BAB III AGENDA AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
BAB III
AGENDA AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
A. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 3 Membuat Aktualisasi Kegiatan Melakukan Pelayanan Medik Umum
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Pelayanan
Melakukan Pelayanan Medik Umum
6 Mei 2016
Fotokopi Rekam Medik Rawat Jalan dan Foto saat
Melakukan Pemeriksaan Fisik
medik adalah pelayanan yang
diberikan
untuk
upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu dengan
upaya pencegahan yang dilaksanakan oleh staf medik fungsional. Pelayanan medik
umum terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosa, dan
pemberian terapi.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 6 Mei 2016
Anamnesis merupakan kegiatan tanya jawab antara dokter dengan pasien
(autoanamnesis) atau keluarga pasien (alloanamnesis). Sebelum melakukan
anamnesis saya telah menyapa dan memperkenalkan diri kepada pasien untuk
menciptakan hubungan yang baik sehingga pasien merasa tidak direndahkan dan
mau terbuka untuk menceritakan keluhannya (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator sopan). Selanjutnya saya berusaha mendapatkan informasi yang sejelasjelasnya tentang identitas pasien, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan
keluarga dan riwayat sosial. Saya tidak mengajukan pertanyaan yang tidak
berhubungan dengan penyakit pasien (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator kejelasan target).
Setelah melakukan anamnesis selanjutnya saya telah melakukan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan pada tubuh untuk menentukan
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau organ tubuh dengan teknik tertentu.
Pertama saya meminta izin kepada pasien (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator sopan), setelah itu saya melakukan pemeriksaan fisik secara sistematika
dan menyeluruh kemudian saya akan berfokus pada organ yang dikeluhkan agar
tidak ada yang terlewat (menerapkan nilai dasar komitmen mutu indikator efektif).
Dalam melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik saya tidak membedakan pasien
berdasarkan status sosial, penggunaan jaminan kesehatan, usia, jenis kelamin,
agama, ras ataupun suku. (menerapkan nilai dasar nasionalisme tidak diskriminatif)
Setelah itu saya menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesis yang telah
saya lakukan didukung dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosa
merupakan identifikasi
sifat-sifat
penyakit
atau kondisi
untuk
membedakan satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Dalam menegakan
diagnosa saya berusaha dengan sebaik-baiknya agar diagnosa yang ditegakkan
berkualitas dan akurat, sesuai kondisi pasien sehingga mendapat penanganan yang
tepat (menerapkan nilai dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu).
Langkah terakhir dari pelayanan medik umum adalah pemberian terapi. Terapi
merupakan usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, baik
dengan obat-obatan maupun tindakan medik lain. Dalam memberikan terapi saya
telah memberikan obat yang sesuai dengan penyakit pasien dan saya tidak
memberikan obat lain yang tidak diperlukan dengan maksud untuk mendapat
tambahan bayaran (menerapkan nilai dasar antikorupsi indikator berani). Seluruh
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa dan terapi ditulis di rekam medik rawat
jalan dengan lengkap dan sebenar-benarnya (menerapkan nilai dasar komitmen
mutu indikator berorientasi mutu).
Analisis Dampak
Jika saya tidak menyapa dan memperkenalkan diri saya kepada pasien (nilai
dasar etika publik) maka tidak akan tercipta hubungan dokter pasien yang baik
sehingga ketika melakukan anamnesis tidak mendapatkan informasi yang lengkap
tentang keluhan yang diderita pasien. Sedangkan jika saya tidak meminta izin
terlebih dulu kepada pasien ketika melakukan pemeriksaan fisik (nilai dasar etika
publik) maka apabila saya memeriksa bagian pribadi pasien, pasien akan marah dan
berakibat saya tidak bisa mendapatkan tanda-tanda tentang penyakit pasien untuk
mendukung hasil anamnesis.
Jika saya mengajukan pertanyaan yang tidak berkaitan dengan keluhan pasien
(nilai dasar akuntabilitas), maka penegakan diagnosa tidak dapat dilakukan dengan
cepat dan bisa saja diagnosa yang ditegakan tidak akurat karena pasien akan
bercerita tidak terarah pada keluhannya pasien saat ini.
Jika saya tidak melakukan pemeriksaan fisik secara sistematik dan berpusat
pada organ yang dikeluhkan (nilai dasar komitmen mutu) maka saya tidak dapat
menemukan tanda-tanda yang mendukung gejala yang didapat dari anamnesis, dan
bisa saja terdapat tanda-tanda yang terlewat.
Jika dalam menegakan diagnosa saya tidak berdasarkan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang saya dapatkan (nilai dasar komitmen mutu) maka diagnosa
tersebut tidak akurat sehingga terapi pasien tidak maksimal, yang berakibat
kesembuhan pasien akan berlangsung lama atau bisa saja penyakit yang sebenarnya
tidak tertangani.
Jika dalam melakukan pemeriksaan fisik saya membeda-bedakan (nilai dasar
nasionalisme) hal ini memberikan citra buruk terhadap pelayanan yang saya berikan
dan pada akhirnya akan berpengaruh pada hubungan dokter pasien, sehingga pasien
tidak mau diajak bekerja sama. Lebih jauh lagi hal ini dapat berakibat pada
kesalahan diagnosa yang akan berpengaruh pada proses kesembuhan pasien. Secara
umum dengan membeda-bedakan juga akan menciptakan citra buruk pelayanan
rumah sakit di mata masyarakat.
Jika dalam pemberian terapi saya menambahkan terapi yang tidak perlu
dengan maksud untuk mendapat keuntungan (nilai dasar anti korupsi) maka pasien
harus mengeluarkan biaya lebih yang seharusnya tidak perlu, sehingga
kemungkinan pasien yang kurang mampu tidak dapat membeli obat-obatan yang
seharusnya dibutuhkan sesuai dengan penyakitnya, sehingga menghambat
kesembuhan pasien.
Jika saya menulis rekam medik dengan tidak benar (nilai dasar komitmen
mutu) maka rekam medik tersebut tidak dapat digunakan di kemudian hari jika
sewaktu-waktu diperlukan oleh pasien, pihak hukum, maupun pihak rumah sakit
dalam kasus-kasus tertentu.
Tabel 4 Membuat Aktualisasi Kegiatan Meminta dan Membaca Hasil
Pemeriksaan Laboratorium (Darah)
Kegiatan
Meminta dan Membaca Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal
Lampiran
(Darah)
6 Mei 2016
Fotokopi Lembar Permintaan Laboratorium dan Hasil
Laboratorium
Kegiatan ini telah saya lakukan pada tanggal 6 Mei 2016
Sebelum menulis permintaan laboratorium yang diajukan saya telah
menjelaskan manfaat pemeriksaan yang akan dilakukan serta risiko apabila
pemeriksaan tersebut tidak dilakukan, saya juga telah meminta persetujuan pasien
(menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator tidak memaksakan kehendak).
Saya tidak meminta pemeriksaan laboratorium lain yang tidak sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien, hal ini dilakukan untuk mengurangi pengeluaran
pasien (menerapkan nilai dasar anti korupsi indikator peduli).
Saat hasil laboratorium tersebut keluar saya telah menjelaskan hasilnya
kepada pasien secara jelas dan mudah dipahami, serta menjawab pertanyaan pasien
(menerapkan nilai dasar akuntabilitas indikator transparan dan menerapkan nilai
dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu). Saya tidak memberitahukan
hasil pemeriksaan laboratorium pasien kepada pihak yang tidak berkepentingan atas
penyakit pasien (menerapkan nilai dasar etika publik indikator menjaga rahasia)
dalam kasus ini saya menjelaskan hasil laboratorium kepada keluarga pasien (anak
kandung) karena pasien sudah mengalami kesulitan untuk memahami penjelasan
hasil laboratorium tersebut.
Analisis Dampak
Jika saya tidak menjelaskan manfaat dan risiko dari pemeriksaan yang
dilakukan serta meminta persetujuan pasien tentang pemeriksaan laboratorium yang
akan saya ajukan (nilai dasar nasionalisme) maka pasien merasa terbebani saat
melakukan pembayaran, dan mungkin akan menolak untuk membayar biaya
pemeriksaan tersebut.
Begitu pula jika saya mengajukan permintaan laboratorium yang tidak sesuai
dengan keluhan pasien (nilai dasar anti korupsi) hal ini juga dapat membebani
pasien dengan pengeluaran yang besar, sehingga pada akhirnya ketika diberi obat
pasien tidak dapat membelinya karena kehabisan biaya untuk membayar biaya
pemeriksaan laboratorium.
Jika saya tidak menjelaskan hasil laboratorium dengan bahasa yang mudah
dipahami pasien (nilai dasar akuntabilitas) maka pasien tidak mengetahui penyakit
yang dideritanya, termasuk program pengobatan dan perawatan yang harus dijalani,
sehingga memungkinkan proses kesembuhan akan terhambat.
Jika saya tidak menjawab pertanyaan pasien tentang hasil laboratorium
tersebut (nilai dasar komitmen mutu) maka hal ini mengurangi kepuasan pasien saat
berobat. Pasien tentunya ingin tahu tentang apa yang terjadi pada dirinya, jika saya
tidak menjawab dengan bahasa yang mudah dipahami maka pasien merasa kecewa
dengan pelayanan yang saya berikan.
Jika saya memberitahukan hasil laboratorium pasien kepada pihak yang tidak
berkepentingan (nilai dasar etika publik) maka saya telah melanggar sumpah profesi
saya sebagai dokter dan bagi pasien bisa saja hal itu adalah aib yang ingin
disembunyikan oleh pasien.
Tabel 5 Membuat Aktualisasi Kegiatan Pemberian Terapi Hipertensi
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Hipertensi
Pemberian Terapi Hipertensi
6 Mei 2016
Fotokopi Resep
adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan/ atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 6 Mei 2016 terhadap 2 orang pasien.
Langkah awal dalam memberikan terapi adalah menentukan diagnosa
hipertensi. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat gejala dan tanda yang terdapat
pada pasien. Dalam memilih terapi hipertensi yang diberikan saya menyesuaikan
dengan yang dibutuhkan pasien baik secara simtomatis (menyembuhkan gejala)
maupun kuratif (menyembuhkan penyebab penyakit) dengan mempertimbangkan
efek samping dan riwayat alergi dari pasien (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator kejelasan target). Saya tidak menambahkan terapi yang tidak berhubungan
dengan penyakit atau gejala yang diderita pasien (menerapkan nilai dasar komitmen
mutu indikator efektif).
Selanjutnya saya telah menuliskan resep dari terapi yang saya pilih. Setelah
pasien mendapat obat saya menjelaskan tentang aturan minum dan fungsi obat yang
saya berikan dengan bertutur kata yang baik (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator sopan) dan menggunakan bahasa daerah jika diperlukan agar pasien dapat
dengan mudah memahami aturan pakai, fungsi obat dan efek samping dari obat
tersebut (menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator cinta tanah air). Saya tidak
memberikan terapi pada pasien JKN dengan menggunakan obat paten atau obat
yang tidak ditanggung oleh penjamin kesehatan (menerapkan nilai dasar anti
korupsi indikator jujur).
Analisis Dampak
Jika saya memberikan terapi tidak berdasarkan diagnosa dan tidak
mempertimbangkan
baik
secara
simtomatis
maupun
kuratif
(nilai
dasar
akuntabilitas) maka kesembuhan pasien tidak akan maksimal dan tidak sesuai
dengan penyakit yang diderita pasien.
Jika saya memberikan terapi yang tidak berhubungan dengan gejala dan
penyakit pasien (nilai dasar komitmen mutu) maka hal ini tidak akan tepat guna
pemberiannya, sehingga penanganan pasien tidak maksimal, yang berakibat pada
tertundanya kesembuhan pasien.
Jika saya tidak menjelaskan fungsi dan aturan minum obat dengan bertutur
kata baik (nilai dasar etika publik) maka bisa saja pasien salah meminum obat yang
telah diberikan menurut aturan dan fungsinya, apabila saya tidak menggunakan
bahasa yang baik maka perhatian pasien tidak akan terfokus pada isi pembicaraan
saya tapi pada bahasa saya yang tidak baik, sehingga informasi yang saya berikan
tidak dapat diterima seluruhnya.
Jika saya tidak menggunakan bahasa daerah saat menjelaskan aturan dan
fungsi minum obat pada pasien (nilai dasar nasionalisme) maka bisa saja pasien
tidak paham istilah medis menggunakan bahasa Indonesia, hal ini mengakibatkan
informasi yang didapatkan pasien hanya sebagian.
Jika saya memberikan obat yang tidak ditanggung pada pasien JKN (nilai
dasar anti korupsi) maka pasien akan merasa terbebani dan tidak mampu membeli
obat secara keseluruhan sehingga menghambat kesembuhan pasien.
Tabel 6 Membuat Aktualisasi Kegiatan Membuat Catatan Rekam Medik
Rawat Inap
Kegiatan
Membuat Catatan Rekam Medik Rawat Inap
Tanggal
28 April 2016
Lampiran
Fotokopi Rekam Medik Rawat Inap
Rekam medik adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang
berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana
pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun
swasta.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 28 April 2016, 8 Mei 2016 terhadap ...
pasien.
Saya telah menulis status rekam medik berdasarkan anamnesis dan hasil
pemeriksaan yang saya lakukan dengan sebenarnya dan lengkap (menerapkan nilai
dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu dan menerapkan nilai dasar
akuntabilitas indikator jujur).
Isi dari rekam medik tersebut tidak saya publikasikan karena rekam medik
adalah data rahasia pasien. Saya telah memberikan informasi mengenai rekam
medik tersebut kepada pihak yang berkepentingan dalam kasus ini adalah keluarga
pasien, perawat, dan dokter penanggung jawab (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator menjaga rahasia).
Dalam membuat catatan rekam medik saya telah menggunakan bahasa yang
singkat namun jelas, saya tidak menuliskan akronim yang tidak baku digunakan.
Hal tersebut dapat dimengerti dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan,
misalnya perawat atau dokter penanggung jawab (menerapkan nilai dasar komitmen
mutu indikator efektif).
Dalam memberikan terapi kepada pasien saya memberikan isntruksi yang
saya tulis secara jelas kepada perawat dan menginformasikan melalui tulisan terapi
yang telah diberikan kepada dokter penanggung jawab agar dokter penanggung
jawab pasien dapat meneruskan penanganan terhadap pasien (menerapkan nilai
dasar nasionalisme indikator kerjasama).
Data dari anamnesis hingga pengobatan ditulis dengan jelas pada status rekam
medik dan membubuhkan tanda tangan setelah selesai melakukan pencatatan rekam
medik pada hari itu sebagai bukti dokter yang melakukan pemeriksaan (menerapkan
nilai dasar akuntabilitas indikator tanggung jawab). Saya tidak menerima bayaran
dalam bentuk apapun untuk mengubah isi data rekam medik atau memalsukannya
(menerapkan nilai dasar anti korupsi indikator berani)
Analisis Dampak
Jika saya menulis rekam medik tidak sesuai dengan hasil anamnesis ataupun
pemeriksaan fisik yang saya dapatkan (nilai dasar komitmen mutu) maka akan
terdapat
kesalahan
pada
penanganan
pasien
selanjutnya
yang
berakibat
terhambatnya proses kesembuhan pasien.
Hal yang sama juga akan terjadi jika saya tidak menulis rekam medik secara
benar dan lengkap hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosa, maupun terapi
yang saya berikan kepada pasien (nilai dasar akuntabilitas) hal ini akan berakibat
pada penanganan pasien selanjutnya, bisa saja pasien akan mendapat penanganan
yang tidak tepat.
Jika saya menginformasikan isi rekam medik kepada pihak yang tidak
berkepentingan (nilai dasar etika publik) maka saya telah melanggar sumpah profesi
saya untuk menjaga rahasia pasien. Hal ini juga berakibat dapat merusak nama baik
pasien dan keluarganya serta menimbulkan pembicaraan buruk tentang pasien di
masyarakat.
Jika saat penulisan rekam medik saya menggunakan akronim yang tidak baku
dan penulisan yang tidak jelas (nilai dasar komitmen mutu) hal ini mencerminkan
saya hanya mau bekerja sendiri (nilai dasar nasionalisme) sehingga berakibat
sulitnya perawat untuk membaca instruksi dokter atau dokter penanggung jawab
pasien untuk melakukan penanganan selanjutnya.
Jika saya tidak membubuhkan tandatangan pada catatan rekam medik maka
catatan rekam medik tersebut tidak sah secara hukum (nilai dasar akuntabilitas)
sehingga ketika pasien atau keluarga pasien memerlukannya untuk suatu keperluan,
catatan rekam medik tersebut tidak dapat dipakai.
Jika saya menerima bayaran untuk mengubah isi rekam medik pasien tersebut
(nilai dasar anti korupsi) hal ini dapat berakibat pada penanganan pasien selanjutnya
tidak maksimal, dan bisa diperkarakan secara hukum.
Tabel 7 Membuat Aktualisasi Kegiatan Merujuk Pasien ke Fasilitas Yang
Lebih Lengkap
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Merujuk pasien ke fasilitas yang lebih lengkap
26 April 2016
Fotokopi Surat Rujukan dan Foto saat Menulis Rujukan
Pasien
Surat rujukan adalah surat pengantar tenaga medis dalam hal ini ditujukan
kepada dokter maupun dokter gigi secara tertulis yang bertujuan sebagai petunjuk
pengobatan maupun pengobatan secara lebih lanjut kepada tenaga medis yang lebih
berkompeten dalam bidangnya.
Ketika menghadapi kondisi pasien yang tidak bisa ditangani di RSUD, saya
telah menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien mengenai keterbatasan dari
RSUD dan tidak tersedianya dokter yang lebih kompeten, saya menyarankan
kepada pasien atau keluarga untuk dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.Setelah
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik saya memutuskan bahwa pasien
tersebut akan saya rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan memiliki
dokter yang kompeten dalam penanganan penyakit pasien (menerapkan nilai
komitmen mutu dengan indikator berorientasi mutu). Dalam hal ini pasien
menderita infeksi telinga yang mengakibatkan robeknya gendang telinga sehingga
saya memutuskan untuk merujuk pasien ke Dokter Spesialis THT-KL yang berada
di Pontianak, hal ini karena di RSUD Sanggau tidak terdapat dokter spesialis
tersebut. Fasilitas rujukan yang dituju merupakan pilihan pasien dan keluarga
pasien, meskipun demikian saya juga mempertimbangkan kelengkapan fasilitas
yang akan dituju (menerapkan nilai nasionalisme dengan indikator tenggang rasa
dan etika publik dengan indikator cermat), sebelumnya pasien meminta untuk
dirujuk ke Sintang, karena dokter spesialis THT-KL di Sintang sedang tidak berada
di tempat, maka saya menyarankan untuk ke Pontianak dan keluarga
menyetujuinya. Setelah selesai menulis surat rujukan saya membubuhkan tanda
tangan agar pihak yang berkepentingan mengetahui bahwa saya sebagai dokter
pemeriksa dan dokter penangung jawab yang merujuk (menerapkan nilai
akuntabilitas dengan indikator tanggung jawab). Saya menolak segala bentuk
gratifikasi jika ada yang ingin memberikan dengan maksud untuk membuat surat
rujukan palsu (menerapkan nilai antikorupsi dengan indikator berani).
Analisis Dampak
Jika saya berkeras merawat pasien dan tidak mempertimbangkan keterbatasan
RSUD maupun kemampuan saya sebagai dokter umum (nilai dasar komitmen
mutu), maka pasien tersebut tidak dapat ditangani secara maksimal, sehingga
terjadinya kemungkinan terburuk pada pasien lebih besar dan terdapatnya
penundaan waktu rujukan dapat berakibat terlambat ditanganinya pasien saat
sampai di tempat rujukan.
Jika saya memaksa pasien untuk menuju fasilitas kesehatan tertentu (nilai
dasar nasionalisme) dan tidak memberi kesempatan kepada pasien untuk memilih
fasilitas kesehatan yang ditujunya maka jika di fasilitas kesehatan yang saya pilih
tidak sesuai dengan keinginan pasien, maka pasien akan mengira saya bekerja sama
dengan fasilitas kesehatan tersebut.
Jika saya tidak mempertimbangkan fasilitas kesehatan yang dipilih pasien
(nilai dasar etika publik), maka pasien tidak akan mendapat penanganan yang tepat
akan penyakitnya.
Jika saya tidak menandatangani surat rujukan tersebut atau meminta orang
lain untuk menandatanganinya (nilai dasar akuntabilitas), maka surat rujukan tidak
sah dan orang yang saya rujuk kemungkinan tidak akan mendapat penanganan yang
tepat.
Jika saya menerima bentuk gratifikasi untuk membuat rujukan palsu (nilai
dasar antikorupsi), maka rujukan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Tabel 8 Membuat Aktualisasi Kegiatan Melakukan Tugas Jaga IGD Rumah
Sakit
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Melakukan Tugas Jaga IGD Rumah Sakit
6 dan 8 Mei 2016
Fotokopi Absensi, Rekam Medik Rawat Jalan, dan Laporan
Rawat Inap serta Foto saat Melakukan Tugas Jaga
Sebelum melakukan tugas jaga saya melakukan persiapan agar siap
menghadapi segala situasi saat tugas jaga, saya membaca beberapa literatur terkait
sebelum mulai melakukan tugas jaga (menerapkan nilai dasar komitmen mutu
indikator berorientasi mutu). Setelah itu saya berdoa sebelum memulai tugas jaga
memohon agar dimudahkan saat menangani pasien dan bisa memberikan pelayanan
maksimal kepada pasien (menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator religius).
Saya melakukan tugas jaga sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan saya
mematuhi jadwal tersebut, pada saat melakukan tugas jaga saya tidak
meninggalkan tempat tugas dengan tujuan pribadi sebelum jam tugas jaga saya
berakhir (menerapkan nilai dasar etika publik indikator taat pada peraturan). Saya
datang sebelum waktu tugas jaga saya dimulai dan pulang sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan (menerapkan nilai dasar anti korupsi indikator disiplin). Saat
melakukan tugas jaga saya lakukan dengan sebaik-baiknya sehingga pasien yang
datang mendapatkan penanganan yang tepat (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator tanggung jawab).
Analisis Dampak
Jika saya tidak melakukan persiapan sebelum melakukan tugas jaga (nilai
dasar komitmen mutu) maka saya tidak dapat memberi penanganan yang maksimal
kepada pasien yang datang.
Jika saya tidak berdoa sebelum melakukan tugas juga (nilai dasar
nasionalisme) maka apa yang saya lakukan selama tugas jaga tidak mendapat ridho
dari Allah SWT dan saya tidak dimudahkan dalam menjalankan tugas jaga.
Jika saya tidak melakukan tugas jaga sesuai jadwal yang ada (nilai dasar etika
publik) maka jadwal yang telah disusun akan menjadi kacau sehingga jadwal saya
bisa bertabrakan dengan jadwal teman sejawat. Hal ini mengakibatkan tidak
maksimalnya pelayanan yang diberikan karena adanya benturan jadwal.
Jika saya tidak datang sebelum waktu tugas jaga dimulai (nilai dasar anti
korupsi) maka saya tidak memiliki waktu untuk melakukan persiapan dan jika saya
pulang sebelum waktunya apabila ada pasien yang datang sebelum waktu tugas jaga
saya berakhir sedangkan dokter pengganti belum datang, maka hal ini
mengakibatkan keterlambatan penanganan pasien.
Jika saya tidak melaksanakan tugas jaga dengan sebaik-baiknya (nilai dasar
akuntabilitas) maka penanganan pasien tidak akan maksimal, hal ini dapat
mengakibatkan ketidaktepatan pemberian terapi pada pasien baik rawat jalan
maupun rawat inap.
Tabel 9 Membuat Aktualisasi Menguji Kesehatan Individu
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Menguji Kesehatan Individu
26 April 2016
Fotokopi Surat Keterangan Kesehatan dan Foto Saat Menguji
Kesehatan Individu
Uji kesehatan adalah serangkaian pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
tim profesional yang terdiri dari: Dokter, Perawat, dan Paramedis termasuk
pemeriksaan penunjang medik seperti Laboratorium, Radiologi, EKG, Treadmill,
Echocardiography, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Surat keterangan sehat adalah
surat yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh dokter. Pada umumnya surat sehat
dokter dibutuhkan oleh masyarakat untuk melengkapi suatu persyaratan.
Ketika seorang klien datang untuk meminta surat keterangan kesehatan yang
saya lakukan adalah menanyakan keperluan klien melakukan pengujian kesehatan
individu, dalam hal ini adalah untuk melengkapi persyaratan memperpanjang SIM
C. Dalam menguji kesehatan individu saya melakukan sendiri pemeriksaan tandatanda vital seperti mengukur tekanan darah, nadi dan nafas pasien tanpa meminta
bantuan orang lain (menerapkan nilai dasar antikorupsi indikator mandiri). Setelah
melakukan pengujian kesehatan individu saya membuat Surat Keterangan
Kesehatan yang didalamnya menerangkan bahwa klien sehat atau tidak sehat, dalam
kasus ini klien dinyatakan sehat. Saya tidak melakukan rekayasa dalam menentukan
sehat atau tidaknya seseorang. Karena penentuan sehat atau tidaknya seseorang
tersebut berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital yang didapat tanpa adanya
rekayasa pada hasilnya (menerapkan nilai dasar akuntabilitas indikator transparan).
Setelah selesai saya akan segera memberikan surat keterangan kesehatan yang telah
saya tulis dan tanda tangan kepada pasien yang membutuhkan (menerapkan nilai
dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu). Surat Keterangan Kesehatan
tersebut saya buat tanpa membeda-bedakan status sosial seseorang, dalam hal ini
saya memperlakukan klien sama dengan klien/pasien lainnya (menerapkan nilai
dasar nasionalisme indikator tidak diskriminatif). Hasil pengujian kesehatan
tersebut tidak saya beritahukan kepada pihak yang tidak berkepentingan, saya hanya
memberitahukan kepada pihak-pihak tertentu atas dasar hukum, dalam hal ini saya
menginformasikan kepada pihak kepolisian melalui Surat Keterangan Kesehatan
untuk melengkapi persyaratan memperpanjang SIM C. (menerapkan nilai dasar
etika publik indikator menjaga rahasia).
Analisis Dampak
Jika pada pemeriksaan kesehatan individu saya tidak melakukannya sendiri
(nilai dasar antikorupsi) maka hasil dari surat keterangan kesehatan tersebut tidak
akurat dan dapat dibuat tidak sebenarnya sehingga di kemudian hari dapat menjadi
masalah bagi klien.
Jika dalam penentuan sehat tidaknya klien saya berbohong (nilai dasar
akuntabilitas) hal itu berakibat pada keperluan klien tersebut, misalnya jika surat
kesehatan itu diperlukan klien untuk keterangan sehat naik haji, jika saya
menyatakan klien sehat sedangkan pada kenyataannya klien tidak sehat maka hal itu
akan mengganggu ibadah klien, begitu pula jika surat tersebut untuk keperluan
memperpanjang atau membuat sim maka hal tersebut dapat membahayakan klien
dan keluarganya.
Jika saya tidak segera memberikan surat keterangan kesehatan tersebut setelah
saya tandatangani (nilai dasar komitmen mutu) hal ini akan berakibat tertundanya
urusan klien.
Jika saya membeda-bedakan klien dalam pengujian kesehatan (nilai dasar
nasionalisme) hal ini berakibat tidak akuratnya surat keterangan kesehatan yang
saya buat, sehingga klien mendapatkan surat keterangan kesehatan yang tidak
sebenarnya.
Surat Keterangan Kesehatan termasuk ke dalam catatan medis klien yang
bersifat rahasia, jika saya memberitahukan hasil dari pengujian kesehatan individu
tersebut kepada orang yang tidak berkepentingan (nilai dasar etika publik) maka
saya telah melanggar sumpah profesi saya sebagai dokter untuk menjaga rahasia
hasil pemeriksaan klien/pasien. Sedangkan bagi pasien hal ini dapat merusak nama
baiknya.
Tabel 10 Membuat Aktualisasi Melakukan Tindakan Khusus Sederhana
(Pemasangan Infus)
Kegiatan
Melakukan Tindakan Khusus Sederhana (Pemasangan Infus)
Tanggal
2 Mei 2016
Lampiran
Foto Saat Memasang Infus dan Terpasangnya Infus Pasien
Ketika seorang pasien secara anamnesis tidak dapat lagi makan dan minum
melalui mulut atau kondisi pasien dalam keadaan tidak sadar, maka pada pasien
tersebut akan dilakukan pemberian terapi parenteral melalui jalur infus. Sebelum
melakukan pemasangan infus saya mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan, serta menentukan jenis cairan infus yang diberikan dalam hal ini adalah
cairan Ringer Lactat (menerapkan nilai dasar komitmen mutu indikator efisien).
Langkah selanjutnya saya meminta izin kepada pasien untuk melakukan
pemasangan infus (menerapkan nilai dasar etika publik indikator sopan). Namun
apabila pasien menolak, saya tidak memaksa setelah sebelumnya pasien mengerti
risiko yang dapat timbul bila tindakan tidak dilakukan (menerapkan nilai dasar
nasionalisme indikator tidak memaksakan kehendak). Kemudian saya menentukan
area pemasangan infus, melakukan aseptik/antiseptik pada daerah tersebut dan
melakukan pemasangan infus. (menerapkan nilai dasar akuntabilitas indikator
kejelasan target). Saat menuliskan resep pergantian bahan yang digunakan saya
menulis sesuai dengan jumlah yang digunakan saat pemasangan infus. Saya tidak
melebih-lebihkan resep pergantian bahan tersebut (menerapkan nilai dasar
antikorupsi indikator jujur).
Analisis Dampak
Jika sebelum melakukan pemasangan infus saya tidak menentukan jenis
cairan yang digunakan dan tidak mempersiapkan bahan yang digunakan (nilai dasar
komitmen mutu), maka hal ini dapat berakibat pada pemberian terapi yang tidak
tepat pada pasien dan terbuangnya bahan habis pakai secara sia-sia hal ini dalam
skala besar dapat merugikan rumah sakit.
Jika saya tidak meminta izin kepada pasien terlebih dulu sebelum melakukan
pemasangan infus (nilai dasar etika publik) hal ini dapat berakibat ketika dipasang
infus terdapat penolakan dari pasien yang berakibat sulit terpasangnya infus.
Jika saat pasien menolak saya tetap memaksa untuk melakukan pemasangan
infus (nilai dasar nasionalisme) hal ini mengakibatkan apabila terjadi sesuatu hal
yang tidak diinginkan pihak pasien ataupun keluarga pasien akan menuntut rumah
sakit. Dalam penolakan pemasangan infus terlebih dahulu saya akan menjelaskan
risikonya jika infus tidak terpasang pada pasien.
Jika saya tidak menentukan area pemasangan infus yang benar (nilai dasar
akuntabilitas) saat melakukan pemasangan infus dapat terjadi pemasangan infus
berulang yang mengakibatkan nyeri pada pasien. Sedangkan apabila saya tidak
melakukan tindakan aseptik/antiseptik pada area pemasangan hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi pada area yang dipasang infus tersebut.
Jika saya saat menuliskan resep melebih-lebihkan bahan yang digunakan saat
pemasangan infus (nilai dasar antikorupsi) hal ini dapat merugikan pasien karena
pasien harus membayar lebih mahal.
Tabel 11 Membuat Aktualisasi Kegiatan Menerima Konsultasi Pasien Gawat
Darurat dari Ruangan
B. CAPAIAN AGENDA AKTUALISASI
Capaian agenda aktualisai pada setiap kegiatan dijelaskan pada tabel di
bawah ini.
N
o
1
Kegiatan
Kriteria Keberhasilan
Faktor penentu
Melakukan pelayanan
Tersusunya rekam medik
1. Dukungan mentor
medik umum
rawat jalan
dan Coach
2. Motivasi
yang
tinggi
3. Hubungan
baik
dokter-pasien/
2
Meminta dan membaca
Tersusunya
lembar
hasil
permintaan
uji
laboratorium
(darah)
laboratorium
dan
didapatnya
hasil
laboratorium pasien
keluarga pasien
1. Dukungan mentor
dan Coach
2. Motivasi
yang
tinggi
3. Kerjasama dengan
pihak
laboratorium
4. Hubungan
3
Memberikan
terapi
hipertensi
Tersusunya
resep
dan
catatan terapi pada rekam
medik rawat jalan
baik
dokter-pasien
1. Dukungan mentor
dan Coach
2. Motivasi
yang
tinggi
3. Hubungan
4
5
Membuat rekam medik
Tersusunnya rekam medik
rawat inap
yang
Merujuk
fasilitas
lengkap
pasien
yang
ke
lebih
lengkap
dan
baik
dokter-pasien
1. Dukungan mentor
dan Coach
sistematik
2. Motivasi
Adanya surat rujukan yang
tinggi
1. Komunikasi antara
dengan
diagnosis
yang
tidak dapat ditangani di
RSUD Sanggau.
yang
dokter dan pasien/
keluarga pasien
2. Dukungan mentor
dan Coach
3. Motivasi
6
7
8
Melakukan tugas jaga
Adanya absensi, fotokopi
IGD Rumah Sakit
rekam medik rawat jalan,
yang
tinggi
1. Dukungan mentor
dan coach
dan laporan rawat inap.
2. Motivasi
Menguji kesehatan
Adanya Surat Keterangan
tinggi
1. Dukungan mentor
individu
Kesehatan
yang
telah
yang
dan coach
ditandatangani
2. Motivasi
Melakukan tindakan
Terpasangnya infus pada
tinggi
1. Komunikasi antara
khusus sederhana
pasien
(pemasangan infus)
yang
dokter
dengan
pasien/
keluarga
pasien
2. Dukungan mentor
dan coach
3. Motivasi
9
yang
tinggi
1. Dukungan mentor
dan coach
2. Motivasi
tinggi
yang
AGENDA AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PNS
A. PELAKSANA KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dijelaskan pada tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 3 Membuat Aktualisasi Kegiatan Melakukan Pelayanan Medik Umum
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Pelayanan
Melakukan Pelayanan Medik Umum
6 Mei 2016
Fotokopi Rekam Medik Rawat Jalan dan Foto saat
Melakukan Pemeriksaan Fisik
medik adalah pelayanan yang
diberikan
untuk
upaya
penyembuhan dan pemulihan kesehatan yang dilaksanakan secara terpadu dengan
upaya pencegahan yang dilaksanakan oleh staf medik fungsional. Pelayanan medik
umum terdiri dari anamnesis, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosa, dan
pemberian terapi.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 6 Mei 2016
Anamnesis merupakan kegiatan tanya jawab antara dokter dengan pasien
(autoanamnesis) atau keluarga pasien (alloanamnesis). Sebelum melakukan
anamnesis saya telah menyapa dan memperkenalkan diri kepada pasien untuk
menciptakan hubungan yang baik sehingga pasien merasa tidak direndahkan dan
mau terbuka untuk menceritakan keluhannya (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator sopan). Selanjutnya saya berusaha mendapatkan informasi yang sejelasjelasnya tentang identitas pasien, riwayat penyakit dahulu, riwayat kesehatan
keluarga dan riwayat sosial. Saya tidak mengajukan pertanyaan yang tidak
berhubungan dengan penyakit pasien (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator kejelasan target).
Setelah melakukan anamnesis selanjutnya saya telah melakukan pemeriksaan
fisik. Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan pada tubuh untuk menentukan
adanya kelainan-kelainan dari suatu sistem atau organ tubuh dengan teknik tertentu.
Pertama saya meminta izin kepada pasien (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator sopan), setelah itu saya melakukan pemeriksaan fisik secara sistematika
dan menyeluruh kemudian saya akan berfokus pada organ yang dikeluhkan agar
tidak ada yang terlewat (menerapkan nilai dasar komitmen mutu indikator efektif).
Dalam melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik saya tidak membedakan pasien
berdasarkan status sosial, penggunaan jaminan kesehatan, usia, jenis kelamin,
agama, ras ataupun suku. (menerapkan nilai dasar nasionalisme tidak diskriminatif)
Setelah itu saya menegakkan diagnosa berdasarkan hasil anamnesis yang telah
saya lakukan didukung dengan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Diagnosa
merupakan identifikasi
sifat-sifat
penyakit
atau kondisi
untuk
membedakan satu penyakit atau kondisi dari yang lainnya. Dalam menegakan
diagnosa saya berusaha dengan sebaik-baiknya agar diagnosa yang ditegakkan
berkualitas dan akurat, sesuai kondisi pasien sehingga mendapat penanganan yang
tepat (menerapkan nilai dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu).
Langkah terakhir dari pelayanan medik umum adalah pemberian terapi. Terapi
merupakan usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit, baik
dengan obat-obatan maupun tindakan medik lain. Dalam memberikan terapi saya
telah memberikan obat yang sesuai dengan penyakit pasien dan saya tidak
memberikan obat lain yang tidak diperlukan dengan maksud untuk mendapat
tambahan bayaran (menerapkan nilai dasar antikorupsi indikator berani). Seluruh
hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, diagnosa dan terapi ditulis di rekam medik rawat
jalan dengan lengkap dan sebenar-benarnya (menerapkan nilai dasar komitmen
mutu indikator berorientasi mutu).
Analisis Dampak
Jika saya tidak menyapa dan memperkenalkan diri saya kepada pasien (nilai
dasar etika publik) maka tidak akan tercipta hubungan dokter pasien yang baik
sehingga ketika melakukan anamnesis tidak mendapatkan informasi yang lengkap
tentang keluhan yang diderita pasien. Sedangkan jika saya tidak meminta izin
terlebih dulu kepada pasien ketika melakukan pemeriksaan fisik (nilai dasar etika
publik) maka apabila saya memeriksa bagian pribadi pasien, pasien akan marah dan
berakibat saya tidak bisa mendapatkan tanda-tanda tentang penyakit pasien untuk
mendukung hasil anamnesis.
Jika saya mengajukan pertanyaan yang tidak berkaitan dengan keluhan pasien
(nilai dasar akuntabilitas), maka penegakan diagnosa tidak dapat dilakukan dengan
cepat dan bisa saja diagnosa yang ditegakan tidak akurat karena pasien akan
bercerita tidak terarah pada keluhannya pasien saat ini.
Jika saya tidak melakukan pemeriksaan fisik secara sistematik dan berpusat
pada organ yang dikeluhkan (nilai dasar komitmen mutu) maka saya tidak dapat
menemukan tanda-tanda yang mendukung gejala yang didapat dari anamnesis, dan
bisa saja terdapat tanda-tanda yang terlewat.
Jika dalam menegakan diagnosa saya tidak berdasarkan pada anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang saya dapatkan (nilai dasar komitmen mutu) maka diagnosa
tersebut tidak akurat sehingga terapi pasien tidak maksimal, yang berakibat
kesembuhan pasien akan berlangsung lama atau bisa saja penyakit yang sebenarnya
tidak tertangani.
Jika dalam melakukan pemeriksaan fisik saya membeda-bedakan (nilai dasar
nasionalisme) hal ini memberikan citra buruk terhadap pelayanan yang saya berikan
dan pada akhirnya akan berpengaruh pada hubungan dokter pasien, sehingga pasien
tidak mau diajak bekerja sama. Lebih jauh lagi hal ini dapat berakibat pada
kesalahan diagnosa yang akan berpengaruh pada proses kesembuhan pasien. Secara
umum dengan membeda-bedakan juga akan menciptakan citra buruk pelayanan
rumah sakit di mata masyarakat.
Jika dalam pemberian terapi saya menambahkan terapi yang tidak perlu
dengan maksud untuk mendapat keuntungan (nilai dasar anti korupsi) maka pasien
harus mengeluarkan biaya lebih yang seharusnya tidak perlu, sehingga
kemungkinan pasien yang kurang mampu tidak dapat membeli obat-obatan yang
seharusnya dibutuhkan sesuai dengan penyakitnya, sehingga menghambat
kesembuhan pasien.
Jika saya menulis rekam medik dengan tidak benar (nilai dasar komitmen
mutu) maka rekam medik tersebut tidak dapat digunakan di kemudian hari jika
sewaktu-waktu diperlukan oleh pasien, pihak hukum, maupun pihak rumah sakit
dalam kasus-kasus tertentu.
Tabel 4 Membuat Aktualisasi Kegiatan Meminta dan Membaca Hasil
Pemeriksaan Laboratorium (Darah)
Kegiatan
Meminta dan Membaca Hasil Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal
Lampiran
(Darah)
6 Mei 2016
Fotokopi Lembar Permintaan Laboratorium dan Hasil
Laboratorium
Kegiatan ini telah saya lakukan pada tanggal 6 Mei 2016
Sebelum menulis permintaan laboratorium yang diajukan saya telah
menjelaskan manfaat pemeriksaan yang akan dilakukan serta risiko apabila
pemeriksaan tersebut tidak dilakukan, saya juga telah meminta persetujuan pasien
(menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator tidak memaksakan kehendak).
Saya tidak meminta pemeriksaan laboratorium lain yang tidak sesuai dengan
penyakit yang diderita pasien, hal ini dilakukan untuk mengurangi pengeluaran
pasien (menerapkan nilai dasar anti korupsi indikator peduli).
Saat hasil laboratorium tersebut keluar saya telah menjelaskan hasilnya
kepada pasien secara jelas dan mudah dipahami, serta menjawab pertanyaan pasien
(menerapkan nilai dasar akuntabilitas indikator transparan dan menerapkan nilai
dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu). Saya tidak memberitahukan
hasil pemeriksaan laboratorium pasien kepada pihak yang tidak berkepentingan atas
penyakit pasien (menerapkan nilai dasar etika publik indikator menjaga rahasia)
dalam kasus ini saya menjelaskan hasil laboratorium kepada keluarga pasien (anak
kandung) karena pasien sudah mengalami kesulitan untuk memahami penjelasan
hasil laboratorium tersebut.
Analisis Dampak
Jika saya tidak menjelaskan manfaat dan risiko dari pemeriksaan yang
dilakukan serta meminta persetujuan pasien tentang pemeriksaan laboratorium yang
akan saya ajukan (nilai dasar nasionalisme) maka pasien merasa terbebani saat
melakukan pembayaran, dan mungkin akan menolak untuk membayar biaya
pemeriksaan tersebut.
Begitu pula jika saya mengajukan permintaan laboratorium yang tidak sesuai
dengan keluhan pasien (nilai dasar anti korupsi) hal ini juga dapat membebani
pasien dengan pengeluaran yang besar, sehingga pada akhirnya ketika diberi obat
pasien tidak dapat membelinya karena kehabisan biaya untuk membayar biaya
pemeriksaan laboratorium.
Jika saya tidak menjelaskan hasil laboratorium dengan bahasa yang mudah
dipahami pasien (nilai dasar akuntabilitas) maka pasien tidak mengetahui penyakit
yang dideritanya, termasuk program pengobatan dan perawatan yang harus dijalani,
sehingga memungkinkan proses kesembuhan akan terhambat.
Jika saya tidak menjawab pertanyaan pasien tentang hasil laboratorium
tersebut (nilai dasar komitmen mutu) maka hal ini mengurangi kepuasan pasien saat
berobat. Pasien tentunya ingin tahu tentang apa yang terjadi pada dirinya, jika saya
tidak menjawab dengan bahasa yang mudah dipahami maka pasien merasa kecewa
dengan pelayanan yang saya berikan.
Jika saya memberitahukan hasil laboratorium pasien kepada pihak yang tidak
berkepentingan (nilai dasar etika publik) maka saya telah melanggar sumpah profesi
saya sebagai dokter dan bagi pasien bisa saja hal itu adalah aib yang ingin
disembunyikan oleh pasien.
Tabel 5 Membuat Aktualisasi Kegiatan Pemberian Terapi Hipertensi
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Hipertensi
Pemberian Terapi Hipertensi
6 Mei 2016
Fotokopi Resep
adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg
dan/ atau tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran
dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 6 Mei 2016 terhadap 2 orang pasien.
Langkah awal dalam memberikan terapi adalah menentukan diagnosa
hipertensi. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat gejala dan tanda yang terdapat
pada pasien. Dalam memilih terapi hipertensi yang diberikan saya menyesuaikan
dengan yang dibutuhkan pasien baik secara simtomatis (menyembuhkan gejala)
maupun kuratif (menyembuhkan penyebab penyakit) dengan mempertimbangkan
efek samping dan riwayat alergi dari pasien (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator kejelasan target). Saya tidak menambahkan terapi yang tidak berhubungan
dengan penyakit atau gejala yang diderita pasien (menerapkan nilai dasar komitmen
mutu indikator efektif).
Selanjutnya saya telah menuliskan resep dari terapi yang saya pilih. Setelah
pasien mendapat obat saya menjelaskan tentang aturan minum dan fungsi obat yang
saya berikan dengan bertutur kata yang baik (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator sopan) dan menggunakan bahasa daerah jika diperlukan agar pasien dapat
dengan mudah memahami aturan pakai, fungsi obat dan efek samping dari obat
tersebut (menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator cinta tanah air). Saya tidak
memberikan terapi pada pasien JKN dengan menggunakan obat paten atau obat
yang tidak ditanggung oleh penjamin kesehatan (menerapkan nilai dasar anti
korupsi indikator jujur).
Analisis Dampak
Jika saya memberikan terapi tidak berdasarkan diagnosa dan tidak
mempertimbangkan
baik
secara
simtomatis
maupun
kuratif
(nilai
dasar
akuntabilitas) maka kesembuhan pasien tidak akan maksimal dan tidak sesuai
dengan penyakit yang diderita pasien.
Jika saya memberikan terapi yang tidak berhubungan dengan gejala dan
penyakit pasien (nilai dasar komitmen mutu) maka hal ini tidak akan tepat guna
pemberiannya, sehingga penanganan pasien tidak maksimal, yang berakibat pada
tertundanya kesembuhan pasien.
Jika saya tidak menjelaskan fungsi dan aturan minum obat dengan bertutur
kata baik (nilai dasar etika publik) maka bisa saja pasien salah meminum obat yang
telah diberikan menurut aturan dan fungsinya, apabila saya tidak menggunakan
bahasa yang baik maka perhatian pasien tidak akan terfokus pada isi pembicaraan
saya tapi pada bahasa saya yang tidak baik, sehingga informasi yang saya berikan
tidak dapat diterima seluruhnya.
Jika saya tidak menggunakan bahasa daerah saat menjelaskan aturan dan
fungsi minum obat pada pasien (nilai dasar nasionalisme) maka bisa saja pasien
tidak paham istilah medis menggunakan bahasa Indonesia, hal ini mengakibatkan
informasi yang didapatkan pasien hanya sebagian.
Jika saya memberikan obat yang tidak ditanggung pada pasien JKN (nilai
dasar anti korupsi) maka pasien akan merasa terbebani dan tidak mampu membeli
obat secara keseluruhan sehingga menghambat kesembuhan pasien.
Tabel 6 Membuat Aktualisasi Kegiatan Membuat Catatan Rekam Medik
Rawat Inap
Kegiatan
Membuat Catatan Rekam Medik Rawat Inap
Tanggal
28 April 2016
Lampiran
Fotokopi Rekam Medik Rawat Inap
Rekam medik adalah berkas berisi catatan dan dokumen tentang pasien yang
berisi identitas, pemeriksaan, pengobatan, tindakan medis lain pada sarana
pelayanan kesehatan untuk rawat jalan, rawat inap baik dikelola pemerintah maupun
swasta.
Kegiatan ini saya lakukan pada tanggal 28 April 2016, 8 Mei 2016 terhadap ...
pasien.
Saya telah menulis status rekam medik berdasarkan anamnesis dan hasil
pemeriksaan yang saya lakukan dengan sebenarnya dan lengkap (menerapkan nilai
dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu dan menerapkan nilai dasar
akuntabilitas indikator jujur).
Isi dari rekam medik tersebut tidak saya publikasikan karena rekam medik
adalah data rahasia pasien. Saya telah memberikan informasi mengenai rekam
medik tersebut kepada pihak yang berkepentingan dalam kasus ini adalah keluarga
pasien, perawat, dan dokter penanggung jawab (menerapkan nilai dasar etika publik
indikator menjaga rahasia).
Dalam membuat catatan rekam medik saya telah menggunakan bahasa yang
singkat namun jelas, saya tidak menuliskan akronim yang tidak baku digunakan.
Hal tersebut dapat dimengerti dan dipahami oleh pihak yang berkepentingan,
misalnya perawat atau dokter penanggung jawab (menerapkan nilai dasar komitmen
mutu indikator efektif).
Dalam memberikan terapi kepada pasien saya memberikan isntruksi yang
saya tulis secara jelas kepada perawat dan menginformasikan melalui tulisan terapi
yang telah diberikan kepada dokter penanggung jawab agar dokter penanggung
jawab pasien dapat meneruskan penanganan terhadap pasien (menerapkan nilai
dasar nasionalisme indikator kerjasama).
Data dari anamnesis hingga pengobatan ditulis dengan jelas pada status rekam
medik dan membubuhkan tanda tangan setelah selesai melakukan pencatatan rekam
medik pada hari itu sebagai bukti dokter yang melakukan pemeriksaan (menerapkan
nilai dasar akuntabilitas indikator tanggung jawab). Saya tidak menerima bayaran
dalam bentuk apapun untuk mengubah isi data rekam medik atau memalsukannya
(menerapkan nilai dasar anti korupsi indikator berani)
Analisis Dampak
Jika saya menulis rekam medik tidak sesuai dengan hasil anamnesis ataupun
pemeriksaan fisik yang saya dapatkan (nilai dasar komitmen mutu) maka akan
terdapat
kesalahan
pada
penanganan
pasien
selanjutnya
yang
berakibat
terhambatnya proses kesembuhan pasien.
Hal yang sama juga akan terjadi jika saya tidak menulis rekam medik secara
benar dan lengkap hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnosa, maupun terapi
yang saya berikan kepada pasien (nilai dasar akuntabilitas) hal ini akan berakibat
pada penanganan pasien selanjutnya, bisa saja pasien akan mendapat penanganan
yang tidak tepat.
Jika saya menginformasikan isi rekam medik kepada pihak yang tidak
berkepentingan (nilai dasar etika publik) maka saya telah melanggar sumpah profesi
saya untuk menjaga rahasia pasien. Hal ini juga berakibat dapat merusak nama baik
pasien dan keluarganya serta menimbulkan pembicaraan buruk tentang pasien di
masyarakat.
Jika saat penulisan rekam medik saya menggunakan akronim yang tidak baku
dan penulisan yang tidak jelas (nilai dasar komitmen mutu) hal ini mencerminkan
saya hanya mau bekerja sendiri (nilai dasar nasionalisme) sehingga berakibat
sulitnya perawat untuk membaca instruksi dokter atau dokter penanggung jawab
pasien untuk melakukan penanganan selanjutnya.
Jika saya tidak membubuhkan tandatangan pada catatan rekam medik maka
catatan rekam medik tersebut tidak sah secara hukum (nilai dasar akuntabilitas)
sehingga ketika pasien atau keluarga pasien memerlukannya untuk suatu keperluan,
catatan rekam medik tersebut tidak dapat dipakai.
Jika saya menerima bayaran untuk mengubah isi rekam medik pasien tersebut
(nilai dasar anti korupsi) hal ini dapat berakibat pada penanganan pasien selanjutnya
tidak maksimal, dan bisa diperkarakan secara hukum.
Tabel 7 Membuat Aktualisasi Kegiatan Merujuk Pasien ke Fasilitas Yang
Lebih Lengkap
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Merujuk pasien ke fasilitas yang lebih lengkap
26 April 2016
Fotokopi Surat Rujukan dan Foto saat Menulis Rujukan
Pasien
Surat rujukan adalah surat pengantar tenaga medis dalam hal ini ditujukan
kepada dokter maupun dokter gigi secara tertulis yang bertujuan sebagai petunjuk
pengobatan maupun pengobatan secara lebih lanjut kepada tenaga medis yang lebih
berkompeten dalam bidangnya.
Ketika menghadapi kondisi pasien yang tidak bisa ditangani di RSUD, saya
telah menjelaskan kepada pasien atau keluarga pasien mengenai keterbatasan dari
RSUD dan tidak tersedianya dokter yang lebih kompeten, saya menyarankan
kepada pasien atau keluarga untuk dirujuk ke fasilitas yang lebih lengkap.Setelah
melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik saya memutuskan bahwa pasien
tersebut akan saya rujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap dan memiliki
dokter yang kompeten dalam penanganan penyakit pasien (menerapkan nilai
komitmen mutu dengan indikator berorientasi mutu). Dalam hal ini pasien
menderita infeksi telinga yang mengakibatkan robeknya gendang telinga sehingga
saya memutuskan untuk merujuk pasien ke Dokter Spesialis THT-KL yang berada
di Pontianak, hal ini karena di RSUD Sanggau tidak terdapat dokter spesialis
tersebut. Fasilitas rujukan yang dituju merupakan pilihan pasien dan keluarga
pasien, meskipun demikian saya juga mempertimbangkan kelengkapan fasilitas
yang akan dituju (menerapkan nilai nasionalisme dengan indikator tenggang rasa
dan etika publik dengan indikator cermat), sebelumnya pasien meminta untuk
dirujuk ke Sintang, karena dokter spesialis THT-KL di Sintang sedang tidak berada
di tempat, maka saya menyarankan untuk ke Pontianak dan keluarga
menyetujuinya. Setelah selesai menulis surat rujukan saya membubuhkan tanda
tangan agar pihak yang berkepentingan mengetahui bahwa saya sebagai dokter
pemeriksa dan dokter penangung jawab yang merujuk (menerapkan nilai
akuntabilitas dengan indikator tanggung jawab). Saya menolak segala bentuk
gratifikasi jika ada yang ingin memberikan dengan maksud untuk membuat surat
rujukan palsu (menerapkan nilai antikorupsi dengan indikator berani).
Analisis Dampak
Jika saya berkeras merawat pasien dan tidak mempertimbangkan keterbatasan
RSUD maupun kemampuan saya sebagai dokter umum (nilai dasar komitmen
mutu), maka pasien tersebut tidak dapat ditangani secara maksimal, sehingga
terjadinya kemungkinan terburuk pada pasien lebih besar dan terdapatnya
penundaan waktu rujukan dapat berakibat terlambat ditanganinya pasien saat
sampai di tempat rujukan.
Jika saya memaksa pasien untuk menuju fasilitas kesehatan tertentu (nilai
dasar nasionalisme) dan tidak memberi kesempatan kepada pasien untuk memilih
fasilitas kesehatan yang ditujunya maka jika di fasilitas kesehatan yang saya pilih
tidak sesuai dengan keinginan pasien, maka pasien akan mengira saya bekerja sama
dengan fasilitas kesehatan tersebut.
Jika saya tidak mempertimbangkan fasilitas kesehatan yang dipilih pasien
(nilai dasar etika publik), maka pasien tidak akan mendapat penanganan yang tepat
akan penyakitnya.
Jika saya tidak menandatangani surat rujukan tersebut atau meminta orang
lain untuk menandatanganinya (nilai dasar akuntabilitas), maka surat rujukan tidak
sah dan orang yang saya rujuk kemungkinan tidak akan mendapat penanganan yang
tepat.
Jika saya menerima bentuk gratifikasi untuk membuat rujukan palsu (nilai
dasar antikorupsi), maka rujukan tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Tabel 8 Membuat Aktualisasi Kegiatan Melakukan Tugas Jaga IGD Rumah
Sakit
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Melakukan Tugas Jaga IGD Rumah Sakit
6 dan 8 Mei 2016
Fotokopi Absensi, Rekam Medik Rawat Jalan, dan Laporan
Rawat Inap serta Foto saat Melakukan Tugas Jaga
Sebelum melakukan tugas jaga saya melakukan persiapan agar siap
menghadapi segala situasi saat tugas jaga, saya membaca beberapa literatur terkait
sebelum mulai melakukan tugas jaga (menerapkan nilai dasar komitmen mutu
indikator berorientasi mutu). Setelah itu saya berdoa sebelum memulai tugas jaga
memohon agar dimudahkan saat menangani pasien dan bisa memberikan pelayanan
maksimal kepada pasien (menerapkan nilai dasar nasionalisme indikator religius).
Saya melakukan tugas jaga sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan dan saya
mematuhi jadwal tersebut, pada saat melakukan tugas jaga saya tidak
meninggalkan tempat tugas dengan tujuan pribadi sebelum jam tugas jaga saya
berakhir (menerapkan nilai dasar etika publik indikator taat pada peraturan). Saya
datang sebelum waktu tugas jaga saya dimulai dan pulang sesuai dengan waktu
yang telah ditentukan (menerapkan nilai dasar anti korupsi indikator disiplin). Saat
melakukan tugas jaga saya lakukan dengan sebaik-baiknya sehingga pasien yang
datang mendapatkan penanganan yang tepat (menerapkan nilai dasar akuntabilitas
indikator tanggung jawab).
Analisis Dampak
Jika saya tidak melakukan persiapan sebelum melakukan tugas jaga (nilai
dasar komitmen mutu) maka saya tidak dapat memberi penanganan yang maksimal
kepada pasien yang datang.
Jika saya tidak berdoa sebelum melakukan tugas juga (nilai dasar
nasionalisme) maka apa yang saya lakukan selama tugas jaga tidak mendapat ridho
dari Allah SWT dan saya tidak dimudahkan dalam menjalankan tugas jaga.
Jika saya tidak melakukan tugas jaga sesuai jadwal yang ada (nilai dasar etika
publik) maka jadwal yang telah disusun akan menjadi kacau sehingga jadwal saya
bisa bertabrakan dengan jadwal teman sejawat. Hal ini mengakibatkan tidak
maksimalnya pelayanan yang diberikan karena adanya benturan jadwal.
Jika saya tidak datang sebelum waktu tugas jaga dimulai (nilai dasar anti
korupsi) maka saya tidak memiliki waktu untuk melakukan persiapan dan jika saya
pulang sebelum waktunya apabila ada pasien yang datang sebelum waktu tugas jaga
saya berakhir sedangkan dokter pengganti belum datang, maka hal ini
mengakibatkan keterlambatan penanganan pasien.
Jika saya tidak melaksanakan tugas jaga dengan sebaik-baiknya (nilai dasar
akuntabilitas) maka penanganan pasien tidak akan maksimal, hal ini dapat
mengakibatkan ketidaktepatan pemberian terapi pada pasien baik rawat jalan
maupun rawat inap.
Tabel 9 Membuat Aktualisasi Menguji Kesehatan Individu
Kegiatan
Tanggal
Lampiran
Menguji Kesehatan Individu
26 April 2016
Fotokopi Surat Keterangan Kesehatan dan Foto Saat Menguji
Kesehatan Individu
Uji kesehatan adalah serangkaian pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
tim profesional yang terdiri dari: Dokter, Perawat, dan Paramedis termasuk
pemeriksaan penunjang medik seperti Laboratorium, Radiologi, EKG, Treadmill,
Echocardiography, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Surat keterangan sehat adalah
surat yang dikeluarkan atau diterbitkan oleh dokter. Pada umumnya surat sehat
dokter dibutuhkan oleh masyarakat untuk melengkapi suatu persyaratan.
Ketika seorang klien datang untuk meminta surat keterangan kesehatan yang
saya lakukan adalah menanyakan keperluan klien melakukan pengujian kesehatan
individu, dalam hal ini adalah untuk melengkapi persyaratan memperpanjang SIM
C. Dalam menguji kesehatan individu saya melakukan sendiri pemeriksaan tandatanda vital seperti mengukur tekanan darah, nadi dan nafas pasien tanpa meminta
bantuan orang lain (menerapkan nilai dasar antikorupsi indikator mandiri). Setelah
melakukan pengujian kesehatan individu saya membuat Surat Keterangan
Kesehatan yang didalamnya menerangkan bahwa klien sehat atau tidak sehat, dalam
kasus ini klien dinyatakan sehat. Saya tidak melakukan rekayasa dalam menentukan
sehat atau tidaknya seseorang. Karena penentuan sehat atau tidaknya seseorang
tersebut berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital yang didapat tanpa adanya
rekayasa pada hasilnya (menerapkan nilai dasar akuntabilitas indikator transparan).
Setelah selesai saya akan segera memberikan surat keterangan kesehatan yang telah
saya tulis dan tanda tangan kepada pasien yang membutuhkan (menerapkan nilai
dasar komitmen mutu indikator berorientasi mutu). Surat Keterangan Kesehatan
tersebut saya buat tanpa membeda-bedakan status sosial seseorang, dalam hal ini
saya memperlakukan klien sama dengan klien/pasien lainnya (menerapkan nilai
dasar nasionalisme indikator tidak diskriminatif). Hasil pengujian kesehatan
tersebut tidak saya beritahukan kepada pihak yang tidak berkepentingan, saya hanya
memberitahukan kepada pihak-pihak tertentu atas dasar hukum, dalam hal ini saya
menginformasikan kepada pihak kepolisian melalui Surat Keterangan Kesehatan
untuk melengkapi persyaratan memperpanjang SIM C. (menerapkan nilai dasar
etika publik indikator menjaga rahasia).
Analisis Dampak
Jika pada pemeriksaan kesehatan individu saya tidak melakukannya sendiri
(nilai dasar antikorupsi) maka hasil dari surat keterangan kesehatan tersebut tidak
akurat dan dapat dibuat tidak sebenarnya sehingga di kemudian hari dapat menjadi
masalah bagi klien.
Jika dalam penentuan sehat tidaknya klien saya berbohong (nilai dasar
akuntabilitas) hal itu berakibat pada keperluan klien tersebut, misalnya jika surat
kesehatan itu diperlukan klien untuk keterangan sehat naik haji, jika saya
menyatakan klien sehat sedangkan pada kenyataannya klien tidak sehat maka hal itu
akan mengganggu ibadah klien, begitu pula jika surat tersebut untuk keperluan
memperpanjang atau membuat sim maka hal tersebut dapat membahayakan klien
dan keluarganya.
Jika saya tidak segera memberikan surat keterangan kesehatan tersebut setelah
saya tandatangani (nilai dasar komitmen mutu) hal ini akan berakibat tertundanya
urusan klien.
Jika saya membeda-bedakan klien dalam pengujian kesehatan (nilai dasar
nasionalisme) hal ini berakibat tidak akuratnya surat keterangan kesehatan yang
saya buat, sehingga klien mendapatkan surat keterangan kesehatan yang tidak
sebenarnya.
Surat Keterangan Kesehatan termasuk ke dalam catatan medis klien yang
bersifat rahasia, jika saya memberitahukan hasil dari pengujian kesehatan individu
tersebut kepada orang yang tidak berkepentingan (nilai dasar etika publik) maka
saya telah melanggar sumpah profesi saya sebagai dokter untuk menjaga rahasia
hasil pemeriksaan klien/pasien. Sedangkan bagi pasien hal ini dapat merusak nama
baiknya.
Tabel 10 Membuat Aktualisasi Melakukan Tindakan Khusus Sederhana
(Pemasangan Infus)
Kegiatan
Melakukan Tindakan Khusus Sederhana (Pemasangan Infus)
Tanggal
2 Mei 2016
Lampiran
Foto Saat Memasang Infus dan Terpasangnya Infus Pasien
Ketika seorang pasien secara anamnesis tidak dapat lagi makan dan minum
melalui mulut atau kondisi pasien dalam keadaan tidak sadar, maka pada pasien
tersebut akan dilakukan pemberian terapi parenteral melalui jalur infus. Sebelum
melakukan pemasangan infus saya mempersiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan, serta menentukan jenis cairan infus yang diberikan dalam hal ini adalah
cairan Ringer Lactat (menerapkan nilai dasar komitmen mutu indikator efisien).
Langkah selanjutnya saya meminta izin kepada pasien untuk melakukan
pemasangan infus (menerapkan nilai dasar etika publik indikator sopan). Namun
apabila pasien menolak, saya tidak memaksa setelah sebelumnya pasien mengerti
risiko yang dapat timbul bila tindakan tidak dilakukan (menerapkan nilai dasar
nasionalisme indikator tidak memaksakan kehendak). Kemudian saya menentukan
area pemasangan infus, melakukan aseptik/antiseptik pada daerah tersebut dan
melakukan pemasangan infus. (menerapkan nilai dasar akuntabilitas indikator
kejelasan target). Saat menuliskan resep pergantian bahan yang digunakan saya
menulis sesuai dengan jumlah yang digunakan saat pemasangan infus. Saya tidak
melebih-lebihkan resep pergantian bahan tersebut (menerapkan nilai dasar
antikorupsi indikator jujur).
Analisis Dampak
Jika sebelum melakukan pemasangan infus saya tidak menentukan jenis
cairan yang digunakan dan tidak mempersiapkan bahan yang digunakan (nilai dasar
komitmen mutu), maka hal ini dapat berakibat pada pemberian terapi yang tidak
tepat pada pasien dan terbuangnya bahan habis pakai secara sia-sia hal ini dalam
skala besar dapat merugikan rumah sakit.
Jika saya tidak meminta izin kepada pasien terlebih dulu sebelum melakukan
pemasangan infus (nilai dasar etika publik) hal ini dapat berakibat ketika dipasang
infus terdapat penolakan dari pasien yang berakibat sulit terpasangnya infus.
Jika saat pasien menolak saya tetap memaksa untuk melakukan pemasangan
infus (nilai dasar nasionalisme) hal ini mengakibatkan apabila terjadi sesuatu hal
yang tidak diinginkan pihak pasien ataupun keluarga pasien akan menuntut rumah
sakit. Dalam penolakan pemasangan infus terlebih dahulu saya akan menjelaskan
risikonya jika infus tidak terpasang pada pasien.
Jika saya tidak menentukan area pemasangan infus yang benar (nilai dasar
akuntabilitas) saat melakukan pemasangan infus dapat terjadi pemasangan infus
berulang yang mengakibatkan nyeri pada pasien. Sedangkan apabila saya tidak
melakukan tindakan aseptik/antiseptik pada area pemasangan hal ini dapat
mengakibatkan terjadinya infeksi pada area yang dipasang infus tersebut.
Jika saya saat menuliskan resep melebih-lebihkan bahan yang digunakan saat
pemasangan infus (nilai dasar antikorupsi) hal ini dapat merugikan pasien karena
pasien harus membayar lebih mahal.
Tabel 11 Membuat Aktualisasi Kegiatan Menerima Konsultasi Pasien Gawat
Darurat dari Ruangan
B. CAPAIAN AGENDA AKTUALISASI
Capaian agenda aktualisai pada setiap kegiatan dijelaskan pada tabel di
bawah ini.
N
o
1
Kegiatan
Kriteria Keberhasilan
Faktor penentu
Melakukan pelayanan
Tersusunya rekam medik
1. Dukungan mentor
medik umum
rawat jalan
dan Coach
2. Motivasi
yang
tinggi
3. Hubungan
baik
dokter-pasien/
2
Meminta dan membaca
Tersusunya
lembar
hasil
permintaan
uji
laboratorium
(darah)
laboratorium
dan
didapatnya
hasil
laboratorium pasien
keluarga pasien
1. Dukungan mentor
dan Coach
2. Motivasi
yang
tinggi
3. Kerjasama dengan
pihak
laboratorium
4. Hubungan
3
Memberikan
terapi
hipertensi
Tersusunya
resep
dan
catatan terapi pada rekam
medik rawat jalan
baik
dokter-pasien
1. Dukungan mentor
dan Coach
2. Motivasi
yang
tinggi
3. Hubungan
4
5
Membuat rekam medik
Tersusunnya rekam medik
rawat inap
yang
Merujuk
fasilitas
lengkap
pasien
yang
ke
lebih
lengkap
dan
baik
dokter-pasien
1. Dukungan mentor
dan Coach
sistematik
2. Motivasi
Adanya surat rujukan yang
tinggi
1. Komunikasi antara
dengan
diagnosis
yang
tidak dapat ditangani di
RSUD Sanggau.
yang
dokter dan pasien/
keluarga pasien
2. Dukungan mentor
dan Coach
3. Motivasi
6
7
8
Melakukan tugas jaga
Adanya absensi, fotokopi
IGD Rumah Sakit
rekam medik rawat jalan,
yang
tinggi
1. Dukungan mentor
dan coach
dan laporan rawat inap.
2. Motivasi
Menguji kesehatan
Adanya Surat Keterangan
tinggi
1. Dukungan mentor
individu
Kesehatan
yang
telah
yang
dan coach
ditandatangani
2. Motivasi
Melakukan tindakan
Terpasangnya infus pada
tinggi
1. Komunikasi antara
khusus sederhana
pasien
(pemasangan infus)
yang
dokter
dengan
pasien/
keluarga
pasien
2. Dukungan mentor
dan coach
3. Motivasi
9
yang
tinggi
1. Dukungan mentor
dan coach
2. Motivasi
tinggi
yang