BAB 1-10 (isi rangkuman)

(1)

Pendahuluan

Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau memberi informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan untuk mendapatkan informasi semakin meningkat, sehingga manusia membutuhkan alat komunikasi yang dapat digunakan kapanpun dan dimanapun mereka berada.

Manusia tidak bisa lepas dari yang namanya berkomunikasi , setiap hari kita membutuh berkomunikasi untuk bertukar pikiran atau mencapai tujuan kita . Saat berkomunikasi kita tentu harus tau bagaimana berkomunikasi dengan benar dan bisa dipahami semua orang , maka dari itu kita dituntut untuk belajar ilmu komunikasi supaya kita bisa mengerti dan paham bagiamana cara berkomunikasi yang baik dan jelas.


(2)

II. Fenomena Komunikasi

Dalam melakukan rutinitas sehari-hari sebagai mahluk sosial, kegiatan manusia pasti akan membutuhkan orang lain untuk berinteraksi. Dalam ilmu sosial kita mengenal kontak sosial dan komunikasi sebagai syarat utama interaksi sosial. Komunikasi berperan penting dalam interaksi manusia dengan manusia lain untuk melangsungkan hidupnya.

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi, manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari-hari di rumah tangga, di tempat pekerjaan, di pasar, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak akan terlibat dalam komunikasi. Dunia pendidikan pun tidak lepas dari yang namanya kegiatan komunikasi. Baik antara guru dengan murid, guru dengan guru, antarsiswa, antarwarga sekolah atau intersekolah.

Kemudian seberapa jauh pentingnya komunikasi dalam kehidupan manusia, dapat dilihat dari hasil penelitian yang menyatakan bahwa persentase waktu yang digunakan dalam proses komunikasi adalah sangat besar, berkisar 75% - 90% dari waktu kegiatan kita. Waktu yang digunakan dalam proses komunikasi tersebut 5% digunakan untuk menulis, 10% untuk membaca, 35% untuk berbicara dan 50% untuk mendengar.

III. Mengapa kita perlu berkomunikasi?

Komunikasi adalah landasan kehidupan manusia yang digunakan untuk bertukar pikiran, menyampaikan suatu hal, agar tercipta keharmonisan hubungan dengan manusia lain. Dan pada hakikatnya, manusia adalah mahluk sosial, manusia memerlukan manusia lain untuk melangsungkan kehidupan. Untuk berhubungan dengan manusia lain, manusia harus berkomunikasi. Komunikasi memiliki empat fungsi, yaitu:

1. Komunikasi sosial yang berguna untuk membangun konsep diri, kelangsungan hidup, menanam hubungan dengan orang lain.

2. Komunikasi ekspresif tidak bertujuan untuk mempengaruhi orang lain namun dapat dilakukan sejauh komunikasi tersebut menjadi instrument untuk menyampaikan perasaan. Perasaan tersebut biasanya disampaikan melalui pesan nonverbal.

3. Komunikasi ritual yang biasa dilakukan secara kolektif. Komunikasi ritual memungkinkan para pesertanya berbagi komitmen emosional dan menjadi perekat bagi kepaduan mereka, juga sebagai pengabdian kepada kelompoknya.

4. Komunikasi instrumental bersifat membujuk (persuasif) dan berfungsi untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek, juga untuk memperoleh simpati, empati, maupun keuntungan-keuntungan lainnya. Pada intinya, manusia tidak akan bisa hidup tanpa berkomunikasi dengan manusia lain karena segala kebutuhan manusia tidak dapat tercukupi dengan usahanya sendiri melainkan membutuhkan bantuan dari manusia lain.


(3)

IV. Mengapa perlu mempelajari Ilmu Komunikasi?

Tujuan mempelajari ilmu komunikasi dapat di katagorikan kedalam dua hal, yaitu; aspek umum dan aspek khusus. Aspek umum bertujuan untuk memperoleh pemahaman tentang ilmu yang terkait dengan proses komunikasi. Melalui pemahaman ini para ilmuan dan pelaku komunikasi diharapkan akan dapat melakukan komunikasi dengan baik dan selalu mengalami perubahan dan kemajuan dalam berkomunikasi. Sedangkan aspek khusus diharapkan akan dapat menuntun manusia untuk dapat merubah sikap, mengubah opini, mengubah perilaku, dan mengubah masyarakat.

VII . PENGERTIAN KOMUNIKASI MENURUT :

A. Frank Dance

komunikasi adalah suatu proses melalui dimana seseorang (komunikator menyampaikan stimulus ( biasanya dalam bentuk kata kata) dengan tujuan mengubah atau membentuk perilaku orang-orang lainya (khalayak).

Frank Dance (1970) Dance mengajukan sejumlah element dasar yang digunakan untuk membedakan komunikasi. Ia menemukan 3 hal yang disebutnya dengan differensiasi konseptual kritis yang membentuk dimensi dasar teori komunikasi yang terdiri atas:

1. Dimensi level Orbservasi 2. Dimensi Kesengajaan

3. Dimensi penilaian normative

Sementara itu :

a. Setiap komunikasi memiliki banyak tujuan

b. Komunikasi melibatkan arti yang saling terkaitan c. Komunikasi melibatkan orientasi yang koordinasi d. Komunikasi adalah aturan yang teratur

e. Komunikasi memiliki pola Di lain sisi menurut Dance :

a. Komunikasi mengembangkan keterampilan yang sering tidak disadari b. Keindahan komunikasi adalah fungsi dari tingkat koordinasi


(4)

B. John Fiske,

Fiske membagi studi Komunikasi dalam dua Mahzab Utama. Mahzab pertama melihat komunikasi sebagai suatu transmisi pesan. Fiske tertarik dengan bagaimana pengirim dan penerima mengkonstruksi pesan (encode) dan menerjemahkannya (decode), dan dengan bagaimana transmiter menggunakan saluran dan media komunikasi.

Sedangkan mahzab kedua melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna, berkenaan dengan bagaimana pesan atau teks berinteraksi dengan orang-orang dalam kebudayaan kita. Bagi mahzab ini, studi komunikasi adalah studi tentang teks dan kebudayaan. Mahzab ini mendefinisikan interaksi sosial sebagai yang membentuk individu sebagai anggota dari suatu budaya atau masyarakat tertentu. Bagi mahzab yang melihat komunikasi sebagai produksi dan pertukaran makna, pesan merupakan suatu konstruksi tanda yang melalui interaksinya dengan penerima, kemudian menghasilkan makna. Penekanan begeser pada teks dan bagaimana teks itu “dibaca”. Maka pembaca dengan pengalaman sosial yang berbeda mungkin menemukan makna yang berbeda pada teks yang sama.Pesan bukanlah sesuatu yang dikirim dari A ke B, melainkan suatu elemen dalam sebuah hubungan terstruktur yang elemen-elemen lainnya termasuk realitas eksternal dan pembaca. Memproduksi dan membaca teks dipandang sebagai proses yang peralel, jika tidak identik, karena mereka menduduki tempat yang sama dalam hubungan tersetruktur ini. Kita bisa menggambarkan model struktur ini sebagai sebuah segitiga dengan anak panah yang menunjukan interaksi yang konstan; struktur tersebut tidaklah statis, melainkan suatu praktik yang dinamis. Menurut pada mazhab komunikasi produksi dan pertukaran makna di atas, penerima atau pembaca teks dipandang memainkan peran yang lebih aktif dibandingkan dalam kebanyakan model mazhab komunikasi proses yang lebih menonjolkan pada pihak pengirim pesan teks.

V. Karakteristik Komunikasi

1. Komunikasi adalah suatu proses, Komunikasi merupakan serangkaian tindakan atau peristiwa yang terjadi secara berurutan.

2. Komunikasi adalah upaya yang disengaja dan punya tujuan (dilakukan dalam keadaan sadar).

3. Komunikasi menuntut adanya partisipasi dan kerjasama dari para pelaku yang terlibat. Aktifitas komunikasi akan berlangsung dengan baik, apabila pihak-pihak yang terlibat berkomunikasi

4. Komunikasi bersifat simbolis, Komunikasi pada dasarnya merupakan tindakan yang dilakukan dengan menggunakan lambang-lambang.

5. Komunikasi bersifat transaksional, Komunikasi pada dasarnya menuntut dua tindakan; memberi dan menerima.

6. Komunikasi menembus faktor ruang dan waktu Komunikasi menembus faktor waktu dan ruang maksudnya bahwa para peserta atau pelaku yang terlibat dalam komunikasi tidak harus hadir pada waktu serta tempat yang sama.


(5)

1 A. Simtom yang tidak dipersepsi

Mengantuk pada saat guru sedang menerangkan pelajaran dan tidak ada seorang pun yang melihat.

1 B. Simtom yang dipersepsi secara insidental

Mengantuk pada saat guru sedang menerangkan pelajaran dan namun teman saya menyadari kemudian, bahwa sya kurang tidur meskipun teman saya tidak memperhatikannya tadi.

1 C. Simtom yang diperhatikan

Mengantuk pada saat guru sedang menerangkan pelajaran dan teman saya berkata, “Sana kamu cuci muka dahulu agar tidak mengantuk lagi.”

2 A. Pesan nonverbal yang tidak diterima

Mengacungkan tangan pada saat diskusi berlangsung, namun karena banyak yang mengacungkan tangan, moderator tidak melihat saya.

2 B. Pesan nonverbal incidental

Moderator berkata : ”Maaf semuanya yang sudah mengacungkan tangan tidak saya berikan kesempatan berbicara, karena waktu sudah habis.”

2 C. Pesan nonverbal yang diperhatikan

Mengacungkan tangan pada saat diskusi berlangsung dan saya diberi kesempatan berbicara oleh moderator.

3 A. Pesan verbal yang tidak diterima

Mengerjakan tugas dan harus dikumpulkan hari ini, namun tugas itu teringgal dirumah.

3 B. Pesan verbal incidental

Guru sedang menerangkan pelajaran, saya tahu guru tersebut sedang menerangkan, tapi saya tidak begitu memperhatikan karena pelajaran yang disampaikan membosankan. 3 C. Pesan verbal yang diperhatikan

Saya mempresentasikan materi pembelajaran kepada teman-teman dikelas dan mereka memperhatikan penjelasan dari saya


(6)

1. Sumber : Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim ineormasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator 2. Pesan : Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan

dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.

3. Media : Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti mata dan teliga.

4. Penerima : Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan.

5. Efek : Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.


(7)

Pengertian Pesan

Pesan adalah perintah. Nasehat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Pesan adalah seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator Pesan adalah seperangkat symbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut pesan merupakan seperangkat simbol yang mewakili ide atau perasaan yang disampaikan kepada orang lain.

Karakteristik pesan

1. Pesan dikemas dalam konteks tertentu. Artinya, kita memproduksi pesan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu dimana kita menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada dengan pesan yang akan kita produksi. Contoh: ketika kita berada pada suatu kumpulan formal, seperti sebuah seminar, kita akan memposisikan diri sebagai orang yang berpartisipasi dan berskill sesuai dengan hadirin, maka pesan yang kita berikan, baik verbal maupun non-verbal, akan kita sesuaikan dengan lingkungan kita, yaitu mengenakan pakaian yang rapi, dan berbahasa yang resmi dan sopan ketika berbicara didepan forum. Beda halnya jika kita berkumpul dengan teman sebaya, misal: nongkrong. Maka, tidaklah mungkin kita menggunakan bahasa resmi seperti pada seminar tadi. Hal ini kita lakukan agar lingkungan bisa menerima kita.

2. Pesan Dibangun diatas beragam aturan. Artinya, pesan yang kita bangun berdiri atas peraturan yang berlaku, sebagaimana kita berada dalam suatu sistem sosial yang terstruktur, hal ini sesuai dengan salah satu prinsip komunikasi, yaitu: komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Contoh: dalam keluarga, madura misalnya, terutama pada daerah Sumenep, dianjurkan bahwa seorang anak jika berbicara dengan orang tua, atau saudara yang lebih tua, menggunakan bahasa madura yang halus, aturan ini berdiri sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku pada masyarakat Sumenep tersebut. Jadi pesan yang kita produksi, harus sesuai dengan peraturan yang berlaku didalam lingkungan kita.

3. Pesan bermakna berbeda berdasar kesan yang diberikan. Artinya, satu pesan dapat memiliki makna yang berbeda pada setiap orang yang memaknai, hal ini dipengaruhi oleh kesan komunikan terhadap pesan itu. Contoh: kata “djancok, jika diucapkan pada situasi tertentu, misal kepada teman akrab kita, maka hal ini dimaknai sebagai simbol keakraban, tetapi, jika diucapkan pada orang yang baru kenal, atau bukan teman akrab kita, maka pesan ini akan dimaknai sebagai pelecehan dan hinaan terhadap komunikan. Contoh lain yaitu: kata-kata “I LUV U”, jika disampaikan oleh seorang mahasiswi ke dosennya, maka pesan ini akan dimaknai sebagai perhatian dan respect mahasiswi itu terhadap dosen, namun, jika ia ungkapkan kepada teman yang suka dengannya, maka pesan ini dimaknai berbeda, dengan arti yang lebih mendalam.


(8)

4. Pesan beragam tingkat kesopanannya. Artinya, pesan yang kita produksi memiliki tingkat kesopanan tertentu. Nilai kesopanan terbentuk dari proses sehari-hari dalam lingkungan tertentu. Kesopanan juga melibatkan etika. Contoh: pesan pada tingkat kesopanan yang rendah yaitu: kata-kata hinaan yang dilontarkan seseorang pada orang lain. Dan contoh pesan pada tingkat kesopanan tinggi yaitu: bahasa “Kromo Inggil” yang diucapkan orang jawa terhadap orang yang lebih tua. Jadi, tingkat kesopanan bergantung pada lingkungan tertentu.

5. Pesan berupa pesan langsung dan tidak langsung (sindiran). Pesan memiliki tingkat Langsung-tidak langsung yang berbeda. Pesan Langsung berarti, pesan yang disampaikan dengan bahasa yang lugas, sedangkan pesan yang berupa pesan tidak langsung yaitu sindiran. Masing-masing tipe memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Keuntungan sindiran yaitu: tidak menyakiti perasaan, kerugiannya: pesan tidak tersampaikan dan termaknai sesuai keinginan komunikator. Contoh: ketika kita menyindir orang yang memiliki hutang pada kita, dan kita membutuhkan uang itu, kita memberinya pesan tidak langsung : ”duh, tanggal tua nih, mesti hari gini uang seret..” jika komunikan memiliki perasaan peka, maka pesan yang kita sampaikan akan termaknai dengan baik, namun, kemungkinan lain yaitu, jika pesan yang disampaikan tadi tidak dimengerti oleh komunikan, maka sindiran yang kita berikan adalah sia-sia.

6. Pesan yang dikeluarkan seseorang mencerminkan dirinya. Sebagaimana Hadist Nabi: “ perkataan mencerminkan kepribadian”. Hal ini jelas, karena kata-kata seseorang mencerminkan apa yang ia pikirkan, dan pikiran itu adalah kepribadian seseorang. Seorang kiai selalu memproduksi pesan yang memiliki makna dan hikmah, serta manfaat bagi pendengarnya, karena sesuai dengan falsafahnya: Khoirunnaasi anfa’uhum linnaas. Jadi ia akan selalu berusaha memproduksi pesan yang bermanfaat. Begitu pula seorang pencuri, hal yang ia pikirkan adalah dimana dan kapan ada kesempatan untuk melakukan aksi, maka ia akan selalu mencari informasi dan berkomunikasi sesuai dengan keinginannya, yaitu mendapat informasi kesempatan untuk beraksi.

7. Pesan berupa pesan tegas dan tidak tegas. Pesan tegas yaitu pesan yang diberikan dengan kata kata lugas, dan sebisa mungkin dipahami oleh setiap orang. Pesan tegas diberikan untuk memberi pernyataan dan menghindari misinterpretatif dari komunikan. Pesan tidak tegas disampaikan kepada orang yang kita hormati, atau kita memiliki rasa tidak nyaman jika bicara “blak-blakan” kepada orang tersebut. Contoh pesan yang tegas: “ saya pecat kamu, karena sudah 1 minggu tidak masuk tanpa keterangan yang jelas”. Ujar seorang manager terhadap karyawan barunya. Dan contoh pesan tidak tegas adalah: senyuman seorang gadis terhadap pinangan seorang bujangan yang berarti adalah kata:”ya”. Contoh lain yaitu muramnya seorang adik kepada kakak karena tidak memberikan keinginan yang ia pinta kepada kakak, ini mengandung pesan: “kakak pelit


(9)

Abdul Kadir (2002: 31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Raymond Mc.leod menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Jogianto (2004:8) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, berpendapat bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang dihimpun dan diolah agar memberikan manfaat atau kegunaan bagi penerima informasi.

X. Gambar Proses Komunikasi

Menurut Harold Lasswell, cara terbaik untuk berkomunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?. Paradigma Lasswell diatas ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure yaitu :

Komunikator (Communicator, Source, Sender) Pesan (Message)

Media (Channel, Media)

Komunikan (Communicant, Communicate, Receiver, Recipient) Efek (Effect, Impact, Influence)

Model proses komunikasi dari paradigma Lasswell ini ditampilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, sebagai berikut :


(10)

a. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang

b. Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan fikiran ke dalam bentuk lambang

c. Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan

e. Decoding : Proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan

h. Feedback : Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

Kesimpulan

Fenomena dalam kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan oleh bentuk interaksi manusia dengan manusia lain karena pada hakekatnya sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan orang lain untuk melangsungkan hidupnya. Dengan komunikasi, manusia dapat mengambil manfaat diantaranya untuk menyampaikan ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain, menanamkan hubungan dengan orang lain untuk mencari keuntungan-keuntungan tertentu demi melangsungkan kehidupan manusia yang harmonis. Melalui ilmu komunikasi, kita dapat mempelajari tentang ilmu “bagaimana seseorang bisa berkomunikasi”, maupun hal-hal yang secara langsung dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari tentang komunikasi.


(11)

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2010

Julia T. Wood, Communication Mosaics, Wadsworth: Germany, 1997

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2009 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, , PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2006

Jack R. Gibb, Komunikasi, Dahara Prize: Semarang, 1992

Daftar Link

http://fennyfenhesia.blogspot.com/2012/11/9-perilaku-komunikasi-beserta-contoh.html http://idechandra.blogspot.com/2013/03/karakteristik-komunikasi_7.html

http://pipa-biru.blogspot.com/2014/04/fenomena-komunikasi-dalam-pendidikan.html http://amirlahjeni.wordpress.com/2012/03/30/unsur-unsur-komunikasi/

http://mbegedut.blogspot.com/2011/06/tujuan-mempelajari-ilmu-komunikasi.html

http://henypurwaningsih.blogspot.com/2009/11/pengertian-pesan-informasi-data-dan.html http://communicator12.blogspot.com/2009/11/karakteristik-pesan.html

http://blog.isi-dps.ac.id/pagehwibawa/files/2010/02/game-2.jpg

http://sayuti123.blogspot.com/2013/04/tujuan-mempelajari-komunikasi-antar.html http://www.academia.edu/5524982/Definisi-Definisi_Informasi


(1)

1. Sumber : Semua peristiwa komunikasi akan melinatkan sumber sebagai pembuat atau pengirim ineormasi. Dalam komunikasi antarmanusia, sumber bisa terdiri dari satu orang, tetapi bisa juga dalam bentuk kelompok misalnya partai, organisasi atau lembaga. Sumber sering disebut pengirim, komunikator 2. Pesan : Pesan adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan

dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.

3. Media : Media adalah alat sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antarmanusia, media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia seperti mata dan teliga.

4. Penerima : Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelempok, partai atau negara. Penerima biasa disebut dengan berbagai macam istilah, seperti khalayak, sasaran, komunikan.

5. Efek : Efek adalah perbedaan antara apa yang dipikirkan, dirasakan, dan dilakukan oleh penerima sebelum dan sesudah menerima pesan. Pengaruh ini biisa terjadi pada pengetahuan, sikap dan tingkah laku seseorang.


(2)

Pengertian Pesan

Pesan adalah perintah. Nasehat, permintaan, amanat yang disampaikan lewat orang lain. (Kamus Besar Bahasa Indonesia)

Pesan adalah seperangkat lambing bermakna yang disampaikan oleh komunikator Pesan adalah seperangkat symbol verbal atau non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut pesan merupakan seperangkat simbol yang mewakili ide atau perasaan yang disampaikan kepada orang lain.

Karakteristik pesan

1. Pesan dikemas dalam konteks tertentu. Artinya, kita memproduksi pesan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu dimana kita menyesuaikan diri dengan keadaan yang ada dengan pesan yang akan kita produksi. Contoh: ketika kita berada pada suatu kumpulan formal, seperti sebuah seminar, kita akan memposisikan diri sebagai orang yang berpartisipasi dan berskill sesuai dengan hadirin, maka pesan yang kita berikan, baik verbal maupun non-verbal, akan kita sesuaikan dengan lingkungan kita, yaitu mengenakan pakaian yang rapi, dan berbahasa yang resmi dan sopan ketika berbicara didepan forum. Beda halnya jika kita berkumpul dengan teman sebaya, misal: nongkrong. Maka, tidaklah mungkin kita menggunakan bahasa resmi seperti pada seminar tadi. Hal ini kita lakukan agar lingkungan bisa menerima kita.

2. Pesan Dibangun diatas beragam aturan. Artinya, pesan yang kita bangun berdiri atas peraturan yang berlaku, sebagaimana kita berada dalam suatu sistem sosial yang terstruktur, hal ini sesuai dengan salah satu prinsip komunikasi, yaitu: komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi. Contoh: dalam keluarga, madura misalnya, terutama pada daerah Sumenep, dianjurkan bahwa seorang anak jika berbicara dengan orang tua, atau saudara yang lebih tua, menggunakan bahasa madura yang halus, aturan ini berdiri sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku pada masyarakat Sumenep tersebut. Jadi pesan yang kita produksi, harus sesuai dengan peraturan yang berlaku didalam lingkungan kita.

3. Pesan bermakna berbeda berdasar kesan yang diberikan. Artinya, satu pesan dapat memiliki makna yang berbeda pada setiap orang yang memaknai, hal ini dipengaruhi oleh kesan komunikan terhadap pesan itu. Contoh: kata “djancok, jika diucapkan pada situasi tertentu, misal kepada teman akrab kita, maka hal ini dimaknai sebagai simbol keakraban, tetapi, jika diucapkan pada orang yang baru kenal, atau bukan teman akrab kita, maka pesan ini akan dimaknai sebagai pelecehan dan hinaan terhadap komunikan. Contoh lain yaitu: kata-kata “I LUV U”, jika disampaikan oleh seorang mahasiswi ke dosennya, maka pesan ini akan dimaknai sebagai perhatian dan respect mahasiswi itu terhadap dosen, namun, jika ia ungkapkan kepada teman yang suka dengannya, maka pesan ini dimaknai berbeda, dengan arti yang lebih mendalam.


(3)

4. Pesan beragam tingkat kesopanannya. Artinya, pesan yang kita produksi memiliki tingkat kesopanan tertentu. Nilai kesopanan terbentuk dari proses sehari-hari dalam lingkungan tertentu. Kesopanan juga melibatkan etika. Contoh: pesan pada tingkat kesopanan yang rendah yaitu: kata-kata hinaan yang dilontarkan seseorang pada orang lain. Dan contoh pesan pada tingkat kesopanan tinggi yaitu: bahasa “Kromo Inggil” yang diucapkan orang jawa terhadap orang yang lebih tua. Jadi, tingkat kesopanan bergantung pada lingkungan tertentu.

5. Pesan berupa pesan langsung dan tidak langsung (sindiran). Pesan memiliki tingkat Langsung-tidak langsung yang berbeda. Pesan Langsung berarti, pesan yang disampaikan dengan bahasa yang lugas, sedangkan pesan yang berupa pesan tidak langsung yaitu sindiran. Masing-masing tipe memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Keuntungan sindiran yaitu: tidak menyakiti perasaan, kerugiannya: pesan tidak tersampaikan dan termaknai sesuai keinginan komunikator. Contoh: ketika kita menyindir orang yang memiliki hutang pada kita, dan kita membutuhkan uang itu, kita memberinya pesan tidak langsung : ”duh, tanggal tua nih, mesti hari gini uang seret..” jika komunikan memiliki perasaan peka, maka pesan yang kita sampaikan akan termaknai dengan baik, namun, kemungkinan lain yaitu, jika pesan yang disampaikan tadi tidak dimengerti oleh komunikan, maka sindiran yang kita berikan adalah sia-sia.

6. Pesan yang dikeluarkan seseorang mencerminkan dirinya. Sebagaimana Hadist Nabi: “ perkataan mencerminkan kepribadian”. Hal ini jelas, karena kata-kata seseorang mencerminkan apa yang ia pikirkan, dan pikiran itu adalah kepribadian seseorang. Seorang kiai selalu memproduksi pesan yang memiliki makna dan hikmah, serta manfaat bagi pendengarnya, karena sesuai dengan falsafahnya: Khoirunnaasi anfa’uhum linnaas. Jadi ia akan selalu berusaha memproduksi pesan yang bermanfaat. Begitu pula seorang pencuri, hal yang ia pikirkan adalah dimana dan kapan ada kesempatan untuk melakukan aksi, maka ia akan selalu mencari informasi dan berkomunikasi sesuai dengan keinginannya, yaitu mendapat informasi kesempatan untuk beraksi.

7. Pesan berupa pesan tegas dan tidak tegas. Pesan tegas yaitu pesan yang diberikan dengan kata kata lugas, dan sebisa mungkin dipahami oleh setiap orang. Pesan tegas diberikan untuk memberi pernyataan dan menghindari misinterpretatif dari komunikan. Pesan tidak tegas disampaikan kepada orang yang kita hormati, atau kita memiliki rasa tidak nyaman jika bicara “blak-blakan” kepada orang tersebut. Contoh pesan yang tegas: “ saya pecat kamu, karena sudah 1 minggu tidak masuk tanpa keterangan yang jelas”. Ujar seorang manager terhadap karyawan barunya. Dan contoh pesan tidak tegas adalah: senyuman seorang gadis terhadap pinangan seorang bujangan yang berarti adalah kata:”ya”. Contoh lain yaitu muramnya seorang adik kepada kakak karena tidak memberikan keinginan yang ia pinta kepada kakak, ini mengandung pesan: “kakak pelit


(4)

Abdul Kadir (2002: 31); McFadden dkk (1999) mendefinisikan informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data tersebut.

Raymond Mc.leod menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah diolah menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau mendatang.

Jogianto (2004:8) dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi, berpendapat bahwa informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna bagi yang menerimanya.

Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang dihimpun dan diolah agar memberikan manfaat atau kegunaan bagi penerima informasi.

X. Gambar Proses Komunikasi

Menurut Harold Lasswell, cara terbaik untuk berkomunikasi ialah menjawab pertanyaan berikut : Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect ?. Paradigma Lasswell diatas ini menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsure yaitu :

Komunikator (Communicator, Source, Sender) Pesan (Message)

Media (Channel, Media)

Komunikan (Communicant, Communicate, Receiver, Recipient) Efek (Effect, Impact, Influence)

Model proses komunikasi dari paradigma Lasswell ini ditampilkan oleh Philip Kotler dalam bukunya, Marketing Management, sebagai berikut :


(5)

a. Sender : Komunikator yang menyampaikan pesan kepada seseorang atau sejumlah orang

b. Encoding : Penyandian, yakni proses pengalihan fikiran ke dalam bentuk lambang

c. Message : Pesan yang merupakan seperangkat lambang bermakna yang disampaikan oleh komunikator.

d. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari komunikator kepada komunikan

e. Decoding : Proses dimana komunikan menetapkan makna pada lambang yang disampaikan oleh komunikator kepadanya.

f. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

g. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan setelah menerima pesan

h. Feedback : Umpan Balik, yakni tanggapan komunikan apabila tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator.

Kesimpulan

Fenomena dalam kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan oleh bentuk interaksi manusia dengan manusia lain karena pada hakekatnya sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan orang lain untuk melangsungkan hidupnya. Dengan komunikasi, manusia dapat mengambil manfaat diantaranya untuk menyampaikan ide, pikiran, atau perasaan kepada orang lain, menanamkan hubungan dengan orang lain untuk mencari keuntungan-keuntungan tertentu demi melangsungkan kehidupan manusia yang harmonis. Melalui ilmu komunikasi, kita dapat mempelajari tentang ilmu “bagaimana seseorang bisa berkomunikasi”, maupun hal-hal yang secara langsung dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-hari tentang komunikasi.


(6)

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2010

Julia T. Wood, Communication Mosaics, Wadsworth: Germany, 1997

Alo Liliweri, Dasar-Dasar Komunikasi Antarbudaya, Pustaka Pelajar: Yogyakarta, 2009 Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, , PT.Remaja Rosdakarya: Bandung, 2006

Jack R. Gibb, Komunikasi, Dahara Prize: Semarang, 1992

Daftar Link

http://fennyfenhesia.blogspot.com/2012/11/9-perilaku-komunikasi-beserta-contoh.html http://idechandra.blogspot.com/2013/03/karakteristik-komunikasi_7.html

http://pipa-biru.blogspot.com/2014/04/fenomena-komunikasi-dalam-pendidikan.html http://amirlahjeni.wordpress.com/2012/03/30/unsur-unsur-komunikasi/

http://mbegedut.blogspot.com/2011/06/tujuan-mempelajari-ilmu-komunikasi.html

http://henypurwaningsih.blogspot.com/2009/11/pengertian-pesan-informasi-data-dan.html http://communicator12.blogspot.com/2009/11/karakteristik-pesan.html

http://blog.isi-dps.ac.id/pagehwibawa/files/2010/02/game-2.jpg

http://sayuti123.blogspot.com/2013/04/tujuan-mempelajari-komunikasi-antar.html http://www.academia.edu/5524982/Definisi-Definisi_Informasi