Komponen keenam pada penerima adalah De-interleaver  yang berfungsi sebagai penyimpanan sementara data digital yang telah diawasandikan.
Komponen  ketujuh  adalah  pengawasandi  Viterbi  yang berfungsi mendeteksi kesalahan, mengkoreksi  kesalahan, dan mengawasandikan sinyal digital.
Komponen kedelapan adalah konverter sinyal digital ke analog yang berfungsi mengkonversi sinyal digital ECG ke dalam bentuk analog. Setelah data ECG
dikembalikan ke dalam bentuk analog,  penghitungan dari Bit  Error Rate BER dilakukan untuk mengetahui kinerja dari kode konvolusi.
3.2.1 Perancangan Penyandian Konvolusi 2, 1, 3
Perancangan dari penyandi konvolusi  2, 1, 3s menggunakan panjang constarint  =  2, dengan
���� � =  1 2 �   [13]. Generator polinomial yang
dipakai adalah �
1
= [101]  dan �
2
= [111].  Gambar 3.3  menunjukkan rangkaian penyandi konvolusi 2, 1, 3.
Input
+ +
Output
Gambar 3.3 Diagram blok penyandi konvolusi 2, 1, 3 [13].
3.2.2 Perancangan Penyandian Konvolusi 3, 1, 3
Perancangan dari penyandi  konvolusi  3, 1, 3  menggunakan panjang constarint  = 3, dengan
���� � =  1 3 �   [13]. Generator polinomial yang
dipakai adalah �
1
= [101], �
2
= [111], dan �
3
= [111].  Gambar 3.4 menunjukkan rangkaian penyandi konvolusi 3, 1, 3.
Input
+ +
Output
+
Gambar 3.4 Diagram blok penyandi konvolusi 3, 1, 3 [13].
3.2.3 Perancangan Penyandian Konvolusi 4, 1, 3
Perancangan dari penyandi konvolusi  4, 1, 3 menggunakan panjang constarint  = 3, dengan
���� � =  1 4 �   [13]. Generator polinomial yang
dipakai adalah �
1
= [101], �
2
= [111], �
3
= [111],  dan �
4
= [111]. Gambar 3.5 menunjukkan rangkaian penyandi konvolusi 4, 1, 3.
Input +
+ Output
Gambar 3.5 Diagram blok penyandi konvolusi 4, 1, 3 [13].
3.2.4 Perancangan Pengawasandian Viterbi
Arsitektur dari pengawasandian Viterbi tergantung pada pengorganisasian memori dengan unit komputasi seperti  perhitungan  Branch Metric,
perhitungan  Path Metric  Add-Compare Select, dan  terutama pada
mekanisme  Traceback  yang diadopsi dalam desain.  Arsitektur pengawasandi Viterbi diimplementasikan menurut trellis diagram. Gambar 3.5 menunjukkan
desain dari arsitektur pengawasandi Viterbi.
Gambar 3.6 Arsitektur pengawasandi  Viterbi [12].
Gambar 3.5 menunjukkan proses-proses yang dijalankan dalam
mengawasandikan data ECG. Pertama data akan diproses pada Branch Metric. Branch Metric akan menghitung Hamming Distance  antara urutan masukan
yang diterima dan urutan hasil masukan yang diharapkan. Gambar 3.6 menunjukkan diagram blok dari Branch Metric.
Gambar 3.7 Diagaram blok Branch Metric [14].
Kedua data akan masuk ke dalam proses perhitungan Path Metric.  Path Metric  menggunakan metode Add-Compare Select  ACS.  ACS digunakan
secara berulang pada pengawasandi yang bertujuan untuk menghitung Branch Metric yang baru dan memperbaharui elemen-elemen memori dengan
Branch Metric  paling sedikit.  Gambar 3.7 menunjukkan diagram blok  dari Add-Compare Select.
Gambar 3.8 Diagaram blok Add-Compare Select [14].
Ketiga  data akan masuk ke dalam proses Traceback. Konsep Traceback yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Register Path Metric akan menghitung Path Metric di setiap state hingga
data ke-n. 2.
Selanjutnya nilai Path Metric  yang terdapat pada setiap state  akan dibandingkan dan diambil nilai minimal.
3. Nilai minimal ini selanjutnya akan dikirimkan ke blok kontrol beserta
informasi nilai minimal yang dicapai pada state. 4.
Setelah seluruh isi  register  path storage  terisi, pada  register ke-n, bedasarkan informasi yang dikirim dari register Path Metric, blok kontrol
akan mengirimkan informasi  state  yang memiliki nilai  Path Metric minimal.
5. State ini pada register ke-n akan menjadi titik awal Traceback.
6. Jika bernilai path storage bernilai ‘0’, maka state sebelumnya berasal dari
jalur  state  yang lebih tinggi, sedangkan jika bernilai ‘1’, maka state sebelumnya berasal dari jalur state yang lebih rendah.
7. Setelah identifikasi state asal diperoleh, nilai kode informasi adalah nilai
LSB dari konversi nilai state pada basis binernya.
3.2.5 Perancangan Input Data