Tabel 4.2. Deskripsi statistik
Harga Jual X1
Biaya Promosi X2
Volume Penjualan Y
Mean 2.038.291,60
6.438.300 2.413.787.500
Median 1.999.971,50
6.365.000 2.399.875.000
Minimum 1.687.555,00
4.500.000 1.915.375.000
Maximum 2.432.322,00
9.050.000 2.906.625.000
Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa penetapan harga jual rata-rata produk pada tahun 2004-2008 sebesar 2.038.291,60 dan median yang
diperoleh sebesar 1.999.971,50 maka disini nilai rata-rata lebih besar dari pada nilai median. Hal ini menunjukkan bahwa penetapan harga jual mempunyai
nilai yang cukup. Untuk penetapan harga jual terendah sebesar 1.687.555,00 serta penetapan harga jual tertingginya adalah 2.432.322,00.
Biaya promosi pada tahun 2004-2008 rata-ratanya sebesar 6.438.300 dan mediannya sebesar 6.365.000. Nilai rata-ratanya lebih besar dari pada nilai
median, maka menunjukkan bahwa biaya promosi mempunyai nilai yang cukup. Untuk biaya promosi terendah yang dikeluarkan pada tahun 2004-2008
sebesar 4.500.000 dan biaya promosi tertinggi dengan jumlah 9.050.000. Hasil penjualan rata-rata yang diperoleh pada tahun 2004-2008 sebesar
2.413.787.500 dan mediannya sebesar 2.399.875.000, nilai median yang lebih rendah dari nilai rata-rata menunjukkan bahwa volume penjualan bernilai
cukup. Untuk volume penjualan terendah sebesar 1.915.375.000 dan volume penjualan tertinggi sebesar 2.906.625.000.
C. Analisa Data
1. Uji Prasyarat Analisis
Uji prasyarat analisis pada regresi linier berganda biasa disebut dengan istilah uji asumsi klasik. Menurut Algifari 2000 : 84 - 92 uji
asumsi klasik tersebut meliputi normalitas, multikolineritas, heteroskedastisitas, dan otokorelasi.
a. Uji Normalitas
Berdasarkan perhitungan menggunakan bantuan program aplikasi SPSS For Windows Ver 10.05 diperoleh L
hitung
L
tabel
untuk semua variabel, kesimpulannya bahwa data yang dianalisis
berdistribusi normal. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada rangkuman hasil perhitungan sebagai berikut lampiran 2:
Tabel 4.3 Rangkuman Hasil Uji Normalitas Dengan Liliefors
Harga L Variabel N
L
hitung
L
tabel
Keterangan Penetapan Harga Jual X
1
10 0,149 0,258 Normal
Biaya Promosi X
2
10 0,183
0,258 Normal
Volume Penjualan Y 10
0,114 0,258
Normal
Dari tabel diatas diperoleh harga L
hitung
untuk variabel X
1
= 0,149 dari L
tabel
=0,258 dapat disimpulkan variabel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Variabel X
2
didapat L
hitung
= 0,183 L
tabel
= 0,258 maka dapat disimpulkan variabel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Dan untuk variabel y didapat L
hitung
= 0,114 dari L
tabel
= 0,258 maka dapat disimpulkan variabel berasal dari populasi normal dengan taraf signifikansi 5.
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel bebas. Salah satu cara untuk mendeteksi adanya
multikolinearitas adalah dengan melihat tolerance atau Varians Inflation Factor VIF. Apabila tolerance lebih kecil dari 0,1 atau nilai
VIF di atas 10, maka terjadi multikolinearitas. Hasil uji multikolinearitas dirangkum dalam tabel berikut lampiran 3:
Tabel 4.4 Rangkuman Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance
VIF Kesimpulan Penetapan Harga Jual
X
1
0,462 2,163 Tidak
multikolinieritas Biaya Promosi X
2
0,462 2,163 Tidak
multikolinieritas Sumber: Data diolah
Hasil uji multikolinearitas pada tabel di atas diketahui bahwa hasil tolerance pada masing-masing variabel lebih besar dari 0,1 yaitu
untuk variabel X
1
sebesar 0,462 dan variabel X
2
sebesar 0,462 sedangkan nilai Varians Inflation Factor VIF yaitu untuk variabel X
1
sebesar 2,163 dan variabel X
2
sebesar 2,163 lebih kecil dari 10. Dengan demikian model regresi dalam penelitian ini tidak ada masalah
multikolinearitas. c.
Heterokedastisitas Heteroskedastisitas adalah apabila kesalahan atau residual yang
diamati tidak memiliki varian yang konstan. Untuk mendeteksi dapat digunakan uji LM Lagrange Multiplier dengan formula LM = R
2
x N, dimana R
2
diperoleh dari regresi x terhadap y estimasi dan N adalah besarnya observasi. Apabila R
2
x N lebih kecil dari 9,2 maka standar error e tidak mengalami heteroskedastisitas. Sebaliknya jika R
2
x N lebih besar dari 9,2 maka standar error mengalami heteroskedastisitas.
Untuk hasil uji heteroskedastisitas disajikan dalam tabel berikut lampiran 4:
Tabel 4.5 Rangkuman Hasil Uji Heterokedastisitas
Model R
2
N LM Kriteria Kesimpulan
Regresi LM
0,000081 10 0,00081
LM 9,2 Tidak ada masalah
heterokedastisitas Sumber: data diolah
Nilai LM lebih kecil dari 9,2 0,00081 9,2 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi ini tidak mengalami gejala
heteroskedastisitas. d.
Uji Otokorelasi Untuk menguji otokorelasi dapat digunakan Uji Durbin-Watson.
Dengan kriteria pengambilan jika nilai D-W sama dengan 2, maka tidak terjadi otokorelasi sempurna sebagai rule of thumb aturan
ringkas jika nilai D-W diantara 1,5 sampai 2,5 maka data tidak mengalami otokorelasi. Tetapi, jika nilai D-W 0 sampai 1,5 disebut
memiliki otokorelasi positif, dan jika D-W 2,5 sampai 4 disebut memiliki otokorelasi negatif. Setelah dilakukan pengujian diperoleh
hasil uji otokorelasi dengan metode Durbin Watson sebagaimana pada tabel berikut lampiran 5:
Tabel 4.6 Hasil Uji Otokorelasi Metode Durbin-Watson
Variabel D-W Kriteria Kesimpulan
X
1
, X
2
2,129 1,5 D-W 2,5
Tidak ada masalah otokorelasi
Sumber: Data diolah Dari hasil tabel di atas diketahui bahwa nilai D-W test sebesar
2,129. Dikarenakan hasil hitung Durbin-Watson 1,5 dan 2,5
maka dapat diketahui bahwa dalam model regresi pada penelitian ini tidak ada masalah otokorelasi.
2. Analisis Regresi Berganda
Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh harga jual dan biaya promosi terhadap volume penjualan. Berdasarkan hasil analisis
data dengan menggunakan alat bantu program SPSS Versi 10.05 di dapat persamaan regresi sebagai berikut lampiran 6:
Y = -2,01.10
8
+ 1204,393X
1
+ 24,844X
2
Dari hasil persamaan uji regresi berganda di atas, mempunyai keterangan sebagai berikut:
a Konstanta a sebesar -2,01.10
8
Artinya apabila variabel independen harga jual, biaya promosi bernilai nol, maka volume penjualan akan cenderung menurun bahkan
bernilai negatif sebesar 2,01.10
8
. b
b
1
= 1204,393 berarti apabila variabel harga jual b
1
meningkat satu rupiah sedangkan variabel biaya promosi tetap, maka variabel harga
jual mempunyai pengaruh positif terhadap volume penjualan sebesar Rp. 1204,393.
c b
2
= 24,844 berarti apabila variabel biaya promosi b
2
meningkat satu rupiah sedangkan variabel harga jual tetap, maka variabel biaya
promosi mempunyai pengaruh positif terhadap volume penjualan sebesar Rp. 24,844.
3. Uji F
Pengujian ini dimaksudkan untuk menganalisis apakah seluruh variabel independen secara serentak atau bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen. a.
Pengujian Ho :
β
1
= β
2
= 0 artinya bahwa variabel harga jual dan biaya
promosi bersama-sama tidak berpengaruh signifikan terhadap volume penjualan.
H
1
: β
1
≠ β
2
≠ 0 artinya bahwa variabel harga jual dan biaya promosi bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap volume penjualan. b.
Taraf signifikan; α = 0,05
c. Kriteria pengujian
Ho diterima jika F
hitung
≤ F
tabel
Ho ditolak jika F
hitung
≥ F
tabel
d. Formula Uji F
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan di SPSS, maka diketahui bahwa F
hitung
adalah sebesar 476,991 Daerah
Terima Ho F
tabel
4,74 F
hit
476,991 Daerah
Tolak Ho
e. Membandingkan F
hitung
dengan F
tabel
Dengan membandingkan F
hitung
dan F
tabel
diketahui bahwa F
hitung
F
tabel
476,991 4,74, maka harga jual X
1
, dan biaya promosi X
2
, secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap volume
penjualan Y. 4.
Uji-t Analisis uji-t digunakan untuk mengetahui signifikansi antara
variabel harga jual dan biaya promosi terhadap volume penjualan. Berikut ini adalah hasil analisis data uji t, serta bagaimana pengaruh variabel bebas
dengan variabel terikat. a.
Harga jual X
1
1 Hipotesis Nihil dan Hipotesis Alternatif
Ho : β
1
= 0 tidak ada pengaruh harga jual terhadap volume penjualan.
H
1
: β
1
≠
ada pengaruh harga jual terhadap volume penjualan.
2 Taraf significant;
α = 0,05 3
Pengujian
Ho diterima apabila: -2,306 t
hitung
2,306 Ho ditolak apabila: t
hitung
-2,306 atau t hitung 2,306 Daerah terima
Ho Daerah tolak Ho
Daerah tolak Ho
-2,306 t
tab
2,306 t
hit
19,196
4 Menghitung t dengan rumus
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan di SPSS maka diketahui bahwa t
hitung
adalah sebesar 19,196 5
Kesimpulan Dengan membandingkan t
hitung
dan t
tabel
diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
19,196 2,306, maka untuk variabel harga jual X
1
Ho ditolak artinya bahwa variabel harga jual X
1
berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan Y.
b. Variabel Biaya Promosi X
2
1 Hipotesis Nihil dan Hipotesis Alternatif
Ho : β
1
= 0 tidak ada pengaruh biaya promosi terhadap volume penjualan.
H
1
: β
1
≠
0 ada pengaruh biaya promosi terhadap volume penjualan.
2 Taraf significant;
α = 0,05 3
Pengujian
Ho diterima apabila: -2,306 t
hitung
2,306 Ho ditolak apabila: t
hitung
-2,306 atau t
hitung
2,306 Daerah terima
Ho Daerah tolak Ho
Daerah tolak Ho
-2,306 t
tab
2,306 t
hit
2,375
4 Menghitung t dengan rumus
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan di SPSS maka diketahui bahwa t
hitung
adalah sebesar 2,375 5
Kesimpulan Dengan membandingkan t
hitung
dan t
tabel
diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
2,375 2,306, maka untuk variabel biaya promosi X
2
Ho ditolak artinya bahwa variabel biaya promosi X
2
berpengaruh secara signifikan terhadap volume penjualan Y.
5. Koefisien determinasi R²
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengetahui prosentase besarnya perubahan variabel terikat yang disebabkan oleh variabel bebas
Dari hasil analisis data diperoleh R² sebesar 0,993 ini menunjukkan bahwa variabel harga jual dan biaya promosi mempunyai kontribusi terhadap
variabel volume penjualan sebesar 99,3. Sedangkan sisanya sebesar 0,7 mendapat kontribusi dari variabel lain yang tidak terdapat di dalam
model penelitian ini.
D. Pembahasan