karya ilmiah Temu Lawak

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sangat kaya dengan berbagai spesies flora.Dari empat puluh ribu jenis flora yang tumbuh di dunia, tiga puluh ribu diantaranya tumbuh di Indonesia.Sekitar 26% telah dibudidayakan dan sisanya sekitar 74% masih tumbuh liar di hutan-hutan.Dari yang telah dibudidayakan, lebih dari 940 jenis digunakan sebagai obat tradisional (Syukur, 2001).Banyak sekali tumbuhan berkhasiat obat di sekitar masyarakat.Ada yang berupa bumbu dapur, tanaman hias, tanaman sayuran dan tanaman buah.Selain itu ada pula yang berupa tanaman liar tumbuh di sembarang tempat tanpa ada yang memperhatikan (Muhlisah, 2003).

Nenek moyang terdahulu sudah memanfaatkan tanaman untuk mengobati berbagai penyakit.Namun ketika obat kimia ditemukan, bahan obat alami tersebut mulai tersisih. Padahal bahan alami mengandung berbagai kelebihan : mudah diperoleh, harga murah karena bisa ditanam sendiri dan relatif tanpa efek samping. Hal ini disebabkan efek dari obat bersifat alamiah, tidak sekeras dari obat-obatan kimia.Selain itu tubuh manusia relatif lebih mudah menerima obat dari bahan tumbuh-tumbuhan dibanding dengan obat-obatan kimia (Muhlisah, 2003).

B. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa itu temulawak

2. Untuk mengetahui kandungan obat dalam temulawak 3. Untuk mengetahui kegunaan dan manfaat temulawak

C. Manfaat

Mengetahui fungsi temulawak yang dapat digunakan sebagai obat tradisional, dan temulwak juga dapat mengobati berbagai macam penyakit dan aman dikonsumsi (tidak ada efek sampingnya karna temulawak jenis obat tradisional)


(2)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Tanaman

Tanaman terna berbatang semu dengan tinggi hingga lebih dari 1m tetapikurang dari 2m, berwarna hijau atau coklat gelap.Akar rimpang terbentukdengan sempurna dan bercabang kuat, berwarna hijau gelap. Tiap batangmempunyai daun 2 – 9 helai dengan bentuk bundar memanjang sampaibangun lanset, warna daun hijau atau coklat keunguan terang sampai gelap, panjang daun 31 – 84cm dan lebar 10 – 18cm, panjang tangkai daun termasuk helaian 43 – 80cm.

Perbungaan lateral, tangkai ramping dan sisik berbentuk garis, panjang tangkai 9 – 23cm dan lebar 4 – 6cm, berdaun pelindung banyak yang panjangnya melebihi atau sebanding dengan mahkota bunga. Kelopak bunga berwarna putih berbulu, panjang 8 – 13mm, mahkota bunga berbentuk tabung dengan panjang keseluruhan 4.5cm, helaian bunga berbentuk bundar memanjang berwarna putih dengan ujung yang berwarna merah dadu atau merah, panjang 1.25 – 2cm dan lebar 1cm.

Klasifikasi :

Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae Ordo : Zingiberales Keluarga : Zingiberaceae Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB.

Temulawak (curcuma xanthorrhiza) banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar pemukiman, terutaama pada tanah gembur, sehingga buaah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai 2 meter.Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang.Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua.Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat.Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan.Daerah tumbuhnya selain di dataran rendaah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1500 meter di atas permukaan laut.


(3)

B. Kandungan dan Manfaat

Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin

bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative

(pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah.

Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan. Di sisi lain, temu lawak juga mengandung senyawa beracun yang dapat mengusir nyamuk, karena tumbuhan tersebut menghasilkan minyak atsiri yang mengandung linelool,

geraniol yaitu golongan fenol yang mempunyai daya repellan nyamuk Aedes aegypti.

C. Khasiat Temulawak

Dengan adanya krisis moneter, masyarakat terdorong kembali menggunakan obat-obat tradisional yang boleh dikatakan bebas dari komponen impor.Salah satunya adalah rimpang temulawak yang telah dikenal oleh nenek moyang kita sejak jaman dahulu.Selama ini, telah banyak penelitian-penelitian yang dilakukan baik oleh ilmuwan Indonesia maupun ilmuawan asing untuk membuktikan khasiat temulawak, tetapi karena belum adanya sistem pendokumentasiaan yang terpadu, maka belum semua hasil-hasil penelitian tersebut dapat diakses oleh masyarakat umum.Berikut ini kami sajikan rangkuman publikasi tentang khasiat temulawak dari tahun 1980-1997 yang bersumber dari karya ilmiah asing dan karya ilmiah Indonesia koleksi PDII-LIPI.Tentunya masih ada karya ilmiah Indonesia yang belum tercakup dalam tulisan ini, termasuk penelitian skripsi dari perguruan tinggi yang memang tidak tersedia dalam koleksi PDII-LIPI.Namun demikian, kami berharap tinjauan literatur ini dapat membantu ilmuwan dalam mengikuti perkembangan Iptek mutakhir.

Untuk mengetahui khasiat temulawak, telah dilakukan beberapa cara pengujian, baik secara in vitro, pengujian terhadap binatang dan uji klinis terhadap manusia. Dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan, yang paling banyak adalah uji terhadap binatang percobaan, sedangkan uji terhadap manusia masih tergolong jarang.

Temulawak Bakal Jadi Ikon Obat Herbal Unggulan Indonesia

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menginginkan temulawak

(Curcuma zanthorrhiza Roxb), tanaman herbal tradisional Indonesia, menjadi ikon obat herbal di dunia. Khasiatnya yang beragam di bidang kesehatan pun sudah teruji untuk mematikan sel kanker, imunitas tubuh, obat demam, gangguan percernaan dan antiseptik.


(4)

Dalam rangka mendukung temulawak menjadi ikon tanaman obat alami Indonesia, BPPT tengah melakukan kajian untuk membuktikan bahwa tanaman tersebut berasal dari alam Indonesia.

Kepala Balai Pengkajian Bioteknologi BPPT Bambang Marwoto mengatakan kajian itu diperlukan untuk melindungi tanaman temulawak sebagai plasma nutfah asli Indonesia agar tidak dieksploitasi oleh negara lain. “Banyak negara yang telah mengklaim temulawak adalah asli dari negara mereka. Namun semuanya belum terbukti secara ilmiah,” katanya di sela acara Peran BPPT dalam Upaya Pengembangan dan Peningkatan Daya Saing Industri Obat Herbal di Jakarta, Rabu (6/4).

Dijelaskan, pada kajian fenotif dan genotatif Indonesia memiliki keragaman tanaman temulawak yang tinggi. Keragaman genetika temulawak ditunjukkan dari kandungan di dalam rimpangnya dan genetikanya dengan pendekatan teknik biologi molekuler DNA dan teknik PCR.

Analisis sidik jari DNA juga dilakukan ketika tanaman sulit diidentifikasi secara konvensional sehingga nantinya dapat dipastikan temulawak menjadi tanaman unggulan lokal di Indonesia.

Temulawak Cegah Kanker Payudara

Dibanding Ginseng, Komponennya Jauh Lebih Banyak. Temulawak (curcuma xanthorrhiza roxb) adalah tanaman asli Indonesia yang mengandung kurkuminoid dan minyak atsiri yang berkhasiat untuk menjaga kesehatan dari berbagai penyakit.Rimpang temulawak yang di Jawa Barat, lebih dikenal sebagai “Koneng Gede” itu bahkan jauh lebih berkhasiat dari ginseng.

Demikian terungkap dalam Konferensi Pers Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Kampanye Gerakan Nasional Minum Temulawak, Sabtu (16/9), di Bandung. Hadir dalam kesempatan itu, Direktur Obat Asli Indonesia Badan POM Drs. Ketut Ritiasa, Guru Besar Farmasi Unpad Prof. Dr. Sidik, Ketua Perhimpunan Kedokteran Alternatif dan Komplementer Indonesia Prof. Dr. Yahya Kisyanto dan Dr. Nyoman Kertia, Sp.P.D-KR.

“Khasiat temulawak lebih banyak dari ginseng.Temulawak memiliki lebih dari 100 komponen, sementara ginseng terbatas. Temulawak antara lain mengandung senyawa aktif kurkuminoid dan beberapa komponen minyak atsiri,” ujar Prof. Sidik.

Kurkuminoid antara lain berkhasiat sebagai antioksidan, antiinflamasi (antiperadangan), antibakteri, antihepatotoksik (anti liver), antikolesterol, antikanker dan anti platelet agregasi (pembekuan darah yang bisa menyebabkan stroke). Sementara salah satu komponen minyak atsiri yang dikandungnya, yakni xanthorrhizol adalah antikanker, terutama kanker payudara.

Aktivitas imunomodulator dari kurkumin (salah satu kandungan dalam kurkuminoid) juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.“Dibandingkan ginseng, komponen dalam temulawak jauh lebih banyak.Hanya saja selama ini kita kurang dapat mempromosikannya,” ujarnya.


(5)

Dr. Nyoman Kertia mengatakan, hasil penelitian membuktikan temulawak tidak memiliki efek samping seperti obat anti inflamasi kimiawi yang harganya jauh lebih mahal.Konsumsi temulawak secara rutin, juga dapat mengencerkan darah sehingga baik untuk mencegah stroke.

“Saya sendiri setiap pagi dan sore meminum jus temulawak yang dibuat sendiri.Hasilnya, kekebalan tubuh semakin meningkat,” tuturnya.

Dibikin jus

Untuk penggunaan langsung, temulawak dapat diminum dengan cara direbus atau dibikin jus dengan ditambahkan madu, jeruk nipis atau asam. Dosis yang dianjurkan adalah 2 gram temulawak, meskipun penggunaan hingga 6 gram masih dapat ditolerir.

Kampanye gerakan nasional minum temulawak dilakukan karena bahan alam ini telah lama digunakan sebagian besar masyarakat Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan kesehatannya. Sebelumnya, kampanye serupa telah digelar di Yogyakarta.

“Apabila minum temulawak telah membudaya, maka penduduk akan lebih sehat sehingga produktivitasnya meningkat.Kesejahteraan petani temulawak juga akan lebih baik karena permintaan semakin banyak,” kata Dr. Nyoman.

Selain itu, dibandingkan tanaman obat lainnya, penelitian mengenai manfaat temulawak lebih banyak dilakukan.Adanya bukti-bukti ilmiah tersebut diharapkan dapat meningkatkan akseptabilitas masyarakat terhadap obat tradisional ini.

Badan POM menggolongkan manfaat temulawak ke dalam tujuh bagian, yaitu memperbaiki nafsu makan, memperbaiki fungsi pencernaan, memelihara kesehatan fungsi hati, mengurangi nyeri sendi dan tulang, menurunkan lemak darah, antioksidan dan membantu memelihara kesehatan serta menghambat penggumpalan darah.

Temulawak Bisa Turunkan Kolesterol

Ekstrak temulawak teruji secara klinis mampu menurunkan

kolesterol.Konsumsi ekstrak temulawak itu terbukti tidak menimbulkan efek samping yang berarti, baik gejala klinis, kimia darah, maupun urine.Selain itu, tidak menimbulkan tukak lambung dan memacu nafsu makan.

Daun jambu biji juga ternyata terbukti secara klinis dapat mempercepat peningkatan trombosit pada penderita demam berdarah dengue (DBD). Seiring dengan meningkatnya jumlah kasus DBD pada musim hujan, penggunaan ekstrak daun jambu biji ini bermanfaat sebagai terapi untuk mengatasi demam berdarah

Uji klinis obat bahan alam perlu dikembangkan di Indonesia yang memiliki keanekaragaman hayati untuk memperoleh fitofarmaka, obat herbal yang teruji klinis lengkap.Pada tahun ini kami menguji klinis sembilan tanaman, kata Sampurno, Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Rabu (28/12), di Jakarta.

Menurut Soegeng Soegijanto dari Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, DBD merupakan salah satu masalah kesehatan di Tanah Air.Selama ini penggunaan ekstrak daun jambu biji dalam pengobatan DBD, terutama untuk meningkatkan jumlah


(6)

trombosit, banyak diperbincangkan masyarakat awam maupun kalangan kedokteran, tetapi belum ada penelitian klinisnya.

Hasil uji klinis awal pada 44 anak di bangsal penyakit tropik dan infeksi Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum dr Soetomo, Surabaya, menunjukkan, ekstrak daun jambu biji dalam bentuk sirup mempercepat jumlah trombosit lebih dari 100.000/ul pada penderita DBD tingkat satu dan dua. Jika tanpa ekstrak daun jambu biji peningkatan trombosit butuh waktu 33,6 jam, pasien yang mengonsumsi ekstrak daun jambu biji hanya perlu waktu 13,6 jam.

Adapun ekstrak temulawak, kata Suwijiyo Pramono dari Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, setelah melalui uji klinis terbukti berkhasiat sebagai peluruh cairan empedu sehingga dapat menurunkan kolesterol.

Hasil uji klinis awal terhadap 80 penderita hiperkolesteremia yang tidak dapat dikendalikan dengan diet menunjukkan, sediaan kapsul ekstrak rimpang temulawak terpurifikasi dapat menurunkan kadar kolesterol darah sebesar 18,25 persen.

Temulawak Mampu Membunuh Bakteri Penyebab Penyakit Gigi dan

Hambat Sel Kanker

Xanthorrhizol dalam temulawak mampu membasmi bakteri patogen penyebab karang gigi. “Kami menemukan xanthorrizol yang diisolasi dari Curcuma xanthorrhiza memiliki aktivitas anti kariogenik dan anti inflammatory,” kata Prof. Jae Kwan Hwang dari Departemen Bioteknologi Universitas Yonsei, Korea Selatan dalam acara Simposium Internasional Pertama Temulawak bertajuk ‘Curcuma xanthorrhiza as an Essential Indonesian Herbal Medicine toward Healthy Life’ Selasa (27/5) yang digelar Pusat Studi Biofarmaka (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB di IPB International Convention Center (IICC).

Kandungan xanthorrhizol dalam temulawak sebanyak 21 persen. Kelebihan senyawa xanthorrhizol antara lain tidak berwarna, tidak berbau, tidak volatil (menguap), tahan panas dan keasaman. Sayangnya senyawa ini rasanya sangat pahit.

Prof. Jae Kwan menjelaskan hasil penelitian menunjukkan Xanthorrhizol memiliki aktivitas antibakeri tertinggi dalam melawan bakteri jenis Streptococcus.Khususnya Streptococcus mutans, penyebab karies gigi.Hanya dengan dua mikro gram per milliliter, Xanthorrhizol berhasil membasmi Streptococcus mutans dalam semenit.Xanthorrhizol juga membasmi Actinomyces viscosus dan Porphyromonas gingivalis penyebab penyakit periodontitis (gigi berdarah dan lepasnya gigi).

Temulawak atau dalam Bahasa Inggris disebut java turmeric ini, secara tradisional digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut, hati, konstipasi, pembuluh darah pecah, demam anak-anak, kulit kasar, disentri dan sebagainya.Dilaporkan curcuma xanthorrhizol juga memiliki kemampuan antitumor, anti kanker, anti diabetes, hipotriceriakademik, anti inflamantori, hepatoprotective, anti mikroba, dan anti lemak.

“Dengan teknologi modern, Korea Selatan telah memproduksi pasta gigi, minuman dan makanan fungsional, produk kosmetik, disinfektan, obat-obatan dan


(7)

berbagai peralatan rumah tangga berbahan baku temulawak,” jelas Prof. Jae Kwan. Di Korea Selatan temulawak dikenal dengan nama yellow curcuma.

Tantangan pengembangan industri obatan-obatan berbahan dasar temulawak di Indonesia yang perlu diperhatikan, kata Prof. Jae Kwan, antara lain: budidaya dan standar temulawak yang sesuai industri, teknologi ekstraksi dan penghilang flavour yang kuat, formulasi yang tepat, serta keamanan dan uji klinis pada manusia. Prof. Jae Kwan menyarankan didirikannya Pusat Studi Temulawak Nasional.

Prof. Ikuo Saiki dari Bagian Pharmacognosy Departemen Natural Medicine, Universitas Toyama Jepang menyampaikan kemampuan kunyit dalam menghambat dan membunuh sel kanker.Hepatocellular carcinoma (HCC), salah satu tumor paling terkenal di dunia, dan penyakit kanker ketiga yang menyebabkan kematian kaum pria di Jepang.

“Kami mendemonstrasikan secara oral pada mencit yang terkena HCC. Hasilnya temulawak berhasil mendorong proses penghambatan metastatis dan sel tumor,” kata Prof. Ikuo Saiki. Sedangkan dengan metode in vitro, temulawak menyebabkan perubahan formasi stress fiber (urat stress) dalam sel kanker.Ini berarti temulawak mungkin telah menghambat satu atau beberapa protein penghambat.Protein (protein binding) tersebut dikenal dengan Rho family Glucose Tri Phosphate.Protein ini menutup aktivasi protein kinase C (PKC).Namun demikian, menurut Prof. Ikuo, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi temuan ini.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB, Prof. Lathifah K. Darusman mengatakan simposium internasional pertama ini diikuti lebih dari 250 peserta dari berbagai negara, diantaranya; Cina, India, Singapura, Malaysia, Belanda, Korea, dan Jepang . “Dalam simposium ini akan menampilkan sepuluh pembicara kunci dari berbagai negara tersebut.Selain itu menampilkan 28 presentasi penelitian dan 54 presentasi poster,” ujar Prof. Latifah.

Dalam sambutannnya, Rektor IPB, Dr. Herry Suhardiyanto menjelaskan masyarakat Indonesia terbiasa menggunakan bahan alami dari pengetahuan nenek moyangnya.Rektor mencontohkan penggunaan tanaman obat, hewan dan mikroba sebagai pencegah dan penyembuh alternatif, termasuk sebagai food suplement.” IPB yang memiliki core competences di bidang pertanian tropis juga turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi dan penelitian biofarmaka di Indonesia.”Salah satunya, menurut Rektor dengan mendirikan pusat studi yang fokus pada pengembangan biofarmaka.IPB bekerjasama dengan pemerintah berkontribusi dalam menetapkan kebijakan nasional biofarmaka di Indonesia. “Sebagai bentuk nyata peran IPB tersebut pada hari Kebangkitan Jamu Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Mei ini, IPB menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan University of Chinese Medicine dari Cina,” kata Rektor.

Kerjasama ini mencakup investigasi seleksi obat-obatan herbal yang digunakan di Indonesia dan Cina, training obat-obatan herbal, dan pengembangan kurikulum pendidikan obat-obatan herbal di Indonesia.Dalam rangka kerjasama ini, IPB diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di istana negara hari itu juga.


(8)

Simposium dan Ekspo yang terselenggaran berkat kerjasama dengan Departemen Kesehatan, Kementrian Koordinasi Ekonomi, Departemen Pertanian, Departemen Pendidikan, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM), Kementrian Koordinasi Kesejahteraan, Asosiasi Obat-obatan Tradisional dan Herbal Indonesia, Universitas Yonsei Korea Selatan dan Universitas Pakuan ini berlangsung tiga hari.

Temulawak mampu menjadi :

1. Pelancar ASI

Cuci 20g rimpang segar temulawak, lalu parut. Hasil parutannya peras dan saing, lalu ditim sampai mendidih.Setelah dingin, tambahkan 2 sendok makam madu sambil diaduk rata, lalu diminum. Lakukan pagi dan sore dengan takaran yang sama banyak.

2. Menurunkan kadar kolesterol darah tinggi

Kupas kulit rimpang temulawak segar sebesar 3 jari, lalu parut. Tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan mengendap.Setelah dingin, endapannya dibuang dan airnya diminum.Lakukan setiap hari.

3. Hepatitis

Rimpang temulawak segar sebesar 2 jari dikupas kulitnya lalu diparut. Tambahkan air panas sebanyak 1/2 cangkir dan 1 sendok madu.Aduk campuran tadi sampai merata lalu dibirakan mengendap.Minum beninggannya, ampasnya dibuang.Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Rebus 10g rimpang temulawak kering dan 30g akar alang-alang (Imperata cylindrica) dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari

4. Wasir

Sediakan rimapang temulawak sebesar jari, kelembak (Rheum officinalle Baill.) sebesar 3/4 jari, 1 genggam pegagan (Centella asiatica L), 1 genggam daun saga (Abrus precatoris L) dan gula neau sebesar 3 jari. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya.Selanjutnya, rebus bahan-bahan tersebut dalam 5 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira separuhnya.Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian.Lakukan pengobatan ini setiap hari.

5. Jerawat

Cuci rimpang temulawak sebesar 1 jari, lalu potong-potong seperlunya.Selanjutnya rebus dalam 4 gelas minum air bersih sampai tersisa separuhnya.Setelah dingin, saring dan tambahkan madu kedalam air saringannya seperlunya, lalu diminum.Pengobatan dilakukan sehari 2 kali, setiap kali cukup 1 gelas.


(9)

Cuci rimpang temulawak sebesat 1/2 ibu jari, lalu panggang sampai hangus. Selanjutnya giling bahan tersebut sampai halus, lalu seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan 1 sendok makan madu sambil aduk sampai merata, lalu diminum.Lakukan 2 kali sehari sampai sembuh.

7. Sembelit

Sediakan rimpang temulawak dan buah asam (Tamarindus indicaL.) masak (masing-masing sebesar 1 jari), gula enau secukupnya. Selanjutnya potong tipis-tipis, lalu seduh dengan 1 cangkir air mendidih. Aduk sampai gulanya larut dan minum setelah dingin.

8. Nyeri haid

Sediakan 10 iris rimpang temulawak, asam kawak, sebesar telur burung puyuh dan gula enau sebesar 3 jari. Rebus bahan-bahan tersebut dalam 2 gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum ramuan tersebut.Lakukan setiap hari selama 1 minggu sebelum haid.

9. Demam

Rebus 1 jari rimpang temulawak yang telah diiris tipis-tipis dan 5 batang meniran dengan akarnya dalam 5 gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum, pagi, siang dan sore hari.

10. Penambah nafsu makan

Sediakan 20g rimpang temulawak segar yang telah diiris tipis-tipis, 10g asam jawa dan 30g gula enau. Masukkan bahan-bahan tersebut kedalam panci email, lalu rebus dalam 250 cc air sampai mendidih selama 15 menit.Selanjutnya, saring dan minum ramuan tersebut selagi hangat, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 bagian.

D. Kandungan Kimia

Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol.Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).


(10)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).Tanaman ini berasal dari

Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada di

Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin

bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan.

B. Saran

Disarankan pada seluruh pembaca makalah ini agar betul-betul memahami dan mengerti tentang temulawak.


(11)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Temu_lawak

http://etd.eprints.ums.ac.id/1537/1/K100040249.pdf http://abaherbal.com/?tag=khasiat-temulawak

http://www.obatherbalalami.com/2010/08/khasiat- alami- temulawak-menumpas-segala.html

http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2009/09/temulawa k- dari-empiris-sampai-uji.html


(1)

trombosit, banyak diperbincangkan masyarakat awam maupun kalangan kedokteran, tetapi belum ada penelitian klinisnya.

Hasil uji klinis awal pada 44 anak di bangsal penyakit tropik dan infeksi Laboratorium Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum dr Soetomo, Surabaya, menunjukkan, ekstrak daun jambu biji dalam bentuk sirup mempercepat jumlah trombosit lebih dari 100.000/ul pada penderita DBD tingkat satu dan dua. Jika tanpa ekstrak daun jambu biji peningkatan trombosit butuh waktu 33,6 jam, pasien yang mengonsumsi ekstrak daun jambu biji hanya perlu waktu 13,6 jam.

Adapun ekstrak temulawak, kata Suwijiyo Pramono dari Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, setelah melalui uji klinis terbukti berkhasiat sebagai peluruh cairan empedu sehingga dapat menurunkan kolesterol.

Hasil uji klinis awal terhadap 80 penderita hiperkolesteremia yang tidak dapat dikendalikan dengan diet menunjukkan, sediaan kapsul ekstrak rimpang temulawak terpurifikasi dapat menurunkan kadar kolesterol darah sebesar 18,25 persen.

Temulawak Mampu Membunuh Bakteri Penyebab Penyakit Gigi dan

Hambat Sel Kanker

Xanthorrhizol dalam temulawak mampu membasmi bakteri patogen penyebab karang gigi. “Kami menemukan xanthorrizol yang diisolasi dari Curcuma xanthorrhiza memiliki aktivitas anti kariogenik dan anti inflammatory,” kata Prof. Jae Kwan Hwang dari Departemen Bioteknologi Universitas Yonsei, Korea Selatan dalam acara Simposium Internasional Pertama Temulawak bertajuk ‘Curcuma xanthorrhiza as an Essential Indonesian Herbal Medicine toward Healthy Life’ Selasa (27/5) yang digelar Pusat Studi Biofarmaka (PSB) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB di IPB International Convention Center (IICC).

Kandungan xanthorrhizol dalam temulawak sebanyak 21 persen. Kelebihan senyawa xanthorrhizol antara lain tidak berwarna, tidak berbau, tidak volatil (menguap), tahan panas dan keasaman. Sayangnya senyawa ini rasanya sangat pahit.

Prof. Jae Kwan menjelaskan hasil penelitian menunjukkan Xanthorrhizol memiliki aktivitas antibakeri tertinggi dalam melawan bakteri jenis Streptococcus.Khususnya Streptococcus mutans, penyebab karies gigi.Hanya dengan dua mikro gram per milliliter, Xanthorrhizol berhasil membasmi Streptococcus mutans dalam semenit.Xanthorrhizol juga membasmi Actinomyces viscosus dan Porphyromonas gingivalis penyebab penyakit periodontitis (gigi berdarah dan lepasnya gigi).

Temulawak atau dalam Bahasa Inggris disebut java turmeric ini, secara tradisional digunakan untuk menyembuhkan penyakit perut, hati, konstipasi, pembuluh darah pecah, demam anak-anak, kulit kasar, disentri dan sebagainya.Dilaporkan curcuma xanthorrhizol juga memiliki kemampuan antitumor, anti kanker, anti diabetes, hipotriceriakademik, anti inflamantori, hepatoprotective, anti mikroba, dan anti lemak.

“Dengan teknologi modern, Korea Selatan telah memproduksi pasta gigi, minuman dan makanan fungsional, produk kosmetik, disinfektan, obat-obatan dan


(2)

berbagai peralatan rumah tangga berbahan baku temulawak,” jelas Prof. Jae Kwan. Di Korea Selatan temulawak dikenal dengan nama yellow curcuma.

Tantangan pengembangan industri obatan-obatan berbahan dasar temulawak di Indonesia yang perlu diperhatikan, kata Prof. Jae Kwan, antara lain: budidaya dan standar temulawak yang sesuai industri, teknologi ekstraksi dan penghilang flavour yang kuat, formulasi yang tepat, serta keamanan dan uji klinis pada manusia. Prof. Jae Kwan menyarankan didirikannya Pusat Studi Temulawak Nasional.

Prof. Ikuo Saiki dari Bagian Pharmacognosy Departemen Natural Medicine, Universitas Toyama Jepang menyampaikan kemampuan kunyit dalam menghambat dan membunuh sel kanker.Hepatocellular carcinoma (HCC), salah satu tumor paling terkenal di dunia, dan penyakit kanker ketiga yang menyebabkan kematian kaum pria di Jepang.

“Kami mendemonstrasikan secara oral pada mencit yang terkena HCC. Hasilnya temulawak berhasil mendorong proses penghambatan metastatis dan sel tumor,” kata Prof. Ikuo Saiki. Sedangkan dengan metode in vitro, temulawak menyebabkan perubahan formasi stress fiber (urat stress) dalam sel kanker.Ini berarti temulawak mungkin telah menghambat satu atau beberapa protein penghambat.Protein (protein binding) tersebut dikenal dengan Rho family Glucose Tri Phosphate.Protein ini menutup aktivasi protein kinase C (PKC).Namun demikian, menurut Prof. Ikuo, perlu penelitian lebih lanjut untuk mengklarifikasi temuan ini.

Sementara itu, Kepala Pusat Studi Biofarmaka LPPM IPB, Prof. Lathifah K. Darusman mengatakan simposium internasional pertama ini diikuti lebih dari 250 peserta dari berbagai negara, diantaranya; Cina, India, Singapura, Malaysia, Belanda, Korea, dan Jepang . “Dalam simposium ini akan menampilkan sepuluh pembicara kunci dari berbagai negara tersebut.Selain itu menampilkan 28 presentasi penelitian dan 54 presentasi poster,” ujar Prof. Latifah.

Dalam sambutannnya, Rektor IPB, Dr. Herry Suhardiyanto menjelaskan masyarakat Indonesia terbiasa menggunakan bahan alami dari pengetahuan nenek moyangnya.Rektor mencontohkan penggunaan tanaman obat, hewan dan mikroba sebagai pencegah dan penyembuh alternatif, termasuk sebagai food suplement.” IPB yang memiliki core competences di bidang pertanian tropis juga turut berkontribusi dalam pengembangan teknologi dan penelitian biofarmaka di Indonesia.”Salah satunya, menurut Rektor dengan mendirikan pusat studi yang fokus pada pengembangan biofarmaka.IPB bekerjasama dengan pemerintah berkontribusi dalam menetapkan kebijakan nasional biofarmaka di Indonesia. “Sebagai bentuk nyata peran IPB tersebut pada hari Kebangkitan Jamu Nasional yang jatuh pada tanggal 27 Mei ini, IPB menandatangani memorandum of understanding (MoU) dengan Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, dan University of Chinese Medicine dari Cina,” kata Rektor.

Kerjasama ini mencakup investigasi seleksi obat-obatan herbal yang digunakan di Indonesia dan Cina, training obat-obatan herbal, dan pengembangan kurikulum pendidikan obat-obatan herbal di Indonesia.Dalam rangka kerjasama ini, IPB diundang Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di istana negara hari itu juga.


(3)

Simposium dan Ekspo yang terselenggaran berkat kerjasama dengan Departemen Kesehatan, Kementrian Koordinasi Ekonomi, Departemen Pertanian, Departemen Pendidikan, Badan Pengawas Obat-obatan dan Makanan (Badan POM), Kementrian Koordinasi Kesejahteraan, Asosiasi Obat-obatan Tradisional dan Herbal Indonesia, Universitas Yonsei Korea Selatan dan Universitas Pakuan ini berlangsung tiga hari.

Temulawak mampu menjadi :

1. Pelancar ASI

Cuci 20g rimpang segar temulawak, lalu parut. Hasil parutannya peras dan saing, lalu ditim sampai mendidih.Setelah dingin, tambahkan 2 sendok makam madu sambil diaduk rata, lalu diminum. Lakukan pagi dan sore dengan takaran yang sama banyak.

2. Menurunkan kadar kolesterol darah tinggi

Kupas kulit rimpang temulawak segar sebesar 3 jari, lalu parut. Tambahkan 3/4 cangkir air panas dan biarkan mengendap.Setelah dingin, endapannya dibuang dan airnya diminum.Lakukan setiap hari.

3. Hepatitis

Rimpang temulawak segar sebesar 2 jari dikupas kulitnya lalu diparut. Tambahkan air panas sebanyak 1/2 cangkir dan 1 sendok madu.Aduk campuran tadi sampai merata lalu dibirakan mengendap.Minum beninggannya, ampasnya dibuang.Lakukan 2 kali sehari, sampai sembuh.

Rebus 10g rimpang temulawak kering dan 30g akar alang-alang (Imperata cylindrica) dalam 3 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sekaligus. Lakukan 2 kali sehari

4. Wasir

Sediakan rimapang temulawak sebesar jari, kelembak (Rheum officinalle Baill.) sebesar 3/4 jari, 1 genggam pegagan (Centella asiatica L), 1 genggam daun saga (Abrus precatoris L) dan gula neau sebesar 3 jari. Cuci bahan-bahan tersebut, lalu potong-potong seperlunya.Selanjutnya, rebus bahan-bahan tersebut dalam 5 gelas air bersih sampai tersisa kira-kira separuhnya.Setelah dingin, saring dan air saringannya diminum sehari 3 kali, masing-masing 1/3 bagian.Lakukan pengobatan ini setiap hari.

5. Jerawat

Cuci rimpang temulawak sebesar 1 jari, lalu potong-potong seperlunya.Selanjutnya rebus dalam 4 gelas minum air bersih sampai tersisa separuhnya.Setelah dingin, saring dan tambahkan madu kedalam air saringannya seperlunya, lalu diminum.Pengobatan dilakukan sehari 2 kali, setiap kali cukup 1 gelas.


(4)

Cuci rimpang temulawak sebesat 1/2 ibu jari, lalu panggang sampai hangus. Selanjutnya giling bahan tersebut sampai halus, lalu seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Tambahkan 1 sendok makan madu sambil aduk sampai merata, lalu diminum.Lakukan 2 kali sehari sampai sembuh.

7. Sembelit

Sediakan rimpang temulawak dan buah asam (Tamarindus indicaL.) masak (masing-masing sebesar 1 jari), gula enau secukupnya. Selanjutnya potong tipis-tipis, lalu seduh dengan 1 cangkir air mendidih. Aduk sampai gulanya larut dan minum setelah dingin.

8. Nyeri haid

Sediakan 10 iris rimpang temulawak, asam kawak, sebesar telur burung puyuh dan gula enau sebesar 3 jari. Rebus bahan-bahan tersebut dalam 2 gelas air sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, minum ramuan tersebut.Lakukan setiap hari selama 1 minggu sebelum haid.

9. Demam

Rebus 1 jari rimpang temulawak yang telah diiris tipis-tipis dan 5 batang meniran dengan akarnya dalam 5 gelas air bersih sampai tersisa separuhnya. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi untuk 3 kali minum, pagi, siang dan sore hari.

10. Penambah nafsu makan

Sediakan 20g rimpang temulawak segar yang telah diiris tipis-tipis, 10g asam jawa dan 30g gula enau. Masukkan bahan-bahan tersebut kedalam panci email, lalu rebus dalam 250 cc air sampai mendidih selama 15 menit.Selanjutnya, saring dan minum ramuan tersebut selagi hangat, sehari 2 kali, masing-masing 1/2 bagian.

D. Kandungan Kimia

Daging buah (rimpang) temulawak mempunyai beberapa kandungan senyawa kimia antara lain berupa fellandrean dan turmerol atau yang sering disebut minyak menguap. Kemudian minyak atsiri, kamfer, glukosida, foluymetik karbinol.Dan kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, disamping sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu).


(5)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza ROXB.) adalah tanaman obat-obatan yang tergolong dalam suku temu-temuan (Zingiberaceae).Tanaman ini berasal dari

Indonesia, khususnya Pulau Jawa, kemudian menyebar ke beberapa tempat di kawasan wilayah biogeografi Malesia. Saat ini, sebagian besar budidaya temu lawak berada di

Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina tanaman ini selain di Asia Tenggara dapat ditemui pula di China, Indochina, Barbados, India, Jepang, Korea, Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa.

Kandungan utama rimpang temulawak adalah protein, karbohidrat, dan minyak atsiri yang terdiri atas kamfer, glukosida, turmerol, dan kurkumin. Kurkumin

bermanfaat sebagai anti inflamasi (anti radang) dan anti hepototoksik (anti keracunan empedu). Temu lawak memiliki efek farmakologi yaitu, hepatoprotektor (mencegah penyakit hati), menurunkan kadar kolesterol, anti inflamasi (anti radang), laxative (pencahar), diuretik (peluruh kencing), dan menghilangkan nyeri sendi. Manfaat lainnya yaitu, meningkatkan nafsu makan, melancarkan ASI, dan membersihkan darah. Selain dimanfaatkan sebagai jamu dan obat, temu lawak juga dimanfaatkan sebagai sumber karbohidrat dengan mengambil patinya, kemudian diolah menjadi bubur makanan untuk bayi dan orang-orang yang mengalami gangguan pencernaan.

B. Saran

Disarankan pada seluruh pembaca makalah ini agar betul-betul memahami dan mengerti tentang temulawak.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/Temu_lawak

http://etd.eprints.ums.ac.id/1537/1/K100040249.pdf http://abaherbal.com/?tag=khasiat-temulawak

http://www.obatherbalalami.com/2010/08/khasiat- alami- temulawak-menumpas-segala.html

http://hilmanmuchsin.blogspot.com/2009/09/temulawa k- dari-empiris-sampai-uji.html