NN

(1)

ABSTRACTION

The Financial and Decelopment Supervisory Agency ( BPKP ) as one of the government surveillance apparatus is required to produce a good performance , especially the audit results which stated in the Audit Report ( LHA ), both the quality and accuracy in finishing the LHA.

The employee’s performance will be good if it has high skills, knowledge, and motivation because Financial and Development Supervisory Agency ( BPKP ) are given compensation which is accordance with agreement , and have a better future of expectation.

In fact, the employee performance is determined by three common factors, namely: Employee Performance =

f

( S, K, M ) where S is as the skill and ability to perform the task, K is as the knowledge of facts, rules, principles and procedures and M is as the motivation to perform.

This research is expected to know whether there is influence of the three common factors towards the performance of Auditor Functional Officer ( PFA ) at The Representative of BPKP Lampung Province. Based on the explanation above, the researcher would like to carry out a research with title “ THE ANALYSIS OF COMPETENCY, KNOWLEDGE, AND MOTIVATION TOWARDS THE PERFORMANCE OF THE AUDITOR FUNCIONAL OFFICER ( PFA ) AT THE REPRESENTATIVE OF BPKP LAMPUNG POVINCE.

The data collecting technique will be done by observing the 50 PFA at The Representative of BPKP Lampung Province as respondents directly from the


(2)

total of population ( N ) counted 98 people with 90 % convidence level with a bound of error ( B ) 0,10 and the P considered to be 0,5 because there is no previous survey.

To analyze the effect of COMPETENCY ( S ), KNOWLEDGE ( K ) AND MOTIVATION ( M ) towards PERFORMANCE ( P ) of PFA at The Representative of BPKP Lampung Province Office, the researcher will give a list of questions to the respondents with range qualitative answers ( who strongly agree, agree, disagree and not agree ) and fill it with ordinary number from 0 to 100 which can used by researcher to make quantitative analysis with multiple regression by using statistical test of R test ( coefficient of determination ), F test and T test and Multicolinierity, Heteroscedasticity, Normality, and Autocorrelation test model by using enter method of SPSS program.

The researcher aimed to know whether there is influence of variable of Skill and Ability towards SKILL ( Competency ); variable of Principles, Facts, Rules and Procedures towards KNOWLEDGE; Cash Rewards, Non Cash and Relational Variables towards MOTIVATION and Variable of COMPETENCY , KNOWLEDGE,and MOTIVATION towards THE PERFORMANCE of Accuracy in Completing the Audit Report and The Quality of The Audit Report.

The research is conducted to improve the hypothesis there are : is there a positive influence of Skill and Ability towards COMPETENCY, is there a positive influence of Principles, Facts, Rules and Procedures towards KNOWLEDGE; and is there a positive influence of COMPETENCY, KNOWLEDGE and MOTIVATION towards THE PERFORMANCE of


(3)

Accuracy in Completing the Audit Report and The Quality of The Audit Report.

The results testing by using the multiple regression is obtained several regression equation models that can be used to explained the influence of independent variables towards the dependent variable whether there is positive or negative and significant or not significant in every model by proving the hypothesis.

The conclusion of analysis results from the research of the influence of COMPETENCY, KNOWLEDGE and MOTIVATION towards the PERFORMANCE of Auditor Functional Officer ( PFA ) at Representative of BPKP Lampung Province will be used as reference to researcher to give some recommendation to the Chief Representative of BPKP Lampung Province.

Bandar Lampung, 1st March 2011

The Researcher


(4)

ABSTRAKSI

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ( BPKP ) sebagai salah satu aparat pengawasan instansi pemerintah dituntut untuk menghasilkan kinerja yang baik khususnya hasil audit yang tertuang dalam Laporan Hasil Audit ( LHA ) baik kualitas maupun ketepatan dan kecepatan waktu penyelesaian LHA.

Kinerja karyawan akan baik jika mempunyai keahlian ( skill ) dan pengetahuan ( knowledge ) serta motivasi kerja ( motivation ) yang tinggi karena mereka digaji atau diberi upah ( return / compensation ) sesuai dengan perjanjian, dan mempunyai harapan ( expectation ) masa depan yang baik.

Kenyataan yang ada menunjukkan bahwa kinerja pegawai ditentukan oleh tiga faktor umum, yaitu: Employee Performance ( KINERJA ) = f ( S, K, M ) dimana S adalah Skill and ability to perform task, K adalah PENGETAHUAN ( knowledge of facts, rules, principles and procedure ) dan M adalah MOTIVASI ( motivation to perform ).

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh ketiga faktor umum tersebut terhadap kinerja PFA Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Untuk itu, penulis memilih judul penelitian, yaitu “Analisis Pengaruh KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI Terhadap KINERJA Pejabat Fungsional Auditor ( PFA ) pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung “. Pengumpulan data dilakukan dengan mengadakan penelitian langsung kepada Pejabat Fungsional Auditor ( PFA ) di instansi Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebanyak 50 responden dari jumlah populasi ( N ) sebanyak 98 orang dengan tingkat kepercayaan 90 % dengan bound of error ( B ) 0,10 dan besarnya Pdianggap 0,5 karena tidak ada hasil survey sebelumnya.


(5)

Untuk menganalisis pengaruh KOMPETENSI ( S ) , PENGETAHUAN ( K ) dan MOTIVASI ( M ) terhadap KINERJA ( P ) PFA pada kantor Perwakilan BPKP Provinsi Lampung dilakukan dengan memberikan daftar pertanyaan kepada responden dengan jawaban kualitatif ( sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju ) yang dikuantitatifkan dan dianalisis dengan regresi berganda dengan menggunakan uji statistik berupa Uji R ( Koefisien Determinasi ), Uji F, dan Uji t serta menggunakan model pengujian Multikolinieritas, Heteroskedasitisitas, Normalitas dan Autokorelasi yang diolah menggunakan program SPSS dengan metode enter.

Penelitian dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengaruh Variabel Skill dan Ability terhadap KOMPETENSI, Variabel Principle, Fact, Rules dan Procedures terhadap PENGETAHUAN, Imbalan Cash, Non Cash dan Relational terhadap MOTIVASI dan Variabel KOMPETENSI, PENGETAHUAN dan MOTIVASI terhadap KINERJA – Ketepatan Waktu Penyelesaian Laporan dan KINERJA – Kualitas Hasil Audit.

Penelitian dimaksudkan untuk melakukan pembuktian uji hipotesis terhadap beberapa model yaitu: apakah skill dan ability berpengaruh secara positif terhadap (KOMPETENSI ), Principle, Fact, Rules dan Procedures berpengaruh secara positif terhadap PENGETAHUAN, Cash, Benefit and Services, dan Relation berpengaruh secara positif terhadap Motivation serta KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI berpengaruh positif terhadap KINERJA – Ketepatan Waktu Penyelesaian Laporan dan KINERJA – Kualitas Hasil Audit. Dari hasil pengujian dengan menggunakan regresi berganda diperoleh persamaaan regresi beberapa model tersebut yang dapat digunakan untuk menjelaskan pengaruh variable-variabel independen terhadap variabel dependen baik pengaruh positif / negatif dan signifikan atau tidak signifikan dalam setiap model pembuktian hipotesis..


(6)

Simpulan hasil penelitian atas Analisis Pengaruh KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI terhadap KINERJA Pejabat Fungsional Auditor ( PFA ) pada Perwakilan BPKP Provinsi dipergunakan sebagai acuan penulis untuk mengajukan saran kepada Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Lampung.

Bandar Lampung, 28 Pebruari 2011 Penulis


(7)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan hasil penelitian atas Analisis Pengaruh Hubungan Antara KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI terhadap KINERJA Pejabat Fungsional Auditor ( PFA ) pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung adalah sebagai berikut :

1. Hasil olah data dengan menggunakan program SPSS atas data questionare responden sebanyak 50 PFA pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung diperoleh lima model persamaan regresi berganda sebagai berikut :

KOMPETENSI ( Model 1 ) =

19,973 + 0,110 Tingkat Pendidikan + 0,02099 Jurusan Kuliah + 0,03935 Pelatihan + 0, 322 Pengalaman Kerja + 0,106 Directiveness + 0,109 Teamwork and Cooperation – 0,03210 Developing Others + 0,04685 Team Leadership + 0,01438 Information Seeking + 0,02353 Analitycal Thinking + 0,144 Concern of Quality – 0,115 Self Confidance

PENGETAHUAN ( Model 2 ) =

- 3,058 +0,04693 Besaran Kegiatan Auditee Yang Diaudit + 0,110 Kekhususan Kegiatan Auditee Yang Diaudit + 0,249 Tingkatan Penggunaan Teknologi Auditee – 0,01736 Pengungkapan Keberhasilan + 0,136 Pengungkapan penyimpangan / KKN + 0,01634 Aturan Eksternal + 0,181 Aturan Internal + 0,196 Prosedur Teknis Operasional + 0,105 Prosedur Teknis Administratif

MOTIVASI

( Model 3 ) =

6,798 + 0,121 Imbalan Gaji / Tunjangan + 0,04626 Tambahan Pendapatan Dinas Luar – 0,04544 Fasilitas Rumah Dinas + 0,142 Askes & Taspen + 0,114 Hak Cuti + 0,118 Kebanggan Instansional + 0,06635 Kebanggaan Individual + 0,149 Tantangan


(8)

Kerja + 0,05379 Kesempatan Memperoleh Pengalaman Kerja / Pengetahuan + 0,05537 Kesempatan Diklat + 0,102 Jaminan Kelangsungan Kerja

KINERJA – Ketepatan Waktu Penyelesaian Laporan ( Model 4 )

=

16,172 + 0,433 KOMPETENSI + 0,285 PENGETAHUAN + 0,107 MOTIVASI

KINERJA – Kualitas Hasil Pengawasan / Pemeriksaan ( Model 5 )

= 21,462 + 0,350 KOMPETENSI + 0,322 PENGETAHUAN + 0,06658 MOTIVASI

2. Kelima model regresi telah dilakukan uji statistik menggunakan uji R, F dan t dengan hasil sebagai berikut :

a. Uji R : Nilai R kelima model regresi di atas 0,5. Hal ini berarti bahwa korelasi / hubungan antara variabel dependen dengan variabel independennya adalah kuat dan regresi secara keseluruhan bisa menjelaskan variabel dependen dan dapat memberikan hasil regresi yang baik.

b. Uji F : uji anova terhadap kelima model regresi diperoleh F hitung dengan probabilitas kelima model sebesar 0,000 dimana angka probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 dengan demikian kelima model regresi dapat dipakai untuk memprediksi variabel dependennya

c. Uji t : uji t dilakukan atas 38 indikator variabel independen terhadap 5 variabel dependen dari kelima model dengan variabel berpengaruh positif sebanyak 35 dan 3 variabel berpengaruh negatif dengan variabel yang mempunyai pengaruh signifikan dan tidak signifikan masing-masing sebanyak 19 variabel terrincian sebagai berikut::


(9)

Pengaruh Variabel

Independen Jumlah Positif Negatif

Model 1 10 2 12

Model 2 9 0 9

Model 3 10 1 11

Model 4.1 3 0 3

Model 4.2 3 0 3

Jumlah 35 3 38

Variabel Independen

Jumlah Signifikan Tidak

Model 1 6 6 12

Model 2 3 6 9

Model 3 6 5 11

Model 4.1 2 1 3

Model 4.2 2 1 3

Jumlah 19 19 38

3. Hasil pembuktian uji hipotesis dengan objek penelitian PFA Perwakilan BPKP Provinsi Lampung adalah sebagai berikut:

Hipotesis Hasil Uji Hipotesis

Model 1

skill dan ability berpengaruh secara positif terhadap SKILL (KOMPETENSI )

Terbukti, kecuali untuk variabel independen Self Convidance dan Developing Other

Model 2

Principle, Fact, Procedures berpengaruh secara positif terhadap PENGETAHUAN

Terbukti

Model 3

Cash, Benefit and Services, dan Relation berpengaruh secara positif terhadap Motivation

Terbukti, kecuali untuk variabel independen

Rumah Dinas

Model 4.1

KOMPETENSI,

PENGETAHUAN, dan MOTIVASI berpengaruh positif terhadap KINERJA

Terbukti

Model 4.2

KOMPETENSI,

PENGETAHUAN, dan MOTIVASI berpengaruh positif terhadap KINERJA


(10)

4. Variabel independen yang mempunyai pengaruh positif dan negatif serta tingkat signifikansi pengaruh terhadap variabel dependen terinci sebagai berikut:

Model Pengaruh Variabel Independen

Signifikan Tidak Signifikan

Model 1

Pengalaman Kerja Team Leadership Concern of Quality Pelatihan Tingkat Pendidikan Analitycal Thinking

Teamwork and

Cooperation Jurusan Kuliah Directiveness Information Seeking Self Confidance Developing Other

Model 2

Tingkatan

Penggunaan Teknologi Auditee

Pengungkapan Penyimpangan / KKN Kekhususan Kegiatan Auditee Yang Diaudit Prosedur Teknis

Operasional

Prosedur Teknis Administratif

Besaran Kegiatan Auditee Yang Diaudit Aturan Internal Pengungkapan Keberhasilan Aturan Eksternal Model 3

Tantangan Kerja Kebanggaan Individual Askes & Taspen Kesempatan Diklat

Imbalan Gaji / Tunjangan

Kesempatan Memperoleh Pengalaman Kerja /

Pengetahuan Kebanggan

Instansional

Tambahan Pendapatan Dinas Luar Hak Cuti Fasilitas Rumah Dinas

Model 4.1 KOMPETENSI MOTIVASI

PENGETAHUAN

Model 4.2 KOMPETENSI MOTIVASI

PENGETAHUAN

5. Motivasi PFA BPKP untuk melakukan sesuatu pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, penghargaan dan aktualisasi diri sebagaimana dikemukanan oleh Maslow dalam Teori


(11)

Kebutuhan (Hierarchical of Needs Theory ). Kebutuhan yang diperlukan dapat diketahui dari jawaban pertanyaan, yaitu: apa yang ditawarkan sebagai imbalan, apa yang mendorong seseorang berperilaku dan apa yang terpenting bagi seseorang. Motivasi PFA BPKP dikaitkan dengan variabel independen dan kebutuhan adalah sebagai berikut:

Pertanyaan / (Elemen Motivasi)

Kebutuhan Hierarchica

l of Needs Theory

ERG Theory Content Theory

Variabel Independen

Apa yang

terpenting

Aktualisasi diri

Growth Self esteem Tantangan Kerja

Apa yang

mendorong seseorang berperilaku

Aktualisasi diri

Growth Self esteem Kesempatan Diklat

Aktualisasi diri

Growth Self esteem Kesempatan Memperoleh

Pengalaman Kerja / Pengetahuan

Sosial Relatedness Self esteem Kebanggan Instansional

Sosial Relatedness Self esteem Kebanggaan Individual

Rasa Aman Existence Inner Needs Jaminan Kelangsungan

Kerja

Apa yang

ditawarkan sebagai imbalan

Rasa Aman Existence Inner Needs Askes & Taspen

Kebutuhan fisiologis

Existence Inner Needs Imbalan Gaji / Tunjangan

Sosial Relatedness Inner Needs Hak Cuti

Kebutuhan fisiologis

Existence Inner Needs Tambahan Pendapatan

Dinas Luar Kebutuhan

fisiologis

Existence Inner Needs Fasilitas Rumah Dinas

B. Saran

Berdasarkan simpulan hasil penelitian atas Analisis Pengaruh Hubungan Antara KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI terhadap KINERJA Pejabat Fungsional Auditor ( PFA ) pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagaimana tersebut di atas, penulis mengajukan saran kepada Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Lampung sebagai berikut:


(12)

1. Dalam rangka meningkatkan KOMPETENSI PFA BPKP, kepada Kepala Perwakilan BPKP disarankan untuk memberikan perhatian khusus terhadap variabel independen yang berpengaruh signifikan yaitu Pengalaman Kerja, Concern of Quality, Tingkat Pendidikan, Teamwork and Cooperation, Directiveness, dan Self Confidance sebagai berikut:

1) Meningkatkan pengalaman kerja PFA BPKP dengan beberapa cara alternatif yaitu:

a. Mutasi bidang tugas PFA disesuaikan dengan tingkat kecukupan penguasaan kompetensi audit yang diperoleh dengan uji kemampuan substansi bukan berpatokan kepada masa kerja PFA di bidang tugas.

b. Penugasan PFA memperhatikan tingkat kesulitan / kompleksitas objek pemeriksaan dengan memperhatikan pengalaman kerja PFA, dan komposisi tim pemeriksa. Sebagai contoh: auditor pemula ditugaskan dalam tim audit PDAM yang besaran kegiatannya lebih kecil dibandingkan objek PDAM lainnya atau ditugaskan dalam tim yang salah satu personilnya telah cukup berpengalaman mengaudit objek PDAM.

c. Untuk audit yang sifatnya berulang, PFA BPKP diberikan prioritas untuk ditugaskan minimal 2 kali penugasan audit kegiatan sejenis.

2) Memberikan perhatian khusus terhadap kualitas hasil audit dengan cara: a. Memupuk dan menumbuhkembangkan kesadaran PFA BPKP akan

pentingnya kualitas hasil pengawasan terhadap eksistensi institusi BPKP. b. Meningkatkan kompetensi auditor melalui mekanisme kendali mutu misalnya

dengan brainstorming atas kasus sejenis dalam periode yang sama atau berbeda baik di Perwakilan setempat maupun perwakilan lain; mengefektifkan peran pengendali teknis dan pengendali mutu serta Quality Assuranse dalam setiap penugasan.

3) Mendorong dan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada PFA BPKP yang akan melanjutkan studi pada jenjang yang lebih tinggi ataupun pendidikan/sertifikasi profesi.


(13)

4) Menumbuhkembangkan kerjasama tim melalui kegiatan seperti outbond, dinamika kelompok.

5) Meningkatkan kemampuan mengarahkan ( Directiveness ) PFA BPKP dengan melatih kemampuan tersebut melalui penugasan penyelenggaraan event tertentu seperti sosialisasi, seminar, workshop serta kegiatan sosial, olah raga dan kesenian berskala daerah.

6) Memberikan bimbingan dan pengarahan kepada PFA BPKP yang menurut penilaian atasan memiliki kepercayaan diri ( self confidance ) yang berlebihan dengan merubahnya menjadi low profile high quality and high performance.

7) Mengingat Pendidikan dan Pelatihan yang diselenggarakan oleh BPKP Pusat tidak berpengaruh signifikan terhadap KOMPETENSI karena keterbatasan penyelenggaraan diklat, maka kepada Kepala Perwakilan disarankan untuk Menyelenggarakan diklat / Pelatihan Kantor Sendiri ( PKS ) dengan materi setara dengan diklat substantif yang diselenggarakan oleh Pusdiklatwas BPKP.

2. Memberikan perhatian khusus terhadap variabel independen yang berpengaruh signifikan meningkatkan PENGETAHUAN PFA BPKP yaitu Tingkatan Penggunaan Teknologi Auditee, Prosedur Teknis Operasional dan Aturan Internal dengan cara:

1) Menyelenggarakan pelatihan kantor sendiri ( PKS ) untuk materi terkait dengan penggunaan teknologi objek yang diperiksa dengan narasumber tim audit, misalnya PKS Sistem Informasi Akuntansi PDAM.

2) Menyelenggarakan PKS dengan materi pengetahuan teknis substantif kegiatan objek yang diaudit dengan narasumber dari instansi yang membidangi, misalnya PKS tentang konstruksi bangunan gedung / jalan / jembatan dengan narasumber dari dinas Pekerjaan Umum.


(14)

3) Mencari peraturan berupa pedoman teknis / petunjuk pelaksanaan kegiatan yang diaudit melalui internet jauh sebelum kegiatan audit dilaksanakan dan mendistribusikan materi tersebut kepada PFA pada bidang terkait untuk dibaca / dipelajari dan dilakukan PKS, misalnya: Juklak / Juknis Program Jamkesmas.

3. Dalam rangka meningkatkan MOTIVASI PFA BPKP, kepada Kepala Perwakilan BPKP disarankan untuk memberikan perhatian khusus terhadap variabel independen yang berpengaruh signifikan yang sifatnya dalam kendali Kepala Perwakilan ( controllable ) yaitu: Tantangan Kerja, Kebanggaan Instansional, dan Jaminan Kelangsungan Kerja. Dikaitkan dengan tingkatan kebutuhan, motivasi PFA BPKP akan tinggi apabila PFA diberi kesempatan penugasan yang memungkinkan PFA dapat mengaktualisasikan diri, mengembangkan potensi yang ada pada PFAi serta penugasan yang dapat meningkatkan kebanggaan dan kepercayaan diri. Untuk itu perlu dilakukan pengaturan ritme penugasan yang menantang kepada PFA, menyelenggarakan rolling bidang dalam periode tertentu serta menumbuhkembangkan rasa memiliki kebanggaan institusi dengan mewujudkan kinerja pengawasan yang dapat dibanggakan.

4. Dari hasil análisis pengaruh variabel independen KOMPETENSI, PENGETAHUAN DAN MOTIVASI terhadap kinerja PFA BPKP terlihat bahwa MOTIVASI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja – kualitas hasil pengawasan / ketepatan waktu penyelesaian laporan. Hal tersebut menunjukkan bahwa PFA BPKP sudah sadar akan tugas dan tanggungjawabnya, mempunyai kompetensi dan pengetahuan yang cukup dan dapat bekerja secara profesional.

Untuk itu, kepada Kepala Perwakilan disarankan untuk mengurangi penekanan pada upaya memotivasi PFA dan tindakan pengawasan ketat terhadap pelaksanaan pekerjaan tetapi lebih menekankan pada pemberiaan pemahaman tentang arti penting kinerja dan tanggungjawab


(15)

penugasan / kerja serta penekanan pada profesionalisme profesi. Atau dengan kata lain, lebih menekankan pada orientasi hasil daripada proses.


(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kinerja ( PERFORMANCE ) merupakan suatu fungsi dari motivasi dan kemampuan. Untuk menyelesaikan pekerjaan atau tugas, seseorang dituntut memiliki kesediaan bekerja dan tingkat kompetensi ( SKILL ) tertentu. Motivasi dapat memacu individu untuk bekerja keras untuk mencapai tujuan mereka. Motivasi kerja individu sangat dipengaruhi oleh beberapa aspek seperti : rasa aman dalam bekerja, kompensasi yang adil dan kompetitif, lingkungan kerja yang menyenangkan, penghargaan atas prestasi kerja, dan perlakuan yang adil dari manajemen. Kemampuan seseorang sangat dipengaruhi oleh keahlian / ketrampilan teknis ( Skill ) dan kemampuan non teknis yang bersifat individual ( ability ), pengetahuan ( KNOWLEDGE ) terkait dengan pekerjaan atau tugas yang dilaksanakan. Di masa reformasi sekarang ini, satuan kerja / instansi dituntut untuk menerapkan transparansi serta melaksanakan kepemerintahan yang baik dan bersih ( Good Corporate Governance ). Dalam pelaksanaannya, setiap instansi pemerintah dalam tingkatan eselon II diwajibkan untuk menyusun laporan kinerja instansi pemerintah ( LAKIP ) yang berisi capain kinerja instansi atas pelaksanaan rencana kerja ( Renja ) tahunan yang merupakan penjabaran tahunan atas Rencana Kerja Strategis ( Renstra ). Dari LAKIP tersebut akan terlihat seberapa tingkat keberhasilan atau capaian kinerja dari setiap kegiatan dan capaian kinerja atas sasaran yang telah ditetapkan.

Keberhasilan kegiatan dan pencapaian sasaran sangat dipengaruhi oleh kinerja individu atau tim yang melaksanakan pekerjaan atau penugasan


(17)

karena kinerja satuan kerja atau instansi pada hakekatnya merupakan kumpulan dari kinerja individu atau tim yang melaksanakan seluruh kegiatan organisasi.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan ( BPKP ) sebagai salah satu aparat pengawasan instansi pemerintah dituntut untuk menghasilkan kinerja yang baik khususnya hasil audit yang tertuang dalam Laporan Hasil Audit ( LHA ) baik menyangkut kualitas maupun ketepatan / kecepatan waktu penyelesaian LHA. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu didukung dengan SDM yang handal, professional dan bekerja dengan motivasi tinggi. Selain itu, juga didukung dengan kebijakan kompensasi atau imbalan (reward ) yang diberikan karena hal tersebut berpengaruh pada motivasi. Namun demikian, sebagai instansi pemerintah tentu saja kebijakan kompensasi ditentukan oleh pemerintah / pusat.

Jumlah dan rincian SDM Perwakilan BPKP Provinsi Lampung ( Perwakilan ) menurut Jabatan Fungsional dan tingkat pendidikan per 31 Desember 2003 dan 2004 sebagai berikut:

JABATAN 2003 2004

1 Auditor Ahli Madya

10 11

2 Auditor Ahli Muda

11 11

3 Auditor Ahli Pratama

46 44

Jumlah Auditor Ahli

67 66

1 Auditor Trampil Penyelia

7 11

2 Auditor Trampil Pelaksana Lanjutan

17 13

3 Auditor Trampil Pelaksana

9 8

Jumlah Auditor Trampil

33 32

Jumlah


(18)

Tingkat Pendidikan 2003 2004 Strata Dua ( S2 )

5 5

Starata Satu ( S1)

20 22

Diploma IV ( D IV )

46 43

Diploma III / II / I ( D III/II/I )

28 27

SLTA

1 1

Jumlah 100 98

Dengan jumlah dan kualitas SDM tersebut di atas, perwakilan dituntut untuk melakukan kegiatan pengawasan yang cukup padat seperti terlihat berikut :

No Uraian Kegiatan Input ( SDM --> HP ) Penugasan Target Realisasi Target Realisasi

A Koordinasai dan Penyusunan

Perencanaan Pengawasan 585 277 20 39

B Audit Investigasi 2.234 1.950 29 55

C Audit Umum / Operasional 11.317 7.695 209 171

D Kegiatan Evaluasi 2.578 1.455 50 30

E Kegiatan Asistensi / Bimbingan

Teknis 3.883 7.124 32 33

F Kegiatan Sosialisasi 1.060 117 15 8

G Kegiatan Pengembangan SDM 3.388 1.207 64 63

Jumlah 25.045 19.825 419 399

Posisi SDM Per 1-1-2004 100

Posisi SDM per 31-12-2004 98

Rata-rata SDM Tersedia 99

Hari Pemeriksaan ( HP ) Tersedia Per Tahun / PFA 237

Jumlah HP Tersedia 23.463

Prosentase HP Terhadap HP

Tersedia 106,74 84,49

Dari data tersebut terlihat bahwa rencana beban kerja perwakilan adalah 419 penugasan dengan target penggunaan HP sebanyak 25.045 HP atau 106,74 % dari HP tersedia sebanyak 23.463 HP. Dengan jumlah PFA sebanyak 98 orang dan rata-rata per penugasan sebanyak 4 PFA dengan HP penugasan selama 20 HP, maka target rata-rata beban penugasan PFA


(19)

per bulan sebanyak 1, 7 penugasan per PFA per bulan atau antara 1 sampai dengan 2 penugasan per bulan.

Jika dikaitkan dengan realisasi penugasan sebanyak 399 penugasan maka rata-rata beban penugasan PFA per bulan sebanyak 1, 6 penugasan per PFA per bulan atau antara 1 sampai dengan 2 penugasan per bulan. Dengan demikian dalam bulan tertentu seorang PFA akan mengalami penumpukan penugasan namun demikian realisasi HP yang dipakai jumlahnya tetap atau tidak bertambah.

Kondisi tersebut menuntut penambahan jam kerja atau lembur, efektivitas kerja dan peningkatan kecepatan penyelesaian tanpa mengurangi kualitas hasil penugasan. Dalam hal ini, motivasi kerja atau dedikasi dan integritas PFA turut mempengaruhi kelancaran dan kesuksesan penugasan. Di satu sisi, PFA dituntut percepatan waktu dan peningkatan kualitas hasil namun demikian kondisi tersebut tidak diikuti dengan peningkatan imbalan mengingat dalam pegawai negeri sipil ( PNS ) tidak berlaku pemberian imbalan dengan mengacu pada output hasil tetapi hanya mendapatkan imbalan tetap berupa gaji dan tunjangan tertentu.

Bagaimana pengaruh keterbatasan kebijakan kompensasi, kecukupan jumlah dan tingkat kompetensi SDM , serta motivasi kerja PFA terhadap kinerja penugasan pengawasan menjadi hal yang menarik untuk dilakukan penelitian. Dengan mengetahui persepsi PFA terhadap hubungan Kompetensi , Pengetahuan , dan Motivasi terhadap Kinerja akan diperoleh masukan bagi Kepala Perwakilan untuk mengambil langkah perbaikan dalam upaya peningkatan kinerja PFA.

Dengan mengacu pada uraian tersebut di atas, judul penelitian ini adalah “ Analisis Pengaruh Hubungan Antara KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI Terhadap KINERJA Pejabat Fungsional Auditor ( PFA ) pada Perwakilan BPKP Provinsi Lampung “.


(20)

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan membahas bagaimana persepsi PFA terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja individu, yaitu pengaruh hubungan antara KOMPETENSI, PENGETAHUAN, MOTIVASI terhadap KINERJA khususnya dalam pekerjaan atau penugasan audit .

Pertimbangan pemilihan penggunaan persepsi PFA antara lain :

1. Penggunaan data riil atas pengaruh KOMPETENSI, PENGETAHUAN, MOTIVASI terhadap KINERJA sulit diperoleh. Hal tersebut disebabkan belum adanya media pengukuran tingkat KOMPETENSI, PENGETAHUAN, MOTIVASI serta belum diterapkannya analisis pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap kinerja individu dalam manajemen sumber daya manusia ( SDM ) di Instansi Pemerintah.

2. Penggunaan persepsi PFA lebih mudah diterapkan. Selain itu, dengan mengetahui persepsi pegawai diharapkan pihak manajemen / pimpinan Satuan Kerja Instansi dapat memperoleh umpan balik dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan SDM di Instansinya.

Objek penelitian adalah PFA Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Pertimbangan pemilihan objek antara lain adalah besaran jumlah PFA dalam satu instansi pengawasan, homogenitas latar belakang pendidikan PFA ( jurusan akuntansi dan manajemen ) serta ruang lingkup penugasan yang relatif lebih besar serta variasi jenis pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak dibandingkan dengan Instansi Aparat Pengawasan Instansi Pemerintah ( APIP ) lain di Provinsi Lampung. Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan faktor keterbatasan waktu , biaya dan kemungkinan adanya kendala lain apabila objek penelitian dilakukan di luar Provinsi Lampung.


(21)

C. Permasalahan

Dari latar belakang dan pembatasan masalah seperti diuraikan di atas, permasalahan yang akan dilakukan penelitian adalah:

1. Bagaimana pengaruh keahlian / ketrampilan teknis ( skill ) dan kecakapan individual ( ability ) berpengaruh terhadap kemampuan individu ( KOMPETENSI ).

2. Bagaimana pengaruh imbalan ( penghasilan ) baik dalam bentuk kompensasi langsung ( Cash ) dan tidak langsung ( Benefit and Services ) serta bentuk bersifat relasional ( Relation ) terhadap motivasi kerja individu / tim ( MOTIVASI ).

3. Bagaimana pengaruh pemahaman kegiatan yang diaudit ( Principle ),

kejadian / peristiwa yang terjadi ( Fact ), prosedur kegiatan ( procedures ), serta kebijakan dan peraturan perundang-undangan

yang mengatur kegiatan yang diaudit terhadap pengetahuan auditor ( PENGETAHUAN ).

4. Bagaimana pengaruh KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI terhadap Kinerja ( KINERJA ) individu / tim.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana persepsi PFA BPKP tentang pengaruh :

a. Keahlian / ketrampilan teknis ( skill ) dan kecakapan individual ( ability ) terhadap kompetensi individu ( KOMPETENSI ).

b. Imbalan ( penghasilan ) baik dalam bentuk kompensasi langsung ( Cash ) dan tidak langsung ( Benefit and Services ) serta bentuk yang bersifat relasional ( Relation ) terhadap motivasi kerja individu / tim ( MOTIVASI ).

c. Pemahaman kegiatan yang diaudit ( Principle ), kejadian / peristiwa yang terjadi ( Fact ), prosedur kegiatan ( procedures ), serta kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur


(22)

kegiatan yang diaudit terhadap pengetahuan auditor (PENGETAHUAN).

d. KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI terhadap Kinerja ( KINERJA ) individu / tim.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa rekomendasi konstruktif kepada Kepala Perwakilan berkaitan dengan permasalahan kinerja indvidu / tim dengan mengacu pada hasil penelitian.

F. Kerangka Pemikiran

Kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu / tim dalam setiap pelaksanaan penugasan. Kinerja individu terkait erat dengan tingkat kompetensi, pengetahuan serta motivasi kerja individu. Semakin tinggi kompetensi dan motivasi serta luasnya pengetahuan seseorang semakin tinggi pula kinerjanya.

Kompetensi individu dapat dilihat dari tingkat pendidikan, pengalaman kerja serta pelatihan yang pernah diikuti. Kecakapan individual seperti kecakapan dalam berkomunikasi, bekerja sama, memimpin tim, memotivasi, dan kecakapan menganalisis mempunyai pengaruh yang cukup tinggi dalam mendukung kompetensi individu.

Selain itu, seorang auditor juga dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang kegiatan utama objek yang diperiksa dan hal terkait seperti kebijakan, prosedur serta peraturan internal maupun eksternal yang mengatur pelaksanaan kegiatan. Perolehan pengetahuan yang memadai dipengaruhi oleh besaran dan kompleksitas, keunikan / kekhususan serta tingkat teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan objek yang diperiksa.


(23)

Motivasi kerja dalam beberapa kasus dipengaruhi oleh imbalan yang diharapkan dan diterima sebagai imbalan kerja. Bagaimana individu memandang besaran dan bentuk imbalan yang diterima dipengaruhi oleh tingkatan pemenuhan kebutuhan individu. Sebagian individu termotivasi dengan imbalan dalam bentuk uang. Namun demikian, uang bagi individu tertentu tidaklah begitu penting. Baginya imbalan bersifat relasional ataupun kebutuhan pemenuhan aktualisasi diri lebih diutamakan.

PFA dengan status kepegawaian sebagai PNS dengan penghasilan yang diterima sama dengan standar fasilitas PNS lainnya dengan jenis pekerjaan yang menuntut keahlian khusus sangat rentan terhadap godaan tindakan KKN dengan pihak objek yang diperiksa. Penghasilan yang jauh lebih rendah dibanding profesi sejenis yang bergerak di swasta ( jasa konsultan / audit ) serta fasilitas lain yang kurang memadai sangat berpotensi bagi penurunan tingkat motivasi kerja seseorang.

Dalam upaya pencapaian kinerja pimpinan organisasi menghadapi permasalahan yaitu adanya tuntutan pelaksanaan beban kerja yang cukup tinggi namun kurang diimbangi dengan pemberian imbalan yang memadai kepada pegawai. Dilain pihak, individu dituntut untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan namun tidak diimbangi dengan fasilitas dan kesempatan pelatihan dan pendidikan yang cukup. Selain itu, dedikasi kerja dituntut tinggi tetapi tidak diikuti dengan pemberian imbalan / kompensasi yang memadai.

Terkait dengan ruang lingkup kerja PFA yaitu penugasan pengawasan / audit, permasalahan yang timbul adalah apakah kinerja PFA akan terpengaruh dengan kondisi tersebut di atas. Bagaimana persepsi PFA atas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seperti kompetensi, pengetahuan dan motivasi terhadap kinerja PFA yaitu ketepatan waktu penyelesain laporan dan kualtas hasil pemeriksaan.


(24)

Dengan mengetahui bagaimana persepsi PFA terhadap permasalahan tersebut diharapkan pimpinan organisasi dapat mengambil tindakan konstruktif dalam upaya perbaikan pencapaian kinerja individu dan organisasi.

G. Hipotesis

Berdasarkan masalah dan tujuan yang diinginkan maka dapatlah dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Keahlian / ketrampilan teknis ( skill ) dan kecakapan individual ( ability ) berpengaruh secara positif terhadap kompetensi individu ( KOMPETENSI ).

2. Pemahaman kegiatan yang diaudit ( Principle ), kejadian / peristiwa yang terjadi ( Fact ), prosedur kegiatan ( procedures ), serta kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan yang

diaudit berpengaruh positif terhadap pengetahuan auditor ( PENGETAHUAN ).

3. Imbalan ( penghasilan ) baik dalam bentuk kompensasi langsung ( Cash ) dan tidak langsung ( Benefit and Services ) serta bentuk yang

bersifat relasional ( Relation ) berpengaruh positif terhadap motivasi kerja individu / tim ( MOTIVASI ).

4. KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI berpengaruh positif terhadap KINERJA individu / tim.


(1)

per bulan sebanyak 1, 7 penugasan per PFA per bulan atau antara 1 sampai dengan 2 penugasan per bulan.

Jika dikaitkan dengan realisasi penugasan sebanyak 399 penugasan maka rata-rata beban penugasan PFA per bulan sebanyak 1, 6 penugasan per PFA per bulan atau antara 1 sampai dengan 2 penugasan per bulan. Dengan demikian dalam bulan tertentu seorang PFA akan mengalami penumpukan penugasan namun demikian realisasi HP yang dipakai jumlahnya tetap atau tidak bertambah.

Kondisi tersebut menuntut penambahan jam kerja atau lembur, efektivitas kerja dan peningkatan kecepatan penyelesaian tanpa mengurangi kualitas hasil penugasan. Dalam hal ini, motivasi kerja atau dedikasi dan integritas PFA turut mempengaruhi kelancaran dan kesuksesan penugasan. Di satu sisi, PFA dituntut percepatan waktu dan peningkatan kualitas hasil namun demikian kondisi tersebut tidak diikuti dengan peningkatan imbalan mengingat dalam pegawai negeri sipil ( PNS ) tidak berlaku pemberian imbalan dengan mengacu pada output hasil tetapi hanya mendapatkan imbalan tetap berupa gaji dan tunjangan tertentu.

Bagaimana pengaruh keterbatasan kebijakan kompensasi, kecukupan jumlah dan tingkat kompetensi SDM , serta motivasi kerja PFA terhadap kinerja penugasan pengawasan menjadi hal yang menarik untuk dilakukan penelitian. Dengan mengetahui persepsi PFA terhadap hubungan Kompetensi , Pengetahuan , dan Motivasi terhadap Kinerja akan diperoleh masukan bagi Kepala Perwakilan untuk mengambil langkah perbaikan dalam upaya peningkatan kinerja PFA.

Dengan mengacu pada uraian tersebut di atas, judul penelitian ini adalah

Analisis Pengaruh Hubungan Antara KOMPETENSI, PENGETAHUAN,

dan MOTIVASI Terhadap KINERJA Pejabat Fungsional Auditor ( PFA )


(2)

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini akan membahas bagaimana persepsi PFA terhadap faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja individu, yaitu pengaruh hubungan antara KOMPETENSI, PENGETAHUAN, MOTIVASI terhadap KINERJA khususnya dalam pekerjaan atau penugasan audit .

Pertimbangan pemilihan penggunaan persepsi PFA antara lain :

1. Penggunaan data riil atas pengaruh KOMPETENSI, PENGETAHUAN, MOTIVASI terhadap KINERJA sulit diperoleh. Hal tersebut disebabkan belum adanya media pengukuran tingkat KOMPETENSI, PENGETAHUAN, MOTIVASI serta belum diterapkannya analisis pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap kinerja individu dalam manajemen sumber daya manusia ( SDM ) di Instansi Pemerintah.

2. Penggunaan persepsi PFA lebih mudah diterapkan. Selain itu, dengan mengetahui persepsi pegawai diharapkan pihak manajemen / pimpinan Satuan Kerja Instansi dapat memperoleh umpan balik dalam pengambilan keputusan atau pengelolaan SDM di Instansinya.

Objek penelitian adalah PFA Perwakilan BPKP Provinsi Lampung. Pertimbangan pemilihan objek antara lain adalah besaran jumlah PFA dalam satu instansi pengawasan, homogenitas latar belakang pendidikan PFA ( jurusan akuntansi dan manajemen ) serta ruang lingkup penugasan yang relatif lebih besar serta variasi jenis pemeriksaan yang dilakukan lebih banyak dibandingkan dengan Instansi Aparat Pengawasan Instansi Pemerintah ( APIP ) lain di Provinsi Lampung. Selain itu, peneliti juga mempertimbangkan faktor keterbatasan waktu , biaya dan kemungkinan adanya kendala lain apabila objek penelitian dilakukan di luar Provinsi Lampung.


(3)

C. Permasalahan

Dari latar belakang dan pembatasan masalah seperti diuraikan di atas, permasalahan yang akan dilakukan penelitian adalah:

1. Bagaimana pengaruh keahlian / ketrampilan teknis ( skill ) dan kecakapan individual ( ability ) berpengaruh terhadap kemampuan individu ( KOMPETENSI ).

2. Bagaimana pengaruh imbalan ( penghasilan ) baik dalam bentuk kompensasi langsung ( Cash ) dan tidak langsung ( Benefit and Services ) serta bentuk bersifat relasional ( Relation ) terhadap motivasi kerja individu / tim ( MOTIVASI ).

3. Bagaimana pengaruh pemahaman kegiatan yang diaudit ( Principle ),

kejadian / peristiwa yang terjadi ( Fact ), prosedur kegiatan ( procedures ), serta kebijakan dan peraturan perundang-undangan

yang mengatur kegiatan yang diaudit terhadap pengetahuan auditor ( PENGETAHUAN ).

4. Bagaimana pengaruh KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI terhadap Kinerja ( KINERJA ) individu / tim.

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Mengetahui bagaimana persepsi PFA BPKP tentang pengaruh :

a. Keahlian / ketrampilan teknis ( skill ) dan kecakapan individual ( ability ) terhadap kompetensi individu ( KOMPETENSI ).

b. Imbalan ( penghasilan ) baik dalam bentuk kompensasi langsung ( Cash ) dan tidak langsung ( Benefit and Services ) serta bentuk yang bersifat relasional ( Relation ) terhadap motivasi kerja individu / tim ( MOTIVASI ).

c. Pemahaman kegiatan yang diaudit ( Principle ), kejadian / peristiwa yang terjadi ( Fact ), prosedur kegiatan ( procedures ), serta kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur


(4)

kegiatan yang diaudit terhadap pengetahuan auditor (PENGETAHUAN).

d. KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI terhadap Kinerja

( KINERJA ) individu / tim.

E. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran berupa rekomendasi konstruktif kepada Kepala Perwakilan berkaitan dengan permasalahan kinerja indvidu / tim dengan mengacu pada hasil penelitian.

F. Kerangka Pemikiran

Kinerja organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu / tim dalam setiap pelaksanaan penugasan. Kinerja individu terkait erat dengan tingkat kompetensi, pengetahuan serta motivasi kerja individu. Semakin tinggi kompetensi dan motivasi serta luasnya pengetahuan seseorang semakin tinggi pula kinerjanya.

Kompetensi individu dapat dilihat dari tingkat pendidikan, pengalaman kerja serta pelatihan yang pernah diikuti. Kecakapan individual seperti kecakapan dalam berkomunikasi, bekerja sama, memimpin tim, memotivasi, dan kecakapan menganalisis mempunyai pengaruh yang cukup tinggi dalam mendukung kompetensi individu.

Selain itu, seorang auditor juga dituntut untuk memiliki pengetahuan yang memadai tentang kegiatan utama objek yang diperiksa dan hal terkait seperti kebijakan, prosedur serta peraturan internal maupun eksternal yang mengatur pelaksanaan kegiatan. Perolehan pengetahuan yang memadai dipengaruhi oleh besaran dan kompleksitas, keunikan / kekhususan serta tingkat teknologi yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan objek yang diperiksa.


(5)

Motivasi kerja dalam beberapa kasus dipengaruhi oleh imbalan yang diharapkan dan diterima sebagai imbalan kerja. Bagaimana individu memandang besaran dan bentuk imbalan yang diterima dipengaruhi oleh tingkatan pemenuhan kebutuhan individu. Sebagian individu termotivasi dengan imbalan dalam bentuk uang. Namun demikian, uang bagi individu tertentu tidaklah begitu penting. Baginya imbalan bersifat relasional ataupun kebutuhan pemenuhan aktualisasi diri lebih diutamakan.

PFA dengan status kepegawaian sebagai PNS dengan penghasilan yang diterima sama dengan standar fasilitas PNS lainnya dengan jenis pekerjaan yang menuntut keahlian khusus sangat rentan terhadap godaan tindakan KKN dengan pihak objek yang diperiksa. Penghasilan yang jauh lebih rendah dibanding profesi sejenis yang bergerak di swasta ( jasa konsultan / audit ) serta fasilitas lain yang kurang memadai sangat berpotensi bagi penurunan tingkat motivasi kerja seseorang.

Dalam upaya pencapaian kinerja pimpinan organisasi menghadapi permasalahan yaitu adanya tuntutan pelaksanaan beban kerja yang cukup tinggi namun kurang diimbangi dengan pemberian imbalan yang memadai kepada pegawai. Dilain pihak, individu dituntut untuk meningkatkan kompetensi dan pengetahuan namun tidak diimbangi dengan fasilitas dan kesempatan pelatihan dan pendidikan yang cukup. Selain itu, dedikasi kerja dituntut tinggi tetapi tidak diikuti dengan pemberian imbalan / kompensasi yang memadai.

Terkait dengan ruang lingkup kerja PFA yaitu penugasan pengawasan / audit, permasalahan yang timbul adalah apakah kinerja PFA akan terpengaruh dengan kondisi tersebut di atas. Bagaimana persepsi PFA atas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja seperti kompetensi, pengetahuan dan motivasi terhadap kinerja PFA yaitu ketepatan waktu penyelesain laporan dan kualtas hasil pemeriksaan.


(6)

Dengan mengetahui bagaimana persepsi PFA terhadap permasalahan tersebut diharapkan pimpinan organisasi dapat mengambil tindakan konstruktif dalam upaya perbaikan pencapaian kinerja individu dan organisasi.

G. Hipotesis

Berdasarkan masalah dan tujuan yang diinginkan maka dapatlah dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Keahlian / ketrampilan teknis ( skill ) dan kecakapan individual ( ability ) berpengaruh secara positif terhadap kompetensi individu ( KOMPETENSI ).

2. Pemahaman kegiatan yang diaudit ( Principle ), kejadian / peristiwa yang terjadi ( Fact ), prosedur kegiatan ( procedures ), serta kebijakan dan peraturan perundang-undangan yang mengatur kegiatan yang

diaudit berpengaruh positif terhadap pengetahuan auditor ( PENGETAHUAN ).

3. Imbalan ( penghasilan ) baik dalam bentuk kompensasi langsung ( Cash ) dan tidak langsung ( Benefit and Services ) serta bentuk yang

bersifat relasional ( Relation ) berpengaruh positif terhadap motivasi kerja individu / tim ( MOTIVASI ).

4. KOMPETENSI, PENGETAHUAN, dan MOTIVASI berpengaruh positif