Tinjauan Atas prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung

(1)

1 ABSTRAK

TINJAUAN ATAS PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN SISTEM GADAI (KRASIDA) PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL X BANDUNG

Oleh : DITA WAHYUNI

21312021

Penelitian ini dilaksanakan di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung. Fenomena yang terjadi adalah calon debitur yang memberikan angsuran secara menunggak sehingga terjadinya kredit macet. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur Pemberian Kredit KRASIDA, apa saja masalah yang dihadapi dalam Pemberian Kredit KRASIDA dan bagaimana usaha yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam melakukan Pemberian Kredit KRASIDA.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian studi lapangan, wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian bahwa prosedur Pemberian Kredit KRASIDA pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung sudah baik, tetapi terdapat hambatan yang terjadi yaitu calon debitur yang memberikan emas palsu sebagai barang jaminan. Hal ini sangat menyulitkan PT. Pegadaian (Persero) dalam mengatasi masalah ini.

Kata Kunci : Pemberian Kredit, Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA).

This research was carried out in PT. Pegadaian (Persero) Regional Office X Bandung . The phenomenon is happening is candidates that give debtors debt in installments so that the occurrence of bad credit. The purpose of this research is to know how the procedure of granting credit KRASIDA, what are the problems encountered in Administering the credit KRASIDA and how the efforts being made to solve problems that occur in the conduct of granting credit KRASIDA.

The methods used in this research is descriptive, methods of data collection conducted by the researchers is the research field studies, interviews and studies of the literature. The results of research that the procedure of granting credit KRASIDA on PT Pegadaian (Persero) Regional Office X Bandung's been good, but there are obstacles that occur i.e. prospective debtor who gave false gold items as collateral. This is very troublesome PT. Pegadaian (Persero) in overcoming this problem.

Keywords: Granting Credit, Installment Credit System Pledge (KRASIDA). Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung merupakan bidang jasa gadai yang mempermudah masyarakatdalam melakukan pinjaman. PT. Pegadaian (Persero) adalah perusahaan gadai yang memiliki slogan “mengatasi masalah tanpa masalah” dan prinsip Pegadaian saat ini adalah kerabat menggapai cita. Dengan prinsip

tersebut, PT. Pegadaian (Persero) memiliki tekat untuk melayani nasabahnya sebaik mungkin. Dengan adanya slogan tersebut, PT. Pegadaian akan semakin baik lagi dalam menyebarkan informasi kepada para nasabahnya.


(2)

2 1.2 Indentifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penelitian yang akan dilakukan penulis terkait dengan prosedur pemberian kredit angsuran dengan sitem gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung adalah :

1. Pemberian kredit sistem gadai, pada tahapannya tidak dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ada.

2. Nasabah yang membayar angsuran secara menunggak, serta adanya yang memberikan emas palsu sebagai barang yang akan digadaikan.

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

2. Apa saja masalah-masalah yang dihadapi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

3. Bagaimana cara menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.4.1 Maksud Penelitian

Maksud penulis dari penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan memperoleh informasi hasil yang diperoleh akhirnya akan digunakan sebagai bahan penyusunan Laporan Tugas Akhir mengenai pelaksanaan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) yang dilakukan oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

1.4.2 Tujuan Penelitian

Dari latar belakang diatas dapat diuraikan Tujuan Penelitian sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

2. Untuk mengetahui masalah yang dihadapi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

3. Untuk mengetahui usaha yang dilakukan PT. Pegadaian (Persero) untuk menyelesaikan masalah yang terjadi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

1.5 Kegunaan Penelitian

1.5.1 Kegunaan Praktis (Kegunaan Operasional)

Kegunaan praktis yang penulis tujukan pada perusahaan adalah sebagai berikut :

a. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat

membantu memecahkan

permasalahan dalam mengenai Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandunng. b. Bagi Pihak Lain

Selain itu hasil penelitian ini juga dapat menjadi manfaat, gambaran yang cukup jelas bagi peneliti lainnya yang akan mengambil judul yang sama. Da menambah pengetahuan serta wawasan.

1.5.2 Kegunaan Akademis

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik langsung maupun tidak langsung pada


(3)

3 pihak yang berkepentingan, seperti sebagai berikut :

a. Kegunaan Bagi Penulis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan gambaran yang lebih jelas mengenai Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA). Selain itu penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat kelulusan program studi Diploma III Jurusan Akuntansi pada Universitas Komputer Indonesia.

b. Kegunaan Bagi Perusahaan

Hasil dari Tugas Akhir ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber informasi dan bahan masukan bagi perusahaan untuk menilai hasil dari Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

c. Kegunaan Bagi Pembaca

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pembaca mengenai Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung, sehingga hal ini dapat dipergunakan sebagai bahan referensi untuk penelitian lainnya yang berkaitan dengan judul dari Tugas Akhir ini.

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian 1.6.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penulis melaksanakan penelitian ini adalah di PT. Pegadaian (Persero)-Kantor Wilayah (Kanwil) X Bandung yang beralamat di Jln. Pungkur No. 125 Bandung 40252.

1.6.2 Waktu Penelitian

Adapun waktu penelitian, dilaksanakan dari mulai bulan Maret 2015 sampai dengan bulan Juni 2015.

Tabel 1.1

Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi pengertian prosedur adalah:

“Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.” (2013:5)

2.2 Pengertian Pemberian Kredit

Pasal 6 huruf b dan Pasal 13 huruf b UU Perbankan Indonesia 1992/1998 Masing-masing menetapkan kredit sebagai usaha bagi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dengan dicantumkan pemberian kredit sebagai usaha bank dalam ketentuan undang-undang, maka kegiatan pemberian pinjaman uang ke masyarakat yang dilakukan bank telah mempunyai dasar hokum yang kuat. Bank dengan demikian tidak dapat digolongkan sebagai rentenir atau lintah darat yang sering tidak disukai oleh masyarakat. Pemberian kredit adalah usaha yang sah bagi bank sebagai badan usahadan sesuai

Feb Mar Apr Mei Jun Jul Tahap Prosedur

Tahap Persiapan:

Bulan

I

1. Membuat Outline dan Proposal Tugas Akhir

2. Mengambil Formulir Penyusunan Tugas Akhir

3. Menentukan Tempat Penelitian

III

Tahap Pelaksanaan :

1. Mengajukan Outline dan Proposal Tugas Akhir

2. Meminta Surat Pengantar ke Perusahaan

3. Penelitian di Perusahaan

II

4. Penyusunan Tugas Akhir

Tahap Pelaporan :

1. Menyiapkan Draft Tugas Akhir 2. Sidang Tugas Akhir 3. Penyempurnaan Laporan Tugas Akhir


(4)

4 dengan salah satu fungsi utamanya sebagai penyalur dana masyarakat.

2.3 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Kasmir bahwa :

“Prosedur pemberian kredit adalah tahap -tahap yang harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit”.(2012:143)

2.4 Pengertian Gadai

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, pengertian gadai adalah :

“Suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak yang bertubuh maupun tidak bertubuh yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu hutang dan yang memberikan kewenangan kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari barang tersebut lebih dahulu daripada kreditur lainnya terkecuali biaya-biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk memelihara benda itu, biaya-biaya mana harus didahulukan”. 2.5 Peranan Pegadaian

Tugas pokok PT. Pegadaian adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga kegiatan keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun mengalami kesulitan keuangan cenderung dimanfaatkan oleh lembaga keuangan non bank seperti renternir, lintah darat, maupun ijon untuk mendapatkan sewa dana dengan tingkat bunga yang sangat tinggi. (Sumber : www.pegadaian.co.id)

Bab III Objek dan Metodologi Penelitian 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan suatu hal yang dijadikan sasaran penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kebenaran dan fakta tentang suatu hal tersebut :

Menurut Sugiyono pengertian objek penelitian adalah sebagai berikut :

“Suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.” (2011:32)

3.2 Metode Penelitian

Menurut Umi Narimawati pengertian dari metode penelitian adalah : “Cara peneliti yang digunakan untuk mendapatkan data untuk mencapai tujuan tertentu”.(2010:29)

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan (Field Research) Studi Lapangan adalah melakukan peninjauan secara langsung untuk memperoleh data-data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir. Penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan dari seluruh objek penelitian yang meliputi :

a. Observasi (Pengamatan) b. Wawancara (Interview)

c. Dokumentasi (Documentation) 2. Studi Pustaka (Library Research)

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data dari berbagai bahan pustaka yang relevan, seperti: buku-buku dan referensi lainnya yang berhubungan dengan materi yang akan dikaji. Penelitian ini berguna untuk memperoleh data sekunder sebagai landasan teoritis dalam membandingkan, membahas dan menganalisis data yang diperoleh dari penelitian lapangan.


(5)

5 3.2.2 Sumber Data

Sumber data yang dimaksud dalam penelitian adalah subjek dari mana data tersebut dapat diperoleh dan memiliki informasi kejelasan tentang bagaimana mengambil data tersebut dan bagaimana data tersebut diolah. Sumber data yang diperoleh penulis merupakan data yang didapat langsung dari PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

Sumber data dapat berasal dari Data Primer dan Data Sekunder, pengertian Data Primer dan Data Sekunder menurut Suharsimi Arikunto adalah:

1. Data primer adalah data yang dikumpulkan melalui pihak pertama, biasanya dapat melalui wawancara, jajak pendarat dan lain-lain.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan melalui pihak kedua , biasanya diperoleh melalui instansi yang bergerak dibidang pengumpulan data seperti Badan Pusat Statistik dan lain-lain. (2013:172)

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung bergerak dibidang pembiayaan, yang meminjamkan uang. Pada awalnya masyarakat mendatangi renternir atau lintah darat untuk melakukan pinjaman dengan memberikan jaminan yang mereka miliki serta membayar bunga yang melampaui batas kewajaran, sehingga mereka tidak sanggup untuk membayar. Dalam mengatasi masalah pinjaman uang ini maka pemerintah membantu dengan membentuk lembaga keuangan perbanka yaitu PT. Pegadaian (Persero).

4.1.2 Analisis Deskriptif

Untuk menanggulangi masalah keterlambatan pembayaran nasabah tiap bulannya, maka pihak PT. Pegadaian (Persero) akan menegakan sanksi

administrasi berupa denda dari setiap jumlah yang terutang di setiap hari keterlambatan. Biasanya akan diberikan surat peringatan sebanyak tiga kali, bilamana surat peringatan ketiga debitur masih belum membayar maka akan melakukan eksekusi barang jaminan dan apabila masih belum membayar makan akan dilakukan pelelangan barang jaminan sesuai dengan perjanjian sebelumnya dan kemudian untuk perhitungannya dengan sisa hutang debitur. Selain dengan cara mengambil emas jaminan, masalah diatas juga dapat diselesaikan dengan cara debitur membayar lunas hutangnya kepada PT. Pegadaian (Persero) berserta dengan biaya yang timbul berdasarkan catatan pembukuan PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

Prosedur yang telah diberikan oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung dalam pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) terdiri atas beberapa tahapan. Tahapan tersebut sangat membantu perusahaan dalam memberikan pinjaman kepada nasabah karena tahapan tersebut menentukan apakah kredit disetujui atau ditolak.

Sesuai dengan teori menurut Kuncoro & Suhardjono bahwa :

Prosedur pemberian kredit yang sehat adalah upaya yang dimulai dengan tahapan penyusunan perencanaan perkreditan, dilanjutkan dengan proses pemberian putusan kredit (prakarsa, analisis dan evaluasi, negosiasi, rekomendasi dan pemberian putusan kredit) Penyusuna perjanjian kredit dokumentasi dan administrasi kredit, persetujuan pencairan kredit serta pengawasan dan pembinaan kredit.(2011:223)


(6)

6 Dalam prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung telah sesuai dengan teori yang ada, namun pada saat melakukan prosedur pemberian kredit pada tahap pengembalian atau pelunasan nasabah tidak dilakukan dengan baik, sedangkan prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) tersebut sudah berjalan dengan baik.

4.2.2 Masalah Yang Dihadapi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

Masalah yang dihadapi oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung dalam melakukan pemberian kredit yaitu data yang diberikan oleh calon debitur kurang lengkap, fotocopy persyaratan yang diberikan oleh calon debitur kurang jelas, terjadinya pemberian emas palsu yang diberikan oleh calon debitur dan keterlambatannya nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran setiap bulannya. Masalah-masalah yang dialami oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung terdapat dalam teori yang telah dijelaskan oleh Gatot Supramono bahwa : Masalah yang terjadi salah satunya adalah keterlambatan nasabah membayar angsuran yang menimbulkan terjadinya kredit macet.(2010 : 24)

Masalah yang dihadapi dalam melakukan pemberian kredit angsuran sistem gadai pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung sudah sesuai dengan teori diatas, namun terjadinya pembayaran secara angsuran menunggak maka mengakibatkan kredit macet. Seharusnya nasabah mentaati semua prosedur dan ketentuan yang diberikan oleh perusahaan sehingga masalah ini tidak akan terjadi dan akan berjalan dengan lancar.

4.2.3 Usaha Yang Dilakukan PT. Pegadaian (Persero) Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Terjadi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

Usaha yang dilakukan oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung untuk mengatasi masalah yang terjadi pada perusahaan salah satunya adalah keterlambatan nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran. Hal ini dilakukan dengan ketentuan yang telah disepakati sebelumnya dengan debitur. Dan hal tersebut sesuai dengan teori dalam Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, yang disebutkan bahwa kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lainnya yang mewajibkan pikah peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Berdasarkan teori diatas untuk menyelesaikan masalah dalam melakukan pembayaran secara tepat pada waktunya adalah persetujuan atau kesepakatan antara peminjam dan pemberi sudah sesuai teori, namun karena terjadinya atas pembayaran angsuran secara menunggak sehingga mengakibatkan kredit macet maka perusahaan sebaiknya melakukan penjadwalan kembali yang artinya perubahan syarat kredit yang menyangkut jadwal pembayaran atau jangka waktu, kemudian persyaratan kembali yang perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak terbatas pada jadwal pembayaran atau jangka waktu dan yang terakhir penataan kembali yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang meliputi penjadwalan dan persyaratan kembali sehingga dapat terselesaikannya masalah kredit macet tersebut.


(7)

7 Bab V Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Usaha Yang Dilakukan PT. Pegadaian (Persero) Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Terjadi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung adalah sebagai berikut, dalam hal pemberian data yang calon debitur berikan kurang lengkap, maka PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung akan meminta ulang data-data tersebut. Fotocopy syarat pemberian kredit angsuran sistem gadai yang kurang lengkap diatasi dengan cara meminta ulang fotocopy kepada calon debitur yang bersangkutan. Pemeriksaan emas yang diberikan oleh calon debitur akan lebih teliti sehingga untuk calon debitur yang sengaja memberikan emas palsu maka tidak akan mendapatkan fasilitas pemberian kredit dan untuk menanggulangi masalah keterlambatan pembayaran nasabah tiap bulannya, maka pihak PT. Pegadaian (Persero) akan menegakan sanksi administrasi berupa denda dari setiap jumlah yang terutang di setiap hari keterlambatan.

5.2 Saran

Pada dasarnya pelaksanaan pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung sudah berjalan dengan baik, namun beberapa saran dari penulis kiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan. Diantaranya yaitu :

1. Untuk menghindari agar tidak terjadi masalah dalam pemberian kredit, salah satunya atas keterlambatan nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran, sebaiknya perusahaan menetapkan atau melaksanakan survey kepada nasabah agar perusahaan

mengetahui dan dapat memiliki hak untuk memantau jalannya atas pembayaran nasabah dan pada akhirnya tidak akan menimbulkan kredit macet.

2. Untuk menyelesaikan masalah pemberian emas palsu, sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan ketelitian dalam melakukan taksiran terhadap barang jaminan yang akan digadaikan, sehingga tidak akan terjadi kembali dengan masalah tersebut.

Daftar Pustaka

Eddy Rinaldy. 2009. Membaca Neraca Bank, Jakarta : Indonesia Legal Center Publishing.

Gatot Suparmono. 2010. Perbankan & Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Jakarta.

Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

Jonathan Sarwono, Ely Suhayati. 2010. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS. Bandung: Graha Ilmu.

Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Enam. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbanka.

Jakarta, Penerbit : PT Bumi Aksara. Maluyu, Sp, Hasibuan. 2009. Dasar-Dasar Perbanka. Jakarta : PT. Grafindo.

Mudrajat Kuncoro, Suhardjono. 2011. Manajemen Perbanka Teori Aplikasi. Edisi Kedua Yogyakart, Penerbit : BPFE Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono .2013 .Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi


(8)

8 ( Mixed Methods ) . Bandung :Alfabeta.

Suharsimi A. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriati. 2012. Metodologi Penelitian. Mataram: Yayasan Cerdas Press.

Suyatno Thomas. 2012. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Teguh, P Mujono. 2010. Ekonomi Indonesia. Yogyakarta : PT. Raja Semesta. Thamrin Abdullah, Francis Tantri. 2013.

Bank & Lembaga Keuangan. Edisi Satu-Cetakan Ketiga. Jakarta : Rajawali Pers.

Tony Wijaya. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis Teori & Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama. Umi Narimawati, Sri Dewi anggadini, dan

Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya Ilmiah. Bekasi : Genesis. Yvonne Agustine, 2013. “Metodologi

Penelitian Bisnis dan Akuntansi”, Dian Rakyat, Jakarta.

Sumber Undang-Undang :

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-Undang Nomer 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Undang-Undang Pasal 24 (1) Nomor 14 Tahun 1967.

Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150 Tentang Gadai.

Sumber lainnya : www.pegadaian.co.id

www.repository.widyatama.ac.id (widayanti,susi 2008)


(9)

11

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Kredit

Dalam mengetahui konsep dasar kredit maka kita harus mengetahui terlebih dahulu pengertian dari kredit antara lain seperti berikut :

2.1.1 Pengertian Kredit

Secara etimologi, kata kredit berasal dari bahasa latin yaitu “credete” yang

berarti percaya, atau “to believe” atau “to trus”. Jadi dasar pemikiran pemberian

kredit pada dasarnya berlandaskan kepercayaan. Dilihat dari sudut pandang ekonomi,

kredit diartikan sebagai penundaan pembayaran. Maksudnya pengertian

pengembalian atas penerimaan uang atau suatu barang yang tidak dilakukan secara bersamaan pada saat penerimaannya, akan tetapi pengembaliannya dilakukan di masa yang akan datang.

Beberapa definisi kredit dari beberapa ahli adalah sebagai berikut :

Menurut Teguh P. Muljono pengertian kredit adalah sebagai berikut :

“Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan

suatu pinjaman dengan suatu janji pembayaran akan dilakukan ditangguhkan pada


(10)

Sedangkan secara yuridis pun ditemukan dalam Pasal 7 tahun 1998 tentang

perubahan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang merumuskan

pengertian kata kredit sebagai berikut :

“Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan

pihak lain.”

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kredit adalah persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu.

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Kredit

Menurut Maluyu Hasibuan fungsi kredit bagi masyarakat adalah :

1. Menjadi motivator dan dinamisator peningkat kegiatan perdagangan

dan perekonomian.

2. Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.

3. Memperlancar arus barang dan arus uang.

4. Meningkatkan hubungan internasional (L/C, CGI, dan lain-lai).

5. Meningkatkan dana produktifitas dana yang ada.

6. Meningkatkan daya guna (utility) barang.

7. Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.

8. Memperbesar modal kerja usaha.

9. Meningkatkan Income Per Capita (IPC) masyarakat.

10.Mengubah cara berpikir masyarakat untuk lebih ekonomis.


(11)

Adapun menurut Suyatno Thomas fungsi kredit adalah sebagai berikut :

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang.

2. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang.

3. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

4. Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi.

5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional.

7. Kredit adalah juga sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

(2012:5)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi kredit adalah sebagai berikut :

1. Kredit dapat meningkatkan lapangan kerja dan peredaran dan lalu lintas uang.

2. Kredit dapat meningkatkan hubungan antara Negara dan menjadi

jembatan bagi pendapatan nasional.

3. Kredit dapat menjadi motivator dan dinamisator untuk meningkatkan daya

guna dari barang maupun uang dalam kegiatan perdagangan serta perekonomian.


(12)

2.1.3 Tujuan Penyaluran Kredit

Menurut Malayu Hasibuan tujuan penyaluran kredit, antara lain sebagai

berikut :

1. Memperoleh pendapatan bank dari bunga kredit.

2. Memanfaatkan dan memproduktifitaskan dana-dana yang ada.

3. Melaksanakan kegiatan operasional bank.

4. Memenuhi permintaan kredit dari masyarakat.

5. Memperlancar lalu lintas pembayaran.

6. Menambah modal kerja perusahaan.

7. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.

(2009 : 98)

Sedangkan menurut Kasmir tujuan penyaluran kredit adalah sebagai berikut :

1. Mencari Keuntungan.

Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut, hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh Bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang diberikan kepada nasabah.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja.


(13)

3. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka semakin baik, berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor.

(2011 : 90)

Penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyaluran kredit adalah untuk memberi kemudahan pinjaman modal usaha kepada nasabah, meningkatkan keuntungan untuk perusahaan itu sendiri dan membantu pembangunan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi.

2.1.4 Jenis-jenis Kredit

Menurut Malayu Hasibuan jenis-jenis kredit dilihat dari beberapa segi dan terdapat penjelasan, maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Berdasarkan Tujuan

a. Kredit Konsumtif adalah kredit yang tidak produktif digunakan

untuk kebutuhan sendiri berasama keluarganya, seperti kredit rumah.

b. Kredit Modal Kerja (Kredit Perdagangan) yaitu kredit yang

produktif dipergunakan untuk menambahkan modal usaha debitur.


(14)

c. Kredit Investasi adalah kredit untuk investasi produktif dalam jangka waktu relative lama, misalnya kredit untuk perkebunan kelapa sawit.

2. Berdasarkan Jangka Waktu

a. Kredit Jangka pendek adalah kredit dengan jangka waktu

paling lama satu tahun.

b. Kredit jangka menengah adalah kredit dengan jangka waktu

antara satu hingga tiga tahun.

c. Kredit jangka panjang adalah kredit dengan jangka waktu lebih

dari tiga tahun.

3. Berdasarkan Macamnya

a. Kredit askep adalah kredit yang diberikan bank yang

hakekatnya hanya merupakan pinjaman uang biasa.

b. Kredit penjual adalah kredit yang diberikan oleh para penjual kepada pembeli, dengan arti barang telah diterima pembayaran kemudian.

c. Kredit pembeli adalah pembayaran yang telah dilakukan

kepada penjual tetapi barang diterima belakangan atau pembelian dengan uang muka.

4. Berdasarkan Sektor Perekonomian

a. Kredit pertanian adalah kredit yang diberikan kepada


(15)

b. Kredit perindustrian adalah kredit yang disalurkan kepada industry kecil, menengah dan besar

c. Kredit pertambangan adalah kredit yang diberikan kepada

beraneka macam pertambangan.

d. Kredit akspor-impor adalah kredit yang diberikan kepada

eksportis dan atau importer beraneka baramg.

e. Kredit operasi adalah kredit yang diberikan kepada jenis-jenis koperasi.

f. Kredit profesi adalah kredit yang digunakan untuk

macam-macam profesi.

g. Kredit perumahan adalah kredit yang untuk membiayai

pembangunan atau pembelian rumah.

5. Berdasarkan Agunan/Jaminan

a. Kredit agunan rumah adalah kredit yang diberikan dengan

jaminan seseorang terhadap debitur yang bersangkutan.

b. Kredit agunan efek adalah kredit yang diberikan dengan

agunan efek-efek dan surat-surat berharga.

c. Kredit agunan barang yaitu kredit yang diberikan dengan

agunan barang tetap, barang bergerak dan logam mulia.

d. Kredit agunan dokumen adalah kredit yang diberikan dengan


(16)

6. Berdasarkan Golongan Ekonomi

a. Golongan ekonomi lemah adalah kredit yang disalurkan kepada

penguasaha golongan ekonomi lemah.

b. Golongan ekonomi menengah dan konglomerat adalah kredit

yang diberikan kepada pengusaha menengah dan besar.

7. Berdasarkan Penarikan dan Pelunasan

a. Kredit perdagangan adalah kredit yang dapat ditarik dan

dilunasi setiap saat, besarnya sesuai dengan kebutuhan.

b. Kredit berjangka yaitu kredit yang penarikannya sekaligus.

(2010:98)

Adapun menurut Thamrin Abdullah kredit yang diberikan bank umum dan

bank perkreditan rakyat untuk masyarakat terdiri dari berbagai jenis, secara umum jenis-jenis kredit dapat dilihat dari berbagai segi dan penjelasannya maka dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Dilihat dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit yaitu :

a. Kredit Investasi adalah kredit yang digunakan untuk keperluan

keperluasan usaha atau membangun proyek/pabrik baru dimana masa perkiraannya untuk suatu periode yang lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu perusahaan.

b. Kredit modal kerja, yaitu kredit yang digunakan untuk


(17)

seperti membeli bahan baku, membayar gaji pegawai atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses produksi. 2. Dilihat dari segi tujuan kredit jenis kredit dilihat dari tujuannya

adalah :

a. Kredit produktif yaitu yang digunakan untuk meningkatkan

usaha produksi atau investasi untuk menghasilkan barang dan jasa.

b. Kredit konsumtif adalah kredit yang digunakan untuk

dikonsumsi atau dipakai secara pribadi.

c. Kredit perdagangan adalah kredit yang digunakan untuk

kegiatan perdagangan dan biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil penjualan barang dagang tersebut.

3. Dilihat dari segi jangka waktunya adalah sebagai berikut :

a. Kredit Jangka Pendek

Merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun atau paling lama 1 tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.

b. Kredit Jangka Panjang

Merupakan kredit yang masa pengambilannya paling panjang kredit jangka panjang waktu pengambilannya diatas 3 tahun atau 5 tahun biasanya kredit ini untuk investasi jangka panjang.


(18)

4. Dilihat dari segi jaminan adalah sebagai berikut :

a. Kredit dan Jaminan

Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu jaminan tersebut dapat bebbentuk barang berwujud atau tidak berwujud yang artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan oleh calon debitur.

b. Kredit tanpa jaminan

Adalah kredit yang diberikan tanpa barang jaminan tertentu atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha karakter serta loyalitas calon debitur selama berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

5. Dilihat dari Sektor usaha

Setiap sektor usaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda, oleh karena itu pemberian fasilitas kredit pun berbeda pula. Jenis kredit ini jika dilihat dari sektor usaha sebagai berikut.

a. Kredit pertanian merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian rakyat. Sektor pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.

b. Kredit peternakan adalam hal ini kredit diberikan untuk jangka

waktu yang relatif pendek misalnya peternakan ayam dan untuk jangka panjang seperti pertenakan sapi atau kambing.


(19)

c. Kredit industry untuk membiayai industry pengolahan industri kecil, menengah maupun industri besar.

d. Kredit pertambangan adalah jenis kredit untuk usaha tambang

yang dibiayainya, biasanya dalam jangka panjang seperti tambang emas, minyak atau tambang timah.

e. Kredit pendidikan merupakan yang diberikan untuk

membangun sarana dan prasarana pendidikan atau dapat pula kredit untuk para mahasiswa yang sedang belajar.

f. Kredit profesi adalah kredit yang diberikan kepada kalangan

para professional seperti dosen, dokter atau pengacara.

g. Kredit perumahan yaitu kredit untuk membiayai pembangunan

atau pembelian perumahan.

(2013:169)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan jenis-jenis kredit adalah sebagai berikut :

1. Jenis kredit berdasarkan tujuan, adalah pemberian kredit akan

diberikan sesuai dengan kebutuhan konsumen yang berupa kebutuhan konsumtif, modal kerja dan investasi. Maka pemberian kredit akan disesuaikan dengan jenis kebutuhan konsumen itu sendiri.


(20)

2. Jenis kredit berdasarkan jangka waktu dengan agunan/jaminan, maksudnya kredit adalah yang deberikan sesuai dengan jaminan yang diberikan oleh konsumen kepada perusahaan itu sendiri dan jangka waktu pelunasannya sesuai dengankesepakatan.

3. Jenis kredit berdasarkan sektor ekonomi adalah pemberian kredit

akan disesuaikan dengan usaha yang dijalankan oleh konsumen. Besar kecilnya jumlah pinjaman akan disesuaikan dengan jenis usaha.

2.2 Prosedur

Prosedur adalah peraturan. Dalam pengertian lebih lengkap prosedur adalah sama, aturan berkoordinasi, sehingga unit-unit dalam sistem, subsistem dan seterusnya dapat berinteraksi satu sama lain secara efisien dan efektif. Prosedur juga dapat diartikan sebagai suatu rangkaian tugas-tugas yang saling berhubungan dan berurutan menurut waktu dan tata cara tertentu untuk melaksanakan suatu tata cara kerja atau kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan.

2.2.1 Pengertian Prosedur

Menurut Mulyadi pengertian prosedur adalah :

“Suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam

suatu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara

seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.”


(21)

Menurut Zaki Baridwan bahwa:

“Prosedur merupakan suatu urutan-urutan pekerjaan kerani (clerical), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang

terjadi.”

(2009:30)

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan urutan kegiatan clerical, sedangkan kegitan clerical terdiri dari kegiatan yang dilakukan untuk mencatat informasi dalam formulir, buku jurnal dan buku besar maka kegiatan yang dilakukan menghitung memberi kode, mendaftar, memilih dan memandingkan.

2.2.2 Karakteristik Prosedur

Karakteristik prosedur yang dikemukakan oleh Mulyadi menyatakan terdapat beberapa karakteristik prosedur, di antaranya sebagai berikut:

1. Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.

Dengan adanya prosedur, suatu organisasi dapat mencapai tujuannya karena melibatkan beberapa orang dalam melakukan kegiatan operasional organisasinya dan menggunakan suatu penanganan segala kegiatan yang dilakukan oleh organisasi.


(22)

2. Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan yang baik dan menggunakan biaya yang seminimal mungkin.

Pengawasan atas kegiatan organisasi dapat berjalan dengan baik karena kegiatan tersebut berjalan sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan. Selain itu, biaya yang digunakan untuk melakukan kegiatan tersebut dapat diatur seminimal mungkin karena kegiatan yang dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.

3. Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.

Dalam suatu prosedur yang dilaksanakan oleh suatu organisasi dalam menjalankan segala kegiatannya, biasanya prosedur tersebut menunjukan rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan dan rangkaian tindakan tersebut dilakukan seragam.

4. Prosedur menunjukkan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.

Penetapan keputusan yang dibuat oleh pimpinan organisasi merupakan keputusan yang harus dilaksanakan oleh para bawahannya untuk menjalankan prosedur kegiatan yang sudah ada. Selain itu, keputusan atas orang-orang yang terlibat dalam menjalankan prosedur tersebut, memberikan suatu tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh para pelaksana tersebut sesuai dengan tugasnya masing-masing.

5. Prosedur menunjukkan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

Apabila prosedur yang sudah ditetapkan oleh suatu organisasi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku maka hambatan yang akan dihadapi oleh pelaksana kecil kemungkinan akan terjadi. Hal ini menyebabkan


(23)

ketepatan waktu dalam pelaksanaan kegiatan sehingga tujuan organisasi yang ingin dicapai oleh organisasi yang ingin dicapai organisasi dapat terlaksana dengan cepat.

(2009:5)

2.2.3 Manfaat Prosedur

Selain karakteristik prosedur Mulyadi menyatakan mengenai manfaat dari prosedur, di antaranya sebagai berikut:

1. Lebih memudahkan dalam menentukan langkah-langkah kegiatan dimasa

yang akan datang.

Jika prosedur yang telah dilaksanakan tidak berhasil dalam pencapaian tujuan organisasi maka para pelaksana dapat dengan mudah menentukan langkah-langkah yang harus diambil pada masa yang akan datang. Karena dari prosedur tersebut dapat diketahui kesalahan-kesalahan yang terjadi sehingga pencapaian tujuan organisasi tidak berhasil.

2. Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas.

Dengan prosedur yang dilaksanakan secara teratur, para pelaksana tidak perlu melakukan pekerjaan secara berulang-ulang dan melakukan pelaksanaan kegiatan secara teratur dan rutin. Sehingga para pelaksana dapat melaksanakan kegiatannya secara sederhana dan hanya mengerjakan pekerjaan yang memang sudah menjadi tugasnya.


(24)

3. Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh seluruh pelaksana.

Berdasarkan prosedur yang telah ditentukan oleh perusahaan, maka para pelaksana mengetahui tugasnya masing-masing. Karena dari prosedur tersebut dapat diketahui program kerja yang akan dilaksanakan. Selain itu, program kerja yang telah ditentukan dalam prosedur tersebut harus dilaksanakan oleh seluruh pelaksana.

4. Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan

efisien.

Dengan prosedur yang telah diatur oleh perusahaan, maka para pelaksana mau tidak mau harus melaksanakan tugasnya masing-masing sesuai prosedur yang berlaku. Hal ini menyebabkan produktifitas kinerja para pelaksana dapat meningkat, sehingga tercapai hasil kegiatan yang efisien dan efektif.

5. Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan.

Pengawasan terhadap kegiatan yang dilaksanakan oleh para pelaksana dapat dilakukan dengan mudah bila para pelaksana melaksanakan kegiatan tersebut sesuai dengan prosedur yang akan terjadi pun dapat dicegah, tetapi apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan, maka akan apat segera diadakan perbaikan-perbaikan sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.

(2009:7) 2.3 Prosedur Pemberian Kredit


(25)

Prosedur Pemberian kredit adalah secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian, ditinjau dari segi tujuannya apakah untuk konsumtif atau produktif.

2.3.1 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit

Menurut Kasmir bahwa :

“Prosedur pemberian kredit adalah tahap-tahap yang harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah untuk mempermudah bank

dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit”.

(2012:143)

Menurut Kuncoro & Suhardjono bahwa :

“Prosedur pemberian kredit adalah upaya bank dalam mengurangi risiko dalam

pemberian kredit yang dimulai dengan tahap penyusunan perencanaan perkreditan, dilanjtkan dengan proses pemberian putusan kredit (prakarsa, analisis dan evaluasi, negosiasi, rekomendasi dan pemberian putusan kredit), penyusunan perjanjian kredit, dokumentasi dan administrasi kredit, persetujuan pencairan kredit serta pengawasan

dan pembinaan kredit”.

(2011:223)

Dari pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa prosedur pemberian kredit adalah suatu proses yang harus dipenuhi melalui tahapan-tahapan sebelum kredit diputuskan untuk disetujui.


(26)

2.3.2 Tahapan Kegaiatan Dalam Prosedur Pemberian Kredit

Tahapan dalam prosedur pemberian kredit pada setiap bank atau lembaga keuangan lainnya pada umumnya tidaklah jauh berbeda dimana setiap permohonan kredit dari calon debitur haruslah wajib dilakukan analisisnya untuk mendapat persetujuan kreditnya.

Menurut Hasibuan dalam prosedur pemberian kredit antara lain dengan skema sebagai berikut :

1. Calon debitur menulis nama, alamat, agunan dan jumlah kredit yang

diinginkan pada formulir aplikasi permohonan kredit.

2. Calon debitur mengajukan jenis kredit yang diinginkan.

3. Analisis kredit dengan cara mengikuti asas 5C, 7P dari permohonan kredit

tersebut.

4. Karyawan analisis kredit menetapkan besarnya plafond krdit atau Legal

Lending Limit (L3) atau BMPK-nya. Jika BMPK disetujui nasabah.

(2008 :91)

Sedangkan menurut Firdaus & Ariyanti tahapan proses pemberian kredit

yaitu:

1. Persiapan kredit (credit preparation)

Adalah kegiatan tahap permulaan dengan maksud untuk saling mengetahui informasi dasar antara calon debitur dengan bank, terutama calon debitur baru, baiasanya dilakukan melalui wawancara atau cara-cara lain.


(27)

Dalam tahap ini diadakan penilaian yang mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit.

3. Keputusan Kredit (Credit Desicion)

Atas dasar laporan hasil analisi kredit, maka pihak bank melalui pemutus kredit, dapat memutuskan permohonan kredit tersebut layak untuk diberi kredit atau tidak. Jika tidak dapat diberikan, maka permohonan tersebut harus ditolak melalui surat penolakan, bila permohonan layak untuk diberikan, maka dituangkan dalam surat keputusan kredit yang memuat beberapa persyaratan tertentu.

4. Pelaksanaan dan administrasi kredit (credit realization dan credit

administration)

Pada tahap ini kedua belah pihak (bank dan calon debitur) menandatangani perjanjian kredit beserta lampiran-lampirannya.

5. Supervisi kredit & pembinaan debitur (credit supervision dan follow up) Supervisi/pengawasan/pengendalian kredit dan pembinaan debitur pada dasarnya ialah upaya pengamanan kredit yang telah diberikan oleh bank dengan jalan terus memantau/memonitor dan mengikuti jalannya perusahaan (secara langsung atau tidak langsung), serta memberikan saran/nasihat dan konsultasi agar perusahaan/debitur berjalan baik sesuai dengan rencana, sehingga pengembalian kredit akan berjalan dengan baik pula.


(28)

2.4 Pemberian Kredit

Pemberian kredit adalah sebelum suatu fasilitas kredit diberikan maka bank atau lembaga pihak lainnya harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan.

2.4.1 Pengertian Pemberian Kredit

Pasal 6 huruf b dan Pasal 13 huruf b UU Perbankan Indonesia 1992/1998

Masing-masing menetapkan kredit sebagai usaha bagi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Dengan dicantumkan pemberian kredit sebagai usaha bank dalam ketentuan undang-undang, maka kegiatan pemberian pinjaman uang ke masyarakat yang dilakukan bank telah mempunyai dasar hokum yang kuat. Bank dengan demikian tidak dapat digolongkan sebagai rentenir atau lintah darat yang sering tidak disukai oleh masyarakat. Pemberian kredit adalah usaha yang sah bagi bank sebagai badan usahadan sesuai dengan salah satu fungsi utamanya sebagai penyalur dana masyarakat.

2.4.2 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit

Menurut Thamrin Abdullah pemberian kredit adalah sebelum suatu fasilitas

kredit diberikan maka bank harus merasa yakin bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali, keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Dalam melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu juga dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan dan telah menjadi standar penilaian setiap bank.


(29)

Menurut Thamrin Abdullah biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan analisis 5C dan 7P. kredit dengan penilaian 5c berisi penilaian tentang Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition dan sedangkan untuk analisis 7P kredit

adalah Personality, Party, Purpose, Prospect, Payment, Profitability dan Protection.

Dan inilah analisis 5C dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Character (Karakter)

Sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit harus dapat dipercaya yang tercermin dari latar belakang nasabah baik latar belakang yang bersikap pekerjaan maupun yang bersifat pribadi seperti: cara hidup atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan sosial

standingnya. Character merupakan ukuran untuk menilai kemauan

nasabah membayar kreditnya.

2. Capacity (Kapasitas)

Untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang

dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta

kemampuannya mencari laba. Sehingga akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.


(30)

3. Capital (Modal)

Penggunaan modal yang efektif dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.

4. Collateral (Agunan)

Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahannya sehingga jika terjadi suatu masalah, jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition (Kondisi)

Kondisi ekonomi pada masa sekarang dan yang akan datang harus dinilai sesuai dengan sektor masing-masing. Prospek usaha dari sektor yang dijalankan oleh nasabah juga harus dinilai. Penilaian prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.


(31)

Penilaian kredit analisis 7P sebagai berikut:

1. Personality (Kepribadian)

Personality (kepribadian) adalah sifat dan perilaku yang dimiliki calon debitur yang mengajukan permohonan kredit bersangkutan, dipergunakan sebagai bahan pertimbangan pemberian kredit. Jika kepribadiannya baik maka kredit dapat diberikan. Sebaliknya apabila kepribadiannya jelek maka kredit tidak dapat diberikan. Alasannya adalah karena kepribadian yang baik akan berusaha membayar pinjamannya sedangkan kepribdian yang jelek akan sulit membayar pinjamannya. Kepribadian calon nasabah ini dapat diketahui dengan mengumpulkan informasi tentang keturunan, pekerjaan, pendidikan, dan pergaulannya. menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party (Partai)

Mengklasifikasikan nasabah dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas serta karakternya. Sehingga nasabah dapat digolongkan ke golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari bank.

3. Purpose (Tujuan)

Purpose (tujuan) adalah tujuan dan penggunaan kredit oleh calon debitur, apakah untuk kegiatan konsumtif atau sebagai modal


(32)

kerja. Tujuan kredit ini akan menjadi hal yang menentukan apakah permohonan calon debitur disetujui atau ditolak. Apabila kredit digunakan sebgai kegiatan konsumtif maka kredit tidak dapat diberikan, tetapi jika digunakan sebagai modal kerja (produktif) maka kredit dapat diberikan. Jadi, analisis kredit harus mengetahui secara pasti tujuan dan penggunaan kredit yang akan diberikan sehingga dapat dipertimbangkan

4. Prospect (Prospek)

Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan dan mempunyai prospek atau sebaliknya.

Prospect adalah prospek perusahaan dimasa datang,apakah akan menguntungkan (baik) atau merugikan (jelek). Jika prospek terlihat baik maka kredit dapat diberikan, sebaliknya jika jelek akan ditolak. Oleh karena itu analisis kredit harus mampu mengestimasi masa depan perusahaan calon debitur agar pengembalian kredit menjadi lancar.

5. Payment (Pembayaran)

Payment (pembayaran) adalah mengetahui bagaimana pembayaran kembali kredit yang diberikan hal ini dapat diketahui jika analisis kredit memperhitungkan kelancaran penjualan dan pendapatan calon debitur sehingga dapat memperkirakan kemampuannya untuk membayar kembali kredit tersebtu sesuai dengan perjanjian.


(33)

6. Profitability (Profitabilitas)

Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam

mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah

akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection (Perlindungan)

Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

(2013:175)

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa analisi kredit adalah penilaian yang diberikan kepada nasabah dalam pengajuan kredit. Dengan adanya Analisis 5C dan 7P diharapkan dapat mencegah secara dini kemungkinan terjadinya kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang diterimanya.

2.4.3 Jaminan Dalam Pemberian Kredit

Pemberian jaminan dalam kredit pada sebuah Lembaga atau Bank adalah

merupakan suatu keharusan sebagaimana diatur dalam Pasal 24 (1)

Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan, sebagai berikut :

“Bank Umum tidak memberikan kredit tanpa jaminan kepada siapapun”

Menurut Thomas Suyatno menyatakan bahwa secara umum jaminan kredit


(34)

menanggung pembayaran kembali suatu utang, kegunaan jaminan adalah untuk sebagai berikut :

1. Memberikan hak dan kekuasaan kepada bank untuk mendapatkan

pelunasaan dari hasil penjualan barang-barang jaminan tersebut, apabila nasabah melakukan cidera janji, yaitu tidak membayar kembali utangnya pada yang telah ditetapkan dalam perjanjian.

2. Menjamin agar nasabah berperan serta dalam transaksi untuk membiayai

usahanya, sehingga kemungkinan untuk meninggalkan usaha atau proyeknya dengan merugikan diri sendiri atau perusahaanya, dapat dicegah atau sekurang-kurangnya kemungkinan untuk dapat berbuat demikian diperkecil terjadinya.

3. Memberi dorongan kepada debitur (tertagih) untuk memenuhi perjanjian

kredit. Khususnya mengenai pembayaran kembali sesuai dengan syarat-syarat yang telah disetujui agar ia tidak kehilangan kekayaan yang telah dijaminkan kepada bank.

(2011:89)

Menurut Thomas Suyatno jaminan dapat dibedakan dan dapat diuraikan

sebagai berikut :

1. Jaminan berupa benda (Jaminan Kebendaan)

Pemberian jaminan berupa benda berarti mengkhususkan suatu bagian dari kekayaan seseorang dan menyediakan guna pemenuhan atau pembayaran kewajiban seseorang debitur. Kekayaan tadi dapat kepunyaan debitur sendiri, dapat pula kekayaan orang lain. Kekayaan dapat beraneka ragam bentuk, baik berupa benda bergerak, benda tidak bergerak, serta benda yang tidak berwujud (seperti piutang).

2. Jaminan Perorangan

Pasal jaminan perorangan adalah suatu perjanjian ketiga yang menyanggupi pihak berpiutang (kreditur) bahwa ia menanggung pembayaran suatu utang bila ia berutang tidak menepati


(35)

kewajibannya (Pasal 1820 KUH Perdata). Jaminan jenis ini dapat diadakan tanpa sepengetahuan debitur. Dalam hal ini dapat menjamin pembayaran sepenuhnya atau suatu jumlah tertentu. Dan penjamin berhak untuk menuntut agar :

a. Debitur ditagih terlebih dahulu, bila ada kekurangan

barulah kekurangan tersebut ditagih kepadanya (recht van eerdereuitwinning, Pasal 1831 KUH Perdata).

b. Jika ada penjamin laiinya, utang tersebut dipecah-pecah

atau dibagi diantara para penjamin (recht van

schuldsplitsing, Pasal 1837 KUH Perdata). 3. Credietverband

Dilihat dari objek pengikatannya, kredietverban adalah semacam

hipotek yang berlaku atas tanah adat apabila dijadikan jaminan.

Credietverband merupakan jaminan atas tanah berdasarkan Koninklijke Besluit tanggal 6 Juli 1908 Nomor 50 dan diubah sengan Stbl. Tahun 1937 Nomor 190. Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria (PMA) Nomor : 15 Tahun 1961 tentang

pemebanan dan pendaftaran hipotek, maka Credietverband dapat

dibebankan pada hak milik, hak guna bangunan, baik yang berasal dari hak-hak tanah Barat maupun hak-hak tanah Adat.


(36)

2.5 Gadai

Gadai adalah suatu badan atau organisasi yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa peminjaman uang dengan menggadaikan suatu barang sebagai jaminannya.

2.6 Pengertian Gadai

Menurut Kasmir secara umum pengertian gadai adalah :

“Kegiatan menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu, guna memperoleh sejumlah uang dan barang yang akan dijaminkan lalu ditebus kembali

sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga lain”.

(2010 : 262)

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150, pengertian

gadai adalah :

“Suatu hak yang diperoleh seorang kreditur atas suatu barang bergerak yang bertubuh

maupun tidak bertubuh yang diberikan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya untuk menjamin suatu hutang dan yang memberikan kewenangan kepada kreditur untuk mendapatkan pelunasan dari barang tersebut lebih dahulu daripada kreditur lainnya terkecuali biaya-biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk memelihara benda itu, biaya-biaya mana harus

didahulukan”.

Pada pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu kegiatan yang menjaminkan barang-barang berharga kepada pihak tertentu yang akan diserahkan oleh seseorang yang berhutang atau oleh orang lain atas namanya dan yang memberikan kekeuasaanya. Dan untuk pelunasaan dari barang tersebut secara


(37)

didahulukan dari pada orang-orang yang berpiutang lainnya dengan perjanjian antara nasabah dengan lembaga gadai.

2.5.2 Peranan Pegadaian

Tugas pokok PT. Pegadaian adalah memberi pinjaman kepada masyarakat atas dasar hukum gadai agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga kegiatan keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari masyarakat. Masyarakat yang sedang memerlukan pinjaman ataupun mengalami kesulitan keuangan cenderung dimanfaatkan oleh lembaga keuangan non bank seperti renternir, lintah darat, maupun ijon untuk mendapatkan sewa dana dengan tingkat bunga yang sangat tinggi. (Sumber : www.pegadaian.co.id)


(38)

74

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai prosedur pemberian kredit angsuran sistem gadai (KRASIDA) pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) adalah

Calon debitur terlebih dahulu harus mengajukan permohonan pinjaman kepada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung, permohonan yang diajukan oleh calon debitur tersebut tidak dapat langsung disetujui dikarenakan ada beberapa proses pemeriksaan dan pengecekan data terlebih dahulu untuk diputuskan apakah permohonan tersebut dapat disetujui atau ditolak. Kemudian calon debitur harus mengikuti beberapa tahapan yang ada bila calon debitur akan mengajukan permohonan peminjaman harus melakukan prosedur dengan memenuhi persyaratan peminjaman yang telah ditetapkan.

2. Masalah Yang Dihadapi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran

Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung adalah Pemulihan ekonomi yang terus membaiknya kepercayaan masyarakat merupakan faktor pemicu pesatnya konsumsi akan barang kebutuhan. Oleh


(39)

karena itu masyarakat banyak yang menginginkan fasilitas pemberian kredit ini sehingga ada beberapa yang menimbulkan berbagai masalah yang dihadapi oleh PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung antara lain seperti data yang diberikan oleh calon debitur kurang lengkap, fotocopy yang diberikan oleh calon debitur kurang jelas, terjadinya pemberian emas palsu yang diberikan oleh calon debitur, keterlambatan nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran setiap bulannya.

3. Usaha Yang Dilakukan PT. Pegadaian (Persero) Untuk Menyelesaikan

Masalah Yang Terjadi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung adalah sebagai berikut, dalam hal pemberian data yang calon debitur berikan kurang lengkap, maka PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung akan meminta ulang data-data tersebut. Fotocopy syarat pemberian kredit angsuran sistem gadai yang kurang lengkap diatasi dengan cara meminta ulang fotocopy kepada calon debitur yang bersangkutan. Pemeriksaan emas yang diberikan oleh calon debitur akan lebih teliti sehingga untuk calon debitur yang sengaja memberikan emas palsu maka tidak akan mendapatkan fasilitas pemberian kredit dan untuk menanggulangi masalah keterlambatan pembayaran nasabah tiap bulannya, maka pihak PT. Pegadaian (Persero) akan menegakan sanksi administrasi berupa denda dari setiap jumlah yang terutang di setiap hari keterlambatan.


(40)

5.2 Saran

Pada dasarnya pelaksanaan pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung sudah berjalan dengan baik, namun beberapa saran dari penulis kiranya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan. Diantaranya yaitu :

1. Untuk menghindari agar tidak terjadi masalah dalam pemberian kredit, salah

satunya atas keterlambatan nasabah dalam melakukan pembayaran angsuran,

sebaiknya perusahaan menetapkan atau melaksanakan survey kepada nasabah

agar perusahaan mengetahui dan dapat memiliki hak untuk memantau jalannya atas pembayaran nasabah dan pada akhirnya tidak akan menimbulkan kredit macet.

2. Untuk menyelesaikan masalah pemberian emas palsu, sebaiknya perusahaan

lebih meningkatkan ketelitian dalam melakukan taksiran terhadap barang jaminan yang akan digadaikan, sehingga tidak akan terjadi kembali dengan masalah tersebut.


(41)

SISTEM GADAI (KRASIDA) PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO)

KANWIL X BANDUNG

Review Procedures Of Granting Credit Installment Pawn System (KRASIDA) In PT. Pegadaian (Persero) Regional Office X Bandung

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Ahli Madya Pada Program Studi Diploma III Akuntansi

Disusun Oleh : DITA WAHYUNI

21312021

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG


(42)

77

Eddy Rinaldy. 2009. Membaca Neraca Bank, Jakarta : Indonesia Legal Center

Publishing.

Gatot Suparmono. 2010. Perbankan & Masalah Kredit Suatu Tinjauan Yuridis, Jakarta.

Iwan Satibi. 2011. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Rajawali Pers.

Jonathan Sarwono, Ely Suhayati. 2010. Riset Akuntansi Menggunakan SPSS.

Bandung: Graha Ilmu.

Kasmir. 2011. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Enam. Jakarta : Raja

Grafindo Persada.

Kasmir. 2012. Dasar-Dasar Perbanka. Jakarta, Penerbit : PT Bumi Aksara.

Maluyu, Sp, Hasibuan. 2009. Dasar-Dasar Perbanka. Jakarta : PT. Grafindo.

Mudrajat Kuncoro, Suhardjono. 2011. Manajemen Perbanka Teori Aplikasi. Edisi

Kedua Yogyakart, Penerbit : BPFE Yogyakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono .2013 .Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan Kombinasi ( Mixed

Methods ) . Bandung :Alfabeta.

Suharsimi A. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Supriati. 2012. Metodologi Penelitian. Mataram: Yayasan Cerdas Press.

Suyatno Thomas. 2012. Dasar-Dasar Perkreditan. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka


(43)

Teguh, P Mujono. 2010. Ekonomi Indonesia. Yogyakarta : PT. Raja Semesta.

Thamrin Abdullah, Francis Tantri. 2013. Bank & Lembaga Keuangan. Edisi Satu-Cetakan Ketiga. Jakarta : Rajawali Pers.

Tony Wijaya. 2013. Metodologi Penelitian Ekonomi & Bisnis Teori & Praktik.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ulber Silalahi. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama.

Umi Narimawati, Sri Dewi anggadini, dan Linna Ismawati. 2010. Penulisan Karya

Ilmiah. Bekasi : Genesis.

Yvonne Agustine, 2013. “Metodologi Penelitian Bisnis dan Akuntansi”, Dian

Rakyat, Jakarta.

Sumber Undang-Undang :

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Perubahan atas Undang-Undang Nomer 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

Undang-Undang Pasal 24 (1) Nomor 14 Tahun 1967.

Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1150 Tentang Gadai.

Sumber lainnya :

www.pegadaian.co.id


(44)

(45)

DATA PRIBADI

Nama : Dita Wahyuni

Tempat Tanggal Lahir : Bandung, 15 Oktober 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Warga Negara : Indonesia

Alamat Rumah : Jl. PLN Dalam I No. 10 RT. 06/RW. 05

Moch. Toha Bandung 40255

Telp : 022-5227621

PENDIDIKAN FORMAL

Tahun 1999-2000, TK Nugraha Bandung. Tahun 2000-2006, SD Nugraha Bandung. Tahun 2006-2009, SMP Negeri 10 Bandung. Tahun 2009-2012, SMA Negeri 17 Bandung.

PENDIDIKAN NON FORMAL

Februari-April Tahun 2014, Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu


(46)

vi

LEMBAR PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN

ABSTRAK. ... i

ABSTRACT. ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 6

1.4.1 Maksud Penelitian ... 6

1.4.2 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Kegunaan Penelitian ... 7

1.5.1 Kegunaan Praktis ... .7

1.5.2 Kegunaan Akademis ... 8

1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

1.6.1 Lokasi Penelitian ... 9


(47)

vii

2.1 Konsep Dasar Kredit ... 11

2.1.1 Pengertian Kredit ... 11

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Kredit ... 12

2.1.3 Tujuan Penyaluran Kredit ... 14

2.1.4 Jenis-Jenis Kredit ... 14

2.2 Prosedur ... 22

2.2.1 Pengertian Prosedur ... 22

2.2.2 Karakteristik Prosedur ... 23

2.2.3 Manfaat Prosedur ... 25

2.3 Prosedur Pemberian Kredit ... 27

2.3.1 Pengertian Prosedur Pemberian Kredit ... 27

2.3.2 Tahapan Kegiatan Dalam Pemberian Kredit ... 28

2.4 Pemberian Kredit ... 30

2.4.1 Pengertian Pemberian Kredit ... 30

2.4.2 Prinsip-prinsip Pemberian Kredit ... 30

2.4.3 Jaminan Dalam Pemberian Kredit ... 35

2.5 Gadai ... 38

2.5.1 Pengertian Gadai ... 38


(48)

viii

3.2 Metode Penelitian ... 41

3.2.1 Teknik Pengumpulan Data ... 43

3.2.2 Sumber Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 47

4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 47

4.1.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan/Intansi ... 48

4.1.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan / Instansi ... 51

4.1.1.3 Uraian Tugas dan Jabatan ... 53

4.1.1.4 Aktivitas Perusahaan ... 59

4.1.2 Analisis Deskriptif ... 64

4.1.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung ... 64

4.1.2.2 Masalah yang Dihadapi Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung ... 69


(49)

ix

Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung ... 69 4.2 Pembahasan ... 71

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero)

Kanwil X Bandung ... 71 4.2.2 Masalah yang Dihadapi Dalam Melakukan Pemberian

Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada

PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung ... 72 4.2.3 Usaha yang Dilakukan PT. Pegadaian (Persero)

Untuk Menyelesaikan Masalah Yang Terjadi

Dalam Melakukan Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) Pada PT. Pegadaian (Persero)

Kanwil X Bandung ... 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 74 5.2 Saran ... 76


(50)

x

LAMPIRAN ... 79 DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 96


(51)

xi


(52)

xii

Lampiran 1 Surat Permohonan Penelitian ... 80

Lampiran 2 Surat Persetujuan Penelitian PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung ... 81

Lampiran 3 Berita Acara Bimbingan Tugas Akhir ... 82

Lampiran 4 Struktur Organisasi PT. Pegadaian (Persero) X Bandung ... 83

Lampiran 5 Flowchart Prosedur Pemberian Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) ... 84

Lampiran 6 Brosur Kredit Angsuran Sistem Gadai (KRASIDA) ... 86

Lampiran 7 Formulir Pemintaan Kredit (KRASIDA) ... 87

Lampiran 8 Surat Bukti Kredit Pemberian Kredit (KRASIDA) ... 88

Lampiran 9 Kartu Angsuran (KRASIDA) ... 89

Lampiran 10 Daftar Simbol ... 91

Lampiran 11 Lembar Revisi Sidang Pembimbing ... 92

Lampiran 12 Lembar Revisi Sidang Penguji ... 93

Lampiran 13 Surat Persetujuan Tidak Dipublikasikan ... 94


(53)

iii

Segala puji dan syukur penulis Panjatkan atas Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan dan menyusun Hasil Tugas Akhir yang telah sesuai dengan tujuan dan tepat pada

waktunya. Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “ TINJAUAN

ATAS PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN SISTEM GADAI (KRASIDA) PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL X BANDUNG ”.

Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma - III Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan baik berupa moril serta materil sehingga diselesaikannya Tugas Akhir ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer

Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE, Spec, Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(54)

4. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom, selaku Dosen Wali 3 Ak 8 yang selalu

memberikan nasehat, dukungan dan semangat bagi penulis.

6. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia

Bandung.

7. Bapak Irmansyah Dahlil, SE., selaku Asisten Manajer Kehumasan yang telah

menerima penulis untuk melakukan penelitian di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

8. Bapak Andri Rahmat Kuncoro, SE., selaku Pembimbing di PT. Pegadaian

(Persero) tepatnya di Bagian Deputy Bisnis Bandung 1 yang telah

meluangkan waktu kepada penulis dan membimbing penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

9. Bapak Bambang, Bapak Hadiman dan Bapak Rengga, selaku staf di PT.

Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung yang telah membantu penulis mendapat pengalaman dalam dunia kerja.

10.Untuk Bapak dan Mamah, Penulis ucapkan banyak terima kasih untuk semua

yang telah diberikan kepada penulis atas doa, dukungan dan kasih sayang. Semoga kalian diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT.

11.Untuk Adit Tia kakak yang selalu memberi solusi dalam penyelesaian


(55)

12.Untuk Sura Dira Prawarga adik yang tersayang, belajar yang rajin agar dapat tercapai cita-citanya.

13.Untuk semua teman-teman di 3 Ak-8, yang selalu kompak serta dukungan

moril.

Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas terselesainya laporan ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Bandung, Juli 2015

Penulis

Dita Wahyuni 21312021


(56)

(57)

(58)

(1)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis Panjatkan atas Kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan dan menyusun Hasil Tugas Akhir yang telah sesuai dengan tujuan dan tepat pada

waktunya. Dalam menyusun Tugas Akhir ini penulis mengambil judul “ TINJAUAN

ATAS PEMBERIAN KREDIT ANGSURAN SISTEM GADAI (KRASIDA)

PADA PT. PEGADAIAN (PERSERO) KANWIL X BANDUNG ”.

Adapun tujuan dari Tugas Akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma - III Akuntansi di Universitas Komputer Indonesia Bandung.

Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung memberikan bantuan, bimbingan dan dorongan baik berupa moril serta materil sehingga diselesaikannya Tugas Akhir ini. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia Bandung.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE, Spec, Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Siti Kurnia Rahayu, SE., M. Ak., Ak., CA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Komputer Indonesia Bandung.


(2)

iv

4. Dian Dwinita Kurniawaty, SE., M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya kepada penulis dan dengan sabar serta tekun dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Adi Rachmanto, S.Kom., M.Kom, selaku Dosen Wali 3 Ak 8 yang selalu memberikan nasehat, dukungan dan semangat bagi penulis.

6. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Universitas Komputer Indonesia Bandung.

7. Bapak Irmansyah Dahlil, SE., selaku Asisten Manajer Kehumasan yang telah menerima penulis untuk melakukan penelitian di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung.

8. Bapak Andri Rahmat Kuncoro, SE., selaku Pembimbing di PT. Pegadaian (Persero) tepatnya di Bagian Deputy Bisnis Bandung 1 yang telah meluangkan waktu kepada penulis dan membimbing penulis dalam menyusun tugas akhir ini.

9. Bapak Bambang, Bapak Hadiman dan Bapak Rengga, selaku staf di PT. Pegadaian (Persero) Kanwil X Bandung yang telah membantu penulis mendapat pengalaman dalam dunia kerja.

10. Untuk Bapak dan Mamah, Penulis ucapkan banyak terima kasih untuk semua yang telah diberikan kepada penulis atas doa, dukungan dan kasih sayang. Semoga kalian diberi kesehatan dan selalu dalam lindungan Allah SWT. 11. Untuk Adit Tia kakak yang selalu memberi solusi dalam penyelesaian


(3)

v

12. Untuk Sura Dira Prawarga adik yang tersayang, belajar yang rajin agar dapat tercapai cita-citanya.

13. Untuk semua teman-teman di 3 Ak-8, yang selalu kompak serta dukungan moril.

Akhir kata penulis sampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak atas terselesainya laporan ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat memberi manfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis khususnya.

Bandung, Juli 2015 Penulis

Dita Wahyuni 21312021


(4)

(5)

(6)