Mediakom Edisi 15 Desember 2008 - [MAJALAH]

Departemen Kesehatan RI

Info Sehat Untuk Semua

HASIL RISKESDAS 2007
Presiden :

Sehat adalah Gaya Hidup

Satu Milyar Rupiah
Untuk yang Sukses Kembangkan Desa Siaga 100 Persen


ETALASE

Dari
DariRedaksi
Redaksi
PENANGGUNG JAWAB
dr. Lily S. Sulistyowati, MM
PIMPINAN UMUM

Dyah Yuniar Setiawati, SKM, MPS
PIMPINAN REDAKSI
drs. Sumardi
SEKRETARIS REDAKSI
Prawito, SKM, MM
ANGGOTA REDAKSI
Dra. Hikmandari A., M.Ed
Drg. Anitasari S.M.
Busroni, S.IP
Mety Setiowati, SKM
REPORTER
Dra. Isti Ratnaningsih, MARS
Resty Kiantini, SKM, M.Kes.
Sri Wahyuni, S.Sos
Giri Inayah, S.Sos
FOTOGRAFER
Aji Muhawarman, ST
Wayang Mas Jendra, S.Sn
SEKRETARIAT
Agus Tarsono

Waspodo Purwanto
Sudirman
Hambali
Yan Zefrial

ALAMAT REDAKSI :
Pusat Komunikasi Publik
Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan
Telp./Fax : 021-522 3002, 52960661
Email : puskom.depkes@gmail.com


Cita-Cita
Penghargaan bukan tujuan, puja puji apalagi, tapi bukti dedikasi yang
terus bersaksi, bahwa mereka layak dipuji. Inilah jalan yang selalu
ditempuh oleh individu atau institusi berprestasi diberbagai negeri,
termasuk Indonesia. Mereka berjasa luar biasa dan berjasa besar dalam
pembangunan kesehatan. Diantara mereka yang berjasa luar biasa
terdapat nama Sri Sultan Hamengku Buwono X, Gubernur Provinsi
Yogyakarta dan H. Lukman Hakim, SH,MM Wali Kota Metro Provinsi

Lampung. DIY dan Kota Metro berdasarkan riset kesehatan dasar Badan
Litbangkes Depkes mencapai rangking tertinggi dalam pencapaian
program pembangunan kesehatan.
Riskesdas, program riset kesehatan dasar untuk berbagai tujuan
pembangunan kesehatan. Mulai dari perencanaan kesehatan, pemetaan
penyakit dan intervensi kesehatan yang segera dilakukan disuatu wilayah.
Bahkan riskesdas juga telah menemukan adanya peningkatan penyakit
tidak menular. Semua ini adalah kerja besar oleh semua pihak yang saling
membantu untuk mewujudkan cita-cita besar “meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat Indonesia”.
Menteri Kesehatan pada Kabinet Indonesia Baru banyak mengukir
keberhasilan pembangunan kesehatan. Hal itu terlihat dari tingkat
kepuasan masyarakat terhadap kinerja Departemen Kesehatan. Demikian
hasil survey Reform Institute terhadap 2.500 responden di seluruh
Indonesia pada kurun 13-25 November 2008. Diperoleh nama-nama
menteri yang menurut persepsi publik mempunyai kinerja memuaskan.
Ada 36 nama menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) yang disurvei
kinerjanya. Hasilnya, kinerja Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari dinilai
paling memuaskan. Dia dipilih oleh 10,12 persen responden. Semoga
ini menjadi modal berikutnya untuk mewujudkan cita-cita besar itu.

Sebagian kecil jejak langkah keberhasilan itu terekam dalam mediakom
ini. Selamat menikmati. Redaksi.

Redaksi MEDIAKOM menerima naskah dari pembaca
dan berhak mengedit sesuai kaidah bahasa jurnalistik.
Naskah yang tidak dimuat menjadi dokumen redaksi.
Naskah dapat dikirimkan melalui email Pusat Komunikasi
Publik di :
puskom.publik@yahoo.co.id atau puskom.depkes@gmail.com

DAFTAR ISI

PENGANTAR REDAKSI :
Dari Redaksi dan Daftar Isi ............................................................................

2-3

LAPORAN UTAMA :
1.
2.

3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kinerja Menkes Paling memuaskan.......................................................
Rakyat Sehat : Sumbangan Nyata Untuk Daya Saing Bangsa ......
Presiden : Sehat adalah Gaya Hidup .....................................................
Satu Milyar Rupiah ......................................................................................
Aids Ancaman yang makin Nyata ..........................................................
PSK Batam wajib periksa kesehatan ......................................................
Pelayanan Kesehatan Yang Komunikatif .............................................
Hasil Riskesdas 2007 ...................................................................................

4–5
6–7
8–9
10 – 11

12 – 13
14 – 16
17 – 18
19 - 34

BERITA :
1. Ancaman Diabetes Melitus Makin Serius ...........................................
2. Hati-hati memilih produk kosmetika
27 Produk Kosmetik Berbahaya ditarik dari peredaran .................
3. Meningkatkan ‘Soft Competency’ Petugas TKHI ...............................
4. Theater nyamuk, loka litbangkes Ciamis..............................................

35 – 36
37
38 – 42
43

PELITA HATI :
1. Pesan Kesehatan Dasar ..............................................................................
2. Kepura-puraan sama dengan ketidak Ikhlasan ................................


44 - 45
46 – 48

RAGAM :
1. Bincang-bincang dengan :
Kepala Pusat Sarana, Prasarana, dan Peralatan kesehatan ....... 49 – 50
2. Lebih Jauh Tentang :
Balai pengaman Fasilitas Kesehatan (BPFK) Surabaya ............... 51 – 53
3. RSUP Moh. Hoesin Palembang
Melayani dengan Hati .......................................................................... 54 – 56
4. Sumatera Selatan : Berobat Gratis & Pemberdayaan Masyarakat
57

KOLOM :
Thanks for reading . ..........................................................................................

58




LAPORAN UTAMA

Kinerja Menkes Paling Memuaskan
Hasil Survei Tentang Kinerja Para Menteri

Kebersamaan kunci sukses kinerja Menteri Kesehatan

R

eform Institute melakukan
riset kinerja pembantu
presdien yang dinilai
mempengaruhi persepsi
publik tentang kinerja pemerintah.
Dari hasil survey Reform Institute
te r h a d a p 2 . 5 0 0 re s p o n d e n d i
seluruh Indonesia pada kurun 1325 November 2008 didapatkan
nama-nama menteri yang menurut
persepsi publik mempunyai kinerja

memuaskan. Ada 36 nama menteri
Kabinet Indonesia Baru (KIB) yang
disurvei kinerjanya.
Hasilnya, kinerja Menteri Kesehatan
Siti Fadilah Supari dinilai paling
memuaskan. Dia dipilih oleh 10,12


persen responden. Posisi kedua
ada Menko Polhukam Widodo A.S.
dengan 9,52 persen. Disusul Menteri
Pemuda dan Olahraga Adhyaksa
Dault yang mendapatkan simpati dari
8,04 persen responden. Di bawahnya
ada Menko Kesra Aburizal Bakrie
dengan 7,92 persen. Sementara
posisi kelima ditempati Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati
dengan 6,32 persen.
Selain mendapatkan nama menteri

yang
kinerjanya
memuaskan,
diperoleh nama menteri yang
kinerjanya paling buruk. Di posisi
terbawah terdapat Kepala Bappenas
Paskah Suzetta yang kinerjanya
hanya diapresiasi 0,04 persen

responden. Sedikit lebih baik dari dia
adalah Menteri Riset dan teknologi
Kusmayanto Kadiman 0,12 persen,
Menteri Lingkungan Hidup Rahmat
Witoelar dan Menteri Perumahan
Rakyat Yusuf Ashari dengan 0,16 serta
0,20 persen. Lalu, Menteri BUMN
Sojan Djalil dengan 0,24 persen.
Kemudian
muncul
pertanyaan

terkait indikasi dari prestasi kinerja
menteri yang berada di papan atas.
Ada nama Adhyaksa Dault yang tak
berhasil menyelesaikan masalah PSSI
dalam melawan hegemoni Nurdin
Halid. Ada juga nama Aburizal Bakrie
yang tak henti-hentinya diterpa
berita tentang derita korban lumpur
Lapindo.

LAPORAN UTAMA

Menanggapi argumen tersebut,
Direktur Reform Institute Yudhi
Latief mengatakan, persepsi publik
mudah terbentuk oleh media
massa. Menteri-menteri yang dinilai
berprestasi adalah mereka yang
rajin tampil di media. ”Akhir-akhir ini
muncul banyak program kementerian
yang ditayangkan di televisi,” ujar
Yudhi saat peluncuran hasil survei
Reform Institute di Hotel Grand Melia
Kuningan, Jakarta Selatan (22/12).
Siti Fadilah Supari mempunyai
program mingguan di sebuah televisi
swasta. Namanya Bincang-Bincang
Bareng Bu Menkes (B4M). Sementara
Adhyaksa Dault juga tampil secara
berkala dalam acara Ngaji Bersama
Menpora yang ditayangkan TVRI.
Program-program sosialisasi dan
iklan melalui media massa dinilai
sangat
efektif
mempengaruhi
persepsi publik.
Di sisi lain, persepsi terhadap kinerja
pemerintah sangat tidak apresiatif.
Misalnya dalam bidang ketertiban
dan keamanan, hanya 22,56 persen
responden yang menilai berhasil.
Sisanya, 75,4 persen, menilai
pemerintah gagal. Pada bidang
kesejahteraan sosial, suara yang
menilai pemerintah berhasil hanya
40,36 persen. Bidang ekonomi, 67,04
persen menilai pemerintahan SBY
gagal. Sementara bidang politik
hanya 51,68 persen yang menyatakan
kinerja pemerintah berhasil.
Namun, indikasi kegagalan kinerja
pemerintah tersebut tidak otomatis
menurunkan citra SBY dan Partai
Demokrat. Hasil survei tersebut
menempatkan posisi Partai Demokrat
sebagai partai yang mempunyai
tingkat elektibilitas tertinggi dengan
26,36 persen. Ditambah lagi, SBY
juga masih menjadi capres terfavorit
dengan dukungan tertinggi 42,18
persen. ” Ini memang black box dunia
politik kita. Pemerintahnya dinilai
gagal, tapi presiden dan partainya
tetap terfavorit, ” tambahnya.
Selain itu, Yudhi Latif berpendapat
bahwa SBY adalah tokoh yang
mampu menjaga citra. Terkait
beberapa isu sensitif, seperti

Membangun keakraban Menkes menyapa staf Depkes agar memberikan pelayan yang lebih baik.

pengumuman kenaikan harga BBM,
tidak dilakukannya sendiri. Dia
melakukannya bersama Menteri
Keuangan. Namun, pengumuman
penurunan harga BBM langsung
dilakukan di Istana Negara dan oleh
SBY. Tentang kelangkaan elpiji juga
diberikan wewenang mengatasinya
kepada Wapres.
Sejumlah kementerian juga semakin
intens me -launching programprogram kesejahteraan masyarakat,
seperti bantuan langsung tunai
(BLT) dan PNPM (Program Nasional
Pemberdayaan Masyarakat) Mandiri,
yang mampu dikapitalisasi dengan
baik oleh Partai Demokrat sebagai
keberhasilan pemerintah. ” Programprogram tersebut, operator di
lapangannya orang-orang Partai
Demokrat, ” tambahnya.
Sementara itu, peneliti Reform
Institute Kholied Novianto lalu
memaparkan argumennya
tentang ketidakkonsistenan
sikap pemilih tersebut. Menurut
dia, hasil survei itu menujukkan
kegagalan lawan-lawan politik SBY
untuk memanfaatkan kelemahan
pemerintahan. ” Kegagalan itu tidak
mampu dikapitalisasi melalui isu-

isu politik untuk menurunkan citra
pemerinathan SBY. ” paparnya.
Kholid Novianto menambahkan,
penilaian menteri terburuk
didasarkan dari kacamata
masyarakat. Margin error dari hasil
survei ini adalah 1,96%. Menurut dia,
penilaian buruk bukan berarti kerja
pemerintah juga buruk. “ Bisa jadi itu
karena responden kurang info atau
bisa juga karena image menteri yang
terbaik itu citranya membaik di mata
publik”, ujarnya.
Bagaimana tanggapan pengamat ?.
Indria Samego menyatakan
sependapat dengan hasil survei itu.
Sedangkan soal Menkes Siti Fadilah
Supari yang dinilai terbaik, kata Indria
masuk akal. Setidaknya kerja Siti
Fadilah masih lebih baik ketimbang
Meneg PPN/Ketua Bappenas.
“ Menkes itu belum yang terbaik, tapi
memang jauh lebih baik dari Menteri
PPN/Ketua Bappenas. Salah satu yang
patut saya acungi jempol adalah
keberanian Menkes menghadapi
negara barat mengenai sharing virus
lu di dunia, ujarnya. (Smd/Yl/dari
berbagai sumber).


LAPORAN UTAMA

RAKYAT SEHAT

SUMBANGAN NYATA UNTUK DAYA SAING BANGSA
Rakyat yang sehat merupakan kekuatan negara dan bagian dari ketahanan nasional, yang
mampu memberikan sumbangan nyata dalam meningkatkan daya saing bangsa. Rakyat
sehat juga merupakan wujud keuletan dan ketangguhan suatu bangsa yang memiliki
derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik secara isik, mental maupun sosial, memiliki
produktivitas yang tinggi sebagai perwujudan kualitas bangsa.
juta jiwa,” ucap Menkes Siti Fadilah
Supari.
Menkes menambahkan SDM strategis
(dokter, dokter gigi, dan bidan) juga
telah ditingkatkan pengelolaannya
melalui
berbagai
program
pengangkatan menjadi CPNS, PTT,
kerja sama daerah, dan beasiswa.
Begitu juga penyebarannya terus
ditingkatkan ke seluruh pelosok
tanah air.

Sesjen Depkes dr. Sjaii Ahmad mewakili Menteri Kesehatan menyerahkan penghargaan berupa
Satyalacana Karya Satya

P

ernyataan tersebut
ditegaskan oleh Menteri
Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah
Supari, Sp. JP (K) pada
peringatan Hari Kesehatan Nasional
ke-44, 12 November 2008 di Jakarta.
Peringatan Hari Kesehatan Nasional
tahun ini diperingati dengan tema
”Rakyat Sehat, Kualitas Bangsa
Meningkat”. Menurut Menkes, tema
tersebut dipilih agar peringatan HKN
ke-44 dapat lebih mengarah kepada
kegiatan nyata yang berdampak
semakin meningkatnya derajat
kesehatan masyarakat, yang pada
akhirnya akan meningkatkan kualitas
bangsa secara keseluruhan.
Selanjutnya Menteri Kesehatan
menyatakan,
kualitas
bangsa


selama ini diukur dengan indeks
pembangunan manusia (IPM) atau
Human Developmen Index (HDI)
yang merupakan komposit dari
indikator pendidikan, kesehatan,
dan tingkat perekonomian
masyarakat. Harus diakui bahwa
saat ini IPM Indonesia masih lebih
rendah dibanding negara-negara
ASEAN. Hal ini bisa diukur dengan
masih tingginya angka kematian
ibu, angka kematian bayi, prevalensi
gizi kurang, dan gizi buruk terutama
pada masyarakat miskin dan tidak
mampu.
“Depkes memberikan prioritas tinggi
dalam memberikan akses pelayanan
kesehatan kepada masyarakat miskin
dan tidak mampu melalui program
Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) dengan sasaran 76,4

Sedangkan Rumah Sakit diarahkan
sebagai sarana kesehatan yang
mampu
mengatasi
masalah
kesehatan rujukan yang handal,
bermutu, dan mengutamakan
keselamatan pasien (patient safety).
Begitu pula dengan anggaran
kesehatan. Dana Dekonsentrasi
dan Tugas Perbantuan melalui
Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang
Kesehatan untuk daerah setiap
tahun
ditingkatkan,
sehingga
dampaknya makin bisa dirasakan
langsung oleh masyarakat. “Semua
itu pada hakikatnya sebagai bukti
semakin mantapnya komitmen
negara dalam mewujudkan rakyat
sehat, karena dengan meningkatnya
kualitas kesehatan bangsa akan
meningkatkan kemandirian dan
ketahanan bangsa Indonesia,” ujar
Menkes.
Menurut
Menkes,
momentum
peringatan HKN ke-44 tahun 2008
ini harus digunakan jajaran Depkes
untuk terus melakukan koreksi
dan perbaikan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan

LAPORAN UTAMA

Demo simpatik memperingati HKN 12 November 2008

masyarakat. Upaya-upaya kuratif dan
rehabilitatif harus seimbang dengan
upaya promotif dan preventif
yang melibatkan peran serta aktif
masyarakat untuk mempercepat
terwujudnya
Indonesia
Sehat.
Masyarakat termasuk sektor swasta
dan dunia usaha melalui kemitraan
menjadi faktor kunci dalam
menyelesaikan masalah kesehatan
bersama-sama dengan penyedia
pelayanan (provider) kesehatan dan
lintas sektor.
Juga yang tidak kalah penting,
adalah memotivasi dan memberikan
penghargaan bagi para kader
kesehatan
masyarakat peduli
kesehatan, yang telah berjasa
dalam menyehatkan masyarakat
melalui berbagai upaya kesehatan
yang telah dilakukan selama
ini. Berbagai komponen bangsa
dalam bentuk aliansi dan gerakan
masyarakat sehat dapat berperan
aktif dan berkontribusi positif dalam
mengatasi masalah kesehatan yang
ada.
“Untuk itu prinsip-prinsip
pemberdayaan masyarakat menjadi
kemampuan yang harus dikuasai
oleh setiap jajaran kesehatan di
lapangan,” tambah dr. Siti Fadilah.
Dalam akhir sambutannya, Menkes
menyampaikan pesan tentang
pentingnya semua pihak untuk
peduli pada peningkatan derajat

kesehatan yang berdampak pada
peningkatan kualitas Sumber Daya
Manusia Indonesia dan produktivitas
nasional.

”Kita wujudkan rakyat sehat menuju
bangsa yang sehat dan bermartabat
melalui semangat BERSAMA KITA
BISA,” tegas Menkes.

Pertama, pembangunan kesehatan
merupakan perwujudan sehat
sebagai hak asasi rakyat dan
merupakan investasi bagi
pembangunan nasional. Oleh karena
itu semua pelaku pembangunan
harus memberik an kontribusi
positif terhadap peningkatan status
kesehatan masyarakat sekaligus
derajat kesehatan nasional.

Saat ini 50% dari jumlah desa yang
ada di Indonesia telah menjadi
Desa Siaga. Diharapkan pada tahun
2009 seluruh desa yang jumlahnya
sekitar 70.000 telah menjadi Desa
Siaga. Selain itu selama empat tahun
ini berbagai upaya pembangunan
kesehatan
terus
ditingkatkan,
antara lain membenahi Puskesmas
dan Rumah Sakit, baik isik, sistem,
dan SDM-nya sehingga peran dan
fungsinya
dapat
dimantapkan
sebagai unit terdepan pelayanan
kesehatan.

Kedua, peran masyarakat dalam
pembangunan kesehatan semakin
penting. Sekalipun Pemerintah
telah memberikan perhatian besar
dalam pelayanan kesehatan bagi
masyarakat seperti Jamkesmas,
namun kemandirian masayarakat
dalam memelihara kesehatan serta
meningkatkan kualitas kesehatan
menjadi bagian yang paling
menentukan dalam peningkatan
derajat kesehatan nasional.
Ketiga, seluruh jajaran pemerintah
dan swasta, baik manajemen maupun
pelayanan, agar terus-menerus
meningkatkan komitmennya dalam
peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan sehingga masyarakat
semakin sehat dan produktif sebagai
langkah pasti peningkatan kualitas
bangsa.

Dengan demikian bukan hanya
U p aya K e s e h at a n M a s ya ra k at
(UKM) yang dilaksanakan secara
mantap, tetapi kualitas Upaya
Kesehatan Perorangan (UKP) juga
lebih ditingkatkan. Peningkatan
UKP diarahkan untuk peningkatan
fasilitas kesehatan di daerah terpencil
dan perbatasan, sehingga mampu
memberikan pelayanan maksimal
dan tuntas.
Sementara peran UKM lebih
dit ingk at k an terutama dal am
memberik an upaya kesehatan
berbasis masyarakat yang dapat
mendukung Desa Siaga. (Smd)


LAPORAN UTAMA

Presiden :

Sehat adalah Gaya Hidup
Sehat adalah gaya hidup, sehat itu tekad kita. Sehatkan pikiran kita. Mari kita
mulai dari kesadaran, kemauan disertai ikhtiar untuk bersama-sama menjaga
kesehatan agar benar-benar melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan pemerintah memiliki tugas dan kewajiban yang penting yaitu
memberikan kemampuan agar rakyat dapat benar-benar hidup sehat.

P

ernyataan itu disampaikan
Presiden
Susilo
Bambang
Yudhoyono, pada puncak
peringatan Hari Kesehatan
Nasional ke-44 dengnan tema “ Rakyat
Sehat, Kualitas Bangsa Meningkat“ di
Arena Pekan Raya Jakarta, pertengahan
Desember.
Presiden mengakui, tugas pemerintah
dalam pembangunan kesehatan cukup
berat, tidak semudah membalikkan
telapak tangan. “Tugas ini penuh
tantangan,“ ujar Presiden dalam acara
yang dihadiri sekitar 5.000 orang dari
berbagai kalangan seperti pelajar,
mahasiswa, karyawan Depkes, organisasi
masyarakat, dan Gubernur/Bupati/
Walikota penerima penghargaan.
Hadir pula beberapa Menteri Kabinet
Indonesia Bersatu seperti Menko Kesra
Aburizal Bakrie, Menkominfo Moh. Nuh,
Menkes Dr. dr. Siti Fadilah Supari, dan
Meneg KLH Rachmat Witoelar.
“Negara kita sering disebut emerging
economy, emerging country atau
negara yang sedang mengalami
perkembangan yang baik, namun
tantangan yang dihadapi belum
sekuat negara maju dalam membiayai
semua sektor pembangunan di bidang
kesehatan. Namun hal ini jangan
dijadikan penghalang dan alasan untuk
tidak melakukan pembangunan yang
baik dengan intensitas dan ekstensitas
tinggi. Buktinya status kesehatan dan
status gizi masyarakat terus mengalami
peningkatan,” ujar Presiden.
Presiden
menegaskan,
prioritas
pembangunan kesehatan saat ini adalah
penyediaan
pelayanan
kesehatan
dasar di Indonesia. “Kita juga ingin


meningkatkan
pemenuhan
ketersediaan dan
keterjangkauan
obat-obatan
termasuk
obat
generik esensial
yang banyak
dibutuhkan
masyarakat. Terus
meningkatkan
kualitas
dan
kuantitas tenaga
medis agar benarbenar
dapat
memberikan
pelayanan
yang baik serta
memberikan
j a m i n a n
pemeliharaan
kesehatan bagi
rakyat tidak
mampu dan
miskin atau
Jamkesmas. Dan
masih
banyak
lagi sejumlah
program
aksi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sedang memberikan amanat pada
yang dilakukan Peringatan Puncak Hari Kesehatan Nasional Ke-44
jajaran Depkes,
pemerintah provinsi/kabupaten/kota di
Jamkesmas agar jangkauannya
seluruh Indonesia,” ujar Presiden.
makin luas, makin efektif dan
Pada kesempatan tersebut Presiden
mengajak seluruh masyarakat untuk
bersama-sama pemerintah untuk:
• Mensukseskan program kesehatan
yang pro rakyat
• Mengembangkan desa siaga dengan
melibatkan
unsur
masyarakat
agar mendapatkan partisipasi dan
kontribusi yang optimal
• Melanjutkan
dan
mengelola

akhirnya mencapai sasaran yang
tepat.
Presiden
mengingatkan,
sudah
saatnya di tahun mendatang kita mulai
memikirkan pembangunan rumah
sakit modern yang bisa memberikan
pengobatan yang baik sehingga
masyarakat kita tidak harus berobat ke
luar negeri. Masyarakat bisa berobat

LAPORAN UTAMA
di dalam negeri dengan dokter-dokter
dan tenaga medis yang tidak kalah
kualitasnya dengan luar negeri.
Pada kesempatan itu, Menkes Dr. dr. Siti
Fadilah Supari, Sp. JP (K) menyatakan,
kegiatan HKN diselenggarakan secara
kemitraan dan gotong royong antara
Depkes, masyarakat termasuk sektor
swasta, jajaran kesehatan, organisasi
masyarakat atau LSM, dan berbagai
organisasi profesi. Karena itu Menkes
menyampaikan terima kasih dan
penghargaan kepada pihak-pihak yang
telah memberikan dukungan sehingga
rangkaian kegiatan HKN ke-44 berjalan
dengan baik.
Menurut
Menkes,
pembangunan
kesehatan selama empat tahun
t e r a k h i r, t e l a h m e n u n j u k k a n
pencapaian yang cukup bermakna.
Hal itu ditandai menurunnya angka
kematian ibu dari 307/100.000 kelahiran
hidup (KH) pada tahun 2003 menjadi
228/100.000 KH pada tahun 2007.
Menurunnya angka kematian bayi
dari 35/1.000 KH pada tahun 2004
menjadi 34/1.000 KH pada tahun 2007.
Menurunnya prevalensi gizi kurang
pada Balita dari 25,8% pada tahun 2004
menjadi 21,9% pada tahun 2007. Selain
itu, umur harapan hidup rata-rata orang
Indonesia meningkat dari 66,2 tahun
pada tahun 2004 menjadi 70,5 tahun
pada tahun 2007.
Pada kesempatan tersebut Presiden
secara
simbolis
menyerahkan
penghargaan Pemerintah dalam bentuk
Trophy dan Lencana berupa:
1.) Manggala Karya Bakti Husada Kartika,
penghargaan yang diberikan kepada
institusi yang berjasa luar biasa.
2.) Manggala Karya Bakti Husada Arutala,
penghargaan yang diberikan kepada
institusi yang berjasa besar.
3.) Ksatria Bakti Husada Aditya,
penghargaan yang diberikan kepada
individu yang berjasa luar biasa.
4.) Ksatria Bakti Husada Arutala,
penghargaan yang diberikan kepada
individu yang berjasa besar.
Trophy Manggala Karya Bakti Husada
Kartika, diberikan kepada :
• Provinsi DI Yogyakarta yang
berdasarkan Riset Kesehatan
Dasar 2007 mencapai ranking
tertinggi dalam pencapaian

Presiden menyerahkan trophy secara simbolis kepada Gubernur DI. Yogyakarta Sri Sultan
Hamengku Buwono X mewakili Gubernur, Walikota dan Bupati yang berjasa luar biasa dan besar
dalam pembangunan kesehatan



program pembangunan
kesehatan. Trophy diserahkan
kepada Gubernur Sri Sultan
Hamengku Buwono X.
Kota Metro, Provinsi Lampung
berdasarkan hasil Riskesdas
menempati urutan tertinggi
dari 440 Kabupaten/Kota
untuk program pembangunan
kesehatan. Trophy diserahkan
kepada Bupati H. Lukman Hakim,
SH, MM.

Trophy Manggala Karya Bakti Husada
Arutala, diberikan kepada :
• Provinsi
Jawa
Tengah
yang
menempati urutan ketiga dalam
p e n c a p a i a n s e k to r k e s e h at a n
diterima Letnan Jenderal TNI
(Pur) Bibit Waluyo, Gubernur Jawa
Tengah.
• Bupati Ogan Komering Ulu Timur,
mewakili 9 Kabupaten/Kota di luar
Jawa-Bali yang telah mencapai
target Desa Siaga 100%, diterima H.
Herman Deru, SH, MM.
Lencana Ksatria Bakti Husada Aditya
diberikan kepada Dr. Makarim Wibisono,
mantan Duta Besar RI untuk Swiss.
Untuk kemampuan diplomasi Indonesia
di dunia internasional.
Lencana Ksatria Bakti Husada Arutala
diserahkan kepada:
1. K H . M . Z a i n u l M a j d i , M A ,

2.

3.

4.

5.

Gubernur Provinsi NTB yang telah
mengalokasikan dana kesehatan
dengan proporsi tertinggi di
Indonesia terhadap APBD.
Prof. DR. RM. Padmo Santjoyo, Sp. BS,
Dokter Spesialis bedah syaraf. Pelopor
Ilmu Bedah Syaraf di Indonesia,
keberhasilan dalam operasi kembar
siam termuda.
Prof.
Syamsurizal
Zauzi,
Sp.
PDKAI, Dokter Spesialis Penyakit
Dalam. Pelopor perawatan ODHA,
Orang Dengan HIV AIDS secara
komprehensif.
Ny. Ratih Siswono Yudohusodo,
SH. Ketua Umum Perkumpulan
Pe n a n g g u l a n g a n Tu b e r k u l o s a
Indonesia, untuk penanggulangan
masalah TB di Indonesia.
Web Warouw, Jurnalis Sinar Harapan,
sebagai pemuda berprestasi dalam
bidang pembangunan kesehatan.

Puncak peringatan Hari Kesehatan
Nasional ke-44 dengan tema “Rakyat
Sehat, Kualitas Bangsa Meningkat“
dimeriahkan dengan penampilan Band
Gigi, penayangan Film Pembangunan
Kesehatan, persembahan 2 buah lagu
oleh DEBU, penampilan Lenong Bocah
tentang program Jamkesmas, Fragmen
tari “Pemuda Siaga Peduli Bencana“
oleh Sanggar Tari Paripurna dari Bali,
dan ditutup paduan suara Elfa Secoria
dengan menyanyikan lagu “Aku Anak
Sehat“. (Smd/Iw/Ds)


LAPORAN UTAMA

Satu Milyar Rupiah

Untuk yang Sukses Kembangkan Desa Siaga 100 Persen
Departemen Kesehatan terus mendorong dan memotivasi pemerintah
kota dan kabupaten untuk mengembangkan Desa Siaga. Salah satu
wujudnya, dengan memberi penghargaan yang setimpal bagi daerah
yang sukses mewujudkan Desa Siaga 100%.
untuk mencegah dan mengatasi
masalah-masalah kesehatan (bencana
dan kegawatdaruratan kesehatan) secara
mandiri. Desa dikatakan Desa Siaga,
minimal memiliki satu Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) yang ditangani satu
bidan dan dua kader.
Menkes mengharapkan penghargaan
ini akan memacu kabupaten/kota
bersangkutan menjadikan Desa Siaga
sebagai prioritas penting. Di samping
juga memotivasi daerah lain untuk
lebih intensif lagi mengembangkan esa
Siaga. “Jangan hanya saat penilaian saja
desa tersebut siaga tetapi kegiatannya
hendaknya berkesinambungan dan
perilaku hidup bersih dan sehat
membudaya sehingga masyarakat sehat
mandiri,” kata Menkes dr. Siti Fadilah.
Menteri Kesehatan Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp. JP(K) memberikan hadiah 1 milyar rupiah kepada
H. Herman Deru, SH, MM. Bupati Oku Timur.

T

idak
tanggung-tanggung,
Depkes menyiapkan hadiah
uang sebesar Rp 1 milyar untuk
kabupatan atau kota yang
seluruh desanya berhasil dikembangkan
menjadi Desa Siaga. Dan berkaitan
dengan Hari Kesehatan Nasional (HKN)
ke-44 belum lama ini, Menteri Kesehatan
menyerahkan hadiah tersebut, ditambah
piagam, kepada sembilan bupati dan
walikota.
Kesembilan
bupati/walikota
yang
sukses mengembangkan Desa Siaga
100% itu adalah Bupati Ogan Komering
Ulu Timur (Sumatera Selatan), Walikota
Palu (Sulawesi Tengah), Walikota Dumai
(Riau), Bupati Banyuasin (Sumatera
Selatan), Walikota Metro (Lampung),
Bupati Bulungan (Kalimantan Timur),
Bupati Hulu Sungai Selatan (Kalimantan

0

Selatan), Bupati Minahasa Tenggara
(Sulawesi Utara), dan Bupati Sumbawa
Barat (NTB).
Penyerahan piagam dan hadiah
dilakukan dalam rangkaian peringatan
Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 44
dengan tema “Rakyat Sehat, Kualitas
Bangsa Meningkat“.
Menurut Menkes Siti Fadilah Supari,
Pemkab/Pemkot
tersebut
dinilai
berhasil mengembangkan seluruh desa
menyadi Desa Siaga 100%. Kabupaten/
kota yang berada di Pulau Jawa dan
Bali, tidak diikutkan dalam penilaian,
karena pemenuhan tenaga ataupun
penyediaan fasilitas desa siaga tidak
sesukar daerah di luar Jawa.
Desa Siaga adalah Desa yang memiliki
kesiapan sumber daya dan kemampuan

Puncak HKN 19 Desember 2008,
berlangsung di Arena Pekan Raya
Jakarta, dihadiri Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Dan pada 20
Desember acara peringatan HKN
dimeriahkan dengan senam massal
yang dihadiri Menkes dan para pejabat
serta karyawan Depkes dan masyarakat
umum. Acara dilanjutkan pameran
pembangunan kesehatan di Parkir Timur
Senayan Jakarta yang berlangsung dua
hari.
Pada peringatan HKN 2008 tersebut,
Menkes juga menyerahkan 12 Piagam
dan 8 Trophy Manggala Karya Bakti
Husada, serta 12 Piagam dan 7 Lencana
Ksatria Bakti Husada kepada sejumlah
institusi dan perorangan.
Piagam Manggala Karya Bakti Husada
(MKBH) Kartika diberikan kepada
Provinsi DI Yogyakarta, Provinsi Bali,
Kota Metro, Lampung, Kabupaten
Sleman Yogyakarta, dan Kota Bandung

LAPORAN UTAMA
Jabar. Sedangkan Provinsi Jawa Tengah,
Kota Yogyakarta, Kota Balikpapan,
Nation Petroleom, PT Sumber Alkafaria
Trijaya , Kab. Rejang Lebong, Provinsi
Bengkulu, dan Tim Penggerak PKK Kota
Yogyakarta memperoleh penghargaan
MKBH Arutala.
Nation Petroleom mendapat
penghargaan atas peranan besarnya
dalam program Save Papua, PT Sumber
Alkfaria Trijaya mendapat penghargaan
terkait pemasaran dan sosialisasi obat
serba seribu, sementara PKK Kota
Yogyakarta terkait dengan upaya
pemberdayaan masyarakat dalam
memanfaatkan Posyandu.

ke Rumah Sakit”. Selain memperoleh
piagam mereka juga memperoleh
hadiah uang masing-masing sebesar
enam juta lima ratus ribu rupiah, lima
juta lima ratus ribu rupiah, dan empat
juta rupiah.
Piagam penghargaan pemenang lomba
poster Obat Generik diberikan kepada
Nurul Ariin, Puskesmas Karang Ketug
Pasuruan Jawa Timur, dan Herlinda
Herawati.
Sedangkan
piagam
penghargaan
Widyaiswara berprestasi diberikan
kepada Drs. Baderel Munir, MA, Dr. T.
Rabitta Cherysse, MPH, dan Zainal Abidin,
M.Sc. Sedangkan Dosen Politeknik
Kesehatan Berprestasi Tingkat Nasional
tahun 2008, adalah Yohanes Kristianto,
GrandDipFoodSci, MFT, Waryana, SKM,

Piagam dan Lencana Ksatria Bakti Husada
Arutala diserahkan kepada KH. M. Zainul
Majdi, MA (Gubernur Provinsi NTB),
Web Warouw (Jurnalis
Sinar
Harapan),
Ny. Ratih Siswono
Yudohusodo (Ketua
Umum Perkumpulan
Pemberantasan
Tuberkulosis
Indonesia), Prof. Padmo
Santjoyo, Sp.BS, dan
Prof. Syamsurizal Zauzi,
Sp.PD, Drs. H. Rudy
Ariin, MM (Gubernur
Prov.
Kalimantan
Selatan), Subardi, S.Pd
(Walikota
Cirebon),
H. Mokh. Muslikh
A b d u s s y u k u r, S H
(Walikota Sukabumi),
dr.
Eka
Julianta
Wahjoepramono,
Sp.BS (Dekan
Universitas
Pelita Menkes foto bersama dengan penerima penghargaan
Harapan), dr. Tjondro
Indarto (Penanggung Jawab BKTIA),
M.Kes, dan Santa Manurung, SKM,
Kim Woo Jae (Ketua Yayasan Mu Gung
M.Kep.
Hwa, peranannya membantu pelayanan
Penghargaan juga diberikan kepada
jantung kepada 41 orang dan donatur
Peneliti Teladan Tahun 2008 Badan
tetap RS Kusta), dan dr. Demus Kogoya
Penelitian
dan
Pengembangan
(Tenaga Kesehatan Teladan 2008 di
Kesehatan, masing-masing kepada
daerah terpencil Papua).
Dr. Emilia Tjitra, M.Sc, Ph.D, Peneliti
Utama pada Puslitbang Biomedis dan
Pi a g a m p e n g h a r g a a n K o m p e t i s i
Farmasi Jakarta, Komari, M.Sc, Ph.D,
Jurnalistik diserahkan kepada
Peneliti Utama pada Puslitbang Gizi
pemenang pertama Wahyu Muryadi
dan Makanan Bogor, dan Dwi Hapsari
(Majalah Tempo) dengan judul tulisan
Tjandrarini, SKM, M.Kes, Peneliti Muda
“Panas-Dingin Virus Namru”. Pemenang
pada Puslitbang Ekologi dan Status
kedua, Yuliadi (Majalah Forum) dengan
Kesehatan Jakarta.
judul tulisan “Bu Siti Melawan Amerika”.
Dan pemenang ketiga, Amelia M Tagori
Pada kesempatan itu juga diberikan
(Harian Suara Pembaruan) dengan judul
penghargaan berupa ucapan terima
tulisan “Dana Askeskin Dikirim Langsung
kasih kepada UPT-UPT Depkes yang telah

mendapat penghargaan dari Menteri
Pendayagunaan
Aparatur
Negara
karena dinilai melaksanakan pelayanan
publik dengan baik. Yaitu RSUP Hasan
Sadikin Bandung, Politeknik Kesehatan
Semarang, Balai Pengamanan Fasilitas
Kesehatan Surabaya, Kantor Kesehatan
Pelabuhan Mataram, dan Balai Besar
Laboratorium Kesehatan Surabaya.
dr. Sjaii Ahmad, MPH, Sekretaris Jenderal
Depkes yang juga Ketua Panitia HKN
menyatakan, penghargaan Ksatria Bakti
Husada diberikan kepada individu yang
dengan sukarela telah menyumbangkan
tenaga, pikiran, dan pengetahuannya
dalam mengembangkan program
kesehatan. Darma baktinya dapat
dirasakan dan sangat bermanfaat bagi
masyarakat, bangsa dan negara.
“Indikator yang
digunakan untuk
penilaian ialah
individu yang telah
mengabdi dan
sebagai pemrakarsa,
penggagas/penemu
dalam bidang
kesehatan dan hasilnya
dapat meningkatkan
derajat kesehatan
masyarakat,” ujar dr.
Sjaii Ahmad.
Sedangkan Manggala
Karya Bakti Husada
(MKBH) diberikan
kepada institusi
ya n g d u k u n g a n nya
sangat besar terhadap
pembangunan
kesehatan di wilayahnya
dan menunjukkan
komitmen yang tinggi serta memiliki
kerja sama yang baik dan nyata dalam
mensukseskan
program-program
kesehatan di wilayahnya.
Adapun indikator penilaian untuk
penghargaan MKBH adalah pencapaian
indikator prioritas program kesehatan
hasil Riskesdas 2007 tingkat Provinsi/
Kabupaten/Kota, Alokasi anggaran
untuk kesehatan pada APBD di atas/
mendekati 15%, Kabupaten/kota di luar
Jawa dan Bali dengan Desa Siaga 100%,
Kabupaten/Kota yang mempunyai
pelayanan khusus seperti pelayanan
daerah terpencil dan perbatasan, serta
institusi/perusahaan yang mendukung
program-program kesehatan. (Smd/Ds)


LAPORAN UTAMA

AIDS

Ancaman yang makin Nyata
Jumlah kasus HIV/AIDS meningkat sangat
tajam sejak ditemukan pertama kali di Bali 21
tahun lalu. Hingga saat ini belum ditemukan
obatnya, sehingga cara paling efektif untuk
mengatasinya adalah pencegahan.
bagi Indonesia.
A I D S a t a u A c q u i r e d
I m m u n o d e f i c i e n c y S y n d ro m e
adalah kumpulan gejala penyakit
akibat turunnya kekebalan
tubuh yang disebabkan Human
Immunodeiciency Virus (HIV).
HIV/AIDS ditularkan melalui 3 cara
yaitu, lewat cairan darah (transfusi
darah, pemakaian jarum suntik yang
tercemar HIV, lewat cairan sperma
dan cairan vagina (hubungan seks),
dan lewat air susu ibu (ibu hamil yang
HIV positif dan menyusui bayinya).

D

iam-diam namun pasti,
penyakit AIDS telah
menjelma menjadi
ancaman yang makin
nyata bagi masyarakat Indonesia.
Perkembangannya yang terhitung
sangat cepat dalam beberapa
t a h u n t e r a k h i r, d i t a m b a h
dengan pemahaman yang
belum komprehensif di kalangan
masyarakat
tentang
penyakit
ini, menyebabkan upaya untuk
mengatasinya harus berhadapan
dengan berbagai kendala yang


cukup serius.
Sejak ditemukan pertama kali di Bali
tahun 1987, sampai September 2008
secara kumulatif terdapat 15.136
kasus AIDS dan 6.015 kasus HIV.
Berarti dalam waktu 21 tahun kasus
HIV/AIDS meningkat lebih 4.000
persen. Selama Juli – September
2008 saja kasus AIDS bertambah
2.450 kasus, yang dilaporkan dari 32
provinsi dan 214 kabupaten/kota di
Indonesia. Itu sebabnya HIV/AIDS
merupakan ancaman yang serius

Menurut Prof. dr. Tjandra Yoga
Aditama, Sp. P (K), DTM&H, MARS,
Pelaksana Tugas Dirjen Pengendalian
Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(P2PL) Departemen Kesehatan, cara
penularan kasus AIDS dilaporkan
melalui heteroseksual (47%), melalui
pengguna Napza suntik/penasun
(43%), dan homoseksual (4%). Usia
penderita paling banyak ditemukan
pada usia 20-29 tahun (51%), disusul
penderita usia 30-39 tahun (29%),
dan usia 40-49 tahun (8%). Jumlah
penderita AIDS yang meninggal
3.197 orang (21,12.%).
Itu sebabnya dalam memperingati
Hari AIDS Sedunia tanggal 1
Desember 2008 ditetapkan tema
”Kepemimpinan”.
Berdasarkan
tema itu, sub tema yang ditetapkan
Indonesia adalah ”Yang Muda Yang

LAPORAN UTAMA

Membuat Perubahan”. Salah satu
ciri kepemimpinan adalah mampu
menyiapkan kaderisasi kepada
yang muda untuk menyiapkan
kepemimpinan saat ini dan yang akan
datang, sebagai bukti menanamkan
cinta kasih kepada masyarakat dan
lingkungan yang dipimpinnya.
AIDS
Berdasarkan penelusuran, diketahui
ratio kasus AIDS antara laki-kali
dan perempuan adalah
3,08:1.
Dari 15.136 kasus, dilaporkan
sebanyak 11.367 orang adalah lakilaki dan 3.684 adalah perempuan,
dan 85 kasus tidak diketahui jenis
kelaminnya.
Sampai dengan 31 Maret 2008
insiden rate AIDS secara nasional
mencapai
6,66
per
100.000
penduduk (berdasarkan data Badan
Pusat Statistik tahun 2005, jumlah
penduduk Indonesia sebanyak
227.132.350 jiwa). Dibandingkan
dengan angka nasional, jumlah
penderita di Papua mencapai 18,7 kali
lipat lebih banyak, disusul DKI Jakarta
4,5 kali, Bali 3,7 kali, Kepulauan Riau
3,4 kali, dan Kalimantan Barat 2,7 kali

angka nasional.
HIV
Kasus terbanyak terdapat di Provinsi
Papua (1.650), kemudian DKI Jakarta
(1.181), Bali (968), Sumatera Utara
(820), Jawa Barat (376), dan Sumatera
Selatan (179).
Hasil estimasi populasi rawan tertular
HIV pada tahun 2006 terbanyak
ditemukan pada penasun (90.000
orang). Kelompok lain yang rawan
tertular adalah pelanggan wanita
pekerja seks/WPS (28.340 orang),
masyarakat umum (27.470 orang),
pasangan IDU (12.810 orang), lelaki
suka lelaki/LSL (9.160 orang), wanita
penjaja seks (8.910 orang), pasangan
pelanggan WPS (5.200 orang), warga
binaan pemasyarakatan/WBP (5.190
orang), waria (3.760 orang) dan
pelanggan waria (2.230 orang).
Populasi rawan HIV terbanyak
ditemukan di DKI Jakarta (26.810),
selanjutnya Papua (22.220), Jawa
Barat (20.980), Jawa Timur (19.920),
dan Sumatera Utara (11.840).

mematikan ini. Obat yang ada Anti
Retroviral Virus (ARV) hanyalah
untuk menekan perkembangan
virus. Pengobatan HIV/AIDS sangat
mahal karena harus dilakukan
seumur hidup. Karena itu, cara yang
paling efektif adalah pencegahan
yaitu menghindari hubungan seks
di luar nikah, bagi kelompok risiko
tinggi
menggunakan
kondom
bila berhubungan seks, dan tidak
menggunakan narkoba suntik.
(smd)

Dia yang kehilangan
kesehatan, kehilangan
banyak.
Dia yang kehilangan
teman, kehilangan lebih
banyak lagi.
Tapi dia yang kehilangan
semangat, kehilangan
segalanya.
- Cervantes -

Sampai saat ini belum ada vaksin
maupun obat untuk penyakit

Jumlah kasus AIDS berdasarkan tahun pelaporan s.d 30 September 2008
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10
11.

Tahun
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997

Jumlah
5
2
5
5
15
13
24
20
23
42
44

No.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Jumlah

Tahun
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008

Jumlah
60
94
255
219
345
316
1.195
2.639
2.873
2.947
3.995 *)
15.136

Sumber : Ditjen P2PL Depkes.


LAPORAN UTAMA

PSK BATAM WAJIB PERIKSA
KESEHATAN
kumulatif penderita HIV/AIDS di
Kota Batam sebanyak 998 orang,
dimana 239 diantaranya telah
mencapai tahap AIDS. “Program
penanggulangan HIV/AIDS yang
bertujuan menurunkan tingkat
penularan telah berjalan di Batam
dengan koordinasi Dinas Kesehatan
dan dibantu beberapa LSM peduli
AIDS dan didukung oleh para
pengelola tempat hiburan malam,
seperti lokalisasi Pusat Rehabilitasi
Non Panti (PRSNP) Teluk Pandan,”
jelas dr Mawardi.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam dr. H. Mawardi Badar, MM

K

epala Dinas Kesehatan
Kota Batam dr. H mawardi
Badar, MM mengatakan
bahwa,
jalur
utama
penularan infeksi HIV yang terjadi di
Kepulauan Riau, khususnya di Kota
Batam ditularkan melalui hubungan
seksual dan disinyalir terjadi di
dunia prostitusi. upaya mencegah
penularan HIV/AIDS di Kota Batam
telah di dituangkan dalam Surat
Keputusan Walikota Batam No.
KPTS. 187/HK/V/2008, tentang Tim
Pengawas Pelaksanaan Kewajiban
Memeriksakan Secara Berkala Bagi
Wanita Penjaja Seks dan Pemakaian
Kondom. “Berbagai upaya telah
dilakukan, salah satunya melalui



penggunaan kondom dikalangan
populasi risiko tinggi. Upaya lain
yaitu mewajibkan para PSK (Pekerja
Seks Komersial) untuk melakukan
pemeriksaan berkala terhadap risiko
tertularnya IMS (Infeksi Menular
Seksual) sekaligus HIV/AIDS”, papar
dr. Mawardi ketika menerima
‘Mediakom’ di ruang kerjanya.
Estimasi jumlah populasi rawan HIV
di Kota Batam pada tahun 2005
menurut dr. Mawardi sebesar 56.750
orang. Mereka sebagian besar
adalah laki-laki pelanggan PSK
(Pekerja Seks Komersial) dan isteri
dari pelanggan tersebut. Pada 1992
sampai dengan Maret 2008 jumlah

Sementara itu, sekitar 20 Mahasiswa
Universitas Batam (Uniba)
membagikan 1.000 bunga dan 500
stiker bertemakan persahabatan
dengan orang pengidap HIV/AIDS
(ODHA). Bunga dan stiker dibagikan
kepada sejumlah pejalan kaki,
pengendara mobil maupun sepeda
motor yang melewati kawasan
Simpang Jam Batam antara pukul
08.30 hingga 10.00 Senin (1/12). Hal
tersebut dilakukan dalam rangka
memperingati hari AIDS se-dunia
yang diperingati tiap 1 Desember.
Selain Mahasiswa Uniba, puluhan
aktivis yang tergabung dalam
Komisi
Penanggulangan
AIDS
(KPA) Batam dalam waktu yang
sama juga menggelar aksi serupa
di Simpang Jam. Dalam aksinya
mereka membagikan pita, kaset
berisi pesan pesan bahaya HIV/AIDS
dan bunga. Selain kegiatan tersebut
KPA Batam bekerja sama dengan
Yayasan Gaya Batam di tempat yang
sama membagikan kondom.

LAPORAN UTAMA

pasien sudah dalam keadaan AIDS.
Meskipun belum diketahui hasil
laboratorium, secara klinis pasien
sudah menunjukan indikasi AIDS ”
ungkap dr. Francisca Tanzil Kepala
Klinik VCT ketika ditemui ‘Mediakom’
di ruangannnya.

dr Fransica Tanzil, Kepala Klinik VCT RS Budi Kemuliaan sedang melakukan konseling dengan
ODHA

Di tempat dan waktu yang sama,
puluhan mahasiswa yang tergabung
dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa
Muslim Indonesia (KAMMI) Batam
juga menggelar aksi serupa. Para
mahasiswa itu justru menolak
kondomisasi oleh pemerintah. Dari
pesan-pesan yang dibawa para
aktivis tertulis pesan, menolak seks
bebas dan pembagian kondom
kepada masyarakat.
Pada kesempatan yang sama
Batam Tourism Development Board
(BTDB) dalam rangka peringatan
Hari AIDS Se-dunia juga menggelar
kampanye kesehatan di tiga titik
di Batam dengan membawa
pesan-pesan yang berguna bagi
masyarakat mengenai HIV/AIDS.
BTDB memanfaatkan momentum
Hari AIDS se-dunia ini dengan
memberikan informasi mengenai
bahaya HIV/AIDS, bagaimana cara
pencegahan dan hal-hal apa saja
yang bisa mengakibatkan timbulnya
virus tersebut.
Sementara itu di Klinik Counseling
and Testing (VCT) Etty (bukan
nama sebenarnya) terkulai lemas
diatas kursi roda saat menunggu

pemeriksaan dokter. Ibu Muda
itu datang ke Rumah sakit Budi
Kemuliaan dengan diantar oleh
tukang ojek dengan membawa
serta dua orang anaknya yang
masih kecil-kecil tanpa ditemani
suaminya yang bekerja sebagai
buruh bangunan. Warga Batuampar
ini tidak tahu persis penyakit apa
yang dialaminya.
Etty mengeluh selama dua bulan
belakangan sering diare, berat
badannya turun dengan drastis dari
70 kilogram menjadi 30 kilogram hal
itu menjadikan tubuhnya tinggal
tulang pembalut kulit. Selama
itu dari gejala yang dialami Etty
mengira dirinya hanya mengalami
sakit diare biasa dan Iapun hanya
mengkonsumsi obat yang dijual
bebas. Karena tidak juga membaik,
akhirnya Etty berobat ke RS Budi
Kemuliaan.
Melihat gejala klinis yang dialami
Etty oleh dokter yang memeriksa
dikirim ke VCT untuk konseling dan
melakukan pemeriksaan lebih lanjut,
untuk memastikan apakah yang
bersangkutan mengidap virus HIV/
AIDS. “Kalau dari gejala yang dialami,

Dijelaskan dr Fransisca, secara kasat
mata yang baru dinyatakan positif
HIV tidak ada perbedaan dengan
orang sehat. Hal itu berbeda pada
kondisi pasien yang sudah pada
tahap AIDS, gejalanya sangat
mudah dikenali seperti, penurunan
berat badan yang drastis, diare
dan dibagian mulut terutama
bagian lidah memutih. “Kalau
pasien sudah ditemukan dalam
kondisi positif AIDS, selain kondisi
isiknya memprihatinkan, proses
penyembuhannya juga lebih sulit.
Sehingga kemungkinan hidupnya
juga lebih kecil,” jelas dr Fransisca
yang biasa dipanggil dr Sisca itu.
Karena alasan itu juga dr Sisca selalu
menyarankan bagi yang berisiko
terhadap HIV, hendaknya melakukan
cek up secara rutin. Bahkan, bagi
mereka yang merasa tidak berisiko
juga bukan berarti bebas dari HIV.
“Saat ini terjadi perubahan trend
penderita. Selama ini HIV/AIDS
identik dengan PSK & pelanggannya,
homo seksual dan pengguna narkoba
suntik. Tetapi sekarang virus HIV/
AIDS mulai menyentuh kalangan ibu
rumah tangga dan anak yang baru
dilahirkan”, papar dr. Sisca.
Pasalnya tegas dr Sisca, saat ini
penularan HIV rentan dialami bagi
mereka yang suka berganti-ganti
pasangan. PSK dan pelanggan
merupakan kalangan yang berisiko
tinggi terhadap HIV/AIDS. Tapi bagi
mereka yang tidak pelanggan PSK
tapi penganut seks bebas yang
melakukan bukan dengan pasangan,
keadaan seperti itu tetapnya juga
memiliki risiko yang sama. “Meskipun
bukan berhubungan dengan PSK,
siapa yang menjamin teman kencan


LAPORAN UTAMA

mengenai faktor risiko serta apa
yang harus dilakukan jika hasil
testnya positif. “Lebih menyiapkan
mental mereka saja, kalau akhirnya
hasil tesnya positif. Karena tidak
semua orang mengetahui mengenai
virus ini, meskipun sebenarnya tidak
perlu ditakuti secara berlebihan,”
tutur dr. Sisca.
Saat ini masyarakat Batam bisa
melakukan konseling dan tes
HIV di klinik VCT yang terdapat di
paviliun Anyelir RS Budi Kemuliaan.
Bagi yang positif HIV tidak harus
mengkonsumsi obat, tergantung
pada kondisinya saja. Bagi mereka
yang sudah masuk ke dalam tahap
AIDS pasien harus minum obat
antiretroviral (ARV) secara teratur
seumur hidupnya.
Suasana kekeluargaan tercermin di VCT RS Budi Kemuliaan, dr. Sisca bersama balita yang lolos dari
virus HIV/AIDS dari Ibunya.

bersih dan aman dari virus HIV,” tegas
dr. Sisca.
Jadi, lanjut dr Sisca saat ini siapa
saja harus lebih waspada, tidak ada
salahnya melakukan pengecekan
dini, terutama saat hamil, minimal
berusaha menghindari anak tertular
HIV/AIDS. “Kalau diketahui lebih dini,
penularan HIV pada anak yang masih
dalam kandungan bisa dicegah ,”
ungkapnya.
Data kasus HIV di Provinsi Kepulauan
Riau menduduki urutan ke-9 di
seluruh Indonesia. Sementara data
Dinas Kesehatan Kota Batam, tingkat
kemungkinan kasus HIV diantaranya
pekerja seks di Batam sebesar 12,5%
artinya setiap ada 8 pekerja seks
satu diantaranya menderita HIV.
Sementara data kumulatif penderita
HIV yang pernah didiagnosis di
RS Budi Kemuliaan Batam hingga
Oktober 2008 berjumlah 874 orang,
306 diantaranya telah masuk pada
tahap AIDS dan 157 lainnya telah
meninggal dunia.


Dari data tersebut 71% kasus terjadi
akibat hubungan seks dengan lawan
jenis. 11% penularan terjadi akibat
penggunaan jarum suntik bersama
pada para pengguna narkoba. 10%
akibat hubungan seks sesama jenis
dan 7% penularan dari ibu ke bayi.
Selanjutnya dr. Sisca mengatakan
bahwa, Batam sebagai daerah
yang masyarakatnya terdiri dari
para pendatang maka penderita
HIV/AIDS juga bisa dilihat dari latar
belakang budaya. Dari keseluruhan
kasus HIV/AIDS urutan paling tinggi
sebesar 18,4% adalah suku Jawa,
urutan kedua 16,7% dari etnis Cina,
urutan ke tiga 14,2% Sunda dan
yang ke-empat suku Batak sebesar
13,6%.
Hingga saat ini untuk mengetahui
seseorang menderita HIV hanya
dengan cara pemeriksaan darah
tes anti-body HIV, diawali dengan
konseling. Konseling ini diperlukan
untuk
memberikan
gambaran
tentang HIV/AIDS kepada pasien

Kalau HIV diketahui lebih dini, tidak
harus konsumsi ARV, tapi penderita
dapat mengubah gaya hidupnya,
seperti menjaga asupan makanan,
tidak merokok, istirahat dan pastikan
tidak melakukan hubungan seks yang
tidak aman yang dapat menularkn
virus pada orang lain. (isti)

Kebanyakan dari kita
tidak mensyukuri
apa yang sudah kita
miliki, malahan selalu
menyesali apa yang
belum kita dapat
- SCHOPENHAUER -

LAPORAN UTAMA

‘Pelayanan Kesehatan Yang Komunikatif’
Para penari cilik dengan lincah menari menyambut kedatangan para tamu undangan yang
menghadiri acara puncak peringatan genap 49 tahun Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP)
Sanglah, yang kali ini mengambil tema Communicative Health Care.
yang bermutu tersebut antara lain,
memberikan pelayanan yang aman,
berkualitas, terjangkau, eisien serta
berkeadilan.
Menurut Menkes, peningkatan
mutu pelayanan rumah sakit
sangat erat hubungannya dengan
kepuasan pelanggan/pasien. Di
era globalisasi perdagangan bebas
telah mengakibatkan persaingan
di bidang pelayanan kesehatan
terutama bidang perumahsakitan
sangat terasa pengaruhnya.
Menjawab tantangan tersebut
maka diperlukan intervensi internal
dalam penyelenggaraan pelayanan
kesehatan rumah sakit di Indonesia.

Dr. Bambang Giatno Rahardjo, MPH menyampaikan sambutan Menkes pada peringatan genap ke49 tahun RSUP Sanglah Bali

M

enteri Kesehatan, Dr. dr.
Siti Fadilah Supari, Sp.
JP(K) pada kesempatan
itu menyampaikan
apresiasi yang setinggi-tingginya
kepada seluruh jajaran RSUP
Sanglah yang pada Hari Ulang
Tahun ke-49 mengangkat tema
Communicative Health Care. Isu
tersebut saat ini merupakan unsur
penting dalam pelayanan kesehatan
kepada masyarakat khususnya
di rumah sakit. Karena proses
pemberian pelayanan kesehatan
yang komunkatif akan mewujudkan
kepuasan pasien yang menjadi
tuntutan masyarakat saat ini.
Apresiasi Menkes tersebut
disampaik an dalam sambutan
yang dibacakan Kepala Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
(PP-SDM), dr Bambang Giatno

Rahardjo, MPH pada acara puncak
peringatan hari jadi RSUP Sanglah,
30 Desember 2008 di Denpasar Bali.
Menkes menegaskan bahwa,
sebagai dampak dari hasil
pembangunan kesehatan, telah
terjadinya perubahan sosial budaya
di lingkungan masyarakat. Saat
ini masyarakat semakin kritis dan
cenderung menuntut pelayanan
kesehatan yang lebih bermutu,
lebih baik dan lebih ramah. Untuk
itu, salah satu prakondisi yang harus
dipenuhi adalah meningkatnya
mutu pelayanan kesehatan.
Peningkatan mutu pelayanan rumah
sakit tegas Menkes, termasuk yang
menjadi prioritas utama. Rumah
sakit hendaknya dapat mewujudkan
pelayanan yang bermutu secara
nyata. Tindakan nyata untuk
mewujudkan pelayanan rumah sakit

Secara khusus
tegas
Menkes,
tindakan yang perlu diwujudkan
rumah sakit yaitu mencapai
pelayanan kesehatan yang berkelas
dunia. World class hospital tersebut
bertujuan untuk meningkatkan
daya saing pelayanan kesehatan
Indonesia di kawasan Asia Tenggara
maupun dunia. Disamping itu untuk
menurunkan angka consumption
abroad rakyat Indonesia dalam
mencari
pelayanan
kesehatan
serta untuk meningkatkan
profesionalisme tenaga kesehatan
di Indonesia.
Untuk mencapai kualitas pelayanan
rumah sakit berkelas dunia, Menkes
menyatakan bahwa, terdapat enam
dimensi yang saling terkait dan
harus diperhatikan. Keenam dimensi
tersebut antara lain, clinical efectiv
eness, eiciency, staf orientation,
responsive governance, safety
dan patient centeredness. Bagian
penting dari keterkaitan enam
dimensi tersebut adalah kepuasan
pelanggan.


LAPORAN UTAMA

Dalam kesempatan itu pula Menkes
mengharapkan, agar kedepan RSUP
Sanglah dapat menjadi salah satu
rumah sakit pendidikan di Indonesia
yang mampu menjadi rumah sakit
berkelas dunia atau world class
hospital. Mengingat RSUP Sanglah
memiliki
potensi
sumberdaya
kesehatan serta terletak di Provinsi
Bali yang merupakan salah satu
pintu gerbang tujuan wisatawan
mancanegara ke Indonesia. Oleh
karena itu kepada seluruh unsur
pemberi pelayanan di rumah sakit
agar dapat saling bekerja sama,
bahu membahu dalam memberikan
pelayanan yang terbaik dan selalu
berada di garis terdepan dalam
memberikan pelayanannya kepada
seluruh lapisan masyarakat.

dokter
spesialis
sebanyak
215
orang
terdiri
dari 23 spesialis
bedah, 25 spesialis
anak, 22 spesialis
k e b i d a n a n
& penyakit
kandungan,
13
spesialis
saraf,
7 spesialis kulit
& kelamin, 11
spesia