18
3 Tes Psikotes
Jumat, 19 Agustus 2016
Mendampingi  lembaga  .......  untuk pelaksanaan  tes  psikotes  kelas  X.
Tes ini berfungsi untuk mengetahui bakat  dan  minat  yang  dimiliki
siswa.
3. Pelayanan Responsif
Layanan  responsif  merupakan  pemberian  bantuan  kepada  konseli yang menghadapi kebutuhan dan masalah  yang memerlukan pertolongan
dengan  segera,  sebab  jika  tidak  segera  dibantu  dikhawatirkan  dapat menimbulkan
gangguan dalam
proses pencapaian
tugas-tugas perkembangan,
khususnya yang
bersangkutan dengan
kegiatan pembelajaran di sekolah.
a.  Konseling Individual Tujuan konseling individual adalah membantu siswa mengatasi
atau memecahkan masalah pribadinya secara face to face dengan menggunakan  teknik-  teknik  konseling  yang  telah  dipelajari  oleh
praktikan.  Harapannya  konseli  yang  mendapatkan  layanan  ini dapat  terpecahkan  masalahnya  serta  menemukan  jalan  untuk
mengatasi  masalahnya.  Praktikan  melakukan  konseling  individual dengan  siswa  sebanyak  dua  kali  konseling  yaitu  dengan  A  dan  B
pada  tanggal  16  Agustus  2016  berbeda  jamnya.  Dalam  pelayanan konseling  individual  berjalan  dengan  sangat  baik.  Hal  ini
dikarenakan  konseli  telah  mampu  menemukan  jalan  keluar masalahnya dengan bimbingan dari konselor.
Pelaksanaan  konseling  individual  yang  dilaksanakan  2  kali dilakukan selama 2 sesi konseling. Dengan penggambaran sebagai
berikut: 1.  Konseling Individual Terlampir
A. Identitas Konseli
Konseli : A
Kelas : X IIS 3
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
B. Data :
19
A adalah siswa kelas 10 IIS 3 MAN Yogyakarta 1, dia mempunyai masalah sering terlambat masuk sekolah. Sudah
2 kali dia terlambat masuk sekolah. Alasannya dia terlambat yang  pertama  dia  bangun  kesiangan  dan  alasan  terlambat
yang  kedua  karena  menemani  ayahnya  mengambil  uang  di atm. Kegiatan yang dilakukan oleh A terhitung padat, karena
dia  mengikuti  les  setelah  pulang  sekolah  dan  merasa  dia belum  bisa  membagi  waktu  dan  karena  hal  tersebut  A  jadi
sering kecapean. Belum lagi kegiatan di sekolah yang padat. Di rumah farhan juga tidak bisa tidur gasik, dia selalu tidur
malam.
C. Diagnosis :
Terlambat karena bangun kesiangan dan ada hal lain yang mendadak.
D. Prognosis :
-  Konseling  behavioristik.  Dengan  konseling  behavioristik konseli  diajak  untuk  menyusun  jadwal  kebiasaan  yang  akan
dilakukan  seperti  memanajemen  waktu.  Agar  siswa  dapat mengatur waktu dengan baik dan tidak bangun kesiangan lagi
karena terlalu banyak kegiatan.
-  Konseling  individual  agar  konseli  dapat  mengatur  waktu lebih baik lagi.
E. Pendekatan yang digunakan
Pendekatan yang
digunakan adalah
pendekatan Behaviouristik,  karena  konseli  diajak  untuk  membuat
manajemen waktu yang tepat.
F. Tujuan Konseling
-  Membantu  konseli  untuk  bisa  membuat  manajemen  waktu untuk dirinya sendiri.
-  Memotivasi konseli untuk tidak terlambat datang ke sekolah lagi.
G. Hasil Konseling
Harapannya  A  bisa  membuat  manajemen  waktu  yang  pas untuk  dirinya  sendiri,  aga  dia  tidak  kecapean  dan  bisa
membagi waktu.
2.  Konseling Individual II Terlampir
20
A. Identitas Konseli
Konseli : B
Kelas : X MIA 2
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 15 tahun
Agama : Islam
B. Data :
B  adalah  siswa  kelas  10  MIPA  2  MAN  Yogyakarta  1, dia mempunyai masalah sering terlambat masuk sekolah. Di
sekolah  dia  mengikuti  kegiatan  yang  padat,  dia  pulang  ke rumah  biasanya  malam  karena  ada  kegiatan  di  luar  sekolah
juga.  Dia  juga  sering  tidur  larut  malam,  sehingga  kecapean dan  terlambat.  Dia  juga  sering  terlambat  karena  bergantian
mengantar  oleh  ibunya.  Sudah  2  kali  B  terlambat  karena ibunya  mengantar  adiknya  ke  sekolah  terlebih  dahulu,
kemudian  baru  B  yang  diantar  ke  sekolah.  Belum  juga dijalan  kena  macet  karena  jalan  dari  rumah  B  menuju
sekolah  sering  macet.  Itu  yang  menyebabkan  B  jadi terlambat masuk sekolah.
C. Diagnosis :