Penerapan pembelajaran aktif metode card sort pada materi PAI dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma'arif Jakarta Selatan

PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF METODE
CARD SORT PADA MATERI PAI DALAM
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
DI SMP DARUL MA’ARIF JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh
Yenti Susanti
NIM : 1110011000088

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF
HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING


PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF METODE CARD
SORT PADA MATERI PAI DALAM MENINGKATKAN HASIL
BELAJAR SISWA DI SMP DARUL MA’ARIF
JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)

Oleh:

Yenti Susanti
NIM. 1110011000088

Yang Mengesahkan,

BAHRISSALIM, M.Ag
NIP. 19680307 199803 1 002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi berjudul Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Card Sort Pada
Materi PAI dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Darul
Ma’arif

Jakarta

Selatan

disusun

oleh

Yenti


Susanti,

NIM.1110011000088, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah
yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang
ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 15 Juli 2014

Yang mengesahkan,

Pembimbing

BAHRISSALIM, M.Ag
NIP. 19680307 199803 1 002

LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Card Sort Pada

Materi PAI dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Darul Ma’arif
Jakarta Selatan disusun oleh YENTI SUSANTI Nomor Induk Mahasiswa
1110011000088, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah
pada tanggal 24 September 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama
Islam.
Jakarta, 24 September 2014
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam)

Tanggal Tanda Tangan

Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag
NIP. 19580707 198703 1 005
Sekretaris (Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam)

Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA
NIP. 19720313 200801 2 010
Penguji I

Drs. Abdul Haris, M.Ag
NIP. 19660901 195503 1 001
Penguji II
Dr. Khalimi, M.Ag
NIP. 19650515 199403 1 006
Mengetahui:
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D
NIP. 19591020 198603 2 001

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama

: Yenti Susanti

NIM


: 1110011000088

Jurusan

: Pendidikan Agama Islam

Alamat

: KP Pondok Benda Rt 005 / Rw 004 Kelurahan Jatirasa
Kecamatan Jatiasih Kota Bekasi Jawa Barat

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA
Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Card Sort
Pada Materi PAI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Darul
Ma’arif Jakarta Selatan adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan
dosen:
Nama Pembimbing

: Bahrissalim, M.Ag


NIP

: 19680307 199803 1 002

Jurusan/Program Studi

: Pendidikan Agama Islam

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya
sendiri.

Jakarta, 15 Juli 2014
Yang Menyatakan

Yenti Susanti

ABSTRAK


Yenti Susanti (NIM: 1110011000088). Penerapan Pembelajaran Aktif
Metode Card Sort Pada Materi PAI dalam Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa di SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh masih rendahnya hasil belajar siswa yang
disebabkan oleh rendahnya kemampuan berpikir siswa, kurangnya minat siswa
dalam aktifitas belajar mengajar. Selain itu, metode mengajar yang digunakan
guru masih kurang bervariasi sehingga membuat siswa merasa bosan bahkan
mengantuk dan juga kurangnya kemampuan guru dalam memilih metode
pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
Salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan
menggunakan pembelajaran aktif metode card sort. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yang terdiri dari dua siklus.
Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa
melalui pembelajaran aktif metode card sort pada materi PAI. Subjek penelitian
ini adalah semua siswa kelas VIII D SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan, tahun
ajaran 2013/2014. Data dalam penelitian ini diambil dengan menggunakan teknik
observasi, dokumentasi, wawancara, dan tes. Analisis data dari penelitian ini
adalah deskriptif kualitatif, yaitu menguraikan secara deskriptif tentang
perkembangan proses pembelajaran siswa pada siklus I sampai siklus II. Data
yang diperoleh dari hasil belajar siswa dianalisis secara kuantitatif dengan cara

menghitung rata-rata hasil belajar siswa disetiap siklusnya. Dari hasil penelitian
diperoleh nilai rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 82,9 dan pada
siklus II sebesar 95,9. Hal ini membuktikan bahwa penerapan pembelajaran aktif
metode card sort dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata kunci : Penelitian Tindakan Kelas, Hasil Belajar Siswa, Pembelajaran
Aktif Metode Card Sort.

v

ABSTRACT

Yenti Susanti (NIM: 1110011000088). Application of Active Learning
Method Card Sort to Content PAI in Improving Student Results in SMP
Darul Maarif South Jakarta.
This research is motivated by the low student learning outcomes are caused by
low ability students' thinking, a lack of student interest in learning activities. In
addition, the teaching methods used by teachers are still less varied so as to make
the students feel bored even sleepy and also the lack of ability of teachers to
choose teaching methods that can foster students' interest and motivation to learn.
One way to improve student learning outcomes by using active learning methods

card sort. The research method used was action research (PTK), which consists of
two cycles. This research was conducted with the aim to improve student learning
outcomes through active learning methods PAI card sort on the material. The
subjects were all students of class VIII D SMP Darul Maarif South Jakarta, school
year 2013/2014. The data in this study were taken by using observation,
documentation, interviews, and tests. Analysis of the data from this study is
descriptive qualitative, ie descriptive outline of the development of the learning
process of students in the first cycle to the second cycle. Data obtained from
student learning outcomes were analyzed quantitatively by calculating the average
of student learning outcomes in each cycle. The results were obtained an average
value of student learning outcomes in the first cycle of 82.9 and 95.9 for the
second cycle. It is proved that the application of active learning card sort method
can improve student learning outcomes.
Keywords: Classroom Action Research, Student Learning Outcomes, Active
Learning Method Card Sort

vi

KATA PENGANTAR


Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena atas izin dan
rahmat-Nya maka skripsi ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga
selalu tercurah kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menyampaikan risalahNya dan mengajarkan kepada umat manusia tentang kebaikan dan pemaknaan
tentang hakikat hidup dan semoga apa yang telah diajarkan kepada umat manusia
akan tetap abadi sampai akhir zaman.
Penulis bersyukur karena berkat rahmatdan hidayah-Nya skrisi yang berjudul
“Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Card Sort Pada Materi PAI dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan”
dapat diselesaikan dan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Islam (S.Pd.I) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyususnan tugas akhir skripsi
ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada:
1.

Ibu Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2.

Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, MA, Ketua Jurusan Pendidikan Agama
Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3.

Bapak Bahrissalim, M.Ag, Dosen Pembimbing Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4.

Bapak Drs. Rusydi Jamil, M.Ag, Dosen Penasehat Akademik Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5.

Bapak Rasyidul Anam, S.Pd, Kepala SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan yang
telah membantu penelitian berlangsung.

6.

Bapak Drs. Abdul Basith, Guru PAI SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan yang
telah banyak membantu penulis selama pelaksanaan penelitian.

vii

7.

Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahanda Bujang dan Ibunda Andah, yang
tak berhenti-hentinya mendo’akan, mencurahkan kasih sayang serta
memberikan dukungan moril maupun materi kepada penulis.

8.

Keluargaku tersayang, yaitu Arnita, Syafrizal, Delfi, Mulyadi Zaki, dan
Mulyani Zakiyah yang selalu memberikan do’a, motivasi, dan dukungan
kepada penulis.

9.

Sahabat-sahabat Molose semua yang telah banyak membantu dan
memberikan motivasi. Semoga kebersamaan, kebahagiaan dan keceriaan
disaat kita berkumpul bersama dan persahabatan ini tetap terjalin selamanya.

10. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam 2010 yang
telah memberikan dukungan, semangat, motivasi serta bantuannya.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang juga telah
memberikan dorongan dan bantuan dalam menyusun Tugas Akhir Skripsi ini.

Semoga bantuan dan dorongan yang telah diberikan dapat menjadi amal baik
dan mendapatkan balasan dari Allah Swt. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi khazanah ilmu
pengetahuan.

Fastabiqul Khoirot
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Jakarta, 2014
Penulis,

Yenti Susanti
NIM. 1110011000088

viii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………….. i
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………………...

ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN………………………….

iii

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI…………………………..

iv

ABSTRAK……………………………………………………………….

v

ABSTRACT……………………………………………………………...

vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………… vii
DAFTAR ISI……………………………………………………………..

ix

DAFTAR TABEL………………………………………………………..

xii

DAFTAR GAMBAR…………………………………………………….

xiii

DAFTAR GRAFIK………………………………………………………

xiv

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………..

xv

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………….

1

A. Latar Belakang Masalah……………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah………………………………………………... 6
C. Pembatasan Masalah………………………………………………... 7
D. Perumusan Masalah…………………………………………………. 7
E. Tujuan Penelitian……………………………………………………. 7
F. Kegunaan Penelitian………………………………………………… 8
BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN…………………………………… 9
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti…………………………. 9
1. Pembelajaran Aktif (Active Learning)…………………………… 9
a. Urgensi Pembelajaran Aktif………………………………….. 11
b. Pengertian Pembelajaran Aktif……………………………….. 13
c. Ciri-ciri Pembelajaran Aktif………………………………….. 13
ix

d. Teori Belajar yang Melatarbelakangi Pembelajaran Aktif…… 14
e. Pembelajaran Aktif Metode Card Sort………………………... 16
f. Kelebihan dan Kekurangan Metode Card Sort………………... 19
2. Belajar dan Hasil Belajar…………………………………………. 19
a. Pengertian Belajar……………………………………………... 19
b. Ciri-ciri Belajar………………………………………………... 21
c. Tujuan Belajar…………………………………………………. 22
d. Pengertian Hasil Belajar………………………………………. 22
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar… 25
3. Pendidikan Agama Islam (PAI)………………………………….. 26
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam………………………….. 26
b. Tujuan Pendidikan Agama Islam……………………………… 27
c. Fungsi Pendidikan Agama Islam……………………………… 28
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI di SMP…………………. 29
B. Hasil Penelitian yang Relevan………………………………………. 29
C. Hipotesis Tindakan………………………………………………….. 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………. 31
A. Tempat dan Waktu Penelitian………………………………………. 31
1. Tempat Penelitian………………………………………………… 31
2. Waktu Penelitian…………………………………………………. 31
B. Metode Penelitian dan Desain Siklus Penelitian……………………. 31
1. Metode Penelitian………………………………………………… 31
2. Desain Siklus Penelitian…………………………………………. 32
C. Subjek Penelitian dan Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian…… 33
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian………………………….. 33
E. Tahap Intervensi Tindakan………………………………………….. 34
1. Perencanaan (Planning)………………………………………….. 34
2. Pelaksanaan Tindakan……………………………………………. 35
3. Pelaksanaan Observasi (Pengamatan)…………………………… 36
4. Refleksi………………………………………………………….. 36

x

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan……………………….. 36
G. Data dan Sumber Data……………………………………………… 36
H. Instrument Pengumpulan Data……………………………………... 37
I. Teknik Pengumpulan Data…………………………………………. 38
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan………………………………. 39
K. Analisis Data dan Interpretasi Data………………………………… 39
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan…………………………….. 40
BAB IV DESKRIPSI DATA, ANALISIS DATA, PEMBAHASAN…. 41
A. Deskripsi Data………………………………………………………. 41
1. Tindakan Pembelajaran Siklus I………………………………… 41
a. Tahap Perencanaan…………………………………………… 41
b. Tahap Pelaksanaan…………………………………………… 42
c. Tahap Pengamatan…………………………………………… 44
d. Tahap Refleksi……………………………………………….. 50
2. Tindakan Pembelajaran Siklus II……………………………….. 51
a. Tahap Perencanaan…………………………………………… 51
b. Tahap Pelaksanaan……………………………………………. 52
c. Tahap Pengamatan……………………………………………. 55
d. Tahap Refleksi………………………………………………… 60
B. Analisis Data………………………………………………………… 61
C. Pembahasan Temuan Penelitian……………………………………... 65
BAB V PENUTUP……………………………………………………….. 67
A. Kesimpulan………………………………………………………….. 67
B. Saran………………………………………………………………… 67

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………… 69
LAMPIRAN-LAMPIRAN……………………………………………... 71

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I………………

37

Tabel 4.1 : Hasil Observasi Guru Pertemuan Pertama…………………..

45

Tabel 4.2 : Hasil Observasi Siswa Pertemuan Pertama………………….. 45
Tabel 4.3 : Hasil Observasi Guru Pertemuan Kedua…………………….

46

Tabel 4.4 : Hasil Observasi Siswa Pertemuan Kedua……………………

46

Tabel 4.5 : Hasil Observasi Guru Pertemuan Ketiga…………………….

47

Tabel 4.6 : Hasil Observasi Siswa Pertemuan Ketiga……………………

47

Tabel 4.7 : Hasil Belajar Siklus I………………………………………...

48

Tabel 4.8 : Hasil Observasi Guru Pertemuan Keempat………………….

55

Tabel 4.9 : Hasil Observasi Siswa Pertemuan Keempat…………………

55

Tabel 4.10 : Hasil Observasi Guru Pertemuan Kelima…………………..

56

Tabel 4.11 : Hasil Observasi Siswa Pertemuan Kelima…………………. 57
Tabel 4.12 : Hasil Observasi Guru Pertemuan Keenam…………………. 57
Tabel 4.13 : Hasil Observasi Siswa Pertemuan Keenam………………… 58
Tabel 4.14 : Hasil Belajar Siklus II………………………………………

58

Tabel 4.15 : Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Materi PAI………… 61
Tabel 4.16 : Hasil Wawancara Responden Siswa………………………... 62

xii

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Alur Pelaksanaan PTK……………………………………… 33

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 : Perolehan Nilai Siswa Siklus I………………………………. 50
Grafik 4.2 : Perolehan Nilai Siswa Siklus II……………………………... 60

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Gambaran Umum SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan........ 71
Lampiran 2 : RPP Pertemuan Pertama Siklus I……..…………………… 77
Lampiran 3 : RPP Pertemuan Kedua Siklus I……………………………. 84
Lampiran 4 : RPP Pertemuan Ketiga Siklus I……………………………. 90
Lampiran 5 : Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus I…………………. 96
Lampiran 6 : Hasil Belajar Siswa Siklus I………………………………... 100
Lampiran 7 : Lembar Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I………….. 102
Lampiran 8 : Lembar Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru Siklus I... 105
Lampiran 9 : RPP Pertemuan Keempat Siklus II………………………… 108
Lampiran 10 : RPP Pertemuan Kelima Siklus II…………………………... 115
Lampiran 11 : RPP Pertemuan Keenam Siklus II…………………………. 121
Lampiran 12 : Soal Instrumen Tes Hasil Belajar Siklus II………………… 128
Lampiran 13 : Hasil Belajar Siswa Siklus II………………………………. 131
Lampiran 14 : Lembar Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II…………. 133
Lampiran 15 : Lembar Hasil Observasi Aktifitas Mengajar Guru Siklus II.. 136
Lampiran 16 : Hasil Wawancara Responden Siswa……………………….. 139
Lampiran 17 : Hasil Wawancara dengan Guru PAI……………………….. 142
Lampiran 18 : Dokumentasi……………………………………………….. 143
Lampiran 19 : Lembar Uji Referensi………………………………………. 144

xv

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Allah SWT menciptakan makhluk-Nya dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing. Manusia merupakan makhluk yang istimewa dengan diberi
kelebihan berupa akal pikiran dan dijadikan sebagai khalifah di muka bumi.
Dengan akal pikirannya manusia diharapkan dapat memperoleh ilmu pengetahuan
yang seluas-luasnya untuk mengetahui penciptanya melalui tanda-tanda yang ada
di alam semesta. Sebagai khalifah, manusia harus melestarikan segala sesuatu
yang ada di bumi demi kelangsungan hidupnya, sebab kelestarian atau kerusakan
yang terjadi di bumi merupakan akibat dari tindakan manusia itu sendiri. Oleh
karena itu, manusia membutuhkan ilmu pengetahuan untuk menjalankan
kehidupannya sehari-hari.
Ilmu pengetahuan dapat mengarahkan cara berpikir seseorang dalam
mengambil suatu keputusan untuk bertindak, yaitu mengarahkan manusia untuk
membedakan hal-hal yang baik dan tidak baik. Banyak manfaat yang dapat
diperoleh manusia dengan ilmu pengetahuan baik bagi dirinya maupun orang lain.
Ilmu pengetahuan juga dapat membedakan kedudukan manusia dalam kehidupan
sosialnya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT :
)١١ : ‫ (سورة المجادلة‬...         
“…Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (Q.S. AlMujaadilah [58] : 11)1
Begitu pentingnya ilmu pengetahuan bagi manusia sehingga dapat menjadikan
seseorang lebih tinggi derajatnya (kedudukannya) jika dibandingkan dengan orang
lain yang tidak berilmu pengetahuan.
Departemen Agama RI, Al-Hikmah : Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Bandung : CV Penerbit
Diponegoro, 2006), Cet. IV, h. 543.
1

1

2

Proses perolehan ilmu pengetahuan dapat diperoleh seseorang kapan saja dan
dari mana saja, salah satunya yaitu melalui pendidikan. Seseorang menjalani
pendidikan untuk mencapai tujuan tertentu dan tujuan tersebut berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhannya. Menurut

Dedi Mulyasana, “Pendidikan adalah

proses menjadi, yakni menjadikan seseorang menjadi dirinya sendiri yang tumbuh
sejalan dengan bakat, watak, kemampuan, dan hati nuraninya secara utuh”. 2
Pendidikan merupakan proses kegiatan yang sangat kompleks yang di dalamnya
terdiri dari berbagai macam komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Komponen-komponen yang ada dalam pendidikan meliputi siswa, guru,
strategi dan metode belajar, tujuan, kurikulum, media, sarana dan prasarana,
lingkungan dan sebagainya, yang semuanya saling mempengaruhi satu sama lain.
Komponen-komponen tersebut diatur dan dirancang sedemikian rupa secara
matang agar tujuan pendidikan yang sesungguhnya dapat dicapai. Tujuan
pendidikan diantaranya yaitu menciptakan manusia yang mempunyai intelektual
tinggi, mempunyai moral dan akhlak yang baik seperti yang ditetapkan dalam
ajaran agama dan tertuang dalam Undang-undang.
Dalam UU tentang Sistem Pendidikan Nasional no. 20 tahun 2003 bahwa,
“Pendidikan merupakan usaha agar manusia dapat mengembangkan potensi
dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dan diakui
oleh masyarakat”.3
Undang-undang tersebut menjelaskan makna pendidikan secara jelas dan terinci
sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Proses pembelajaran merupakan salah satu komponen pendidikan yang penting,
sebab melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai pelajar. Guru dan
siswa sebagai komponen yang berpengaruh dalam proses pembelajaran masingmasing harus aktif. Guru sebagai pendidik harus menambah kemampuan dan
pengetahuannya melalui pengalamannya, sedangkan siswa sebagai peserta didik
2

Dedi Mulyasana, Pendidikan Bermutu dan Berdaya Saing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2011), Cet. I, h. 2.
3
Anggota IKAPI, Undang-undang SISDIKNAS Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung :
Fokusmedia, 2009), h. 38.

3

harus berperan aktif dalam setiap kesempatan agar berhasil dalam belajarnya.
Siswa diharapkan tidak belajar hanya dari guru saja tetapi juga belajar dari
lingkungan sekitarnya, misalnya dari teman, orang tua, ataupun media. Siswa
dapat memperoleh ilmu pengetahuan di mana pun berada. Siswa yang aktif
mempunyai peluang yang besar untuk keberhasilan belajarnya dibandingkan
dengan siswa yang pasif dan hanya menerima saja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat
digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Yang
termasuk faktor-faktor intern sebagaimana yang dikatakan Slameto, yaitu:
1. Faktor jasmaniah, meliputi faktor kesehatan, dan cacat tubuh.
2. Faktor psikologis meliputi inteligensi, perhatian,

minat, bakat, motif,

kematangan, dan kesiapan.
3. Faktor kelelahan.
Sedangkan yang termasuk faktor-faktor ekstern adalah:
1. Faktor keluarga meliputi cara orang tua mendidik, relasi antaranggota keluarga,
suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar
belakang kebudayaan.
2. Faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah,
standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas
rumah.
3. Faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.4
Seperti yang kita ketahui bersama bahwasanya pendidikan pada saat ini bukan
hanya berorientasi terhadap hasil belajar tetapi juga berorientasi terhadap proses
pembelajaran. Keberhasilan seorang siswa dalam belajar tidak hanya dilihat dari
hasil belajar siswa semata melainkan dilihat juga kemampuan dan keaktifan siswa
selama proses pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, maka perlu adanya
perubahan pola pikir guru, guru harus mampu menjadi fasilitator, dan teman
4

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),
Cet. V, h. 54-72.

4

belajar bagi peserta didiknya sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan peserta
didiknya.
Akan tetapi, pada kenyataannya pembelajaran PAI di SMP Darul Ma’arif
masih jauh dari harapan. Pembelajaran PAI masih banyak menggunakan
pembelajaran yang hanya terpusat pada guru semata (teacher centered).
Pembelajaran

ini

masih

sering

diterapkan

oleh

guru

dengan alasan

pembelajaran ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu yang banyak,
namun menyebabkan sedikit tuntutan aktivitas belajar dari siswa sehingga tujuan
pembelajaran tidak tercapai dengan maksimal dan hasil belajar pun tidak
memuaskan.
Sering ditemukan di SMP Darul Ma’arif, pembelajaran PAI dianggap sulit
bahkan dianggap membosankan oleh para siswa sehingga hasil belajar siswa pun
tidak memuaskan. Hal tersebut terjadi dikarenakan oleh beberapa faktor, yakni
faktor yang berasal dari siswa dan faktor yang berasal dari guru.
Faktor yang berasal dari siswa antara lain kemampuan berpikir siswa yang
rendah. Kemampuan berpikir siswa merupakan faktor internal siswa. Faktor ini
sangat dipengaruhi oleh tingkat intelegensi otak atau kemampuan kognitif siswa.
Kemampuan ini bisa ditingkatkan dengan meningkatkan proses belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat dari daftar nilai ulangan harian, nilai tugas, nilai tes semester dan
nilai akhir ujian nasional yang belum sesuai dengan harapan guru dan siswa, salah
satunya pada pokok bahasan kitab dan suhuf di kelas VIII diketahui hampir
disetiap kelas terdapat lebih dari 50% siswa yang tidak tuntas KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal), sedangkan KKM yang ditetapkan untuk mata pelajaran PAI
adalah 75.
Faktor yang berasal dari siswa selanjutnya adalah kurangnya minat siswa
dalam pembelajaran PAI karena variasi guru dalam menyajikan materi bersifat
monoton. Suasana kelas yang ramai membuat siswa lebih tertarik untuk bercanda
bersama teman-teman sehingga menimbulkan kegaduhan dan sering membuat
siswa sulit berkonsentrasi dalam mendengarkan materi yang disampaikan oleh
guru.

5

Sedangkan faktor yang berasal dari guru antara lain adalah sarana dan
prasarana yang kurang lengkap. Salah satunya penyediaan LCD atau proyektor
disetiap kelas belum ada sebagai media untuk guru bisa menggunakan media
audio visual. Walaupun sekolah menyediakan satu proyektor untuk bisa dibawa ke
dalam kelas, tetapi keahlian guru untuk menggunakan media ini masih kurang
bahkan kemauan guru untuk menciptakan media pembelajaran sendiri pun masih
kurang.
Faktor selanjutnya adalah kurangnya kemampuan guru dalam memilih metode
pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat dan motivasi belajar siswa.
Metode pembelajaran yang digunakan guru sering kali adalah metode ceramah
yang kurang berkesan bagi siswa sehingga membuat siswa merasa bosan bahkan
mengantuk. Pembelajaran PAI yang sering dijumpai di SMP Darul Ma’arif hanya
sebatas guru membacakan materi dan siswa mendengarkan, tentunya hal tersebut
membuat siswa merasa kesulitan memahami materi yang disampaikan. Selain itu
jumlah siswa yang terlalu banyak dalam setiap rombongan belajar juga
menyulitkan guru dalam menciptakan situasi belajar yang efektif dan efisien.
Seperti yang diungkapkan sebelumnya untuk menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan, dan efektif selalu muncul berbagai masalah dalam praktiknya
yang mengharuskan seorang guru menemukan solusinya. Di antara berbagai
masalah tersebut adalah masalah metode pembelajaran dan hasil belajar siswa
yang rendah. Keterampilan untuk menyajikan pembelajaran dengan penerapan
strategi dan metode belajar yang tepat merupakan salah satu syarat yang harus
dilakukan oleh seorang guru. Strategi dan metode belajar tersebut selain dapat
mengembangkan kompetensi diri siswa juga diharapkan dapat menciptakan
interaksi siswa dalam belajar. Interaksi yang diutamakan adalah interaksi edukatif
yaitu interaksi yang ditimbulkan untuk mencapaikan tujuan pendidikan. “Interaksi
edukatif adalah proses interaksi yang disengaja, sadar tujuan, yakni untuk
mengantarkan siswa ke tingkat kedewasaannya.” 5 Dengan interaksi edukatif
diharapkan dapat menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif, komunikatif, dan
5

Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT RajaGrafindo
Persada, 2003), Cet. X, h. 18.

6

dapat mengurangi kejenuhan siswa saat belajar. Dalam pembelajaran harus ada
komunikasi timbal balik antara guru dan siswa. Guru diharapkan tidak
mendominasi kelas dan siswa dapat berpartisipasi dan berperan aktif untuk
bertanya, menyampaikan pendapat atau informasi.
Salah satu strategi pembelajaran yang melibatkan siswa aktif dalam
pembelajaran yaitu strategi pembelajaran aktif metode card sort dengan metode
permainan. Strategi pembelajaran ini lebih berorientasi pada aktivitas siswa
(student centered), sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan
dan membantu siswa dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran ini merupakan
strategi pembelajaran aktif (active learning) yang disajikan dengan metode
permainan (games) dengan tujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang
tidak monoton dan menjenuhkan. Dalam pembelajaran ini, siswa dituntut untuk
aktif dan partisipatif, sehingga dengan keaktifan siswa tersebut diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar PAI siswa.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka peneliti ingin melakukan penelitian
tentang hal itu dan mengangkat judul : “Penerapan Pembelajaran Aktif Metode
Card Sort Pada Materi PAI Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di
SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan.”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Pembelajaran PAI dianggap membosankan oleh siswa.
2. Rendahnya kemampuan berpikir siswa.
3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI masih rendah.
4. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran PAI karena variasi guru dalam
menyajikan materi bersifat monoton.
5. Pembelajaran hanya berpusat pada guru sehingga siswa kurang terlibat aktif
dalam pembelajaran.
6. Kurangnya sarana dan prasarana untuk mendukung guru
media pembelajaran.

menggunakan

7

7. Kurangnya keahlian guru dalam menggunakan media pembelajaran.
8. Kurangnya kemauan guru untuk menciptakan media pembelajaran sendiri.
9. Metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran PAI kurang
bervariasi
10. Kelas yang gaduh membuat guru kesulitan dalam mengelola kelas.

C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut maka peneliti membatasi masalah
dalam penelitian ini pada metode yang digunakan guru dalam proses
pembelajaran PAI kurang bervariasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
PAI masih rendah di SMP Darul Ma’arif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penerapan pembelajaran aktif metode card sort materi PAI
dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma’arif Jakarta
Selatan ?
2. Bagaimana hasil yang dicapai berdasarkan ranah kognitif melalui penerapan
pembelajaran aktif metode card sort materi PAI dalam meningkatkan hasil
belajar siswa di SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan ?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar PAI siswa yang diajar
dengan penerapan pembelajaran aktif metode card sort. Secara rinci penelitian ini
bertujuan untuk :
1. Mengetahui penerapan pembelajaran aktif metode card sort materi PAI
dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma’arif Jakarta
Selatan.

8

2. Mengetahui hasil yang dicapai berdasarkan ranah kognitif melalui
penerapan pembelajaran aktif metode card sort materi PAI dalam
meningkatkan hasil belajar siswa di SMP Darul Ma’arif Jakarta Selatan.
F. Kegunaan Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
1. Peneliti, untuk memperluas wawasan dan pengalaman tentang cara balajar
PAI dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif card sort.
2. Siswa, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perenungan tentang
kesiapan siswa dalam belajar PAI.
3. Guru, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam perumusan
perencanaan pembelajaran selanjutnya.
4. Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan dasar dalam penetapan
kebijakan berkaitan dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran.

BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti
1. Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Sebelum membahas tentang pembelajaran aktif terlebih dahulu peneliti ingin
mengemukakan perbedaan antara pendekatan pembelajaran (approach), strategi
pembelajaran, metode pembelajaran, teknik pembelajaran, taktik pembelajaran,
dan model pembelajaran, supaya mudah dibedakan karena hampir serupa
maknanya.
Menurut Iif Khoiru Ahmadi, dkk, “Pendekatan pembelajaran bisa diartikan
sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran yang
merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum. Di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan
melatarbelakangi metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dilihat
dari pendekatannya, terdapat dua jenis pendekatan pembelajaran yaitu pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada siswa (student centered
approach) dan pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada
guru (teacher centered approach)”.1
Dari pendekatan pembelajaran yang telah ditetapkan, selanjutnya diturunkan
dalam strategi pembelajaran. Menurut Kemp yang dikutip oleh Iif Khoiru Ahmadi,
dkk dalam bukunya, “Strategi pembelajaran merupakan kegiatan pembelajaran
yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai
secara efektif dan efisien”.2 Senada dengan pendapatnya Kemp, Dick dan Carey
juga menyebutkan bahwa “Strategi

pembelajaran itu adalah suatu perangkat

1

Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP, (Jakarta: Prestasi
Pustakaraya, 2011), Cet. I, h. 4.
2
Ibid., h. 5.

9

10

materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk
menimbulkan hasil belajar pada peserta didik atau siswa”.3
Strategi

pembelajaran

sifatnya

masih

konseptual

dan

untuk

mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu.
Dengan kata lain strategi merupakan “a plan of operation achieving something”
sedangkan metode adalah “a way in achieving something”. Metode merupakan
salah satu “sub sistem” dalam “sistem pembelajaran”, yang tidak bisa dilepaskan
begitu saja. Metode adalah cara atau prosedur yang dipergunakan oleh fasilitator
dalam interaksi belajar dengan memperhatikan keseluruhan sistem untuk
mencapai suatu tujuan.4 Menurut Hamzah B.Uno dan Nurdin Mohamad, “Metode
pembelajaran didefinisikan sebagai cara yang digunakan guru dalam menjalankan
fungsinya dan merupakan alat untuk mencapai tujuan pembelajaran”.5
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan gaya
pembelajaran. Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan
seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Sedangkan
taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau
teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual.6
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik bahkan taktik pembelajaran
sudah terangkai menjadi satu kesatuan utuh, maka terbentuklah apa yang disebut
model pembelajaran. Arends menyatakan bahwa istilah model pembelajaran
mengarah pada suatu pendekatan pembelajaran tertentu termasuk tujuannya,
sintaksnya, lingkungan, dan sistem pengelolaannya, sehingga model pembelajaran
mempunyai makna yang lebih luas daripada pendekatan, strategi, metode atau
prosedur. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang
digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau
pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat
3

Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), Cet. V, h. 132.
Triyo Supriyatno, dkk, Strategi Pembelajaran Partisipatori di Perguruan Tinggi, (Malang :
UIN Malang Press, 2006), Cet. I, h. 118.
5
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2012), Cet. II, h. 7.
6
Ahmadi, op.cit., h. 6-7.
4

11

pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer, kurikulum, dan
lain-lain. Joyke menyatakan bahwa setiap model pembelajaran mengarah kepada
desain pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga
tujuan pembelajaran tercapai.7

a. Urgensi Pembelajaran Aktif
Belajar aktif sangat diperlukan oleh peserta didik untuk mendapatkan hasil
belajar yang maksimum. Ketika peserta didik pasif, atau hanya menerima dari
pengajar, ada kecenderungan untuk cepat melupakan apa yang telah diberikan.
Oleh karena itu diperlukan perangkat tertentu untuk dapat mengikat informasi
yang baru saja diterima pengajar (dosen/guru). Belajar aktif adalah salah satu cara
untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya di otak. Karena
salah satu faktor yang menyebabkan informasi cepat dilupakan adalah faktor
kelemahan otak manusia itu sendiri.8
Belajar yang hanya mengandalkan indera pendengaran mempunyai beberapa
kelemahan, padahal hasil belajar seharusnya disimpan sampai waktu yang lama.
Kenyataan ini sesuai dengan kata-kata mutiara yang diberikan oleh seorang filosof
kenamaan dari Cina, Konfusius, Dia mengatakan:
Apa yang saya dengar, saya lupa
Apa yang saya lihat, saya ingat
Apa yang saya lakukan, saya paham9
Melvin L. Silberman mengatakan bahwa pada umumnya guru berbicara dengan
kecepatan 100 hingga 200 kata per menit. Jika siswa benar-benar berkonsentrasi,
mereka akan dapat mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap 50 hingga

7

Sudarmaji Lamiran dan Tim Prestasi Pustaka, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu,
(Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), Cet. I, h. 13-14.
8
Hisyam Zaini, dkk, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta: Pustaka Insan Madani, 2008),
h. xiv.
9
Ibid., h. xiv-xv.

12

100 kata per menit, atau setengah dari apa yang yang dikatakan guru. Itu karena
siswa juga berpikir banyak selama mereka mendengar.10
Menurut Pollio sebagaimana yang dikutip oleh Melvin dalam bukunya bahwa
dalam perkuliahan bergaya ceramah, mahasiswa kurang menaruh perhatian
selama 40% dari seluruh waktu kuliah. Sedangkan menurut McKeachie
mahasiswa dapat mengingat 70% dalam sepuluh menit pertama kuliah, sedangkan
dalam sepuluh menit terakhir, mereka hanya dapat mengingat 20% materi
kuliah.11
Pertimbangan lain untuk menggunakan strategi pembelajaran aktif adalah
realita bahwa peserta didik mempunyai cara belajar yang berbeda-beda. Ada
peserta didik yang lebih senang membaca, ada yang senang berdiskusi dan ada
juga yang senang praktek langsung. Inilah yang disebut dengan gaya belajar atau
learning style. Untuk dapat membantu peserta didik dengan maksimal dalam
belajar, maka kesenangan dalam belajar itu sebisa mungkin diperhatikan. Untuk
dapat mengakomodir kebutuhan tersebut adalah dengan menggunakan variasi
strategi pembelajaran yang beragam yang melibatkan indera belajar yang
banyak.12
Dari sisi pengajar, sebagai penyampai materi, strategi pembelajaran aktif akan
sangat membantu dalam melaksanakan tugas-tugas keseharian. Bagi pengajar
yang sibuk mengajar, strategi ini dapat dipakai dengan variasi yang tidak
membosankan. Seandainya ada seorang pengajar yang sibuk, yang harus mengajar
tiga kelas atau bahkan empat kelas dalam satu hari, dapat dibayangkan betapa
lelahnya pengajar (dosen/guru) tersebut kalau harus berceramah. Di samping itu,
filosofi mengajar yang baik adalah bukan sekedar mentransfer pengetahuan
kepada peserta didik, akan tetapi bagaimana membantu peserta didik supaya dapat

10

Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nuansa,
2012), Cet. VI, h. 24.
11
Ibid.
12
Zaini, op.cit., h. xvi

13

belajar. Kalau ini dihayati, maka pengajar tidak lagi menjadi pemeran sentral
dalam proses pembelajaran.13

b. Pengertian Pembelajaran Aktif
Berikut ini akan dijelaskan tentang pengertian pembelajaran aktif menurut para
ahli. Menurut Muhaimin yang dikutip oleh Yatim Riyanto, “Pembelajaran adalah
upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan
melibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien”.14
Menurut Rusman, “Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran
yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai
informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di
kelas, sehingga mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan
pemahaman dan kompetensinya”. 15 Menurut Hisyam Zaini, Bermawy Munthe,
dan Sekar Ayu Aryani, “Pembelajaran aktif adalah suatu pembelajaran yang
mengajak peserta didik untuk belajar secara aktif. Ketika peserta didik belajar
dengan aktif, berarti mereka yang mendominasi aktifitas pembelajaran”.16
Dari beberapa pengertian di atas, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran
aktif adalah suatu pendekatan pembelajaran yang berguna untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam proses pembelajaran secara efektif dan efisien.

c. Ciri-ciri Pembelajaran Aktif
Beberapa ciri dari pembelajaran aktif sebagaimana dikemukakan dalam
panduan pembelajaran model ALIS (Active Learning In School, 2009) adalah
sebagai berikut :
1)
2)
3)
4)
13

Pembelajaran berpusat pada siswa.
Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata.
Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi.
Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda.

Ibid., h. xvii.
Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2009), Cet. I, h. 131.
15
Rusman, op.cit., h. 324.
16
Zaini, op.cit., h. xiv.
14

14

5)
6)
7)
8)

Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multiarah (siswa-guru).
Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar.
Pembelajaran berpusat pada anak.
Penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan
belajar.
9) Guru memantau proses belajar siswa
10) Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja anak.17
d. Teori Belajar yang Melatarbelakangi Pembelajaran Aktif
Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana
terjadinya belajar atau bagaimana informasi diproses di dalam pikiran siswa itu.
Berdasarkan suatu teori belajar, diharapkan suatu pembelajaran dapat lebih
meningkatkan perolehan siswa sebagai hasil belajar.18
Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan di kelompokkan dalam teori
pembelajaran

konstruktivis

(constructivist

theories

of

learning).

Teori

konstruktivisme adalah teori tentang pembelajaran yang menggambarkan
bagaimana suatu pengetahuan itu didapatkan. Teori belajar ini menekankan pada
pemerolehan ilmu dan pengetahuan yang dilakukan secara aktif oleh warga
belajar memperoleh pengetahuannya melalui pengalaman-pengalamannya.19 Teori
konstruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan
mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan
aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai.
Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,
mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk
dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide.20
Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam
psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekadar memberikan
pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di

17

Uno, op.cit., h. 75-76.
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010), Cet. III, h. 27.
19
Anisah Basleman dan Syamsu Mappa, Teori Belajar Orang Dewasa, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2011), Cet. I, h. 128.
20
Trianto, op.cit., h. 28.
18

15

dalam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan
memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka
sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi
mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang
membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri
yang harus memanjat anak tangga tersebut.21
Menurut Anisah Basleman dan Syamsu Mappa dalam bukunya, Piaget
menggunakan filsafat konstruktivisme melalui proses berikut:
1) Skema: struktur mental atau kognisi yang dengannya seseorang beradaptasi
dan mengkoordinasi lingkungan sekitarnya.
2) Asimilasi: proses kognitif di mana seseorang mengintegrasikan persepsi,
konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada
dalam pikirannya.
3) Akomodasi: proses mencocokkan pengetahuan baru dengan cara:
a) Membentuk skema baru yang sesuai dengan rancangan baru.
b) Memodifikasi itu skema yang ada sehingga sesuai dengan rancangan.
4) Equilibrium: pengaturan diri secara mekanis untuk mengatur keseimbangan
proses asimilasi atau akomodasi.22
Jadi,

pembelajaran

konstruktivisme

berarti

membentuk,

menciptakan,

menemukan, dan mengembangkan pengetahuan oleh siswa sendiri.
Istilah konstruktivisme dalam pembelajaran adalah:
a) Proses dan hasil dari pertanyaan, interpretasi, dan analisis informasi.
b) Menggunakan informasi dan proses berpikir untuk pengembangan,
pembangunan, dan pemaknaan pengetahuan yang didapat.
c) Pemahaman tentang konsep/ide.
d) Perpaduan pengalaman sekarang dengan pengalaman yang lama tentang
suatu objek atau pengetahuan tertentu.23
Peserta didik pada pembelajaran konstruktivisme:
(1) Peserta didik aktif dalam proses pembelajaran.

21

Ibid.
Mappa, op.cit.
23
Ibid., h. 128-129.
22

16

(2)Melalui pertanyaan dan penemuan oleh mereka sendiri, berinteraksi dengan
lingkungan sehingga mereka membangun pengetahuannya.
(3)Belajar secara aktif melalui kemampuan berpikir secara ktirikal dan
pemecahan masalah.
(4)Peserta

didik

menemukan

isi

pelajaran

bermakna

pada

proses

pembelajaran.24
Peranan fasilitator dalam pembelajaran konstruktivisme:
(a) Menciptakan lingkungan yang inovatif.
(b)Menyediakan bahan-bahan sebagai sumber belajar.
(c) Membantu

siswa

mendapatkan

pengalaman

atau

mengeksplorasi

pengalaman.
(d) Membantu siswa dalam membentuk konsep.
(e) Membantu siswa dalam mengemukakan pikirannya.
(f) Membantu siswa dalam menyelesaikan masalah.25

e. Pembelajaran Aktif Metode Card Sort
Pembelajaran aktif yang tepat atau efektif memungkinkan secara langsung
meningkatkan hasil belajar siswa. Metode card sort sebagai salah satu teknik
efektif ini, semestinya harus dapat membuat pembelajaran yang efektif tersebut.
Pembelajaran

yang

efektif

adalah

merupakan

pembelajaran

yang

memungkinkan anak didik dapat belajar dengan mudah dan menyenangkan.
Proses belajarnya mudah, terhindar dari ancaman, hambatan, dan gangguan.26
Maka dapat dikatakan bahwa penerapan metode card sort lebih-lebih pada
mata pelajaran yang bersifat kategori atau klasifikasi akan mudah mendatangkan
situasi belajar yang efektif. Dari ketepatan metode belajarlah dapat menghadirkan
hasil belajar yang diharapkan. Dalam bahasa lain ketepatan menggunakan metode
card sort dalam pembelajaran aktif menjadi efektif bagi peningkatan belajar dan
hasil belajar.
24

Ibid., h. 129.
Ibid., h. 130.
26
Silberman, op.cit.
25

17

Strategi ini merupakan kegiatan kolaboratif yang bisa digunakan untuk
mengajarkan konsep, karakteristik, klasifikasi, fakta, tentang obyek atau
mereview informasi. Gerakan fisik yang dominan dalam strategi ini dapat
membantu mendinamiskan kelas yang jenuh atau bosan. 27 Model pembelajaran
aktif metode card sort menggunakan fasilitas kartu, dalam kartu tersebut berisi
suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh masing-masing siswa. Gerakan
fisik yang dominan dalam strategi ini dapat membantu mendinamiskan kelas yang
jenuh atau bosan.
Jadi dapat peneliti simpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif metode card
sort merupakan kegiatan kolaboratif yang digunakan guru untuk mengajak siswa
menemukan konsep dan fakta melalui klasifikasi materi yang akan dibahas dalam
pembelajaran. Pembelajaran aktif metode card sort menggunakan fasilitas kartu,
dalam kartu tersebut berisi suatu permasalahan yang harus diselesaikan oleh
masing-mas

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar PKn melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe card sort di kelas III MI Al – Furqon Kecamatan Ciomas Kabupaten Bogor

1 3 108

Pengaruh Penerapan Metode Quiz Team Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih di Mts Darul Ma'arif Jakarta Selatan

2 18 139

Peningkatan hasil belajar PAI melalui penerapan metode simulasi pada siswa SMP Pasar Minggu Jakarta Selatan

0 3 78

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATA Penggunaan Metode Pembelajaran Card Sort Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Viiid Di Smp Negeri 1 Karangmalang Sragen.

0 4 16

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS PADA MATA Penggunaan Metode Pembelajaran Card Sort Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ips Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Viiid Di Smp Negeri 1 Karangmalang Sragen.

0 3 16

UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI AKTIF Upaya Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Aktif Card Sort (PTK Pembelajaran Matematika Bag

0 2 17

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA DALAM PROSES PEMBELAJARAN PKn MATERI SISTEM HUKUM DAN

0 1 15

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF CARD SORT DENGAN SETTING KELAS BERBENTUK “U” UNTUK Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Card Sort dengan Setting Kelas Berbentuk “U” untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi pada Materi Ekosistem Kelas VII B SMP N

0 0 18

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT DENGAN MACROMEDIA Penerapan Metode Pembelajaran Card Sort Dengan Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Gerak Pada Tumbuhan Kelas VIII H SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 20

0 0 16

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN CARD SORT DENGAN MACROMEDIA Penerapan Metode Pembelajaran Card Sort Dengan Macromedia Flash Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Materi Sistem Gerak Pada Tumbuhan Kelas VIII H SMP Muhammadiyah 1 Surakarta Tahun Ajaran 20

0 0 16