Penggunaan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Bahasa dalam Surat-Menyurat

101 selanjutnya nama kota, menjorok lagi ke dalam kurang lebih 5 spasi dari pinggir, sehingga lurus dengan nama jalan, ini adalah model Eropda lama.

K. Penggunaan Ejaan, Tanda Baca, dan Tata Bahasa dalam Surat-Menyurat

1. Ejaan Ejaan dalam penulisan surat-menyurat sama dengan ejaan pada umumnya, yaitu meliputi penulisan huruf, penulisan kata, dan penulisan unsur serapan. a. Penulisan huruf Huruf kapital digunakan dalam penulisan nama gelar seperti nama keturunan, agama, dan kehormatan, pangkat, jabatan, dan gelar akademis yang diikuti dengan nama orang. Contoh: Haji Amarudin, Profesor Tarjito. Selain nama gelar, huruf kapital juga digunakan pada na ma suku bangsa, bangsa, dan bahasa. Contoh: suku Asmat, bangsa Mesir, dan bahasa Indonesia. Penggunaan huruf kapital juga digunakan untuk peristiwa bersejarah, nama hari, bulan, dan tahun. Contoh: Proklamasi Kemerdekaan, hari Minggu, bulan Juli, dan tahun Hijriyah. b. Penulisan kata Penulisan kata dalam surat-menyurat meliputi berikut ini:  Kata depan di, ke, dan dari yang berfungsi menunjukkan nama tempat atau arah, maka penulisannya dipisah. Contoh: dari kota, ke Surabaya, dan di meja.  Kata gabungan yang diapit oleh imbuhan, maka penulisannya digabung. Contoh: melipatgandakan, mempertanggungjawabkan, dan memperjualbelikan.  Kata pun penulisannya dipisah dari kata yang mendahuluinya, kecuali pada kata ungkapan tetap seperti walaupun dan meskipun. Contoh: kita pun, dunia pun, kemarin pun.  Kata berimbuhan merupakan kata yang mendapatkan awalan atau akhiran. Contoh: memakan, perkumpulan, minuman.  Kata gabungan yang menggunakan awalan atau akhirannya saja, ditulis terpisah karena awalan dan akhirannya ha nya terdapat pada salah satu kata gabungan. Contoh: bertanggung jawab, beri tahukan. 102  Kata majemuk penulisannya dipisah jika salah satu katanya tidak berdiri sendiri, dan digabung bila sudah dianggap satu kata. Contoh: tanda tangan, apabila, kerja sama, daripada.  Kata ulang ditulis menggunakan tanda hubung antara kata yang diulang. Contoh: bahu-membahu, tulis- menulis, surat-menyurat. c. Penulisan unsur serapan Penulisan unsur serapan dari bahasa asing perlu diperhatikan ketentuannya. Misalnya, apotheek=apotek, management=manajemen, psycology=psikologi. 2. Tanda baca Tanda baca meliputi penggunaan tanda koma, tanda titik, tanda garis miring, dan tanda titik koma. Tanda koma digunakan untuk berikut ini:  Memisahkan dua kalimat setara yang kalimat keduanya didahului dengan kata melainkan, bahkan, namun, sedangkan, dan tetapi.  Merinci hal yang lebih dari dua. Tanda titik digunakan pada akhir kata singkatan. Penggunaan tanda titik pada akhir kata singkatan menggunakan satu tanda titik, misalnya: nomor disingkat No., Sarjana Ekonomi disingkat S.E., dan kawan-kawan disingkat dkk. Penulisan tanda garis miring setelah kata atau sebelum kata tidak menggunaakn spasi; contoh: organisasiperhimpunan. Adapun tanda titik dua digunakan pada akhir pernyataan yang diikuti dengan rinciannya. Tanda titik dua tidak dipakai pada akhir pernyataan yang sebelum perinciannya didahului dengan kata yaitu, adalah, dan sebagai berikut. 3. Bahasa surat  Sopan dan menarik  Lugas, berarti bersahaja atau simpel, sederhana, dan praktis jika diterapkan pada penulisan kalimat dalam surat.  Jelas isinya, tidak hanya mudah dimengerti, bahasa surat harus terbebas dari salah tafsir atau kerancuan, sehingga tanggapan pembaca sesuai dengan sasaran yang diinginkan. 103

L. Layout Surat