Profil Keluarga Dampingan GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1

BAB 1 GAMBARAN UMUM KELUARGA DAMPINGAN

1.1 Profil Keluarga Dampingan

Program pendampingan keluarga merupakan program non-tema yang wajib dilaksanakan oleh setiap mahasiswa peserta Kuliah Kerja Nyata KKN yang bersifat individu. Setiap mahasiswa peserta KKN-PPM mendampingi salah satu keluarga yang termasuk dalam kategori Rumah Tangga Miskin RTM atau keluarga yang tergolong kedalam keluarga pra sejahtera, atau keluarga yang mengalami ketertinggalan sehingga memerlukan pendampingan. Program ini bertujuan untuk menggali potensi yang dimiliki oleh keluarga RTM maupun keluarga pra sejahtera untuk dapat meningkatkan kesejahteraannya dengan melibatkan mahasiswa dalam kehidupan masyarakat sehari-hari secara nyata sehingga mahasiswa mampu untuk melihat dan menganalisa permasalahan yang dihadapi oleh keluarga tersebut serta dapat menyelesaikan permasalahannya melalui pemberian solusi ataupun motivasi. Penulis mendapat kesempatan untuk mendampingi salah satu keluarga di Banjar Bubung, Desa Suter. Keluarga dampingan tersebut tergolong salah satu KK miskin. Data demografis keluarga dampingan seperti tercantum dalam tabel di bawah ini. Tabel 1. Data Demografi Keluarga Dampingan No. Nama Hubungan dengan KK Umur JK Pendidikan Status Pekerjaan 1 Nengah Surata KK 27 th L SD Menikah Buruh serabutan 2 Komang Susi Nopasari Istri 20 th P SMP Menikah IRT 3 Wayan Kari Ibu 53 th P - Menikah IRT 2 4 Putu Gianawati Anak 4 th P - Belum menikah Belum bekerja Keluarga dampingan, dengan kepala keluarga KK Nengah Surata merupakan salah satu keluarga miskin yang ada di Desa Suter. Keluarganya terdiri dari 4 orang, yaitu Bapak Nengah Surata dan istrinya Komang Susi Nopasari, anaknya Putu Gianawati, dan ibu dari Bapak Nengah Surata yaitu Ibu Wayan Kari. Bapak Surata beserta keluarganya tinggal dalam satu pekarangan tetapi dalam bangunan yang berbeda. Pekarangan Bapak Surata yang luasnya kira-kira satu are ini terdiri dari dua bangunan, yaitu satu bangunan rumah dan satu bangunan pemberian dari Bedah Rumah Bali Mandara pada tahun 2015. Bangunan utama keluarga dampingan merupakan bangunan sederhana yang tergolong agak tua dan dibangun di atas tanah pribadi, dimana bangunan utama terdiri dari 1 kamar tidur dan 1 ruang keluarga. Atap rumah terbuat dari seng yang bagian dalamnya terdapat plafon. Lantai rumah terbuat dari semen yang ditutupi tikar plastik. Sebagian besar lantainya juga dilapisi karpet. Tembok rumah berupa kayu yang dicat putih dan terlihat sedikit kotor. Setiap ruangan memiliki jendela yang memungkinkan masuknya sinar matahari ke dalam rumah. Bangunan lainnya merupakan pemberian dari Bedah Rumah Bali Mandara pada tahun 2015, yang terdiri dari 1 kamar tidur yang dihuni Ibu Wayan Kari, 1 kamar mandi, dan 2 dapur. Bangunan ini terbuat dari bata yang tidak diplester, berlantai semen dan beratapkan genteng. Terdapat 2 ruangan yang dijadikan dapur, dimana satu ruangan dapur dengan kayu bakar dan ruangan yang satu lagi merupakan dapur dengan kompor gas. Walaupun terdapat 1 kamar mandi pada bangunan ini namun kamar mandi ini tidak digunakan dan dijadikan gudang penyimpanan barang. Tempat untuk mandi cuci dan kakus dilakukan di alam terbuka, di belakang rumah utama keluarga. Agak jauh dari rumah Bapak Nengah Surata, terdapat bangunan yang berguna sebagai tempat penampungan air hujan. Dimana air hujan yang ditampung ini digunakan untuk keperluan minum, masak, mandi, cuci dan kakus. Selain itu, terdapat kandang sapi yang tidak jauh dari bangunan utama rumah KK dampingan. 3

1.2 Ekonomi Keluarga Dampingan