Tinjauan Atas Prosedur Pemberian Kredit Gadai Nasabah Pada Prum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Kerja Praktek

Di era globalisasi saat ini kredit bukan hal asing dalam masyarakat, tetapi merupakan istilah yang sangat populer. Terjadinya hubungan perkreditan timbul sejak manusia tidak memenuhi semua kebutuhannya dan tidak dapat secara langsung menukar barang atau jasa yang di butuhkannya dengan barang, jasa atau alat penukar yang dimilikinya. Kegiatan perkreditan dapat terjadi dalam segala aspek kehidupan manusia. Semakin majunya perekonomian di masyarakat, maka kegiatan perkreditan semakin mendesak. Kegiatan perkreditan ini meliputi semua aspek ekonomi baik di bidang produksi, distribusi, konsumsi, perdagangan, investasi maupun bidang jasa dalam bentuk uang tunai maupun barang dan jasa. Kredit menjadi salah satu produk yang dirasa cukup bermanfaat bagi kelangsungan masyarakat golongan ekonomi lemah yang kurang mendapat pelayanan dari lembaga keuangan. Dalam perjalanannya pemerintah sebagai pemegang ekonomi tertinggi memiliki lembaga yang menjadi sarana dan prasarana bagi para kreditur dalam negeri.

Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang jasa penyaluran pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai, dengan jaminan barang bergerak. Pegadaian sebagai lembaga jasa keuangan (kredit) yang merupakan kegiatan perekonomian, hal ini tertuang dalam PP No. 10


(2)

2

tahun 1990, yang mengatur tentang perubahan bentuk perusahaan dari Perusahaan Jawatan (PERJAN), menjadi Perusahaan Umum (PERUM) Pegadaian. Dengan

perubahan status hukum dan dengan motto “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.

Perum Pegadaian sebagai lembaga perkreditan uang memiliki tujuan khusus yaitu penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai yang ditujukan untuk mencegah praktek rentenir dan sistem ijon yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak serta pinjaman tidak wajar lainnya yang merugikan masyarakat. Keterbatasan mendapatkan informasi terkadang masyarakat meminjam dana dari lembaga keuangan non formal yang belum jelas tujuannya, sehingga mereka terjebak hutang yang di rasa cukup berat untuk membayarnya. Kredit yang diberikan Perum Pegadaian relatif kecil, sehingga masyarakat tidak merasa keberatan untuk mengembalikan pinjaman tersebut apabila tiba hari jatuh tempo, dan ini merupakan bukti sosial bahwa Perum Pegadaian sebagai lembaga kredit yang dapat membantu kebutuhan masyarakat. Akan tetapi, kebijakan Perum Pegadaian yang memberikan tambahan batas waktu tempo kepada nasabah yang belum mampu melunasi pada waktu yang telah di tentukan terkadang membuat nasabah tidak disiplin membayar tepat waktu, sehingga menyulitkan Perum Pegadaian dalam mengendalikan perputaran arus kas perusahaan. Oleh karena itu Perum Pegadaian menerapkan prosedur pemberian kredit kepada setiap nasabah dan memberikan sanksi kepada yang melanggarnya. Namun dalam prakteknya di Perum Pegadaian banyak nasabah yang kurang mengerti, mulai dari syarat-syarat yang harus dipenuhi, bagaimana perhitungan bunga, jangka waktu pengembalian pinjaman, serta perbedaan antara tanggal jatuh


(3)

3

tempo dan tanggal pelelangan atas jaminan. Pemberian informasi yang kurang dari petugas, dapat mengakibatkan ketidakpahaman nasabah mengenai prosedur pemberian kredit. Di kegiatan operasinya Perum Pegadaian menyediakan fasilitas gadai dengan prosedur yang sederhana dan proses yang cepat sehingga nasabah lebih tertarik memilih Perum Pegadaian sebagai tempat mendapatkan dana secara mudah dan cepat.

Dari uraian latar belakang di atas penulis memilih judul laporan Kerja Praktek “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT GADAI

NASABAH PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR CABANG

BANJARAN BANDUNG”.

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek

Maksud dari kerja praktek yang dilaksanakan dalam rangka penyusunan laporan ini adalah untuk mengetahui prosedur pemberian kredit gadai kepada nasabah pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung.

Adapun tujuan kerja praktek yang penulis laksanakan adalah :

1. Untuk mengetahui gambaran umum kredit gadai pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung.

2. Untuk mengetahui prosedur pemeriksaan dokumen pengajuan kredit pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung.

3. Untuk mengetahui penggolongan barang jaminan Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung.


(4)

4

4. Untuk mengetahui taksiran barang jaminan pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung.

5. Untuk mengetahui perhitungan penetapan uang pinjaman pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung.

6. Untuk mengetahui langkah-langkah pelayanan kredit pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung.

1.3 Kegunaan Kerja Praktek

Kerja praktek yang dilakukan penulis ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak yang terkait. Adapun kegunaan dari kerja praktek ini adalah :

1. Bagi Penulis

Menambah pengetahuan mengenai prosedur pemberian kredit gadai nasabah pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung.

2. Bagi Perusahaan

Sebagai bahan masukan tentang prosedur pemberian kredit gadai nasabah pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung.

3. Bagi pihak lain

Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk memberikan informasi yang bermanfaat serta dapat dijadikan judul dalam penyusunan laporan kerja praktek.


(5)

5

1.4 Metode Kerja Praktek

Metode penulisan yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode Block Release, yaitu pelaksanaan kuliah kerja praktek dalam suatu periode tertentu. Adapun kerja praktek yang dilaksanakan dari tanggal 6 Juli 2010 sampai 5 Agustus 2010 dan jam kantornya 07.30-15.30. Agar dapat tersusunnya laporan kuliah kerja praktek ini tentunya memerlukan teknik-teknik pengumpulan data. Teknik yang digunakan dalam melaksanakan kerja praktek penulis menggunakan metode :

a. Field Research ( Studi Lapangan)

Adalah pengumpulan data dengan cara terjun langsung kelapangan dengan meneliti keadaan yang sebenarnya juga melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan data yang diambil, adapun cara-cara yang dilakukan yaitu :

1. Observasi (Pengamatan)

Yaitu pengamatan lansung sekaligus aktif dalam proses kegiatan dan tempat kuliah kerja praktek untuk mengetahui dan memudahkan pengamatan serta latihan keterampilan.

2. Interview (Wawancara)

Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan wawancara / Tanya jawab secara langsung dengan pihak yang berhubungan dengan objek yang sedang diteliti.


(6)

6

b. Library Research (Studi Kepustakaan)

Dengan maksud untuk menggali teori-teori yang berhubungan dengan penulisan laporan kerja praktek agar dapat dijadikan data sekunder dengan cara membaca dan mempelajari buku-buku yang dapat membantu kelancaran penulis dalam penyusunan laporan kuliah kerja praktek.

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek

Adapun kerja praktek dilaksanakan penulis yang ditempatkan dibagian staf administrasi dilaksanakan pada tanggal 6 Juli 2010 sampai dengan 5 Agustus 2010, kerja praktek dilaksanakan setiap hari Senin sampai dengan hari Sabtu pukul 07.30 – 15.30 . Bertempat di Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung Jl. Raya Banjaran Timur No.67 Kabupaten Bandung.


(7)

8

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Sejarah Perum Pegadaian

Sejarah Pegadaian di Indonesia berawal dari berdirinya Bank Van Leening di zaman VOC yang bertugas memberikan pinjaman uang tunai kepada masyarakat dengan harta gerak dengan jaminan sistem gadai sehingga bank ini pada hakikatnya telah memberikan jasa pegadaian. Pada saat Inggris mengambil alih pemerintah (1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah di bubarkan dan masyarakat di beri keleluasaaan untuk mendirikan usaha pegadaian dengan mendapat persetujuan dari pemerintah setempat.

Pada awal abad 20-an pemerintah Hindia-Belanda berusaha mengambil alih usaha pegadaian dan memonopolinya dengan cara mengeluarkan staatsblad No.131 tahun 1901. Maka pada tanggal 1 April1901 berdirilah Kantor Pegadaian yang berarti Lembaga Resmi Pemerintah. Di zaman kemerdekaan, pemerintah Republik Indonesia mengambil usaha Dinas Pegadaian dan mengubah status pegadaian menjadi Perusahaan Negara (PN) Pegadaian pada tahun 1961 No. 178. Dalam perkembangannya, pada tahun 1969 keluarlah Undang-Undang Republik Indonesia N0. 9 tahun 1969 yang mengatur bentuk-bentuk usaha Negara menjadi tiga bentuk perusahaan yaitu Perusahaan Jawatan (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO). Berdasarkan Peraturan


(8)

9

Pemerintah N0. 7 tanggal 11 Maret 1969 Perusahaan Negara (PN) Pegadaian berubah menjadi Perusahaan Jawatan (PERJAN). Kemudian pemerintah meningkatkan status pegadaian dari Perusahaan Jawatan (PERJAN) menjadi Perusahaan Umum (PERUM) yang di tuangkan dalam Peraturan Pemerintah N0. 10 April 1990.

Sejak saat itu, kegiatan perusahaan terus berjalan dan asset atau kekayaannya bertambah. Namun seiring dengan perubahan zaman, pegadaian di hadapkan pada kebutuhan dalam arti untuk meningkatkan kinerjanya, lebih profesional dalam memberikan keleluasaan pengelolaan bagi manajemen dalam mengembangkan usahanya.

Visi dan Misi Perusahaan

Visi Perusahaan

“Pegadaian pada tahun 2010 menjadi perusahaan yang modern, dinamis dan inovatif dengan usaha gadai”.

MODERN, dilihat dari kondisi fisik, sarana dan prasarana, serta sistem kerja sebagaimana halnya sebuah perkantoran modern. Modern juga dalam arti mampu menghasilkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat modern atau mampu memberi solusi bagi masalah ekonomi masyarakat yang hidup di zaman modern ini.

DINAMIS, dicerminkan dari sikap dan perilaku seluruh pegawai dalam hal kecepatan pelayanan dan kemampuan menyesuaikan diri dengan perubahan yang


(9)

10

tertumpu pada peningkatan keterampilan, sikap yang lebih komunikatif, efisien dan integritas tinggi. Dinamis juga berarti harus semakin mampu merespon dengan cepat kebutuhan konsumen baik internal maupun eksternal.

INOVATIF, tercermin dari kemampuan perusahaan dalam menyempurnakan produk-produk baru yang menguntungkan. Selain dari itu, sistem dari prosedur harus selalu di perbaiki dan di sempurnakan. Oleh karena itu di masa depan Pegadaian di harapkan mampu tumbuh dan berkembang menjadi perusahaan yang solid.

Misi perusahaan

1. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar hukum gadai kepada :

a. Para petani, nelayan, pedagang kecil, industri kecil yang bersifat produktif. b. Kaum buruh atau pegawai negeri yang ekonominya lemah yang bersifat

konsumtif.

2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, ijon, pegadaian gelap dan praktek riba lainnya.

3. Disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat terutama bagi pemerintahan dan masyarakat.

4. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat terutama mengenai kredit yang sifatrnya produktif dan bila perlu memperluas daerah operasinya.


(10)

11

Fungsi Pegadaian

 Mengelola penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara mudah, cepat, aman dan hemat.

 Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi pegadaian maupun masyarakat.

 Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian, pendidikan dan pelatihan.  Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian

 Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan pegadaian.

Etos Kerja Pegadaian

 Inovatif

Berinisiatif, kreatif, dan produktif Berorientasi pada solusi

 Nilai Moral Tinggi Taat beribadah Jujur dan berfikir  Terampil

Kompeten di bidangnya Selalu mengembangkan diri  Adi Layanan

Peka dan cepat tanggap Empatik, santun dan ramah


(11)

12

 Nuansa Citra

Memiliki ’sense of belonging’

Peduli nama baik perusahaan

2.2 Struktur Organisasi Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung

Organisasi merupakan wadah kegiatan dari sekelompok manusia yang kerjasama dalam usaha mencapai tujuan yang telah di terapkan, agar kerjasama tersebut dapat berjalan dengan baik, maka peran adanya pembagian tugas wewenang dan tanggung jawab dari masing-masing bagian. Organisasi memerlukan struktur organisasi yang efektif dan efisien dalam upaya mencapai tujuan organisasi.

Perum Pegadaian yang merupakan suatu organisasi yang beberapa kali mengalami peralihan, perlu memiliki struktur organisasi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan perusahaan.

Struktur organisasi dan tata kerja Perum Pegadaian ditetapkan dalam suatu Keputusan Direksi untuk memperjelas tata hubungan antara satu bagian dengan bagian lain, hubungan atasan dan bawahan dan sesama bawahan. Keputusan tersebut dituangkan dalam Peraturan Direksi Perum Pegadaian No. SM.2/1/29 Tanggal 27 Oktober 1990 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perusahaan Umum Pegadaian.


(12)

13

2.3 Uraian Tugas

Uraian tugas adalah tugas masing-masing, wewenang, kewajiban, dan tanggung jawab yang sesuai dengan jabatan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

Dari struktur organisasi Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung ini maka penulis akan menjelaskan tentang Deskripsi Jabatan yang sesuai dengan jabatan, wewenang, tanggung jawab. Adapun penjelasannya sebagai berikut :

1. Manajer Cabang

Manajer Cabang mempunyai fungsi yaitu merencanakan, koordinasikan, menyelenggarakan dan mengendalikan kegiatan kegiatan operasional, administrasi dan keuangan Kantor Unit Cabang.

Manajer Cabang mempunyai tugas yaitu :

a. Menyusun rencana kerja dan anggaran Kantor Untit Cabang berdasarkan acuan yang telah ditetapkan.

b. Merencanakan, mengorganisasi, menyelenggarakan dan mengendalikan operasional usaha inti.

c. Merencanakan, mengorganisasi, menyelenggarakan dan mengendalikan operasional usaha lain.

d. Merencanakan, mengorganisasi, menyelenggarakan dan mengendalikan barang jaminan.


(13)

14

e. Merencanakan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan mengawasi lelang barang jaminan.

f. Merencanakan, mengorganisasi, menyelenggarakan dan mengendalikan pengelolaan modal kerja.

g. Merencanakan, mengorganisasi, menyenggarakan dan mengendalikan pemasaran dan pelayanan konsumen.

h. Merencanakan, mengorganisasi, menyelenggarakan, dan mengendalikan pemasaran dan pelayanan konsumen.

i. Mengkoordinasikan pelaksanaan tugas pekerja bawahan. j. Membimbing bawahan dalam rangka pembinaan pegawai.

k. Menyelenggarakan penatausahaan dan laporan Kantor Unit Cabang. 2. Asisten Manajer

a) Tugas Pokok

Melakukan pengawasan terhadap uang taksiran barang jaminan, uang pinjaman gadai, pengelolaan gudang barang jaminan, dan usaha lain serta mewakili manajer cabang dalam mengelola cabang apabila manajer cabang berhalangan, agar pelaksanaan operasional berjalan lancar, efektif dan efisien.

b) Uraian Tugas

Menyusun program kerja operasional cabang agar berjalan lancar dan sesuai dengan misi perusahaan.


(14)

15

1. Menetapkan taksiran dan mengkoordinasikan kegiatan penaksiran barang jaminan berdasarkan peraturan yang berlaku agar uang pinjaman gadai yang diberikan sesuai dengan peraturan yang berlaku. 2. Mengkoordinasikan penyaluran uang pinjaman berdasarkan taksiran

barang jaminan agar besarnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka pengembalian uang perusahaan.

3. Mengkoordinasikan pengembalian uang pinjaman, pendapatan sewa modal dan usaha lainnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam usaha pengembalian uang perusahaan.

4. Mengkoordinasikan pengelolaan barang jaminan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka menjaga kualitas dan kuantitas barang jaminan.

5. Mengkoordinasikan pelaksanaan lelang barang jaminan dan penjualan Barang Sisa Lelang (BSL) serta pengembalian uang kelebihan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka pengembalian uang perusahaan dan uang nasabah.

6. Menyelenggarakan pembukuan transaksi keuangan dan barang jaminan serta memelihara dan merawat kekayaan perusahaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar modal perusahaan dapat dimanfaatkan secara berdaya guna dan berhasil guna.

7. Mengkoordinasikan penyelenggaraan tata usaha dan pelaporan kegiatan operasional cabang sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar tercipta tertib administrasi cabang.


(15)

16

8. Mewakili kepentingan perusahaan dalam membina dan memelihara hubungan baik dengan pihak luar/masyarakat

9. Membina bawahan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk menunjang tugas operasional dan peningkatan pelayanan.

10. Mengkoordinasikan dan mendelegasikan wewenang operasional kepada bawahan agar pelaksanaan tugas berjalan lancar dan terpadu. 11.Mengawasi pelaksanaan tugas operasional, keuangan dan sumber daya

manusia dengan ketentuan yang berlaku agar pelaksanaan tugas berjalan sesuai dengan rencana perusahaan.

12.Membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan pendelegasian wewenang operasional sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam program kerja berikutnya.

3. Penaksir

a) Tugas Pokok

Menaksir barang jaminan untuk menentukan mutu dan nilai barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka mewujudkan penetapan uang pinjaman yang yang wajar serta citra baik perusahaan.

b) Uraian Tugas

Adapun tugas-tugas penaksir antara lain:

1. Melaksanakan Penaksiran terhadap barang jaminan untu menentukan mutu dan nilai barang, menetapkan dan menentukan uang kredit gadai.


(16)

17

2. Melaksanakan penaksiran terhadap barang jaminan yang akan dilelang, untuk mengetahui mutu dan nilai, dalam menentukan harga dasar pasar yang akan dilelang.

3. Merencanakan dan menyimpan barang jaminan yang akan disimpan guna keamanan.

4. Petugas Gudang a) Tugas Pokok

Melaksanakan pemeriksaan, penyimpanan dan pengeluaran barang selain barang kantong sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka ketertiban dan keamanan serta keutuhan barang jaminan.

b) Uraian Tugas

Adapun Tugas-Tugas petugas gudang antara lain:

1. Menerima barang jaminan selain barang kantong dari Administrasi. 2. Melakukan pengelompokan barang jaminan sesuai dengan rublik dan

bulan kreditnya serta menyusun seuai dengan urutan nomor SBK, dan mengatur penyimpanannya.

3. Merawat barang jaminan dari gudang penyimpanan untuk keperluan penebusan, pemeriksaan oleh atasan atau keperluan lain.

4. Melakukan pencatatan dan pengadministrasian mutasi (penambahan/pengurangan) barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya.


(17)

18

5. Penyimpan Barang Jaminan a) Tugas Pokok

Penyimpan mempunyai fungsi yaitu mengurus gudang barang jaminan emas dengan cara menerima, menyimpan, merawat dan mengeluarkan.

b) Uraian Tugas

Adapun tugas-tugas penyimpan barang jaminan antara lain:

1. Secara berkala memeriksa keadaan gudang penyimpanan barang jaminan emas dengan ketentuan yang berlaku dalam rangka keamanan dan keutuhan barang jaminan.

2. Menerima barang jaminan emas dan perhiasan dari manajer cabang atau asisten manajer untuk disimpan dalam gudang penyimpanan barang jaminan emas.

3. Mengeluarkan barang jaminan emas dan perhiasan sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk keperluan pelunasan, pemeriksaan atasan dan pihak lain.

4. Merawat barang jaminan dan gudang penyimpanan agar barang jaminan dalam keadaan baik dan aman.

5. Mencatat mutasi penerimaan/pengeluaran barang jaminan yang menjadi tanggung jawabnya.


(18)

19

6. Kasir

a) Tugas Pokok

Melakukan tugas penerimaan dan pembayaran sesuai dengan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan operasional kantor cabang.

b) Uraian Tugas

Adapun tugas-tugas kasir antara lain:

1. Menyimpan peralatan dan perlengkapan kerja

2. Menerima modal kerja harian dari atasan sesuai ketentuan yang berlaku

3. Menyiapkan uang kecil untuk kelancaran pelaksanaan tugas 4. Mencatat penerimaan dari transfer

5. Mencatat penerimaan dari penjualan lelang 6. Mencatat penerimaan lain-lain

7. Melaksanakan pembayaran untuk pinjaman kredit 8. Mencatat pembayaran pengeluaran lain-lain 9. Mencatat pembayaran uang kelebihan 10. Mencatat pembayaran pinjaman pegawai

11. Melayani nasabah yang akan melakukan pelunasan, peminjaman, gadai ulang.


(19)

20

7. Keamanan (Security)

a) Tugas Pokok

Keamanan mempunyai fungsi yaitu melaksanakan dan mengendalikan ketertiban dan keamanan di Kantor Cabang.

b) Uraian Tugas

Adapun tugas-tugas keamanan antara lain:

1. Melaksanakan ketertiban dan keamanan di lingkungan Kantor Unit Cabang.

2. Memberikan informasi kepda nasabah sesuai dengan kebutuhan. 3. Mengatur dan mengawasi ke luar masuknya kendaraan dinas/ non

dinas dari dan ke dalam lingkungan Kantor Unit Cabang.

4. Mengantar Pengelola Unit Cabang atau pegawai untuk keperluan dinas terutama mengambil atau menyetorkan uang ke bank.

8. Pesuruh (Office Boy)

a) Tugas Pokok

Pesuruh/office boy mempunyai fungsi yaitu menjaga kebersihan dan kerapihan di Kantor Cabang.

b) Uraian Tugas

Adapun tugas-tugas sebagai pesuruh/office boy antara lain:


(20)

21

2. Merapihkan peralatan kerja yang akan digunakan

3. Membantu staf jika diperlukan demi kelancaran kegiatan kerja 4. Membersihkan peralatan-peralatan yang berada di Kantor cabang

2.4 Aspek Kegiatan Perusahaan

Perum Pegadaian merupakan salah satu lembaga pemerintah yang bergerak di bidang jasa penyaluran pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai, dengan jaminan barang bergerak. Pegadaian sebagai lembaga jasa keuangan (kredit) yang merupakan kegiatan perekonomian, hal ini tertuang dalam PP No. 10 tahun 1990, yang mengatur tentang perubahan bentuk perusahaan dari Perusahaan Jawatan (PERJAN), menjadi Perusahaan Umum (PERUM)

Pegadaian. Dengan perubahan status hukum dan dengan motto “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.

Peranan Perum Pegadaian turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijakan dan program pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai. Kredit yang diberikan Perum Pegadaian relatif kecil, sehingga masyarakat tidak merasa keberatan untuk mengembalikan pinjaman tersebut apabila tiba hari jatuh tempo, dan ini merupakan bukti sosial bahwa Perum Pegadaian sebagai lembaga kredit yang dapat membantu kebutuhan masyarakat.


(21)

22 BAB III

PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek

Selama melaksanakan kerja praktek penulis ditempatkan dibagian staf administrasi pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung. Karena bagian ini merupakan sarana perusahaan mengenai kegiatan pelayanan terhadap nasabah yang dilakukan oleh perusahaan. Di bagian ini penulis mendapatkan informasi yang berguna dalam penyelesaian laporan kerja praktek. Sebelum melaksanakan kerja praktek, penulis terlebih dahulu mendapatkan pengarahan dan penjelasan mengenai tata tertib serta mengenai tugas-tugas yang akan dikerjakan, yang diperoleh dari pembimbing di perusahaan tersebut.

3.1.1 Pengertian Prosedur

Prosedur merupakan rangkaian langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat memudahkan pekerja dalam menyelesaikan suatu masalah secara terperinci sesuai dengan jangka waktu yang sudah ditentukan sebelumnya.

Ada berbagai pendapat telah dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian prosedur. Setiap ahli memberikan pengertian yang beragam berdasarkan ilmu yang mereka pelajari disertai dengan asumsi dan persepsi yang


(22)

23

digambarkan dalam pendapatnya masing-masing. Seperti pengertian prosedur yang dikemukakan oleh Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul “Sistem Informasi Akuntansi” menyatakan bahwa:

“Prosedur adalah rangkaian aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang dengan cara yang sama”

(2007:264) Sedangkan menurut M. Narafin dalam bukunya yang berjudul “Penganggaran Perusahaan” menyatakan bahwa:

“Prosedur adalah suatu urutan-urutan seri tugas yang saling berhubungan yang diadakan untuk menjamin pelaksanaan kerjanya seragam”.

(2004:84) Sedangkan menurut Ardiyose dalam bukunya “ Kamus Besar Akuntansi” menyatakan bahwa:

“Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulangkali dan dilaksanakan secara beragam”.

(2004:734)

Dari pengertian prosedur diatas maka dapat disimpulkan prosedur adalah suatu rangkaian aktivitas dalam suatu lembaga atau lebih agar terjadi suatu penanganan yang seragam atas segala kegiatan yang berlangsung secara berulang-ulang dalam lembaga itu sendiri.


(23)

24

3.1.2 Karakteristik Prosedur

Dalam melaksanakan suatu rangkaian kegiatan yang berurutan dan teratur secara berulang-ulang, haruslah dilaksanakan dengan karakteristik yang mampu menjelaskan dan mempermudah pengaplikasiannya. Apabila suatu rangkaian kegiatan atau prosedur tidak mempunyai karakteristik maka akan mendapatkan kesulitan untuk menjalankan prosedur tersebut. Berikut ini beberapa karakteristik prosedur yaitu:

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

2. Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan 3. Prosedur menunjukan urutan yang logis dan sederhana.

4. Prosedur menunjukan adanya keputusan dan tanggung jawab.

5. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya seminimal mungkin.

3.1.3 Manfaat Prosedur

Ada beberapa manfaat jika dalam melaksanakan suatu pekerjaan dengan memakai prosedur kerja yaitu:

1. Memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan untuk masa yang akan datang.

2. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas agar pekerjaan tidak dilaksanakan secara berulang-ulang.


(24)

25

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktivitas kerja yang efektif dan efisien.

3.1.4 Pengertian Kredit

Secara etimologi, kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credete” yang berarti percaya, atau “to believe” atau “to trus”. Jadi dasar pemikiran pemberian kredit pada dasarnya berlandaskan kepercayaan.Dilihat dari sudut pandang ekonomi, kredit diartikan sebagai penundaan pembayaran. Maksudnya pengertian pengembalian atas penerimaan uang atau suatu barang yang tidak dilakukan secara bersamaan pada saat penerimaannya, akan tetapi pengembaliannya dilakukan di masa yang akan datang.

Beberapa definisi kredit dari beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Pengertian kredit menurut UU No.10 Tahun 1998 tentang perbankan yang dikutip oleh Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru dalam bukunya Bank dan Lembaga Keuangan Lain yaitu:

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.”

(2006:114)

Pengertian kredit menurut Komarudin Sastradipoera dalam bukunya Strategi Manajemen Bisnis Perbankan yaitu:


(25)

26

”Kredit merupakan penyediaan atau tagihan (yang disamakan dengan uang) berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi kewajibannya setelah jangka waktu tertentu dengan (biasanya) sejumlah bunga yang ditetapkan lebih dahulu.”

(2004:151)

Dari uaraian di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan kredit merupakan penyediaan atau tagihan berdasarkan kesepakatan pinjam-meminjam antara Bank dengan pihak lain yang dalam hal ini peminjam berkewajiban melunasi hutangnya dalam jangka waktu tertentu dengan pemberi bunga.

3.1.5 Tujuan dan Fungsi Kredit

Pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan. Adapun tujuan utama pemberian suatu kredit antara lain:

1. Mencari keuntungan

Yaitu bertujuan untuk meperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut.Hal tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.Keuntungan ini penting untuk kelangsungan hidup bank. Jika hidup bank yang terus menerus kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dilikuid atau dibubarkan.


(26)

27

2. Membantu usaha nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan, maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit adalah:

 Penerimaan pajak, dari keuntungan yang diperoleh nasabah dan bank.  Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha baru atau perluasan usaha akan membutuhkan tenaga kerja baru sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

 Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah barang dan jasa yang beredar dimasyarakat.

 Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat devisa negara.  Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang dibiayai untuk keperluan ekspor.


(27)

28

Dari tujuan tersebut diatas adanya kepentingan yang seimbang antara: a. Kepentingan pemerintah

b. Kepentingan masyarakat (rakyat)

c. Kepentingan pemilik modal ( pengusaha)

Pemerintah disaat ini sedang giat-giatnya membangun disegala bidang tujuan utamanya adalah melaksanakan pembangunan dan peningkatan taraf hidup orang banyak. Salah satu peningkatan taraf hidup orang banyak adalah dengan memanfaatkan fasilitas kredit, dan dapat dikatakan Indonesia masih belum banyak dimanfaatkan karena kekurangan modal, tenaga skill dan teknologi. Pemerintah dalam hal ini memberi fasilitas kredit yang manfaatnya untuk kelancaran prosesnya jalan pembangunan seperti peranan Perum Pegadaian dalam pembangunan nasional dengan cara memberikan kredit atas dasar hukum gadai kepada masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Dalam hal ini peranan Perum Pegadaian cukup berarti, sepersekian juga dari jumlah seluruh penduduk Indonesia telah merasakan jasa dari Perum Pegadaian baik yang bersifat produktif maupun yang bersifat konsumtif.

Kemudian disamping tujuan diatas suatu fasilitas kredit memiliki fungsi sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan daya guna uang

Dengan adanya kredit dapat meningkatkan daya guna uang maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak akan menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit uang tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang atau jasa oleh si penerima kredit.


(28)

29

2. Untuk meningkatkan peredaran lalu lintas uang.

Dalam hal ini uang yang diberikan atau disalurkan akan beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga suatu daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah tersebut akan memperoleh tambahan uang dari daerah lainnya.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang.

Kredit yang diberikan oleh uang bank akan dapat digunakan oleh si debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna menjadi berguna atau bermanfaat. 4. Meningkatkan peredaran barang.

Kredit dapat pula menambah atau memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga jumlah barang yang beredar dari suatu wilayah ke wilayah lainnya bertambah atau kredit dapat pula meningkatkan jumlah yang beredar.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena dengan adanya kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit membantu dalam mengekspor barang dari dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha

Bagi si penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan.


(29)

30

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan

Semakin banyak kredit yang disalurkan maka akan semakin baik, terutama dalam hal meningkatkan pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka pabrik tersebut tentu membutuhkan tenaga kerja sehingga, dapat pula mengurangi pengangguran. Disamping itu bagi masyarakat sekitar pabrik juga akan mendapat meningkatkan pendapatannya seperti membuka warung atau menyewa rumah kontrakan atau jasa lainnya. 8. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

Dalam hal pinjaman internasional akan dapat meningkatkan saling membutuhkan antar si penerima kredit dengan si pemberi kredit. Pemberian kredit oleh Negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya.

Maka dengan adanya kredit, maka terlaksana pula program pemerintah yang sesuai dengan rencana pembangunan nasional dewasa ini dan bukan saja dilaksanakan oleh pemerintah akan tetapi juga dilaksanakan oleh pihak swasta nasional sesuai dengan keputusan pemerintah. Tentu saja dalam hal ini, dalam melaksanakan pembangunan tersebut akan lebih banyak memerlukan modal, oleh karena itu pengusaha ekonomi lemah yang kekurangan modal dapat mengajukan permohonan kredit, dengan demikian sangat membantu dalam pembangunan nasional.

3.1.6 Tujuan Kredit


(30)

31

“Tujuan pemberian kredit adalah untuk mencari keuntungan, membantu usaha nasabah dan membantu pemerintah.”

(2005:105)

Kredit dapat dibedakan menurut tujuannya, yaitu :

a) Kredit Konsumtif

Yaitu kredit yang diberikan oleh bank untuk memenuhi kebutuhan debitur yang bersifat konsumtif. Oleh karena itu, kredit ini bagi debitur tidak digunakan sebagai modal kerja untuk membeli barang atau kebutuhan lainnya.

b) Kredit Komersil

Yaitu kredit yang diberikan untuk memperlancar kegiatan uasaha nasabah dibidang perdagangan. Kredit komersil ini meliputi kredit leveransil, kredit untuk usaha pertokoan,kredit ekspor dan sebagainya

c) Kredit Produktif

Yaitu kredit yang diberikan oleh bank dalam rangka membiayai kebutuhan modal kerja debitur sehinggga dapat memperlancar produksi.

3.1.7 Fungsi Kredit

Fungsi kredit menurut Rachmat Firdaus dan Maya Ariyanti dalam bukunya Manajemen Perkreditan Bank Umum adalah :

“Fungsi kredit pada dasarnya adalah pemenuhan jasa untuk melayani kebutuhan masyarakat dalam rangka mendorong dan melancarkan


(31)

32

perdagangan, mendorong dan memperlancar produksi , jasa-jasa dan bahkan konsumsi.”

(2004:4)

Bank dalam perekonomian masyarakat memegang peranan yang sangat penting dalam membantu pemerintah untuk mencapai kesejahteraan. Fungsi kredit secara garis besar yaitu sebagai berikut :

1. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang dan jasa. 2. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang ideal. 3. Kredit sebagai alat pengendalian harga.

4. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru.

5. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/ kegunaan potensi ekonomi yang ada.

3.1.8 Unsur - Unsur Kredit

Adapun unsur-unsur yang terkandung didalam pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut:

`1. Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern.Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.


(32)

33

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur kesepakatan antara si pemberi kredit dengan si penerima kredit.Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.

3. Jangka Waktu

Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka menengah atau jangka panjang.

4. Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan suatu resiko tidak tertagihnya / macet pemberian kredit. Semakin panjang suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.Resiko ini menjadi tanggungan bank, baik resiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai, maupun oleh resiko yang tidak disengaja.Misalnya terjadi bencana alam atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

5. Balas Jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita kenal dengan nama bunga.


(33)

34

3.1.9 Jenis - Jenis Kredit

Kredit yang diberikan bank umum dan bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis.

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi antar lain sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi kegunaan a) Kredit Investasi

Biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi. Contoh kredit investasi misalnya untuk membangun pabrik atau membeli mesin-mesin.Pendek kata masa pemakaiannya untuk suatu periode yang relatif lebih lama.

b) Kredit Modal Kerja

Digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Sebagai contoh kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

2. Dilihat dari segi tujuan kredit a) Kredit Produktif

Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau jasa. Sebagai contohnya kredit untuk membangun pabrik yang nantinya akan


(34)

35

menghasilkan barang, kredit pertanian akan menghasilkan produk pertanian atau kredit pertambangan menghasilkan barang tambang atau kredit industri lainnya.

b) Kredit Konsumtif

Kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara pribadi.Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang di hasilkan, karna memang untuk digunakan atau dipakai oleh seseorang atau badan usaha.Sebagai contoh kredit untuk perumahan, kredit mobil pribadi, kredit perabotan rumah tangga, dan kredit konsumsi lainnya.

c) Kredit Perdagangan

Kredit yang di gunakan untuk perdagangan, biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering di berikan kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah besar. Contoh kredit ini misalnya kredit ekspor dan impor.

3. Dilihat dari segi jangka waktu a) Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja. Contohnya untuk peternakan misalnya kredit peternakan ayam atau jika untuk pertanian misalnya tanaman padi atau palawija.


(35)

36

b) Kredit Jangka Menengah

Jangka waktu kreditnya berkisar antara 1 tahun sampai dengan 3 tahun, biasanya untuk investasi.Sebagai contoh kredit untuk pertanian seperti jeruk atau peternakan kambing.

c) Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang.Kredit jangka panjang waktu pengembaliannya di atas 3 tahun atau 5 tahun.Biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet, kelapa sawit atau manufaktur dan untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Dilihat dari segi jaminan a) Kredit dengan Jaminan

Kredit yang di berikan dengan suatu jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang di keluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.

b) Kredit tanpa Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini di berikan dengan melihat prospek usaha dan karakter serta loyalitas atas nama baik si calon debitur selama ini.


(36)

37

5. Dilihat dari sektor usaha

a) Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b) Kredit peternakan, dalam hal ini untuk jangka pendek misalnya peternakan ayam dan jangka panjang kambing atau sapi.

c) Kredit Industri, yaitu kredit untuk membiayai industri kecil, menengah atau besar.

d) Kredit pertambangan, jenis usaha tambang yang dibiayainya biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang, emas, minyak atau timah. e) Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun

sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa.

f) Kredit profesi, diberikan kepada para professional seperti dosen, dokter atau pengacara.

g) Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan

h) Dan sektor – sektor lainnya.

3.1.10 Prinsip – Prinsip Kredit

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kenbali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh


(37)

38

bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar.

Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria secara aspek nilainya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap bank. Biasanya kriteria penilaian yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

Adapun penjelasan untuk analisis dengan 5C kredit adalah sebagai berikut.

1. Character

Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya,hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah baik yang berlatar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti : cara hidup atau gaya hidup yang di anutnya, keadaan keluarga, hoby dan sosial standingnya. Ini semua merupakan ukuran “kemauan” membayar.

2. Capacity

Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis yang di hubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga di ukur dengan kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.Begitu pula dengan kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat “kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.


(38)

39

3. Capital

Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat laporan keuangan (neraca dan laporan laba rugi) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber saja modal yang ada sekarang ini.

4. Collateral

Merupakan jaminan yang di berikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang di berikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang di titipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition

Dalam menilai kredit hendaknya juga di nilai kondisi ekonomi dan politik sekarang dan di masa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing, serta prosfek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prosfek yang baik sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.


(39)

40

Kemudian penilaian kredit dengan metode analisis 7P adalah sebagai berikut :

1. Personality

Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya.Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party

Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Perpose

Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit yang di inginkan nasabah.Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam.Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif atau produktif dan lain sebagainya.

4. Prosfect

Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting mengingat jika suatu fasilitas kredit yang di biayai tanpa mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.


(40)

41

5. Payment

Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah di ambil dari sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan debitur, akan semakin baik. Dengan demikian, jika salah satu usahanya merugi akan dapat ditutupi oleh sektor lainnya.

6. Propitability

Untuk menganalisi bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba. Profitability di ukur dari periode ke periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehannya.

7. Protection

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindunagn dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

3.1.11 Teknik Penyelesaian Kredit Macet

Sepandai apapun analisis kredit dalam menganalisis setiap permohonan kredit, kemungkinan kredit tersebut macet pasti ada, hal ini disebabkan oleh 2 unsur sebagai berikut:


(41)

42

1. Dari pihak perbankan

Artinya dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti, sehingga apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Dapat pula terjadi akibat kolusi dari pihak analis kredit dengan pihak debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara subjektif.

2. Dari pihak nasabah

a. Adanya unsur kesengajaan

Dalam hal ini nasabah sengaja untuk tidak bermaksud membayar kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikannya macet. Dapat dikatakan tidak adanya unsur kemauan untuk membayar.

b. Adanya unsur tidak sengaja

Artinya si debitur mau membayar akan tetapi tidak mampu. Sebagai contoh kredit yang dibiayai mengalami musibah seperti kebakaran, kena hama, kebanjiran dan sebagainya. Sehingga kemampuan untuk membayar kredit tidak ada.

Dalam hal kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan yang dilakukan apakah dengan memberikan keringanan berupa jangka waktu atau angsuran terutama bagi kredit terkena musibah atau melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar. Terhadap kredit yang mengalami kemacetan sebaiknya dilakukan penyelamatan sehingga bank tidak mengalami kerugian.


(42)

43

Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan cara antara lain:

1. Rescheduling

a. Memperpanjang jangka waktu kredit

Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.

b. Memperpanjang jangka waktu angsuran

Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit. Dalam hal ini jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannya pun misalnya dari 36 kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah angsuran pun menjadi mengecil seiring dengan penambahan jumlah angsuran

2.Reconditioning

Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti;

a. Kapitalisasi bunga, yaitu bunga dijadikan hutang pokok. b. Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu.

Dalam hal penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu, maksudnya hanya bunga yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus dibayar seperti biasa.


(43)

44

c. Penurunan suku bunga.

Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.Sebagai contoh jika bunga per tahun sebelumnya dibebankan 20 % diturunkan menjadi 18 %.Hal ini tergantung dari pertimbangan yang bersangkutan. Penurunan suku bunga akan mempengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.

d. Pembebasan bunga.

Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan nasabah sudah akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai lunas.

3. Restructuring

a. Dengan menambah jumlah kredit b. Dengan menambah equity:

- Dengan menyetor uang tunai - Tambahan dari pemilik

4. Kombinasi


(44)

45

5. Penyitaan jaminan

Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar benar tidak punya itikad baik ataupun sudah tidak mampu lagi untuk membayar semua hutang-hutangnya

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek

Teknis pelaksaan kerja praktek yang dilakukan penulis adalah dengan melakukan analisis pada data-data yang diberikan perusahaan serta melakukan tanya jawab dengan manajer cabang, pegawai yang bekerja pada bagiannya masing-masing seperti kasir, penaksir, bagian gudang, dan penyimpan barang jaminan yang terdapat di Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung. Selebihnya kegiatan yang di lakukan penulis merupakan segala kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan kepada nasabah yang akan melakukan proses peminjaman dengan sistem gadai. Kegiatan Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran yaitu menyalurkan kredit dengan sistem gadai kepada nasabah atau masyarakat.

3.2.1 Gambaran Umum Kredit Gadai

Secara umum pengertian pegadaian usaha gadai adalah kegiatan menjaminkan barang-barang berharga pada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.


(45)

46

Ciri-ciri usaha gadai

Usaha gadai memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

 Terdapat barang-barang berharga yang digadaikan.

 Nilai jumlah pinjaman tergantung nilai barang yang digadaikan.  Barang yang digadaikan dapat ditebus kembali

Prosedur Peminjaman

Secara garis besar proses atau prosedur peminjaman uang di Perum Pegadaian dapat dijelaskan berikut ini :

 Nasabah datang langsung ke bagian informsi untuk memperoleh penjelasan, tentang pegadaian, misalnya tentang barang jaminan, jangka waktu pengembalian, jumlah pinjaman, dan biaya sewa modal (bunga pinjaman).  Bagi nasabah yang sudah jelas dan mengetahui prosedurnya dapat langsung

membawa barang jaminan yang diberikan. Pemberian barang jaminan disertai bukti diri seperti KTP atau surat kuasa bagi pemilik barang yang tidak dapat datang.

 Bagian penakasir akan menaksir nilai jaminan yang diberikan, baik kualitas barang maupun nilai barang tersebut, kemudian barulah ditetapkan nilai taksir barang tersebut.

 Setelah nilai taksir ditetapkan langkah selanjutnya adalah menentukan jumlah pinjaman beserta sewa modal (bunga) yang dikenakan dan kemudian di informasikan ke calon peminjam.


(46)

47

 Jika calon peminjam setuju, maka barang jaminan ditahan untuk disimpan dan nasabah memperoleh pinjaman, berikut surat bukti gadai.

Kemudian untuk proses pembayaran kembali pinjaman baik yang sudah jatuh tempo maupun yang belum dapat dilakukan sebagai berikut:

 Pembayaran kembali pinjaman berikut sewa modal dapat langsung dilakukan di kasir dengan menunjukkan surat bukti gadai dan melakukan pembayaran sejumlah uang.

 Pihak pegadaian menyerahkan barang jaminan apabila pembayaran sudah lunas dan diserahkan langsung ke nasabah untuk diperiksa kebenarannya dan jika sudah benar dapat langsung dibawa pulang.

 Pada prinsipnya pembayaran kembali pinjaman dan sewa modal dapat dilakukan sebelum jangka waktu pinjaman jatuh tempo. Jadi si nasabah jika sudah punya uang dapat langsung menebus jaminannya.

 Bagi nasabah yang tidak dapat membayar pinjamannya, maka barang jaminannya akan dilelang secara resmi ke masyarakat luas.

 Hasil penjualan lelang diberitahukan kepada nasabah dan seandainya uang hasil lelang setelah dikurangi pinjaman dan biaya-biaya masih lebih akan di kembalikan ke nasabah.

3.2.2 Prosedur Pemeriksaan Dokumen Pengajuan Kredit

Dalam kegiatan operasinya Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung menyediakan fasilitas gadai dengan prosedur yang sederhana dan proses yang cepat sehingga nasabah lebih tertarik memilih Perum Pegadaian sebagai


(47)

48

tempat mendapatkan dana secara mudah dan cepat. Adapun prosedurnya sebagai berikut :

1. Prosedur pengajuannya sederhana, mudah dan cepat calon nasabah dan debitur dapat mengajukan permohonan kredit gadai cepat dan aman pada kantor cabang / unit pelayanan cabang di seluruh Indonesia.

2. Pegadaian menyediakaan fasilitas kredit cepat dan aman dengan plapon pinjaman yang bervariasi mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 200.000.000 atau lebih.

3. Jaminan berupa barang bergerak seperti emas, berlian, mobil, motor dan produk elektronik.

4. Jangka waktu pinjaman kredit gadai cepat dan aman maksimum 4 bulan atau 120 hari dan dapat di perpanjang dengan cara membayar sewa modal saja atau mengangsur sebagian uang pinjaman.

5. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan sewa modal selama masa pinjaman.

6. Tanpa buku rekening. Persyaratan

1. Fotokopi KTP atau kredit identitas resmi lainnya. 2. Menyerahkan barang jaminan


(48)

49

Prosedur Ulang Gadai

Nasabah datang membawa Surat Bukti Kredit ke bagian kasir atau teller kemudian membayar biaya sewa modal atau bunga dan biaya administrasi yang diberitahukan oleh kasir. Kemudian kasir mencetak srtuk dengan menerbitkan Surat Bukti Kredit (SBK) baru sebagai pengganti Surat Bukti Lama (SBK) lama.

Administrasi ulang gadai dari pinjaman : 0.2 % selama 1 bulan

0.4 % selama 2 bulan 0.6 % selama 3 bulan

0.8 % selama 4 bulan/120 hari

Prosedur Pelunasan

Nasabah datang membawa Surat Bukti Kredit ke bagian kasir atau teller kemudian membayar biaya sewa modal atau bunga dan biaya administrasi yang diberitahukan oleh kasir. Kemudian barang di kembalikan kepada nasabah

3.2.3 Penggolongan Barang Jaminan

Pengolongan barang jaminan ditetapkan Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung berdasarkan nominal uang pinjaman dan tempat penyimpanannya.Untuk memudahkan pengolongan penyimpanan barang jaminan, maka penggolongan barang jaminan berdasarkan tempatnya dibagi dalam beberapa rublik, yaitu :

1. Kantong (KT), terdiri dari : a. Emas


(49)

50

b. Berlian

2. Gudang (GD), terdiri dari : a. Elektronik

b. Perabotan c. Radio/tape d. Televisi e. Handphone f. Sepeda Motor

Berdasarkan golongan dan rublik barang jaminan tersebut, maka pengolongan barang jaminan disusun sebagai berikut :

A Kt : A Kantong

A G : A Gudang

B Kt : B Kantong

B G : B Gudang

C Kt : C Kantong

C G : C Gudang

D Kt : D Kantong


(50)

51

3.2.4 Taksiran Barang Jaminan

Dalam menentukan taksiran barang jaminan di Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung, penilaian dari nilai barang jaminan di lihat dari nilai karatase yang melalui proses pengujian dengan media zat kimia. Setelah di tetapkan nilai karatasenya kemudian barang jaminan tersebut di timbang berapa gram. Kemudian dari gram tersebut di kalikan dengan harga emas dari nilai karatase. Maka di temukan nilai taksiran.

3.2.5 Perhitungan Penetapan Uang Pinjaman

Dari hasil nilai taksiran kemudian di tentukan nilai uang pinjaman. Berikut ini merupakan cara menentukan pinjaman yang di berikan oleh Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran kepada nasabah :

Nilai taksiran suatu barang jaminan (Harga Pasar x Berat/plafon) Rp xxx

Potongan terhadap uang pinjaman :

a. Uang Pinjaman (Persentase UP x Nilai Taksiran) xxx

b. Biaya Administrasi xxx

xxx

Contoh :

1. Nadya menggadaikan sebuah perhiasan pada Pegadaian. Perhiasan tersebut berupa cincin emas yang menurut harga pasar 97.300/gr, ditaksir 16 karat dengan berat 2 gram. Berapa pinjaman yang diterima oleh Nadya ?


(51)

52

Jawab :

Nilai taksiran suatu barang jaminan (Rp 97.300 x 2gr) Rp 194.600

Potongan terhadap uang pinjaman :

a. Uang Pinjaman (91% x Rp 194.600) Rp 177.000 b. Biaya Administrasi (1% x Rp 177.000) Rp 1.770

Rp 175.230 Jadi pinjaman yang diterima oleh Nadya sebesar Rp 175.230

Untuk taksiran emas dibawah 24 karat maka taksirannya berdasarkan kadar emas per karat dikalikan dengan berat emas (gram) dikalikan dengan harga taksiran emas per karat yang tercantum pada Standar Taksiran Logam Emas/Perhiasan.

Uang Pinjaman :

Taksiran x 95% (Golongan A)

Taksiran x 92% (Golongan B)

Taksiran x 91% (Golongan C)


(52)

53

3.2.6 Langkah – Langkah Pelayanan Kredit

Adapun langkah – langkah pelayanan kredit yang di berikan Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung

1. Nasabah mengisi formulir permintaan kredit

2. Nasabah menyerahkan persyaratan kredit

3. Petugas pegadaian memeriksa dan menguji persyaratan kredit, serta menilai agunannya

4. Nasabah menerima uang pinjaman

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek 3.3.1 Analisis Gambaran Umum Kredit Gadai

Selama melakukan kerja praktek analisa penulis tentang kredit gadai di Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung yaitu dalam memberikan kredit gadai kepada nasabah sudah cukup efektif dan efisien di karenakan antara barang yang di gadaikan dengan kredit yang di berikan sudah memenuhi persyaratan yang telah di tentukan.

3.3.2 Analisis Prosedur Pemeriksaan Dokumen Pengajuan Kredit

Untuk prosedur pemberian kredit yang ada pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung masih banyak nasabah yang kurang mengerti


(53)

54

mengenai prosedur yang di tetapkan. Hal ini di karenakan kurangnya sosialisasi dari pihak pegadaian kepada nasabah yang akan mengajukan kredit. Dengan adanya masalah yang timbul maka pihak pegadaian akan lebih meningkatkan lagi kualitas dan kinerja pegawai terutama dalam memberikan pelayanan kepada nasabah tentang penjelasan atau sosialisasi mengenai prosedur yang telah di tetapkan dalam pengajuan kredit nasabah.

3.3.3 Analisis Penggolongan Barang Jaminan

Mengenai penggolongan barang jaminan yang akan di jaminkan nasabah sudah cukup jelas. Sehingga dalam hal ini tidak ada masalah maupun hambatan yang cukup berat antara nasabah dengan pihak pegadaian karena penggolongan barang jaminan telah di tetapkan sesuai dengan ketentuan yang ada.

3.3.4 Analisis Taksiran Barang Jaminan

Mengenai taksiran barang jaminan terkadang masih adanya kekeliruan penaksiran dari pihak pegadaian sendiri, padahal prosedur mengenai penggolongan barang jaminan yang di taksir sudah di tetapkan. Maka sebagai solusi dari pihak pegadaian akan lebih teliti lagi dalam menaksir barang yang akan di gadaikan oleh nasabah.


(54)

55

3.3.5 Analisis Perhitungan Penetapan Uang Pinjaman

Pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung di dalam perhitungan penetapan uang pinjaman sudah mengikuti prosedur yang ada, namun letak permasalahannya sendiri ada pada pihak nasabah. Misalnya, nasabah ingin mendapatkan kredit yang lebih besar atas barang jaminan yang akan di gadaikan. Hal ini di karenakan pihak nasabah kurang memahami prosedur dalam perhitungan penetapan uang pinjaman yang telah di tetapkan oleh pihak pegadaian. Solusinya adalah dari pihak pegadaian,terutama pihak yang menangani perhitungan uang pinjaman harus lebih memberikan penjelasan kepada nasabah mengenai seberapa besar uang yang dapat di berikan kepada nasabah yang sesuai dengan barang yang akan di jaminkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dari pihak nasabah.

3.3.6 Analisis Langkah-langkah Pelayanan Kredit

Langkah – langkah dalam pelayanan kredit di Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung sudah di laksanakan dengan cukup baik. Pelayanan yang di berikan sesuai dengan prosedur yang telah di tetapkan. Pegadaian ini memudahkan nasabah dalam memberikan kredit karena motto pegadaian yaitu ”Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”. Sebaiknya Pegadaian dapat melakukan peningkatan jumlah nasabah dengan perluasan pangsa pasar dan penambahan jumlah UPC (Unit Pembantu Cabang) sehingga pegadaian mudah di jangkau oleh nasabah.


(55)

56 BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan yang diperoleh penulis selama melakukan kerja praktek di Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung khususnya dibidang perkreditan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kredit gadai merupakan kegiatan menjaminkan barang-barang berharga pada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang dijaminkan akan ditebus kembali sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.

2. Prosedur pengajuannya sederhana, pegadaian menyediakaan fasilitas kredit cepat dan aman dengan plapon pinjaman yang bervariasi mulai dari Rp 20.000 sampai Rp 200.000.000 atau lebih. Jangka waktu pinjaman kredit gadai cepat dan aman maksimum 4 bulan atau 120 hari dan dapat di perpanjang dengan cara membayar sewa modal saja atau mengangsur sebagian uang pinjaman. Pelunasan dapat dilakukan sewaktu-waktu dengan perhitungan sewa modal selama masa pinjaman.

3. Pengolongan barang jaminan ditetapkan Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung berdasarkan nominal uang pinjaman dan tempat penyimpanannya.


(56)

57

4. Dalam menentukan taksiran barang jaminan di Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung, penilaian dari nilai barang jaminan di lihat dari nilai karatase yang melalui proses pengujian dengan media zat kimia. 5. Untuk taksiran emas dibawah 24 karat maka taksirannya berdasarkan

kadar emas per karat dikalikan dengan berat emas (gram) dikalikan dengan harga taksiran emas per karat yang tercantum pada Standar Taksiran Logam Emas/Perhiasan.

6. Langkah – langkah dalam pelayanan kredit yang di berikan pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung. Nasabah mengisi formulir permintaan kredit dan menyerahkan persyaratan kredit. Kemudian Petugas pegadaian memeriksa dan menguji persyaratan kredit, serta menilai agunannya. Sehingga nasabah menerima uang pinjaman.

4.2 Saran

Penulis ingin memberikan saran–saran yang mungkin menjadi bahan pertimbangan dalam peningkatan jasa kredit gadai nasabah pada Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran Bandung adapun saran–saran sebagai berikut :

1. Sebaiknya pegadaian lebih meningkatkan lagi kualitas dan kinerja pegawai terutama dalam memberikan pelayanan kredit nasabah tentang penjelasan atau sosialisasi mengenai prosedur yang telah di tetapkan dalam pengajuan kredit.

2. Sebaiknya pegadaian, terutama pihak yang menangani perhitungan uang pinjaman harus lebih memberikan penjelasan kepada nasabah mengenai


(57)

58

seberapa besar uang yang dapat di berikan kepada nasabah yang sesuai dengan barang yang akan di jaminkan agar tidak terjadi kesalahpahaman dari pihak nasabah.

3. Sebaiknya Pegadaian dapat melakukan peningkatan jumlah nasabah dengan perluasan pangsa pasar yang menggunakan strategi lokasi setiap wilayah. Hal yang dapat dilakukan yaitu dengan penambahan jumlah UPC (Unit Pembantu Cabang) sehingga pegadaian mudah di jangkau oleh nasabah atau calon nasabah.


(58)

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT GADAI NASABAH

PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR CABANG BANJARAN BANDUNG

Laporan Kerja Praktek

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Kerja Praktek Jenjang Studi S1

Program Studi Akuntansi

Disusun Oleh:

NAMA : SILVIA RAHMANIA NIM : 21107014

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(59)

iv DAFTAR ISI

Hal LEMBAR PENGESAHAN

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kerja Praktek ... 1

1.2 Maksud dan Tujuan Kerja Praktek ... 3

1.3 Kegunaan Kerja Praktek ... 4

1.4 Metode KerjaPraktek.. ... .. 5

1.5 Lokasi dan Waktu Kerja Praktek... 6

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1 Sejarah Perum Pegadaian ... 8

2.2 Struktur Organisasi PerumPegadaian ... 12

2.3 Uraian Tugas ... 13


(60)

v BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek... 22

3.1.1 Pengertian Prosedur ... 22

3.1.2 Karakteristik Prosedur ... 24

3.1.3 Manfaat Prosedur... 24

3.1.4 Pengertian Kredit ... 25

3.1.5 Tujuan Dan FungsiKredit ... 26

3.1.6 Tujuan Kredit ... 30

3.1.7 Fungsi Kredit ... 31

3.1.8 Unsur-Unsur Kredit ... 32

3.1.9 Jenis-jenis Kredit ... 34

3.1.10 Prinsip-Prinsip Kredit ... 37

3.1.11 Teknik Penyelesaian Kredit Macet... 41

3.2 Teknis Pelaksanaan Kerja Praktek ... 45

3.2.1 Gambaran Umum Kredit Gadai... .. 45

3.2.2 Prosedur Pemeriksaan Dokumen Pengajuan Kredit.. ... 47

3.2.3 Penggolongan Barang Jaminan ... 49

3.2.4 Taksiran Barang Jaminan ... 51

3.2.5 Penghitungan Penetapan Uang Pinjaman ... 51


(61)

vi

3.3 Pembahasan Hasil Pelaksanaan Kerja Praktek ... 53

3.3.1 Analisis Gambaran Umum Kredit Gadai ... .. 53

3.3.2 Analisis Prosedur Pemeriksaan Dokumen Pengajuan Kredit ... 53

3.3.3 Analisis Penggolongan Barang Jaminan ... 54

3.3.4 Analisis Taksiran Barang Jaminan ... 54

3.3.5 Analisis Penghitungan Penetapan Uang Pinjaman ... 55

3.3.6 AnalisisLangkah- LangkahPelayananKredit ... 55

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan ... 56

4.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA... 59

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 60


(62)

59

DAFTAR PUSTAKA

Ardiyose, 2004, Kamus Besar Akuntansi. Jakarta : Citra Harta Prama.

Budisantoso, Totok dan Sigit Triandaru, 2006 , Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi kedua, Jakarta : Salemba Empat.

Firdaus, Rachmat dan Maya Ariyanti, 2004, Manajemen Perkreditan Bank Umum, Edisi Kedua, Bandung : Alfabeta.

Kantor Pusat Perum Pegadaian, 2004, Pedoman Operasional Kredit Gadai, Jakarta.

Kasmir, 2005, Dasar-dasar Perbankan, Edisi Keempat, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Narafin M, 2004, Pengagaran Perusahaan, Jakarta : Salemba Empat.

Rajab, Amir Batubara, 2004, Manajemen Perkreditan Bank Umum, Bandung : Alfabeta.

Sastradipoera, Komarudin, 2004, Strategi Manajemen Bisnis Perbankan, Konsep dan Implementasi untuk Bersaing, Bandung : Kappa-Sigma.


(63)

(64)

76

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Silvia Rahmania

Nim : 21107014

Jurusan : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Bandung 18 September 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln. Babakan Sukahaji No 6 RT 01 RW 02 Banjaran 40377 Kab. Bandung

Email : silvia.rahmania@gmail.com silvia_rahmania@yahoo.com Riwayat Pendidikan :

TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT

1994 – 1995 TK. Persatuan Islam (PERSIS) Bandung, Jawa Barat 1995 – 2001 SDN 1 Banjaran Bandung, Jawa Barat 2001 – 2004 SMPN 1 Baleendah Bandung, Jawa Barat 2004 – 2007 SMAN 1 Baleendah Bandung, Jawa Barat 2007 – Sekarang Universitas Komputer Indonesia Bandung, Jawa Barat


(65)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat-Nya yang selalu terlimpah kepada penulis, serta atas segala karunia dan petunjuk-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek ini.

Laporan kerja praktek ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi Strata I Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia tahun 2010. Adapun judul laporan kerja praktek yang penulis pilih adalah “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT GADAI

NASABAH PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR CABANG

BANJARAN BANDUNG”.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, maka penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun untuk perbaikan serta penambahan pengetahuan bagi penulis khususnya dan untuk pihak lain pada umumnya.

Dengan terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan baik yang bersifat moril maupun materil kepada:


(66)

ii

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati Dra.,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, S.E.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

4. Surtikanti, SE., M. Si selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dan memberi informasi dalam pembuatan laporan kerja praktek sampai selesai.

5. Elly Suhayati, SE., M. Si, Ak selaku Dosen Wali kelas AK 1

6. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi.

7. Andi Riswandi, SE selaku manajer dan pembimbing di perusahaan Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran yang telah memberikan pengarahan, bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

8. Ahmad Ibrahim selaku pembimbing perusahaan Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran yang telah memberikan informasi selama penulis melakukan penelitian.

9. Ridwan Firmansyah S.Si selaku pembimbing perusahaan dan seluruh staf Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran yang telah memberikan informasi selama penulis melakukan penelitian.


(67)

iii

10. Ayah dan Bunda tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih sayang serta dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis.

11. Wine Winarti, SE yaitu tante yang selalu membantu dan memberikan informasi selama penulis menyelesaikan penelitian.

12. Untuk Wahyono, I Komang, Feny, Vita, Deby, Rika, Dini, yang telah membantu dan menghibur suasana hati penulis.

13. Teman-teman di Ak-1 yang memberikan dukungan dan semangat semoga kita selalu kompak.

14. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan laporan KKP ini.

Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penulis khususnya dan kita semua pada umumnya.

Bandung , Desember 2010

Penulis

Silvia Rahmania NIM. 21107014


(68)

LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT GADAI

NASABAH PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR CABANG

BANJARAN BANDUNG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Studi Strata I Program Studi Akuntansi

Oleh: Silvia Rahmania

21107014

Bandung, Desember 2010 Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Instansi

Surtikanti SE., M.Si Andi Riswandi SE.

NIP. 4127.34.03.007 NIK.P73941476

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi

Sri Dewi Anggadini SE., M.Si. NIP. 4127.34.03.003


(1)

(2)

RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi :

Nama : Silvia Rahmania

Nim : 21107014

Jurusan : Akuntansi Fakultas : Ekonomi

Tempat Tanggal Lahir : Bandung 18 September 1989

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln. Babakan Sukahaji No 6 RT 01 RW 02 Banjaran 40377 Kab. Bandung

Email : silvia.rahmania@gmail.com silvia_rahmania@yahoo.com Riwayat Pendidikan :

TAHUN PENDIDIKAN TEMPAT

1994 – 1995 TK. Persatuan Islam (PERSIS) Bandung, Jawa Barat 1995 – 2001 SDN 1 Banjaran Bandung, Jawa Barat 2001 – 2004 SMPN 1 Baleendah Bandung, Jawa Barat 2004 – 2007 SMAN 1 Baleendah Bandung, Jawa Barat 2007 – Sekarang Universitas Komputer Indonesia Bandung, Jawa Barat


(3)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr,wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat-Nya yang selalu terlimpah kepada penulis, serta atas segala karunia dan petunjuk-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan kerja praktek ini.

Laporan kerja praktek ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan program studi Strata I Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia tahun 2010. Adapun judul laporan kerja praktek yang penulis pilih adalah “TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT GADAI NASABAH PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR CABANG BANJARAN BANDUNG”.

Mengingat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan penulis, maka penulis sadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun untuk perbaikan serta penambahan pengetahuan bagi penulis khususnya dan untuk pihak lain pada umumnya.

Dengan terselesaikannya Laporan Kerja Praktek ini, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan baik yang bersifat moril maupun materil kepada:


(4)

1. Dr. Ir. Eddy Suryanto Soegoto, M.Sc. selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Umi Narimawati Dra.,SE.,M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Sri Dewi Anggadini, S.E.,M.Si., selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

4. Surtikanti, SE., M. Si selaku Dosen Pembimbing yang telah membantu dan memberi informasi dalam pembuatan laporan kerja praktek sampai selesai.

5. Elly Suhayati, SE., M. Si, Ak selaku Dosen Wali kelas AK 1

6. Lilis Puspitawati, SE.,M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi.

7. Andi Riswandi, SE selaku manajer dan pembimbing di perusahaan Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran yang telah memberikan pengarahan, bimbingan selama penulis melakukan penelitian.

8. Ahmad Ibrahim selaku pembimbing perusahaan Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran yang telah memberikan informasi selama penulis melakukan penelitian.

9. Ridwan Firmansyah S.Si selaku pembimbing perusahaan dan seluruh staf Perum Pegadaian Kantor Cabang Banjaran yang telah memberikan informasi selama penulis melakukan penelitian.


(5)

iii

10. Ayah dan Bunda tercinta yang selalu memberikan doa dan kasih sayang serta dukungan baik secara moril maupun materil kepada penulis.

11. Wine Winarti, SE yaitu tante yang selalu membantu dan memberikan informasi selama penulis menyelesaikan penelitian.

12. Untuk Wahyono, I Komang, Feny, Vita, Deby, Rika, Dini, yang telah membantu dan menghibur suasana hati penulis.

13. Teman-teman di Ak-1 yang memberikan dukungan dan semangat semoga kita selalu kompak.

14. Semua pihak yang ikut membantu dan terlibat dalam penyusunan laporan KKP ini.

Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih bagi semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelesaian laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat yang optimal bagi penulis khususnya dan kita semua pada umumnya.

Bandung , Desember 2010

Penulis

Silvia Rahmania NIM. 21107014


(6)

LEMBAR PENGESAHAN

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT GADAI

NASABAH PADA PERUM PEGADAIAN KANTOR CABANG

BANJARAN BANDUNG

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Menempuh Mata Kuliah Kerja Praktek

Jenjang Studi Strata I Program Studi Akuntansi

Oleh: Silvia Rahmania

21107014

Bandung, Desember 2010 Menyetujui,

Dosen Pembimbing Pembimbing Instansi

Surtikanti SE., M.Si Andi Riswandi SE. NIP. 4127.34.03.007 NIK.P73941476

Mengetahui,

Ketua Program Studi Akuntansi

Sri Dewi Anggadini SE., M.Si. NIP. 4127.34.03.003