & Pembelajaran karangan Muhammad Thobroni &
Arif Mustofa, diantaranya:4
1) Hilgard dan Bower
Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang
terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh
pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, perubahan
tingkah laku tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan
respons pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat,
misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya.
2) Gagne
Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi
ingatan mempengaruhi siswa sehingga perbuatannya berubah dari
waktu ke waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah
ia mengalami situasi tadi.
3) Morgan
Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam
tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau
pengalaman.
4) Witherington
Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang
berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu
pengertian.
5) Cronbach
“Learning is shown by a change in behavior as result of experience
(belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman).”
Berdasarkan beberapa pendapat yang telah disebutkan diatas,
dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses yang
3 Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), h. 90
4 Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,2011), h. 19-20

10

dilakukan secara berulang-ulang dan menyebabkan adanya perubahan
perilaku yang disadari dan cenderung bersifat tetap. Dan jika seseorang
telah belajar maka akan terjadi suatu perubahan dalam salah satu atau
beberapa aspek dari tingkah laku tersebut.

2.

Ciri-ciri Belajar
Pada dasarnya hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku.
Adapun ciri-ciri belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah sebagai
berikut:5
a. Perubahan yang Terjadi Secara Sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya.
b. Perubahan dalam Belajar Bersifat Fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus menerus dan tidak statis.
c. Perubahan dalam Belajar Bersifat Positif dan Aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu
bertambah dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik
dari sebelumnya. Dengan demikian, makin banyak usaha belajar
itu dilakukan makin banyak dan makin baik perubahan yang
diperoleh.
d. Perubahan dalam Belajar Bukan Bersifat Sementara
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen. Jadi, tingkah laku yang terjadi setelah belajar akan
bersifat menetap.
e. Perubahan dalam Belajar Bertujuan atau Terarah
Perubahan dalam belajar bertujuan adalah perubahan tingkah laku
itu terjadi karena ada tujuan yang akan dicapai. Perubahan belajar
terarah pada perubahan tingkah laku yang benar-benar disadari.
f. Perubahan Mencakup Seluruh Aspek Tingkah Laku
Jika seseorang belajar sesuatu, sebagai hasilnya ia akan mengalami
perubahan tingkah secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.
Jadi dapat disimpulkan ciri-ciri belajar yaitu individu yang
mengalami suatu perubahan yang terjadi secara sadar merasakan telah
terjadi adanya suatu perubahan dalam dirinya, mengalami perubahan

5

Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), h. 15-16

11

dalam belajar bersifat fungsional dimana perubahan tersebut akan
menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi kehidupan
ataupun proses belajar berikutnya, mengalami perubahan dalam belajar
bersifat positif dan aktif dimana makin banyak usaha belajar itu
dilakukan makin banyak dan makin baik perubahan yang diperoleh,
terjadinya perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara dimana
perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat menetap atau
permanen, terjadinya perubahan dalam belajar memiliki tujuan atau
terarah karena ada tujuan yang akan dicapai, dan perubahan yang
mencakup seluruh aspek tingkah laku dimana ia akan mengalami
perubahan tingkah laku secara menyeluruh dalam sikap kebiasaan,
keterampilan, pengetahuan, dan sebagainya.

3.

Pengertian Hasil Belajar
Menurut Suprijono yang dikutip oleh Muhammad Thobroni &
Arif Mustofa, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.6
Maksudnya, hasil belajar itu merupakan perubahan perilaku atau
tingkah laku seseorang yang telah belajar, baik berupa perubahan
dalam pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikapsikap, apresiasi, dan keterampilan seseorang.
Sedangkan menurut Nana Sudjana, pengertian hasil belajar
adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam
pengertian yang lebih luas mencakup bidang kognitif, afektif,
dan psikomotorik.7
Perubahan perilaku peserta didik akibat belajar. Perubahan
perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah

6

Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media,
2011), h. 22
7
eprints.uny.ac.id/9829/2/bab2.pdf, diakses tanggal 16/03/2015 pukul 18:57

12

bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu
didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan.8
Menurut Gagne yang dikutip oleh Muhammad Thobroni & Arif
Mustofa, hasil belajar berupa beberapa hal sebagai berikut:
1) Informasi verbal adalah kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
2) Keterampilan intelektual adalah kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintetis faktakonsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
3) Strategi kognitif adalah kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep
dan kaidah dalam memecahkan masalah.
4) Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.9
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah
perubahan perilaku individu secara keseluruhan dari proses belajar
yang ia alami dan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan
saja. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Benyamin Bloom
bahwa klasifikasi hasil belajar secara garis besar membagi menjadi
tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
1) Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang
terdiri dari enak aspek, yakni pengetahuan atau ingatan,
pemahaman, aplikasi, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama

8

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustakapelajar, 2013), h. 46
Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar & Pembelajaran. (Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2011), h. 23
9

13

disebut kognitif tingkat rendah dan keempat aspek berikutnya
termasuk kognitif tingkat tinggi.
2) Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang berdiri dari lima aspek,
yakni penerimaan, jawaban atau rekasi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi.
3) Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan
dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris,
yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan
perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.10
Dari ketiga ranah tersebut ranah yang paling banyak dinilai oleh
para guru di sekolah adalah ranah kognitif. Karena ranah kognitif
berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan
pengajaran.
Menurut Oemar Hamalik, “Hasil belajar tampak sebagai
terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat
diamati dan diukur dalam bentuk perubahan pengetahuan sikap
dan keterampilan. Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya
peningkatan dan pengembangan yang lebih baik dibandingkan
dengan sebelumnya, misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu,
sikap kurang sopan menjadi sopan, dan sebagainya”.11
Adapun yang menjadi indikator dari hasil belajar siswa sebagai
berikut:12
1) Ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang
diajarkan, baik secara individual maupun kelompok. Pengukuran
ketercapaian daya serapini biasanya dilakukan dengan penetapan
Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM).
2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah dicapai
oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

10

Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2010), h. 22-23
11
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2005), Cet. IV, h. 155
12
http://ainamulyana.blogspot.com/2012/01/pengertian-hasil-belajar-dan-faktor.html,
diakses tanggal 16/03/2015 pukul 19:14

14

Menurut Rusman, penilaian hasil pembelajaran dilakukan oleh
guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan
memperbaiki proses pembelajaran.
Penilaian dilakukan secara konsisten, sistematis, dan terprogram
dengan menggunakan tes dan nontes dalam bentuk tertulis atau
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil
karya berupa tugas, proyek dan/atau produk, portofolio, serta
penilaian diri. Penilaian hasil pembelajaran menggunakan
Standar Penilaian Pendidikan dan Panduan Penilaian Kelompok
Mata Pelajaran.13
Selain tujuan penilaian hasil belajar untuk mendapatkan hasil
belajar selama mengikuti pembelajaran tetapi juga untuk:14
1) Melakukan pemeringkatan prestasi belajar siswa.
2) Menyeleksi siswa apakah masuk dalam kategori tertentu atau tidak.
3) Mengetahui kompetensi yang berhasil dikuasai siswa.
4) Membantu siswa untuk menentukan program pembelajaran yang
sesuai.
5) Mengidentifikasi kesulitan belajar yang dialami siswa di kelas.
6) Memprediksi keberhasilan siswa jika mengikuti jenjang pendidikan
yang lebih tinggi.

4.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Menurut

Yudhi

Munadi,

ada

beberapa

faktor

yang

mempengaruhi proses dan hasil belajar diantaranya sebagai berikut:15
1) Faktor Internal
a) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis ini berupa kondisi fisiologis umum dan
kondisi pancaindera.
b) Faktor psikologis
13

Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta:
Rajagrafindo Persada, 2012), h. 13
14
http://www.duniapelajar.com/2014/07/23/pengertian-hasil-belajar-menurut-para-ahli-2/,
diakses tanggal 16/03/2015 pukul 19:20
15
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran. (Jakarta: Gaung Persada Press, 2008), h. 24

15

Faktor psikologis ini berupa intelegensi, perhatian, minat, dan
bakat, motif dan motivasi, serta kognitif dan daya nalar.
2) Faktor Eksternal
a) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan ini berupa alam dan sosial.
b) Faktor instrumental
Faktor-faktor instrumental ini dapat berupa kurikulum, sarana,
dan fasilitas, serta guru.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua faktor
tersebut saling mempengaruhi dalam proses seseorang yang belajar
sehingga menentukan kualitas belajar seseorang tersebut. Dimana
dalam meningkat dan menurunnya hasil belajar seseorang disebabkan
adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, baik
dari internal maupun eksternal.

5.

Hakikat Pembelajaran IPS
Menurut Sapriya, Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) atau yang lebih
dikenal dengan social studies di negara-negara Barat seperti Australia
dan Amerika Serikat memiliki pengertian yang berbeda-beda pada tiap
tingkat pendidikan di Indonesia dan disesuaikan dengan karakteristik
kebutuhan peserta didik khususnya antara IPS untuk Sekolah Dasar
(SD) dengan IPS untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan IPS
untuk Sekolah Menengah Atas (SMA). Misalnya, pada tingkat
pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) pengertian IPS paling
tidak ada dua arti. Pertama, IPS dapat berarti salah satu jenis program
studi (A3). Kedua, bisa berarti sejumlah mata pelajaran yang termasuk
ke dalam disiplin ilmu-ilmu sosial”.16

16

Sapriya, Pendidikan IPS: Konsep dan Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2009), h. 20

16

Sedangkan menurut Trianto dalam buku yang berjudul Model
Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP mengungkapkan bahwa IPS merupakan integrasi dari berbagai
cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas
dasar realitas dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial.17
Menurut Kosasih di dalam buku Cooperative Learning: Analisis
Model Pembelajaran IPS, ilmu pengetahuan sosial juga membahas
hubungan antara manusia dengan lingkungannya. Lingkungan
masyarakat dimana anak didik tumbuh dan berkembang sebagai bagian
dari masyarakat, dihadapkan pada berbagai permasalahan yang ada dan
terjadi di lingkungan sekitarnya. Pendidikan IPS berusaha membantu
mahasiswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi sehingga
akan menjadikannya semakin mengerti dan memahami lingkungan
sosial masyarakatnya.
Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP/MTs
berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan
keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara Indonesia.
Terkait dengan tujuan mata pelajaran IPS yang sedemikian
fundamental maka guru dituntut untuk memiliki pemahaman yang
holistik dalam upaya mewujudkan pencapaian tujuan tersebut.
Dari definisi pendidikan IPS dapat diaplikasikan bahwa
pendidikan IPS dapat dibedakan menjadi dua, yaitu pendidikan IPS
sebagai mata pelajaran dan pendidikan IPS sebagai kajian akademik.
Pendidikan IPS sebagai mata pelajaran terdapat dalam kurikulum
sekolah mulai tingkat sekolah dasar (SD) hingga sekolah menengah
(SMP/MTS dan SMA/MA/SMK). Pendidikan IPS pada kurikulum
sekolah (satuan pendidikan), pada hakikatnya merupakan mata
17

Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
KTSP, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. II, h. 171

17

pelajaran wajib sebagaimana dinyatakan dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37
ayat 1.
Dalam mengajar IPS guru haruslah membantu siswa agar siswa
tidak menganggap IPS adalah pelajaran yang membosankan. Guru
juga harus mendorong siswa untuk berperan serta aktif dalam proses
pembelajaran karena dengan seperti itu siswa dapat memahami
permasalahan lingkungan yang ada di sekitarnya dan dapat mengatasi
permasalahan sosial yang ada di sekitarnya sehingga dapat
meningkatkan pemahaman belajar dan hasil belajar siswa.
Menurut Etin Solihatin & Raharjo dalam buku yang berjudul
Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS, pada
dasarnya tujuan dari pendidikan IPS adalah untuk mendidik dan
memberi

bekal

kemampuan

dasar

kepada

siswa

untuk

mengembangkan diri sesuai dengan bakat, minat, kemampuan dan
lingkungannya, serta berbagai bekal bagi siswa untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.18
Sedangkan menurut Trianto, tujuan utama Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar
peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki
sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang
terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari,
baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa
masyarakat.19
Menurut Nursid Sumaatmaja di dalam buku Pendidikan IPS:
Filosofi, Konsep, dan Aplikasi, tujuan pendidikan IPS adalah
“membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki

18

Etin Solihatin & Raharjo. Cooperative Learning: Analisis Model Pembelajaran IPS.
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h.15
19
Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Cet. II, h.176

18

pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta
bagi masyarakat dan negara”.
Dari keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan
salah satu pelajaran yang wajib yang tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 37
ayat 1. Dan bukan hanya sebagai mata pelajaran wajib saja, tetapi
dapat membekali dan mengembangkan pengetahuan sosial peserta
didik yang berguna bagi kehidupannya di masyarakat dan negara.

B.

METODE PEMBELAJARAN KANCING GEMERINCING
1.

Pengertian Metode Pembelajaran Kancing Gemerincing
Metode atau teknik belajar mengajar Kancing Gemerincing
dikembangkan

oleh

Spencer

Kagan

tahun

1990.

Kagan

mengemukakan metode atau teknik belajar Kancing Gemerincing
dengan isitilah talking chips. Chips yang dimaksud oleh Kagan dapat
berupa benda berwarna yang ukurannya kecil. Istilah talking chips di
Indonesia kemudian dikenal sebagai model pembelajaran kooperatif
tipe Kancing Gemerincing dan dikenalkan oleh Anita Lie. Met

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK KANCING GEMERINCING UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII B SMP NEGERI 3 BAYAT KABUPATEN KLATEN

0 10 128

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KANCING GEMERINCING DALAM PEMBELAJARAN SAINS PADA SISWADI KELAS V SD NEGERI 050713 TANJUNG BERINGIN.

0 1 20

PENDAHULUAN Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Pembelajaran IPS Melalui Metode Kancing Gemerincing Siswa Kelas IV SD Negeri O3 Nglebak Tawangmangu Kabupaten Karanganyar Tahun 2012/2013.

0 0 7

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Kahuman Tahun Pelajaran 2011

0 0 17

PENDAHULUAN Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Dengan Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Pada Siswa Kelas IV SDN 3 Kahuman Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 0 6

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KANCING GEMERINCING DALAM Peningkatan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Kancing Gemerincing Dalam Pembelajaran Ipa Kelas

0 0 17

PENERAPAN METODE STRUKTURAL TEKNIK KANCING GEMERINCING DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS BAGI Penerapan Metode Struktural Teknik Kancing Gemerincing Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Bagi Siswa Kelas VI

0 0 16

PENERAPAN METODE STRUKTURAL TEKNIK KANCING GEMERINCING DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS Penerapan Metode Struktural Teknik Kancing Gemerincing Dalam Meningkatkan Keaktifan Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Bagi Siswa Kelas VI SDN

0 0 17

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE KOOPERATIF KANCING GEMERINCING Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode Kooperatif Kancing Gemerincing Kelas III SD Kanisius Pati 02 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 18

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE KOOPERATIF KANCING GEMERINCING Meningkatkan Hasil Belajar Ipa Melalui Metode Kooperatif Kancing Gemerincing Kelas III SD Kanisius Pati 02 Tahun Pelajaran 2012/2013.

0 1 15