Permasalahan Kesehatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

5

BAB 2 IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH

2.1 Permasalahan Keluarga

Permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan adalah perekonomian yang rendah, lingkungan fisik yang masih kurang bersih, serta perilaku hidup bersih dan sehat yang belum diterapkan secara sempurna. Dengan perekonomian yang rendah, keluarga ini sulit memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari sehingga pengeluaran harus ditekan sekecil mungkin. Untuk keadaan lingkungan fisik, kondisi rumah terlihat kurang terawat dan kotor. Budaya hidup bersih dan sehat terlihat susah diterapkan.

2.2 Masalah Prioritas

Dari hasil kunjungan yang dilaksanakan, maka dapat dipilih tiga masalah prioritas untuk dibantu pemecahannya, antara lain:

2.2.1 Permasalahan Kesehatan

Permasalahan kesehatan yang ditemukan pada keluarga dampingan adalah kepala keluarga yaitu Nengah Surata, laki-laki usia 27 tahun, yang mengalami keluhan nyeri pada ulu hati. Keluhan ini dirasakan sudah sejak lama. Dimana bapak Surata memiliki kebiasaan makan tidak teratur dan suka minum kopi. Bapak Surata mengatakan biasanya makan bisa tiga kali sehari, namun jika belum tersedia makanan, Bapak Surata bisa makan hanya satu atau dua kali sehari. Selain itu Bapak Surata juga memiliki kebiasaan meminum kopi hingga tiga kali sehari dan juga merokok hingga setengah bungkus sehari Namun karena dirasa sudah merupakan hal yang biasa Bapak Surata tidak pernah memeriksakan dirinya untuk mendapatkan pengobatan. Adapun ibu dari Bapak Surata, Ibu Wayan Kari yang sudah berusia 53 tahun, mempunyai keluhan kedua lututnya terasa nyeri jika berjalan. Keluhan ini sudah lama dirasakan, namun biasanya bisa hilang sendiri sehingga tidak terlalu dihiraukan. Ibu Kari mengatakan biasanya semakin nyeri saat dingin. Hingga terasa kaku dan sulit untuk berjalan. Selain itu, Ibu Kari juga mengeluh terkadang 6 mengalami nyeri saat buang air besar dan berak darah, terutama setelah makan makanan yang pedas. Ibu Kari mengatakan ada sesuatu yang kadang menonjol dari anusnya, namun dapat masuk ke dalam anus dengan dorongan jari. Untuk masalah ini Ibu Kari pernah mencari pengobatan, namun keluhan ini muncul kembali dan sekarang sudah tidak mengonsumsi obat-obatan.

2.2.2 Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

Pada keluarga ini, budaya hidup bersih dan sehat sepertinya agak susah diterapkan. Mandi dikatakan sebanyak dua kali sehari dengan menggunakan air hangat. Cuci tangan dilakukan sebelum dan setelah makan, dengan air yang ditampung, tetapi tidak menggunakan sabun. Dikarenakan tempat mandi yang berada di alam terbuka maka jika ingin buang air besar BAB dan buang air kecil BAK biasanya keluarga dampingan pergi ke belakang rumah atau ke hutan sekitar rumah dengan cara menggali tanah yang akan dijadikan tempat pembuangan terlebih dahulu. Pakaian biasanya diganti setiap 1-2 hari sekali. Menu makanan sehari-hari biasanya berupa nasi, sayur, kadang kadang berisi telur atau daging seperti ikan atau ayam. Keluarga Bapak Surata masih menggunakan tungku sehingga banyak asap yang menumpuk di dalam ruangan saat memasak. Kebersihan dapur juga kurang dijaga dimana peralatan masak dan makan tidak ditutup sehingga dapat dihinggapi lalat. Beberapa perabotan tampak tidak rapi dan berdebu. Hal tersebut di atas menjadikan lingkungan rumah keluarga dan sekitarnya menjadi tidak sehat. Lingkungan yang tidak sehat merupakan sumber penyakit yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan anggota keluarga.

2.2.3 Permasalahan Ekonomi