Nilai Ekonomi Sistem Agroforestry Kebun Campuran (Studi Kasus Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta)

NILAI EKONOMI
SISTEM AGROFORESTRY KEBUN CAMPURAN
(Studi Kasus Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta)

INTEN SETYAWATI SUPRIATNA

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

2

NILAI EKONOMI
SISTEM AGROFORESTRY KEBUN CAMPURAN
(Studi Kasus Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta)

INTEN SETYAWATI SUPRIATNA
E14102032

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh
Gelar Sarjana Kehutanan
pada
Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2007

3

Judul Penelitian

: Nilai Ekonomi Sistem Agroforestry Kebun Campuran (Studi
Kasus Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten
Purwakarta)

Nama


: Inten Setyawati Supriatna

NRP

: E14102032

Departemen

: Manajemen Hutan

Program Studi

: Manajemen Hutan

Menyetujui,

Dosen Pembimbing I

Dosen Pembimbing II


Dr. Ir. Leti Sundawati, MSc
NIP. 131 918 661

Ir. Bahruni, MS
NIP. 131 781 162

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kehutanan IPB

Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, MS
NIP. 131 430 799

Tanggal Lulus :

4

Inten Setyawati Supriatna. E14102032. Nilai Ekonomi Sistem Agroforestry
Kebun Campuran (Studi Kasus Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa,
Kabupaten Purwakarta). Pembimbing Dr. Ir. Leti Sundawati, MSc dan Ir.
Bahruni, MS.

Foresta et al. (2000) menyatakan bahwa agroforestry dalam bentuk kebun
merupakan sumber inspirasi dan model yang sangat menarik untuk pengembangan
pola pertanian dan kehutanan berkelanjutan yang memadukan manfaat ekonomi,
perlindungan kesuburan tanah dan pelestarian keanekaragaman hayati. Sebagai
sistem produksi skala kecil, kebun campuran tidak hanya memberikan manfaat
langsung secara ekonomis tapi juga manfaat tidak langsung sebagai jasa
pendukung kehidupan masyarakat. Pemanfaatan jasa pendukung kehidupan oleh
masyarakat sering dianggap tidak bernilai ekonomi (public goods), sehingga
sering tidak diukur (diabaikan) dalam menghitung kontribusi nilai ekonomi kebun
campuran. Sempitnya pemahaman yang menyeluruh mengenai manfaat kebun
campuran, membawa implikasi timbulnya miskonsepsi mengenai rendahnya nilai
ekonomi sistem agroforestry kebun campuran. Hingga saat ini nilai ekonomi yang
terukur dengan jelas dan akurat secara kuantitatif belum diketahui, dimengerti dan
dipahami oleh masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan penilaian ekonomi terhadap
manfaat dari komponen-komponen kebun campuran secara menyeluruh dalam
upaya menunjukkan secara objektif dan kuantitatif bahwa sistem agroforestry
kebun campuran memberikan nilai ekonomis yang nyata kepada masyarakat.
Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan nilai manfaat ekonomi sistem
agroforestry kebun campuran di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten
Purwakarta berupa nilai guna langsung (nilai produksi), nilai guna tidak langsung

(nilai pencegahan erosi dan nilai kualitas air) dan nilai pilihan.
Penelitian dilaksanakan di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa Kabupaten
Purwakarta. Waktu penelitian mulai Juli sampai dengan September 2006. Objek
dalam penelitian ini adalah lahan kebun campuran dan aliran sungai sekitar kebun
campuran. Penelitian dilakukan terhadap petani kebun campuran (memiliki lahan
kebun campuran) dan bukan petani kebun campuran (tidak memiliki lahan kebun
campuran) selaku responden. Metode penilaian yang digunakan yaitu metode
penilaian berdasarkan harga pasar, metode penilaian berdasarkan harga barang
pengganti dan metode kontingensi (CVM). Proses pengumpulan data dilakukan

5

melalui studi literatur, observasi, wawancara, dan pengukuran langsung, baik di
lapangan maupun labotarorium. Pengolahan data dan analisis menggunakan
program software excel dan minitab release 14.
Keberadaan kebun campuran tidak hanya sebagai warisan turun temurun,
tetapi juga dianggap dapat memberikan manfaat ekologis dan sosial. Selain itu
tidak dapat dipungkiri kebun campuran di Desa Babakan merupakan asset utama
ekonomi masyarakat.
Luasan lahan kebun campuran sendiri berkisar antara 0,04 sampai 2 Ha.

Kisaran dari rentangan ini menunjukkan keragaman skala usahatani yang ada.
Dari hasil risalah pada 30 petak lahan responden petani kebun campuran diketahui
terdapat 33 jenis tanaman kehutanan dengan 14 jenis yang dimanfaatkan kayunya
dan 19 jenis yang dimanfaatkan buahnya serta 17 jenis tanaman pertanian. Dari
ketiga jenis tanaman tersebut diperoleh nilai produksi kotor Rp 24.095.843/ha/thn
terdiri

dan

tanaman

buah

Rp

10.296.540/ha/thn,

tanaman

kayu


Rp

1.368.436/ha/thn dan tanaman pertanian Rp 12.430.844/ha/thn. Dengan biaya
pengelolaan Rp 6.109.247/ha/thn maka nilai produksi bersih kebun campuran Rp
17.986.596/ha/thn.
Keberadaan kebun campuran di Desa Babakan dapat menahan laju erosi
sebesar 790,75 ton/ha/thn dibandingkan penutupan lahan tegal ladang. Sebanyak
1.186 kg N; 17.397 kg bahan organik; 4 kg P2O5; 70 kg K2O dan 267 kg Ca
(kandungan unsur hara per ha) yang terdapat pada jenis tanah latosol coklat di

Desa Babakan dapat ditahan dengan adanya kebun campuran. Penurunan laju
erosi yang terjadi memiliki pengaruh terhadap kualitas air yang ditunjukkan
melalui konsentrasi sedimen melayang dalam badan air. Keberadaan kebun
campuran dapat menurunkan konsentrasi sedimen sebesar 6,384 mg/ltr
dibandingkan penutupan lahan tegal/ladang.
Nilai ekonomi sistem agroforestry kebun campuran Desa Babakan
Wanayasa adalah sebesar Rp 40.160.127.123 per tahun, terdiri dari (1) nilai guna
langsung berupa nilai produksi sebesar Rp 2.782.526.401 per tahun, (2) nilai
guna tidak langsung berupa nilai hidrologi sebesar Rp 32.575.863.364 per tahun

terdiri dari nilai pencegahan erosi sebesar Rp 628.132.359 per tahun dan nilai
kualitas air sebesar Rp 31.947.731.005 per tahun, dan (3) nilai pilihan sebesar Rp

6

4. 801.737.358 per tahun. Nilai guna tidak langsung menunjukkan proporsi
tertinggi sebesar 81,11% yang kemudian disusul dengan proporsi nilai pilihan
sebesar 11,96% dan yang terakhir nilai guna langsung dengan proporsi sebesar
6,93%. Berdasarkan uraian diatas nilai guna tidak langsung dan nilai pilihan
memiliki nilai ekonomi yang jauh lebih tinggi dibandingkan nilai guna langsung.
Hal ini mengindikasikan pentingnya peranan kebun campuran dalam memberikan
jasa pendukung kehidupan terutama dalam memberikan manfaat fungsional
proses ekologis.
Penilaian ekonomi kebun campuran yang bersifat kuantitatif secara
menyeluruh terutama terhadap manfaat tidak langsung berupa jasa pendukung
kehidupan perlu mendapat perhatian yang seimbang dan proporsional sehingga
masyarakat mengetahui, mengerti dan memahami bahwa nilai ekonomi sistem
agroforestry kebun campuran tidak hanya sebatas pada manfaat langsung yang
mereka peroleh secara ekonomis.


7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan pada Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor. Pada penelitian ini penulis mengambil judul ”Nilai
Ekonomi Sistem Agroforestry Kebun Campuran (Studi Kasus Desa Babakan,
Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta)
Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui nilai
ekonomi sistem agroforestry kebun campuran secara subjektif dan kuantitatif
karena selama ini penilaian yang dilakukan lebih objektif dan bersifat kualitatif.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat dalam
upaya peningkatan apresiasi masyarakat terhadap manfaat-manfaat dari sistem
agroforestry kebun campuran secara keseluruhan baik yang dapat dinilai maupun
yang tidak pernah dinilai secara ekonomis.
Terima kasih penulis ucapkan kepada:
1.


Kedua orang tua (mama dan papa) dan my lil sista (ade ayi) atas segala doa
dan kasih sayangnya.

2.

Dr. Ir. Leti Sundawati, MSc dan Ir. Bahruni, MS sebagai dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan saran selama penelitian
hingga penyelesaian skripsi ini.

3.

Dr. Ir. I Wayan Darmawan, MSc selaku dosen penguji dari Departemen
Hasil Hutan dan Ir. Arzyana Sunkar, Msc selaku dosen penguji dari
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

4.

Ir. Nana Mulyana Arifjaya, MS dan Ir. Omo Rusdiana, MSc yang telah
banyak memberikan ilmu dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan


pihak yang membutuhkan.

Bogor, Januari 2007

Penulis

8

RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 27 September 1983 di Bogor dan merupakan
putri pertama dari dua bersaudara keluarga Bapak Iman Supriatna dan Ibu Poppy
Noviatini.
Penulis menempuh jalur pendidikan sejak tahun 1989 di TK Regina Pacis
Bogor, dilanjutkan pada tahun 1990 di SD Regina Pacis Bogor. Tahun 1996
melanjutkan pendidikan di SMP Regina Pacis Bogor, dan pada tahun 1999 penulis
melanjutkan pendidikan di SMUN 1 Bogor. Pada tahun 2002 penulis masuk IPB
melalui jalur USMI dengan Program Studi Manajemen Hutan, Fakultas
Kehutanan.
Selama di bangku kuliah penulis mengikuti kegiatan Magang pada bulan
Juli 2004 di Kebun Raya Bogor. Kegiatan praktek lapang yang pernah diikuti
penulis adalah kegiatan Praktek Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H) pada
BKPH Rawa Timur (KPH Banyumas Barat), BKPH Gunung Selamet Barat (KPH
Banyumas Timur) dan BKPH Getas (KPH Ngawi), yang dilaksanakan pada bulan
Juli sampai Agustus tahun 2005, serta pernah melaksanakan Kuliah Kerja Nyata
di Kelurahan Situ Gede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor pada bulan Maret
sampai Mei tahun 2006.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan,
penulis melakukan penelitian dengan judul ”Nilai Ekonomi Sistem Agroforestry
Kebun Campuran (Studi Kasus Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa,
Kabupaten Purwakarta)” di bawah bimbingan Dr. Ir. Leti Sundawati, MSc
dan Ir. Bahruni, MS.

9

UCAPAN TERIMA KASIH
Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis mengucapkan
terima kasih kepada :
1.

Kedua orang tua (mama dan papa) dan my lil sista (ade ayi) yang telah
memberikan semangat, motivasi, doa, perhatian dan kasih sayang yang tak
ternilai, terutama untuk mama yang selalu dan tanpa letih mendoakan
penulis dengan tulus.

2.

Dr. Ir. Leti Sundawati, MSc dan Ir. Bahruni, MS sebagai dosen pembimbing
yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan saran selama penelitian
hingga penyelesaian skripsi ini.

3.

Dr. Ir. I Wayan Darmawan, MSc selaku dosen penguji dari Departemen
Hasil Hutan dan Ir. Arzyana Sunkar, Msc selaku dosen penguji dari
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata.

4.

Ir. Nana Mulyana Arifjaya, MS dan Ir. Omo Rusdiana, MSc yang telah
banyak memberikan ilmu dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

5.

Para staf dan laboran Laboratorium Pengaruh Hutan Silvikultur,
Laboratorium Inventarisasi Manajemen Hutan dan Laboratorium Kimia
Kayu Hasil Hutan.

6.

Keluarga terdekat: Ua Elly, Ua totoh, Ka Arie, Teh Santi, Teh Susi, Ene
Ciamis serta seluruh keluarga yang telah banyak memberikan bantuan dan
dukungan kepada penulis dan keluarga.

7.

Seluruh aparat Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
yang telah memberikan bantuan selama penulis melakukan penelitian di
lapangan.

8.

Keluarga Bapak Ade Sugema dan keluarga Bapak Ena serta masyarakat
Desa Babakan, yang telah banyak membantu yang telah membantu penulis
dalam mengumpulkan data penelitian.

9.

Rekan-rekan senasib seperjuangan satu bimbingan Resman, Lucky dan Laily
(mbah) yang terus memberikan motivasinya.

10.

Sonny, Ika, Intan, Winni, Ferry, Mico, dan Febiano Hudioro, thank u for
always being there.. It’s been a very enormous blessing having u guys next
to me.

10

11.

Teman-teman

Manajemen

Hutan

39:

Desi,

Wien,

Dodi

Maul,

Hamzah,……dan yang lainnya. We have lots of amazing moments.
12.

Ipank, Ucup, Dewi, Lisna, Memei, Eka Susan, Teh Dini, dan Mas Arga,
terima kasih atas segala bantuan dan dukungannya.

13.

Teman-teman satu angkatan Silvikultur, KSH, dan THH atas kebersamaan
dan persahabatannya selama ini.

14.

Para senior dan junior Fahutan, without all of u my life in campus wouldn’t
be so colourfull.

15.

For every single special person has lived in Fahutan, thank u 4 giving me
colours.. Each moment happenned on the past become the unforgotten
moments. Everysingle things running gracefully even sometimes it’s hurt
but it will become our unforgettable part of life not just memories.

16.

Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Bogor, Januari 2007

Penulis

11

DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR TABEL.......……………………………………...............................vi
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................x
PENDAHULUAN……….........…………...………………………………......1
Latar Belakang.......................................................................................... 1
Perumusan Masalah dan Kerangka Pemikiran.......................................... 2
Tujuan Penelitian……..………………………………......…….............. 5
Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................... 6
Agroforestry Kebun Campuran ..........…………….……….….............. 6
Konsep Nilai dan Penilaian ..………...………………………............... 7
Nilai Guna Langsung.....................…………………………................. 8
Nilai Guna Tidak Langsung……....……………………….................... 9
Hidrologi .........................………..…………………..................... 10
Erosi.................................................................................................12
Kesuburan Tanah............................................................................ 14
Sedimen........................................................................................... 16
Nilai Pilihan............................................................................................. 18
Manggis Wanayasa..........................................................................18
METODE PENELITIAN................…………………………………............ 20
Lokasi dan Waktu Penelitian…………………………..………............. 20
Objek Penelitian………………………………………………............... 20
Batasan Penelitian……………………………………………................ 20
Pengumpulan Data…………………………….……………...…........... 21
Jenis Data………........................................................................... 21
Metode Pengumpulan Data………………………………............. 23
Metode Pengukuran……………………………....…………......... 24
Metode Penentuan Responden ……………….....………….......... 26
Metode Penilaian ……………………………..…………….......... 27
Metode Pengolahan dan Analisis Data………………............…............ 28
Nilai Produksi................................................................................. 28
Nilai Hidrologi................................................................................ 29
Nilai Pilihan..................................................................................... 33
KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN......... ..........................................34
Letak Geografis...................................................................................... 34
Iklim....................................................................................................... 34

12

Tata Guna Lahan.................................................................................... 35
Topografi................................................................................................ 35
Geologi dan Tanah.................................................................................. 36
Keadaan Sosial Ekonomi Masyarakat.................................................... 37
Kependudukan................................................................................ 37
Pendidikan..................................................................................... 37
Mata Pencaharian........................................................................... 38
Sarana dan Prasarana............................................................................. 39
Kelembagaan......................................................................................... 39
Sejarah Perkembangan Kebun Campuran di Desa Babakan.................. 40
HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................................... 43
Karakteristik Responden....................................................................... 43
Persepsi Masyarakat Terhadap Kebun Campuran................................. 47
Nilai Guna Langsung Kebun Campuran.............................................. 50
Skala Usahatani............................................................................. 50
Pengelolaan Kebun Campuran...................................................... 51
Komposisi dan Komponen Kebun Campuran.............................. 51
Pengadaan Bibit dan Penanaman.................................................. 53
Pemeliharaan Tanaman................................................................. 54
Pemanenan..................................................................................... 56
Pemasaran...................................................................................... 59
Perhitungan Nilai Produksi............................................................ 59
Nilai Guna Tidak Langsung ................................................................... 63
Nilai Pencegahan Erosi.................................................................. 63
Pendugaan Erosi Aktual Menggunakan Metode USLE....... 63
Perhitungan Nilai Pencegahan Erosi..................................... 67
Nilai Kualitas Air.......................................................................... 70
Kualitas Air dan Kesediaan Membayar…………………... 71
Faktor-Faktor Sosial Ekonomi yang Mempengaruhi
Kesediaan Membayar........................................................... 74
Model dan Pendugaan Nilai Kualitas Air………………… 77
Prediksi Konsentrasi Sedimen Melayang............................ 79
Perhitungan Nilai Kualitas Air............................................. 80
Nilai Pilihan............................................................................................ 82
Persepsi Terhadap Nilai Pilihan.....................................................82
Perhitungan Nilai Pilihan............................................................... 84
Nilai Ekonomi Kebun Campuran............................................................ 85
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................ 87
Kesimpulan............................................................................................. 87
Saran....................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA……………………….………………………..…....... 88
LAMPIRAN..................................................................................................... 90

13

DAFTAR TABEL

Halaman
1

Pengaruh penambahan bahan organik terhadap aliran permukaan dan
erosi........................................................................................................... 16

2

Pengaruh luas Daerah Aliran Sungai terhadap Sediment Delivery Ratio.. 17

3

Komponen nilai dan metode penilaian yang digunakan........................... 27

4

Tata guna lahan di Desa Babakan............................................................. 35

5

Luasan kelas lereng Desa Babakan........................................................... 36

6

Jumlah penduduk Desa Babakan menurut jenis kelamin dan umur...........37

7

Jumlah penduduk Desa Babakan menurut tingkat pendidikan................. 38

8

Jumlah penduduk Desa Babakan menurut mata pencahariannya............. 38

9

Distribusi responden berdasarkan kelompok umur................................... 43

10 Distribusi responden menurut tingkat pendidikan..................................... 44
11 Distribusi responden menurut tingkat pengetahuan.................................. 45
12 Distribusi responden berdasarkan mata pencaharian................................. 45
13 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendapatan............................... 46
14 Distribusi responden berdasarkan jumlah anggota keluarga...................... 47
15 Distribusi responden berdasarkan skala usahatani kebun campuran......... 51
16 Rata-rata jumlah komposisi jenis tanaman pada kebun campuran............. 51
17 Jenis tanaman buah yang banyak dibudidayakan oleh responden.............. .52
18 Jenis tanaman kehutanan yang banyak dibudidayakan oleh responden..... 53
19 Jenis tanaman pertanian yang banyak dibudidayakan oleh responden...... 53
20 Rata-rata unit produksi/panen jenis tanaman kebun campuran yang
banyak dibudidayakan responden............................................................. 57

14

21 Kalender panen........................................................................................... 58
22 Nilai produksi berdasarkan jenis tanaman kebun campuran...................... 59
23 Nilai produksi kotor usahatani kebun campuran........................................ 61
24 Biaya usahatani kebun campuran/tahun...................................................... 62
25 Nilai produksi bersih usahatani kebun campuran....................................... 62
26 Nilai faktor erosivitas (R) rata-rata hujan tahunan..................................... 64
27 Nilai faktor panjang dan kemiringan lereng (LS)...................................... 64
28 Nilai faktor pengelolaan tanaman dan konservasi tanah (CP) pada tiap
tipe penutupan lahan Desa Babakan........................................................ 65
29 Hasil perhitungan laju erosi rata-rata tertimbang pada tiap tipe penutupan
lahan Desa Babakan................................................................................... 66
30 Tingkat bahaya erosi berdasar tebal solum tanah dan besarnya bahaya
erosi............................................................................................................ 67
31 Laju erosi pada tiap tipe penutupan lahan usahatani Desa Babakan pada
kondisi yang disamakan.............................................................................. 68
32 Kandungan unsur hara yang hilang pada tiap tipe penutupan lahan
usahatani Desa Babakan pada kondisi yang disamakan ............................ 69
33 Kategori konsentrasi sedimen melayang (Cs) sampel simulasi kualitas air
berdasarkan standar kualitas lingkungan (Kep.Men. KLH No.2/1988).... 71
34 Kebutuhan rata-rata air rumah tangga responden....................................... 72
35 Rata-rata kesediaan membayar responden terhadap sampel simulasi
kualitas air................................................................................................... 73
36 Ringkasan hasil perhitungan kesediaan membayar pada berbagai sampel
simulasi kualitas air.................................................................................... 74
37 Persamaan regresi terbaik untuk setiap kualitas pada nusim pada musim
hujan dan kemarau...................................................................................... 75
38 Hasil perhitungan kesediaan membayar pada berbagai sampel simulasi
kualitas air menggunakan model regresi.................................................... 79
39 Perhitungan pendugaan konsentrasi sedimen melayang berdasarkan erosi
pada tiap tipe penutupan lahan usahatani Desa Babakan .......................... 80

15

40 Perhitungan pendugaan konsentrasi sedimen melayang berdasarkan erosi
pada penutupan lahan kebun campuran dan tegal/ladang yang
dikondisikan sama...................................................................................... 81
41 Hasil perhitungan kesediaan membayar kualitas air pada kebun campuran
Desa Babakan............................................................................................. 82
42 Nilai ekonomi sistem agroforestry kebun campuran Desa Babakan.......... 85

16

DAFTAR GAMBAR

Halaman
1 Skema pemikiran kerangka penelitian.......................................................... 4
2 Ilustrasi penampang basah aliran sungai.......................................................24
3 Bentuk plot pengambilan sampel tanah....................................................... 26
4 Grafik curah hujan rata-rata per bulan di Desa Babakan............................. 34
5 Peta kelas lereng dan penutupan lahan Desa Babakan................................. 36
6 Kebun campuran masyarakat Desa Babakan............................................... 49
7 Komoditas manggis kebun campuran...........................................................83

17

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1 Peta lokasi penelitian.................................................................................... 91
2 Data karakteristik responden petani kebun campuran................................. 92
3 Data karakteristik responden non petani kebun campuran........................... 93
4 Daftar jenis-jenis tanaman kebun campuran Desa Babakan......................... 94
5 Biaya pengelolaan kebun campuran............................................................. 95
6 Data nilai ekonomi produksi kebun campuran Desa Babakan..................... 96
7 Nilai ekonomi produksi kebun campuran berdasarkan luas lahan............... 97
8 Nilai erodibilitas (K) untuk jenis tanah di Jawa........................................... 98
9 Nilai faktor C dari berbagai tanaman........................................................... 99
10 Nilai faktor P untuk berbagai tindakan........................................................ 101
11 Hasil analisis contoh tanah.......................................................................... 102
12 Data curah hujan bulanan (mm) tahun 1996-2005.................................... 103
13 Perhitungan debit Sungai Cibulakan Desa Babakan.................................... 104
14 Penentuan model regresi kesediaan membayar kualitas A pada
musim hujan................................................................................................ 105
15 Penentuan model regresi kesediaan membayar kualitas B pada
musim hujan................................................................................................ 108
16 Penentuan model regresi kesediaan membayar kualitas C pada
musim hujan ................................................................................................ 111
17 Penentuan model regresi kesediaan membayar kualitas A pada
musim hujan................................................................................................ 114
18 Penentuan model regresi kesediaan membayar kualitas B pada
musim kemarau.......................................................................................... 117

18

19 Penentuan model regresi kesediaan membayar kualitas C pada
musim kemarau.......................................................................................... 120
20 Penentuan model regresi kesediaan membayar kualitas C berdasarkan
konsentrasi sedimen dan musim................................................................. 123

19

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebun campuran sebagai salah satu contoh sistem agroforestry kompleks
merupakan suatu sistem pemanfaatan lahan berbasiskan pada pengetahuan
tradisional masyarakat yang telah dikembangkan sejak lama di daerah beriklim
tropis maupun subtropis. Foresta et al. (2000) menyatakan bahwa sebaiknya
agroforestry dalam bentuk kebun dijadikan sumber inspirasi dan model yang
sangat menarik untuk pengembangan pola pertanian dan kehutanan berkelanjutan
yang memadukan manfaat ekonomi, perlindungan kesuburan tanah dan
pelestarian keanekaragaman hayati.
Sistem agroforestry kebun campuran baik langsung maupun tidak langsung
memiliki nilai manfaat yang dapat digunakan untuk memenuhi berbagai macam
kebutuhan masyarakat. Sebagai sistem produksi skala kecil, kebun campuran tidak
hanya memberikan manfaat langsung secara ekonomis tapi juga manfaat tidak
langsung berupa jasa pendukung kehidupan masyarakat. Namun penghargaan atau
apresiasi masyarakat terhadap kebun campuran masih sangat terbatas pada hasil
yang dapat memberikan manfaat ekonomi langsung, tanpa memperhatikan jasa
pendukung kehidupan seperti manfaat fungsional proses ekologis yang dihasilkan.
Pemanfaatan jasa pendukung kehidupan oleh masyarakat sering dianggap tidak
bernilai ekonomi (public goods), sehingga sering tidak diukur (diabaikan) dalam
menghitung kontribusi nilai ekonomi kebun campuran. Sempitnya pemahaman
yang menyeluruh mengenai manfaat kebun campuran, membawa implikasi
timbulnya miskonsepsi mengenai rendahnya nilai ekonomi sistem agroforestry
kebun campuran dibandingkan dengan sistem penggunaan lahan lain, yang seolah
dapat memberikan nilai ekonomi secara riil lebih tinggi.
Sistem agroforestry kebun campuran merupakan sistem pemanfaatan lahan
berkelanjutan yang memiliki nilai manfaat yang tinggi pada saat ini dan masa
yang akan datang, akan tetapi nilai manfaat ekonomi yang terukur dengan jelas
dan akurat secara kuantitatif belum diketahui, dimengerti, dan dipahami oleh
masyarakat. Untuk itu perlu dilakukan penilaian ekonomi terhadap manfaat dari
komponen-komponen kebun campuran sehingga dapat diketahui besarnya nilai
subsidi yang tidak pernah dihargai secara ekonomis dalam upaya pelestarian,

20

pemanfaatan dan pengembangan kebun campuran sesuai dengan potensi yang
dimiliki.
Penilaian ekonomi kuantitatif mengenai manfaat kebun campuran
diharapkan menjadi cara yang efektif dalam mereduksi pemahaman masyarakat
yang keliru tentang kecilnya nilai ekonomi sistem agroforestry kebun campuran
dibandingkan sistem penggunaan lahan lainnya. Dukungan masyarakat terhadap
keberadaan

kebun

campuran

sangat

penting

dalam

mempertahankan

kelangsungannya sehingga dapat membawa kesejahteraan sosial. Melalui
pendekatan penilaian ekonomi maka estimasi nilai manfaat dari sistem
agroforestry kebun campuran akan dapat diketahui secara kuantitatif terukur,
berdasarkan persepsi masyarakat lokal yang terlibat langsung dalam keberadaan
sistem agroforestry kebun campuran.
Perumusan Masalah dan Kerangka Pemikiran
Sistem agroforestry kebun campuran di Desa Babakan, Kecamatan
Wanayasa, Kabupaten Purwakarta memadukan antara tanaman tahunan (buah atau
kayu) dan tanaman semusim (buah, sayur, dan pangan) yang bermanfaat bagi
kehidupan masyarakat tidak hanya dari segi ekonomis, tapi juga dari segi
ekologis. Sempitnya pemahaman yang menyeluruh mengenai manfaat kebun
campuran

baik

secara

ekonomis

maupun

ekologis,

mengakibatkan

apresiasi/penghargaan masyarakat terhadap manfaat kebun campuran hanya
sebatas sebagai manfaat ekonomi, sedangkan pemanfaatan jasa lingkungan dari
proses ekologis kebun campuran sering dianggap tidak bernilai ekonomi (public
goods), sehingga sering tidak diukur (diabaikan) dalam menghitung kontribusi
nilai ekonomi kebun campuran. Keadaan ini membawa implikasi, timbulnya
miskonsepsi mengenai rendahnya nilai ekonomi sistem agroforestry kebun
campuran dibandingkan bentuk pemanfaatan lahan lain, yang seolah dapat
memberikan nilai ekonomi secara riil lebih tinggi seperti lahan monokultur.
Sampai saat ini informasi dan data kuantitatif mengenai sistem agroforestry
kebun campuran Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta
belum tersedia sehingga penilaian yang dilakukan lebih bersifat subjektif dan
kualitatif. Untuk melengkapinya, dilakukan perhitungan terhadap nilai ekonomi
agroforestry kebun campuran meliputi nilai guna langsung (direct use value)

21

seperti nilai produksi tanaman kayu, tanaman buah dan tanaman pertanian, nilai
guna tidak langsung (indirect use value) seperti nilai hidrologi yang meliputi nilai
pencegahan erosi dan nilai kualitas air, dan nilai pilihan (option value).
Penilaian dilakukan secara menyeluruh terhadap komponen-komponen
diatas berdasarkan persepsi masyarakat. Penilaian ekonomi tersebut sangat
penting sebagai dasar dalam mengetahui nilai manfaat total yang kuantitatif
terukur dari sistem agroforestry kebun campuran dalam upaya pelestarian,
pemanfaatan dan pengembangannya sesuai dengan potensi yang dimiliki.

• TERBATASNYA PEMAHAMAN MANFAAT
• MISKONSEPSI NILAI EKONOMI
• BELUM ADA DATA KUANTITATIF NILAI
EKONOMI

SISTEM
AGROFORESTRY KEBUN

MASYARAKAT

PERSEPSI

NILAI GUNA
LANGSUNG

NILAI PRODUKSI

TANAMAN BUAH

NILAI GUNA
TIDAK LANGSUNG

NILAI PILIHAN

NILAI HIDROLOGI

NILAI PENCEGAHAN

PELESTARIAN,
PEMANFAATAN dan
PENGEMBANGAN

PENILAIAN EKONOMI

NILAI KUALITAS AIR

TANAMAN KAYU
TANAMAN PERTANIAN

NILAI EKONOMI
SISTEM AGROFORESTY KEBUN

Gambar 1 Skema pemikiran kerangka penelitian.
4

23

Tujuan Penelitian
Menentukan nilai manfaat ekonomi sistem agroforestry kebun campuran di
Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta berupa nilai guna
langsung, nilai guna tidak langsung dan nilai pilihan.

Manfaat Penelitian
1. Pembuat keputusan
Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pihak terkait dalam
merumuskan

kebijakan

bagi

pemerintah

daerah

dalam

mendukung

kelangsungan sistem agroforestry.
2. Lembaga Swadaya Masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi para penyuluh maupun Lembaga Swadaya
Masyarakat (LSM) dalam membantu masyarakat mengoptimalkan sistem
agroforestry.
3. Peneliti
Sebagai salah satu landasan atau bahan informasi untuk penelitian-penelitian
serupa.
4. Masyarakat
Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dalam upaya pelestarian,
pemanfaatan dan pengembangan potensi sistem agroforestry.

TINJAUAN PUSTAKA
Sistem Agroforestry Kebun Campuran
Lundgren dan Raintree, diacu dalam Affandi (2002) menyatakan bahwa
agroforestry adalah suatu nama kolektif untuk sistem-sistem pengunaan lahan dan
teknologi, dimana tanaman keras berkayu/pohon-pohonan, perdu, jenis-jenis
palm, bambu ditanam bersamaan dengan tanaman pertanian, dan/atau hewan,
dengan suatu tujuan tertentu dalam suatu bentuk pengaturan spasial atau urutan
temporal, dan didalamnya terdapat interaksi-interaksi ekologi dan ekonomi
diantara berbagai komponen yang bersangkutan.
Sistem agroforestry di Indonesia menurut Foresta et al. (2000) terbagi
menjadi dua macam yaitu sistem agroforestry sederhana dan sistem agroforestry
kompleks.

Sistem

agroforestry

sederhana

adalah

perpaduan-perpaduan

konvensional yang terdiri atas sejumlah kecil unsur, menggambarkan apa yang
kini dikenal dengan skema agroforestry klasik. Contoh paling sering ditemui
adalah sistem tumpang sari antara jati dan palawija. Sedangkan sistem
agroforestry kompleks merupakan sistem-sistem yang terdiri dari sejumlah besar
unsur pepohonan, perdu, tanaman musiman dan rumput. Penampakan fisik dan
dinamika didalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam primer dan sekunder.
Contohnya adalah kebun pepohonan campuran, hutan buatan atau hutan rakyat
dan aneka kebun pekarangan.
Kebun campuran pada umumnya terdiri dari berbagai macam tanaman
setahun (sayuran dan pangan) yang diselingi oleh bambu atau pohon-pohonan.
Lokasinya biasanya agak jauh dari rumah (tidak sedekat pekarangan), dimana
pohon yang banyak ditanam adalah buah-buahan (Wiradinata 1989).
Iskandar et al. (1981) menyatakan bahwa suatu areal tertentu bila di
dalamnya terdapat percampuran antara tanaman semusim (annual) dan tanaman
tahunan (parennial) pada suatu saat dan musim tertentu dikenal sebagai kebun
campuran atau disebut juga talun muda.
Menurut Soemarwoto et al. (1980), diacu dalam Iskandar et al. (1981)
talun-kebun mempunyai fungsi penting bagi masyarakat pedesaan. Fungsi talunkebun dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu:

7

1. Sistem talun-kebun mempunyai peranan yang berarti bagi penduduk pedesaan.
Hasil panen dari talun-kebun dapat dipungut secara bergilir setiap waktu,
sangat penting dalam mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari.
2. Produksi komersial
Hasil talun-kebun disamping dapat mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari
penduduk pedesaan, jenis-jenis tanaman itu juga menghasilkan uang. Talunkebun dapat memberikan sumbangan yang cukup berarti bagi pemiliknya
tanpa memerlukan perawatan yang intensif.
3. Sumberdaya nutfah dan perlindungan tanah
Dengan adanya keanekaan jenis tanaman di kebun-talun yang cukup tinggi,
talun mempunyai fungsi yang penting bagi sumberdaya nutfah. Dari jenisjenis tanaman yang menyusun talun-kebun banyak ditemukan varietas/jenis
tanaman yang masih liar atau setengah liar belum dibudidayakan. Selain itu
adanya keanekaan jenis tanaman semusim atau tahunan, sangat efektif untuk
melindungi tanah dari erosi hempasan air hujan dan mempertahankan
kesuburan tanah.
4. Fungsi sosial
Di talun-kebun banyak dihasilkan kayu bakar dan bahan bangunan.
Masyarakat pedesaan kebiasaan mengambil kayu bakar dari talun-kebun orang
lain berupa ranting-ranting atau cabang pohon mati, biasanya tidak usah
permisi dahulu kepada pemiliknya, sehingga talun-kebun mempunyai fungsi
sosial kemasyarakatan bagi penduduk desa.

Konsep Nilai dan Penilaian
Nilai merupakan persepsi manusia, tentang makna sesuatu objek
(sumberdaya hutan), bagi orang (individu) tertentu, tempat dan waktu tertentu
pula. Persepsi ini sendiri merupakan ungkapan, pandangan, perspektif seseorang
(individu) tentang atau terhadap sesuatu benda, dengan proses pemahaman
melalui panca indera yang diteruskan ke otak untuk proses pemikiran, dan disini
berpadu dengan harapan ataupun norma-norma kehidupan yang melekat pada
individu atau masyarakat tersebut. Nilai terbentuk melalui interaksi antara objek
(sumberdaya hutan) dengan kehidupan sosial ekonomi dan budaya individu atau

8

masyarakat yang bersangkutan. Penilaian ekonomi adalah proses kuantifikasi nilai
biofisik dan fenomena sosial budaya untuk setiap indikator nilai (komponen
sistem) menjadi nilai ekonomi (moneter) dengan metode tertentu sesuai dengan
sifat setiap indikator nilai tersebut (Bahruni 1999).
Sedangkan menurut David dan Johnson (1987), diacu dalam Affandi dan
Pindi (2004) nilai merupakan penghargaan atas suatu manfaat bagi orang atau
kelompok orang pada waktu tertentu. Sedangkan penilaian merupakan penetapan
atau penentuan bobot atau manfaat suatu barang dan jasa bagi manusia. Jadi
penilaian barang dan jasa hutan merupakan penentuan bobot atau manfaat barang
dan jasa hutan bagi manusia.
Nilai Ekonomi Total (NET) adalah nilai-nilai ekonomi yang terkandung
dalam suatu sumberdaya alam, baik nilai guna maupun nilai fungsional yang
harus diperhitungkan dalam menyusun kebijakan pengelolaannya sehingga alokasi
dan alternatif penggunaannya dapat ditentukan secara benar dan mengenai
sasaran.
Klasifikasi

nilai

ekonomi

total

berdasarkan

karakteristik

manfaat

sumberdaya hutan: 1) Nilai guna langsung (direct use value), 2) Nilai guna tidak
langsung (indirect use value), 3) Nilai pilihan akan datang (option value), 4) Nilai
keberadaan (existence value).

Nilai Guna Langsung
Nilai guna langsung merupakan nilai yang bersumber dari penggunaan
secara langsung oleh masyarakat, terhadap komoditas hasil hutan produksi, berupa
flora dan nmir pohon, fauna dan komoditas dari proses ekologis (ekosistem)
hutan. Jenis manfaat penggunaan langsung ini dikelompokkan atas 1) bahan
pangan, 2) bahan bangunan, 3) sumber energi (kayu bakar), 4) flora dan fauna
untuk peralatan sederhana, 5) obat, 6) flora dan fauna untuk hiasan dan berburu,
7) produk yang dijual (Bahruni 1999).
Menurut hasil penelitian Wulan (2002), nilai manfaat ekonomi langsung
yang diperoleh dari lahan agroforestry kebun kopi multistrata cukup tinggi. Untuk
pola Timber Base Multisrata diperoleh Rp 5.749.000/ha/thn, pola Shades Base

9

Multistrata diperoleh Rp 5.973.000/ha/thn dan yang tertinggi adalah pola Fruit
Base Multistrata adalah sebesar Rp 9.158.132/ha/tahun.
Widiarso (2005) melakukan penelitian di Desa Kuta dan Desa Sukagalih
Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor mengenai nilai ekonomi total
pemanfaataan ladang perkebunan yang dijadikan lahan agroforestry dalam bentuk
kebun campuran. Nilai penggunaan langsung dari lahan tersebut dibagi menjadi
nilai produksi perladangan dan nilai kayu bakar dengan nilai manfaat ekonomi
untuk produksi perladangan sebesar Rp 7.731.732/ha/tahun sedangkan untuk kayu
bakar sebesar Rp 102.400/KK/tahun.

Nilai Guna Tidak Langsung
Bahruni (1999) menyatakan bahwa nilai guna tidak langsung merupakan
manfaat yang diperoleh individu atau masyarakat melalui suatu pengunaan secara
tidak langsung terhadap sumberdaya hutan yang memberikan pengaruh pada
aktifitas ekonomi atau mendukung kehidupan makhluk hidup. Jasa hutan
dihasilkan dari suatu proses ekologis dari komponen biofisik ekosistem hutan.
Nilai sumberdaya hutan yang termasuk kedalam kategori nilai guna tidak
langsung adalah nilai berbagai fungsi jasa hutan berupa manfaat hutan bagi
pengendalian banjir, prasarana angkutan air (sungai), pengendalian erosi dan
penyerapan CO2.
McCauley (1982), diacu dalam Hamilton dan Peter (1988) meneliti secara
intensif sistem kebun lahan kering yang kompleks di Jawa Barat, Indonesia yang
ditanamani tanaman anual, pohon penghasil pangan, bambu dan menghitung erosi
potensialnya. Diantara kebun-kebun yang tanahnya digarap, tetapi masih
memberikan perlindungan baik terhadap erosi adalah kebun buah campuran dan
kebun bambu campuran. Sistem agroforestry dengan jumlah pohon yang banyak
mempunyai potensi erosi yang lebih kecil dibandingkan dengan sistem-sistem
perwakilan pohon yang lebih sedikit.
Dalam penelitian Widiarso (2005), nilai penggunaan tidak langsung dibagi
menjadi nilai hidrologi meliputi nilai pengendalian erosi dan nilai air (pertanian
dan rumah tangga). Nilai air rumah tangga sebesar Rp 107.167/KK/tahun, nilai air

10

pertanian sebesar Rp 148.151/ha/tahun dan Rp 128.000.000/ha/thn untuk nilai
pengendalian erosi.
Widiarso (2005) menyatakan bahwa terdapat perbedaan besar laju erosi
yang tinggi pada penutupan lahan berupa agroforest (kebun campuran) dan
perkebunan teh monokultur. Menggunakan pendugaan rumus USLE diketahui
agroforest dalam bentuk kebun campuran memiliki laju erosi sebesar 148,866
ton/ha/thn sedangkan pada perkebunan teh sebesar 1.112,78 ton/ha/thn.
Penelitian lain yang mencantumkan besarnya laju erosi pada kebun
campuran, yaitu Pamungkas (1993) dengan daerah penelitian DAS Cilalawi sub
DAS Citarum pada unit-unit lahan di hilir dan hulu Sungai Cilalawi (Waduk Ir. H.
Djuanda), menyatakan bahwa besarnya laju erosi pada areal kebun campuran
adalah sebesar 634 ton/ha/tahun (perhitungan menggunakan rumus USLE).
Hidrologi
Hidrologi adalah ilmu pengetahuan yang menangani air di bumi,
kejadiannya, perputarannya, kekayaan kimiawi serta fisiknya, reaksinya terhadap
lingkungan termasuk hubungan dengan benda-benda hidup (Bedient & Wayne
1989).
Air merupakan zat kehidupan yang menurut Prawiro (1980) didalam
kehidupan rumah tangga dibutuhkan untuk makan, minum, masak, mandi,
mencuci dan lain-lain. Guna keperluan rumah tangga biasanya diperlukan kirakira 90 liter air sehari untuk 1 orang. Satu keluarga yang terdiri dari 5 orang akan
menghabiskan 14 m³ air untuk 1 bulan. Air tidak saja perlu untuk kehidupan
manusia, hewan dan tanaman tetapi juga merupakan media pengangkutan, sumber
energi dan berbagai keperluan lainnya.
Air merupakan sumber daya alam utama, yang pada dasarnya merupakan
sumberdaya alam yang dapat diperbaharui, namun mudah mengalami kerusakan
atau degradasi. Kerusakan air dapat berupa timpangnya distribusi air secara
temporal, hilang atau mengeringnya sumber air dan menurunnya kualitas air.
Untuk hal menurunnya kualitas air dapat disebabkan oleh kandungan sedimen
yang bersumber dari erosi atau kandungan bahan-bahan atau senyawa dari limbah
rumah tangga, limbah industri atau limbah pertanian dalam suatu badan air.
(Suripin 2002)

11

Beberapa parameter hidrologi suatu badan air yang perlu diketahui adalah
sebagai berikut: (1) kecepatan arus (velocity), digunakan untuk memperkirakan
kapan bahan pencemar akan mencapai suatu lokasi tertentu, apabila bagian hulu
suatu badan air mengalami pencemaran (2) debit, dinyatakan sebagai volume yang
mengalir pada selang waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam satuan m³/detik.
Q=VxA
Keterangan :
Q = debit aliran sungai (m³/detik)
V = kecepatan aliran sungai (m/detik)
A = Luas penampang basah aliran sungai (m²)
Dengan meningkatnya debit, kadar bahan-bahan alam yang terlarut ke suatu
badan air akibat erosi meningkat secara eksponensial. Namun, konsentrasi bahanbahan antropogenik yang memasuki badan air tersebut mengalami penurunan
karena terjadi pengenceran. Jika suatu bahan pencemar masuk ke badan air
dengan kecepatan konstan, kadar bahan pencemar dapat ditentukan dengan
membagi jumlah bahan pencemar yang masuk dengan debit air badan air.

Cs =

Qs
Q

Keterangan:
Cs = Konsentrasi sedimen dalam sungai (mg/l)
Qs = debit sedimen (gr/det)
Q = debit aliran sungai (m³/detik)
(3) Tinggi permukaan air, sangat penting diketahui untuk menentukan jarak
masuknya air laut ke perairan daratan pada saat terjadi pasang dan kemungkinan
terjadinya intruisi laut (Effendi 2000, diacu dalam Herlianto 2004)
Kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air terhadap penggunaan tertentu
dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia mulai dari air untuk memenuhi
kebutuhan langsung yaitu air minum, mandi dan cuci , air irigasi atau pertanian
atau pertanian, peternakan, perikanan, rekreasi dan transportasi. Kualitas air
ditentukan oleh kandungan sedimen yang terlarut didalam air tersebut (Suripin
2002)

12

Nilai kualitas air menurut peruntukannya dapat digolongkan antara lain:
golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung
tanpa pengolahan terlebih dahulu; golongan B, yaitu air yang dapat digunakan
sebagai air baku minum; golongan C, yaitu air yang digunakan untuk keperluan
perikanan dan peternakan; golongan D, yaitu air yang dapat digunakan untuk
keperluan pertanian, usaha di perkotaan, industri dan pembangkit listrik tenaga air
(PP No 20/90, diacu dalam Herlianto 2004)
Dasar dari semua perencanaan hidrologi adalah konsep dari daerah aliran
sungai atau DAS. Menurut Webster dalam Suripin (2002) DAS adalah suatu
daerah yang dibatasi oleh pemisah topografi yang menerima hujan, menampung,
menyimpan dan mengalirkan ke sungai dan seterusnya ke danau atau ke laut.
Komponen hidrologi di dalam DAS meliputi koefisien aliran permukaan,
koefisien regim sungai, nisbah debit maks-min, kadar lumpur atau kandungan
sedimen layang sungai, laju, frekuensi, dan periode banjir serta keadaan air tanah.
Salah satu penciri kualitas air yang tidak tercatat langsung oleh alat fluktuasi
debit sungai adalah kadar lumpur atau kandungan sedimen layang yang terbawa
oleh aliran sungai. Kandungan lumpur ini berasal dari DAS yang mengalami
erosi. Kadar lumpur atau kandungan sedimen layang sungai biasa dinyatakan
dengan dalam berat sedimen per volume air (mg/l). Semakin tinggi kandungan
lumpur pada aliran sungai, memberi indikasi semakin tinggi laju erosi yang terjadi
pada DAS.
Erosi
Erosi adalah hilangnya atau terkikisnya tanah atau bagian/bagian tanah dari
suatu tempat yang diangkut oleh air atau angin ke tempat lain. Di daerah beriklim
basah erosi oleh airlah yang penting, sedangkan erosi oleh angin tidak berarti
(Arsyad 2000)
Kartasapoetra et al. ( 1987) menyatakan bahwa erosi yang berlangsung
secara alamiah, terjadi secara normal di lapangan melalui tahap-tahap:
a. pemecahan agregat-agregat tanah atau bomgkah-bongkah tanah ke dalam
partikel tanah yaitu butiran-butiran tanah yang kecil.
b. Pemindahan

partikel-partikel

tanah

tersebut

penghanyutan ataupun karena kekuatan angin

baik

dengan

melalui

13

c. Pengendapan partikel-partikel tanah yang terpindahkan atau terangkut tadi di
tempat-tempat yang lebih rendah atau di dasar sungai.
Macam faktor yang mengendalikan kemungkinan terjadinya erosi beragam
menurut macam erosinya. Erosi tanah (E) yang dirangsang air hujan dikendalikan
oleh faktor-faktor iklim (I), topografi (Tg), tanah (Tn), tumbuhan (Tb) dan
manusia (M), yang hubungannya dinyatakan melalui persamaan:
E = f (I, Tg, Tn, Tb, M)
Iklim menentukan nilai indeks erosivitas hujan sedang tanah dengan sifatsifatnya itu dapat menentukanbesar kecilnya lajunya pengikisan (erosi) dan
dinyatakan sebagai faktor erodibilitas (kepekaan tanah terhadap erosi atau mudah
dan tidaknya tanah itu tererosi). Faktor bentuk kewilayahan (topografi)
menentukan tentang kecepatan lajunya air di permukaaan yang mampu
mengangkut atau menghanyutkan partikel-partikel tanah. Faktor tanaman penutup
tanah (vegetasi) memiliki sifat melindungi tanah dari timpaan-timpaan keras titiktitik curah hujan ke permukaannya, selain itu dapat memperbaiki susunan tanah
dengan bantuan akar-akarnya yang menyebar. Sedang faktor kegiatan manusia
selain dapat mempercepat terjadinya erosi karena perlakuan-perlakuannya yang
negatif, dapat pula memegang peranan penting dalam usaha pencegahan erosi
yaitu dengan perbuatan atau perlakuan yang positif.

Soil Conservation Service USDA memperhitungkan kelima faktor tersebut
dalam menentukan metode pendugaan besar erosi tanah melalui rumus “Universal

Soil Loss Equation” dengan persamaan sebagai berikut:
E = f (C, T, V, S, H)
dimana E = Erosi
f = faktor-faktor yang mempengaruhi atau menimbulakannya
C = iklim (climate)
T = topografi
V = vegetasi
S = sifat-sifat tanah (soil)
H = peranan manusia (Human activities)

Universal Loss Soil Equation merupakan kepanjangan dari istilah USLE,
yaitu suatu persamaan u

Dokumen yang terkait

Aspek Ekonomi, Sosial, dan Budaya Praktek Agroforestry (Studi Kasus Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo).

20 135 112

Penilaian Ekonomi Kawasan Konservasi Ek-Situ (Studi Kasus di Kebun Binatang Medan, Kecamatan Medan Tuntungan)

3 44 57

Analisa sistem pengelolaan dan nilai harapan hasil kebun pepohonan campuran (Studi kasus di Desa Nanggung dan Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung Kabupaten Bogor)

0 7 88

Pengelolaan dan Nilai Harapan Hasil Kebun Campuran (Studi Kasus di Desa Barengkok dan Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang , Kabupaten Bogor)

0 6 71

Analisis keunggulan kompetitif dan keungulan komparatif pengusahaan manggis (Garcinia mangostana Linn.) (kasus di desa Karacak, kecamatan Leuwiliang, Bogor dan di desa Babakan, kecamatn Wanayasa, Purwakarta)

1 13 154

Sistem Pengelolaan Kebun Campuran dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan Rumah Tangga Di Desa Babakan, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta

0 7 154

Sistem Pengelolaan Kebun Campuran dan Kontribusinya Terhadap Pendapatan rumah Tangga di Desa Babakan Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta

0 10 82

Posisi Buruh Migran Perempuan Dalam Jaringan Pengriman Buruh Migran (Studi Kasus Buruh Migran Perernpuan Di Desa Wanayasa, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat)

0 2 199

HUBUNGAN USAHATANI MANGGIS DENGAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DI KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA.

0 2 19

PELATIHAN MANAJEMEN USAHA DI DESA BABAKAN KECAMATAN WANAYASA KABUPATEN PURWAKARTA - repo unpas

0 26 465