C. Kesesuaian Lahan Tanaman Salak
Dari Tabel 5 Hasil Evaluasi Kesesuaian lahan Salak Sidimpuan dari Lokasi 1 sampai Lokasi 30 pada enam Kecamatan didapatkan bahwa Kesesuaian lahan aktual
tanaman salak tergolong Kelas N ada dua puluh 20 Lokasi yaitu N.eh adalah : T-1 Desa Pintu Langit, T-2 Desa Huraba, T-4 Desa Sibiobio. T-5 Desa Lubuk
Raya, T-6 Dusun Simpang Maropat, T-7 Desa Lobu, T-8 Desa Sitaratoit Sanggarudang, T-9 Kobun Bungus, T-10 Desa Huta Koje, T-12 Desa Tobotan
Sanggarudang, T-13 Desa Tobotan, T-14 Desa Lobu Layan, T-15 Lobu Layan Lombang, T-16 Desa Sitinjak, T-17 Desa Situmbaga, T-20 Desa Sibongbong,
T-25 Desa Pasar Sempurna, T-26 Desa Mombang Boru, T-29 Desa Padang Lancat dan T-30 Padang Lancat Kobun Pincur. Untuk kelas N.rc.eh adalah lokasi
T-6 Dusun Simpang maropat. Sedangkan kesesuaian lahan aktual tanaman salak tergolong S3 ada sepuluh 10 lokasi yaitu S3.eh pada lokasi : T-3 Desa Huta
Ginjang, T-18 Desa Situmbaga Tonga, T-22 Desa Siamporik Dolok, T-27 Kelurahan Bintuju dan T-28 Kelurahan Pintu Padang. S3.nr yaitu pada lokasi T-
23 Desa Siamporik Lombang, S3.rc.eh yaitu pada lokasi T-11 Desa Huta lambung dan T-21 DesaSiamporik, untuk kelas S3nr.eh yaitu pada lokasi T-19
Desa Sinyior dan T-24 Desa Marancar. Adapun hasil evaluasi kesesuaian lahan potensial tanaman salak yang
tergolong S2 yaitu cukup sesuai ada delapan 8 Lokasi yaitu S2.wa.eh adalah : T-3 Desa Huta Ginjang dan T-22 Desa Siamporik Dolok, yang tergolong S2.wa.eh
ada pada lokasi T-18 Desa Situmbaga Tonga, yang tergolong S2.wa.nr.eh terdapat pada lokasi T-19 Desa Sinyior, S2.tc.eh. ada pada lokasi T-27 Kelurahan Bintuju,
yang tergolong S2.rc.eh yaitu pada lokasi T-28 Kelurahan Pintu Padang dan yang
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
tergolong S2.tc.wa.nr.eh. yaitu pada lokasi T-24 Desa Marancar, yang tergolong S2.wa.nr ada pada lokasi T-23 Desa Siamporik Lombang. Untuk kelas kesesuaian
lahan potensial yang tergolong S3 terdapat dua puluh dua 21 lokasi yaitu S3.eh ada pada lokasi T-10 Desa Huta Koje, T-17 Desa Situmbaga, T-20 Desa
Sibongbong, T-26 Desa mombang Boru, T-29 Desa Padang Lancat dan T-30 Padang Lancat Kobun pincur. Untuk golongan kelas S3.rc.eh ada pada lokasi : T-1
Desa Pintu langit, T-2 Desa Huraba, T-4 Desa Sibiobio, T-5 Desa Lubuk Raya, T-7 Desa Lobu, T-8 Desa Sitaratoit Sanggarudang, T-9 Kobun Bungus,
T-12 Desa Tobotan Sanggarudang, T-13 Desa Tobotan, T-14 Desa Lobu Layan, T-15 Desa Lobu Layan lombang, T-16 Desa Sitinjak dan T-25 Desa Pasar
sempurna, pada golongan kelas S3.rc terdapat pada lokasi T-11 Desa Huta lambung dan T-21 Desa Siamporik. Sedangkan golongan kelas N hanya pada satu
lokasi yaitu N.rc yaitu pada lokasi T-6 Dusun Simpang Maropat. Dari Lampiran 1 sampai Lampiran 30 Penilaian Kesesuaian Lahan dapat
dilihat bahwa usaha perbaikan yang dapat dilakukan pada faktor pembatas ringan seperti KB yang kurang dari 20 yaitu dengan meningkatkan persentase KB
melalui pemupukan baik organik maupun pupuk an organik, sedangkan untuk faktor bahaya erosi dapat diperkecil melalui perumpukan sisa-sisa pelepah tanaman salak
dan pembunbunan gulma di gawangan tanaman. Hal ini dapat juga merupakan sumber bahan organik di lahan tersebut. Usaha perbaikan yang dilakukan pada
beberapa faktor pembatas dapat menaikkan klas kesesuaian lahan satu tingkat pada klas kesesuaian lahan potensial. Namun pada faktor pembatas tekstur tanah usaha
perbaikan tidak dapat dilakukan.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
Dari hasil survey di lapangan para petani telah membuat perumpukan pelepah salak sehingga bahaya erosi dapat dihindari, disamping itu tanaman salak Sidimpuan
mempunyai morfologi batang spesifik yang akan rebah jika tanaman sudah tinggi yang juga dapat memperkecil bahaya erosi. Dari kenyataan ini untuk karakteristik
bahaya erosi dan persentase lereng tidak sesuai seperti karakteristik tanaman salak yang ada pada BPT 2003, karena Salak Sidimpuan memiliki karakteristik lahan dan
tanaman yang spesifik dibandingkan dengan tanaman salak pada umumnya. Desa Lobu Layan Lombang pada Lokasi T- 15 tergolong pada kesesuaian
lahan aktual N.eh, berdasarkan survey di lapangan lahan ini mampu menghasilkan produksi salak dengan rataan 7 tonHaTh seperti pada Lampiran 35. Adapun usaha
perbaikan yang dapat dilakukan untuk menurunkan bahaya erosi adalah melalui kegiatan perumpukan pelepah salak pada lereng, tutupan rumput permanen dan jalan
panen sejajar kontur demikian maka kesesuaian lahan potensialnya adalah S3.rc yaitu sesuai marginal dengan faktor pembatas tekstur agak kasar namun di lapangan masih
berpotensi untuk berproduksi. Hasil evaluasi lahan pada Lokasi T- 27 dan Lokasi T-28 yaitu Kelurahan
Bintuju dan Kelurahan Pintupadang Kecamatan Batang Angkola yang bukan sentra tanaman salak didapatkan bahwa kesesuian lahan aktual adalah S3.eh dan kesesuian
lahan potensial adalah S2.tc.eh dan S2.rc.eh, berdasarkan survey di lapangan dan wawancara dengan petani salak di dua lokasi tersebut didapatkan informasi bahwa
produksi salak setiap tahunnya mencapai 6 dan 8 tonHaTh , seperti pada Lampiran 35, dengan demikian pengembangan tanaman salak sangat berpeluang pada daerah
berlereng di wilayah Kecamatan Batang Angkola.
UNIVERSITAS SUMATRA UTARA
D. Karakteristik Lahan Sebagai faktor Pembatas dalam Evaluasi Lahan Salak