Hama penggulung daun pisang Erionota thrax Linnaeus (Lepidoptera: Hesperidae) dan musuh alaminya di tempat-tempat dengan ketinggian berbeda

HAMA PENGGULUNG DAUN PISANG Erionota thrax Linnaeus
(LEPIDOPTERA: HESPERIDAE) DAN MUSUH ALAMINYA
DI TEMPAT-TEMPAT DENGAN KETINGGIAN BERBEDA

Oleh:
FATMA NOVIANTI
A44103026

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK

FATMA NOVIANTI. Hama Penggulung Daun Pisang Erionota thrax
Linnaeus (Lepidoptera: Hesperidae) dan Musuh Alaminya di Tempattempat dengan Ketinggian Berbeda. Dibimbing oleh PUDJIANTO.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat serangan hama
Erionota thrax pada tanaman pisang di tempat yang ketinggiannya berbeda dan
mengetahui jenis-jenis musuh alaminya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat

menyediakan informasi tentang ada tidaknya perbedaan serangan hama
penggulung daun pisang di tempat-tempat yang ketinggiannya berbeda dan
mengetahui peran musuh alaminya dalam mengatur populasi hama tersebut di
lapangan.
Penelitian ini dilakukan di empat kecamatan yaitu Kecamatan Ciampea,
Cisarua, Cipanas dan Cugenang serta di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan
Predator, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari pertengahan bulan Februari sampai bulan
Juni 2007. Dari setiap kecamatan, ditentukan delapan lokasi sebagai titik
pengamatan. Dari setiap lokasi diamati tanaman pisang sebanyak 40 tanaman.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan empat wilayah (kecamatan) sebagai perlakuan dan delapan lokasi sebagai
ulangan. Data diolah dengan menggunakan program SAS versi 6.12 dan
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf nyata 5%.
Secara umum, tingkat serangan E. thrax di empat wilayah pengamatan
mempunyai kecenderungan yang hampir sama. Tingkat serangan E. thrax di
empat kecamatan selama 8 kali pengamatan berfluktuasi. Serangan E. thrax
cenderung lebih tinggi di dataran rendah dibandingkan dengan di dataran tinggi.
Jenis pisang yang paling banyak terserang E. thrax di Kecamatan Ciampea dan
Cisarua adalah pisang raja, sedangkan di Kecamatan Cipanas dan Cugenang

adalah pisang ambon dan pisang nangka.
Jenis parasitoid telur yang muncul berasal dari famili Encyrtidae dan
Eulophidae, dan ditemukan menyebar di empat kecamatan. Parasitoid larva dari
famili Braconidae dan Ichneumonidae tersebar di empat kecamatan, sedangkan
parasitoid larva dari famili Tachnidae hanya ditemukan di Kecamatan Ciampea
dan Cugenang. Selain itu, ditemukan pula hiperparasitoid dari famili Eulophidae
dan Eurytomidae. Hiperparasitoid ini hanya ditemukan di tiga kecamatan yaitu
Ciampea, Cisarua, dan Cipanas. Parasitoid pupa dari famili Chalcididae dan
Ichneumonidae ditemukan menyebar di empat kecamatan. Parasitoid hama
penggulung daun pisang, baik parasitoid telur, larva maupun pupa, lebih sering
ditemukan di dataran rendah (Ciampea) yang serangan hama penggulung daunnya
tinggi dibandingkan dengan di daerah yang lebih tinggi (Cisarua, Cugenang dan
Cipanas).

HAMA PENGGULUNG DAUN PISANG Erionota thrax Linnaeus
(LEPIDOPTERA: HESPERIDAE) DAN MUSUH ALAMINYA
DI TEMPAT-TEMPAT DENGAN KETINGGIAN BERBEDA
Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Oleh:
Fatma Novianti
A44103026

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul Penelitian

: Hama Penggulung Daun Pisang Erionota thrax Linnaeus
(Lepidoptera: Hesperidae) dan Musuh Alaminya di
Tempat-tempat dengan Ketinggian Berbeda.

Nama Mahasiswa


: Fatma Novianti

NRP

: A44103026

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Pudjianto, MS.
NIP. 131 475 578

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019

Tanggal lulus:


RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 27 November 1984, anak dari
pasangan Budi Marhaeni dan Hari Kusumayati. Penulis merupakan anak pertama
dari 5 bersaudara.
Penulis menyelesaikan sekolah di Sekolah Dasar Negeri 2 Ciputat, SLTP
Negeri 87 Jakarta dan SMU Negeri 2 Ciputat. Penulis diterima di IPB pada tahun
2003 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan terdaftar menjadi
mahasiswa program studi Hama dan Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan
Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum
mata kuliah Hama dan Penyakit Tanaman Pangan semester genap 2006-2007.

PRAKATA

Alhamdulillah wa syukurillah penulis panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat, kasih sayang, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelasaikan skripsi yang berjudul ‘Hama Penggulung Daun
Pisang Erionota thrax Linnaeus (Lepidoptera: Hesperidae) dan Musuh Alaminya
di Tempat-tempat dengan Ketinggian Berbeda’.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi antara lain:
1. Bapak Dr. Ir. Pudjianto, MS. yang telah membimbing dengan penuh
ketekunan dan kesabaran serta pengarahan kepada penulis hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Suryo Wiyono, Msc.Agr. sebagai penguji tamu yang
memberikan pengarahan kepada penulis.
3. Kedua orang tua dan keempat adik penulis Wishnu, Intan, Raka, dan
Rangga atas kasih sayang yang tulus dan tanpa henti kepada penulis.
4. Muhamad Astrid atas ketulusan, kesabaran dan dukungannya kepada
penulis.
5. Sahabatku Eneng Rina Agustina atas semangat dan dukungannya kepada
penulis.
6. Teman-teman Ass-syaf ” Mega, Melly, Petit, Muzi, Rifa, Devi, Kurnia,
Romi, Ai, Uji, Mba Indri, Mba Weni, Bety, Tantri, Mike dan Yuke atas
bantuan dan dukungannya.
7. Seluruh anggota Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator (Pak
Slamet, Mba Atiek, Mba Nita, Pak Ucup, Mba Adha, Mba Lis, Ka Heri,
Mas Jalu, Mas Bandung, dan rekan sepenelitian Ka Walu) atas
bantuannya.

8. Departemen Proteksi Tanaman, staf dan dosen yang telah membantu baik
selama pelaksanaan skripsi maupun sebelumnya. Dan pihak-pihak yang
telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis
menyampaikan terima kasih.
9. Sahabat-sahabatku angkatan 40: Fahmi, Nendi, Dedi, Didi, winda dan
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas
persaudaraan dan persahabatan kita selama ini.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bogor, 21 Januari 2008

Fatma Novianti

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................


xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

x

PENDAHULUAN ....................................................................................

1

Latar Belakang .................................................................................

1

Tujuan ..............................................................................................

2

Manfaat ............................................................................................


2

TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................

3

Tanaman Pisang (Musa paradisiaca Linn) ......................................
Klasifikasi ...............................................................................
Morfologi ................................................................................
Syarat Pertumbuhan ................................................................
Budidaya Pisang ......................................................................

3
3
3
4
5

Hama Pisang ....................................................................................


6

Hama Penggulung Daun Pisang (Erionota thrax) ...........................
Penyebaran ..............................................................................
Gejala Serangan ......................................................................
Morfologi dan Biologi ............................................................
Musuh Alami ..........................................................................
Pengendalian ...........................................................................

7
7
7
7
8
8

BAHAN DAN METODE .........................................................................

10


Tempat dan Waktu ...........................................................................

10

Bahan dan Alat .................................................................................
Pengambilan Sampel ...............................................................
Pengamatan Tingkat Serangan Erionota thrax .......................
Pengamatan Parasitoid Telur ..................................................
Pengamatan Parasitoid Larva ..................................................
Pengamatan Parasitoid Pupa ...................................................
Identifikasi Parasitoid .............................................................
Pengolahan Data .....................................................................

10
10
10
11
11
11
12
12

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................

13

Serangan Erionota thrax Linnaeus ..................................................

13

Tingkat Serangan E. thrax Linnaeus ................................................

15

Tingkat Serangan E. Thrax pada berbagai jenis pisang ...................

18

Keanekaragaman Parasitoid ............................................................

23

Parasitoid Telur .......................................................................
Parasitoid Larva ......................................................................
Parasitoid Pupa ........................................................................................

24
27
30

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

32

Kesimpulan ......................................................................................

32

Saran ................................................................................................

32

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

33

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Luas serangan E. thrax di Kecamatan Ciampea, Cisarua,
Cipanas, dan Cugenang ..................................................................

16

2. Jumlah gulungan daun per tanaman di Kecamatan Ciampea,
Cisarua, Cipanas dan Cugenang ..................................................

16

3. Persentase kelompok telur E. thrax terparasit di Kecamatan
Ciampea, Cisarua, Cipanas dan Cugenang ...................................

25

4. Persentase telur E. thrax terparasit di Kecamatan Ciampea,
Cisarua, Cipanas Cugenang ..........................................................

26

5. Tingkat parastisasi larva E. thrax di Kecamatan Ciampea,
Cisarua, Cipanas, dan Cugenang ..................................................

28

6. Tingkat parasitisasi pupa di Kecamatan Ciampea, Cisarua,
Cipanas dan Cugenang ..................................................................

30

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. (a) Gulungan E. thrax yang berukuran kecil;
(b) Gulungan E. thrax yang berukuran besar ...................................

13

2. (a) telur E. thrax yang berwarna kuning (sehat);
(b) telur E. thrax yang terparasit (hitam) .........................................

14

3. (a) Larva E. thrax yang sehat;
(b) Larva E. thrax yang terparasit ....................................................

14

4. (a) Pupa E. thrax yang sehat;
(b) Pupa E. thrax yang terparasit .....................................................

15

5. Intensitas serangan E. thrax pada beberapa jenis pisang
di Kecamatan Ciampea .....................................................................

19

6. Tingkat serangan E. thrax pada beberapa jenis pisang
di Kecamatan Cisarua .......................................................................

20

7. Tingkat serangan E. thrax pada beberapa jenis pisang
di Kecamatan Cipanas .......................................................................

21

8. Tingkat serangan E. thrax pada beberapa jenis pisang
di Kecamatan Cugenang ...................................................................

22

9. Parasitoid telur E. thrax (a, Famili Encyrtidae;
b, Famili Eulophidae) ........................................................................

27

10. Parasitoid larva E. thrax (a, Braconidae; b, Tachinidae;
c, Ichneumonidae) .............................................................................

29

11. Hiperparasitoid yang muncul dari kokon parasitoid larva
(a,Eulophidae; b, Eurytomidae) ........................................................

29

12. Parasitoid pupa E. thrax (a, Famili Ichneumonidae;
b, Famili Chalcididae) .......................................................................

31

HAMA PENGGULUNG DAUN PISANG Erionota thrax Linnaeus
(LEPIDOPTERA: HESPERIDAE) DAN MUSUH ALAMINYA
DI TEMPAT-TEMPAT DENGAN KETINGGIAN BERBEDA

Oleh:
FATMA NOVIANTI
A44103026

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

ABSTRAK

FATMA NOVIANTI. Hama Penggulung Daun Pisang Erionota thrax
Linnaeus (Lepidoptera: Hesperidae) dan Musuh Alaminya di Tempattempat dengan Ketinggian Berbeda. Dibimbing oleh PUDJIANTO.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat serangan hama
Erionota thrax pada tanaman pisang di tempat yang ketinggiannya berbeda dan
mengetahui jenis-jenis musuh alaminya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
menyediakan informasi tentang ada tidaknya perbedaan serangan hama
penggulung daun pisang di tempat-tempat yang ketinggiannya berbeda dan
mengetahui peran musuh alaminya dalam mengatur populasi hama tersebut di
lapangan.
Penelitian ini dilakukan di empat kecamatan yaitu Kecamatan Ciampea,
Cisarua, Cipanas dan Cugenang serta di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan
Predator, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Bogor. Penelitian ini dilaksanakan dari pertengahan bulan Februari sampai bulan
Juni 2007. Dari setiap kecamatan, ditentukan delapan lokasi sebagai titik
pengamatan. Dari setiap lokasi diamati tanaman pisang sebanyak 40 tanaman.
Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan empat wilayah (kecamatan) sebagai perlakuan dan delapan lokasi sebagai
ulangan. Data diolah dengan menggunakan program SAS versi 6.12 dan
dilanjutkan dengan uji lanjut Duncan pada taraf nyata 5%.
Secara umum, tingkat serangan E. thrax di empat wilayah pengamatan
mempunyai kecenderungan yang hampir sama. Tingkat serangan E. thrax di
empat kecamatan selama 8 kali pengamatan berfluktuasi. Serangan E. thrax
cenderung lebih tinggi di dataran rendah dibandingkan dengan di dataran tinggi.
Jenis pisang yang paling banyak terserang E. thrax di Kecamatan Ciampea dan
Cisarua adalah pisang raja, sedangkan di Kecamatan Cipanas dan Cugenang
adalah pisang ambon dan pisang nangka.
Jenis parasitoid telur yang muncul berasal dari famili Encyrtidae dan
Eulophidae, dan ditemukan menyebar di empat kecamatan. Parasitoid larva dari
famili Braconidae dan Ichneumonidae tersebar di empat kecamatan, sedangkan
parasitoid larva dari famili Tachnidae hanya ditemukan di Kecamatan Ciampea
dan Cugenang. Selain itu, ditemukan pula hiperparasitoid dari famili Eulophidae
dan Eurytomidae. Hiperparasitoid ini hanya ditemukan di tiga kecamatan yaitu
Ciampea, Cisarua, dan Cipanas. Parasitoid pupa dari famili Chalcididae dan
Ichneumonidae ditemukan menyebar di empat kecamatan. Parasitoid hama
penggulung daun pisang, baik parasitoid telur, larva maupun pupa, lebih sering
ditemukan di dataran rendah (Ciampea) yang serangan hama penggulung daunnya
tinggi dibandingkan dengan di daerah yang lebih tinggi (Cisarua, Cugenang dan
Cipanas).

HAMA PENGGULUNG DAUN PISANG Erionota thrax Linnaeus
(LEPIDOPTERA: HESPERIDAE) DAN MUSUH ALAMINYA
DI TEMPAT-TEMPAT DENGAN KETINGGIAN BERBEDA
Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Oleh:
Fatma Novianti
A44103026

PROGRAM STUDI HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2008

Judul Penelitian

: Hama Penggulung Daun Pisang Erionota thrax Linnaeus
(Lepidoptera: Hesperidae) dan Musuh Alaminya di
Tempat-tempat dengan Ketinggian Berbeda.

Nama Mahasiswa

: Fatma Novianti

NRP

: A44103026

Menyetujui,
Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Pudjianto, MS.
NIP. 131 475 578

Mengetahui,
Dekan Fakultas Pertanian

Prof. Dr. Ir. Didy Sopandie, M.Agr
NIP. 131 124 019

Tanggal lulus:

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 27 November 1984, anak dari
pasangan Budi Marhaeni dan Hari Kusumayati. Penulis merupakan anak pertama
dari 5 bersaudara.
Penulis menyelesaikan sekolah di Sekolah Dasar Negeri 2 Ciputat, SLTP
Negeri 87 Jakarta dan SMU Negeri 2 Ciputat. Penulis diterima di IPB pada tahun
2003 melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk IPB) dan terdaftar menjadi
mahasiswa program studi Hama dan Penyakit Tumbuhan, Departemen Hama dan
Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Selama menjadi mahasiswa penulis pernah menjadi asisten praktikum
mata kuliah Hama dan Penyakit Tanaman Pangan semester genap 2006-2007.

PRAKATA

Alhamdulillah wa syukurillah penulis panjatkan kehadirat Allah
Subhanahu wa ta’ala atas segala rahmat, kasih sayang, dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelasaikan skripsi yang berjudul ‘Hama Penggulung Daun
Pisang Erionota thrax Linnaeus (Lepidoptera: Hesperidae) dan Musuh Alaminya
di Tempat-tempat dengan Ketinggian Berbeda’.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penulisan skripsi antara lain:
1. Bapak Dr. Ir. Pudjianto, MS. yang telah membimbing dengan penuh
ketekunan dan kesabaran serta pengarahan kepada penulis hingga
selesainya penulisan skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ir. Suryo Wiyono, Msc.Agr. sebagai penguji tamu yang
memberikan pengarahan kepada penulis.
3. Kedua orang tua dan keempat adik penulis Wishnu, Intan, Raka, dan
Rangga atas kasih sayang yang tulus dan tanpa henti kepada penulis.
4. Muhamad Astrid atas ketulusan, kesabaran dan dukungannya kepada
penulis.
5. Sahabatku Eneng Rina Agustina atas semangat dan dukungannya kepada
penulis.
6. Teman-teman Ass-syaf ” Mega, Melly, Petit, Muzi, Rifa, Devi, Kurnia,
Romi, Ai, Uji, Mba Indri, Mba Weni, Bety, Tantri, Mike dan Yuke atas
bantuan dan dukungannya.
7. Seluruh anggota Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator (Pak
Slamet, Mba Atiek, Mba Nita, Pak Ucup, Mba Adha, Mba Lis, Ka Heri,
Mas Jalu, Mas Bandung, dan rekan sepenelitian Ka Walu) atas
bantuannya.
8. Departemen Proteksi Tanaman, staf dan dosen yang telah membantu baik
selama pelaksanaan skripsi maupun sebelumnya. Dan pihak-pihak yang
telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu persatu, penulis
menyampaikan terima kasih.
9. Sahabat-sahabatku angkatan 40: Fahmi, Nendi, Dedi, Didi, winda dan
lainnya yang tidak bisa disebutkan satu persatu terima kasih atas
persaudaraan dan persahabatan kita selama ini.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak sempurna. Oleh karena itu,
saran dan kritik dari pembaca sangat diharapkan. Semoga tulisan ini dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Bogor, 21 Januari 2008

Fatma Novianti

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL .....................................................................................

xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................

x

PENDAHULUAN ....................................................................................

1

Latar Belakang .................................................................................

1

Tujuan ..............................................................................................

2

Manfaat ............................................................................................

2

TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................

3

Tanaman Pisang (Musa paradisiaca Linn) ......................................
Klasifikasi ...............................................................................
Morfologi ................................................................................
Syarat Pertumbuhan ................................................................
Budidaya Pisang ......................................................................

3
3
3
4
5

Hama Pisang ....................................................................................

6

Hama Penggulung Daun Pisang (Erionota thrax) ...........................
Penyebaran ..............................................................................
Gejala Serangan ......................................................................
Morfologi dan Biologi ............................................................
Musuh Alami ..........................................................................
Pengendalian ...........................................................................

7
7
7
7
8
8

BAHAN DAN METODE .........................................................................

10

Tempat dan Waktu ...........................................................................

10

Bahan dan Alat .................................................................................
Pengambilan Sampel ...............................................................
Pengamatan Tingkat Serangan Erionota thrax .......................
Pengamatan Parasitoid Telur ..................................................
Pengamatan Parasitoid Larva ..................................................
Pengamatan Parasitoid Pupa ...................................................
Identifikasi Parasitoid .............................................................
Pengolahan Data .....................................................................

10
10
10
11
11
11
12
12

HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................

13

Serangan Erionota thrax Linnaeus ..................................................

13

Tingkat Serangan E. thrax Linnaeus ................................................

15

Tingkat Serangan E. Thrax pada berbagai jenis pisang ...................

18

Keanekaragaman Parasitoid ............................................................

23

Parasitoid Telur .......................................................................
Parasitoid Larva ......................................................................
Parasitoid Pupa ........................................................................................

24
27
30

KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................

32

Kesimpulan ......................................................................................

32

Saran ................................................................................................

32

DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

33

DAFTAR TABEL
Nomor

Halaman

1. Luas serangan E. thrax di Kecamatan Ciampea, Cisarua,
Cipanas, dan Cugenang ..................................................................

16

2. Jumlah gulungan daun per tanaman di Kecamatan Ciampea,
Cisarua, Cipanas dan Cugenang ..................................................

16

3. Persentase kelompok telur E. thrax terparasit di Kecamatan
Ciampea, Cisarua, Cipanas dan Cugenang ...................................

25

4. Persentase telur E. thrax terparasit di Kecamatan Ciampea,
Cisarua, Cipanas Cugenang ..........................................................

26

5. Tingkat parastisasi larva E. thrax di Kecamatan Ciampea,
Cisarua, Cipanas, dan Cugenang ..................................................

28

6. Tingkat parasitisasi pupa di Kecamatan Ciampea, Cisarua,
Cipanas dan Cugenang ..................................................................

30

DAFTAR GAMBAR
Nomor

Halaman

1. (a) Gulungan E. thrax yang berukuran kecil;
(b) Gulungan E. thrax yang berukuran besar ...................................

13

2. (a) telur E. thrax yang berwarna kuning (sehat);
(b) telur E. thrax yang terparasit (hitam) .........................................

14

3. (a) Larva E. thrax yang sehat;
(b) Larva E. thrax yang terparasit ....................................................

14

4. (a) Pupa E. thrax yang sehat;
(b) Pupa E. thrax yang terparasit .....................................................

15

5. Intensitas serangan E. thrax pada beberapa jenis pisang
di Kecamatan Ciampea .....................................................................

19

6. Tingkat serangan E. thrax pada beberapa jenis pisang
di Kecamatan Cisarua .......................................................................

20

7. Tingkat serangan E. thrax pada beberapa jenis pisang
di Kecamatan Cipanas .......................................................................

21

8. Tingkat serangan E. thrax pada beberapa jenis pisang
di Kecamatan Cugenang ...................................................................

22

9. Parasitoid telur E. thrax (a, Famili Encyrtidae;
b, Famili Eulophidae) ........................................................................

27

10. Parasitoid larva E. thrax (a, Braconidae; b, Tachinidae;
c, Ichneumonidae) .............................................................................

29

11. Hiperparasitoid yang muncul dari kokon parasitoid larva
(a,Eulophidae; b, Eurytomidae) ........................................................

29

12. Parasitoid pupa E. thrax (a, Famili Ichneumonidae;
b, Famili Chalcididae) .......................................................................

31

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Buah pisang merupakan salah satu buah yang digemari masyarakat. Selain
merupakan sumber zat pengatur, buah pisang juga merupakan sumber zat tenaga
atau karbohidrat dan energi. Buah pisang juga mengandung zat pembangun atau
protein. Selain dikonsumsi sebagai buah segar, pisang dapat diolah menjadi
berbagai macam produk olahan seperti sale pisang, gaplek (tepung pisang), sari
buah pisang, anggur pisang, keripik pisang, selai pisang, pati pisang, dan lain lain.
Pisang mempunyai potensi dan nilai ekonomi yang cukup tinggi jika
diusahakan dengan baik. Selain buahnya, tanaman pisang dapat dimanfaatkan
mulai dari bonggol sampai daun (Satuhu & Supriyadi 1999). Dalam
pengembangan agribisnis pisang di Indonesia, terdapat faktor-faktor yang
menguntungkan diantaranya adalah ketersediaan sumber daya tanah (lahan) yang
masih luas, kesesuaian iklim, potensi tenaga kerja (sumber daya manusia) yang
berjumlah banyak dan peluang pemasaran produk yang masih terbuka luas
(Rukmana 1999). Sebaliknya, berbagai faktor dapat menyebabkan kemerosotan
produksi pisang, antara lain budidaya yang kurang baik, serta gangguan hama dan
penyakit.
Salah satu hama yang menyerang tanaman pisang adalah Erionota thrax L.
(Lepidoptera: Hesperidae). Hama ini menyerang bagian daun pisang dan dikenal
sebagai ulat penggulung daun pisang. Apabila dibiarkan, tanaman akan menjadi
gundul dan hanya tampak tulang daunnya. Larva berwarna hijau muda dan
ditutupi lapisan tepung berwarna putih, dan panjangnya sekitar 7 cm. Telur
berwarna kuning dan diletakkan oleh serangga betina dewasa di bagian tepi
permukaan bawah daun. Larva yang keluar dari telur akan memotong lamina daun
mulai dari pinggir dan menggulungnya. Imago dewasa berwarna coklat, dan aktif
pada sore dan pagi hari (Satuhu dan Supriyadi 1999). Kerusakan yang berat
terutama terjadi pada musim kemarau. Pertanaman pisang di tempat yang
terlindungi dari terpaan angin kerusakannya akan semakin berat (Kalshoven
1981).

Di daerah Jawa Barat, hama ini tersebar sangat luas dan menyebabkan
kerusakan yang berat terutama pada musim kemarau yang pendek. Hama ini tidak
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari petani karena tanaman pisang
umumnya ditanam hanya sebagai tanaman pekarangan atau tanaman tegalan.
Tanaman pisang ditanam tidak secara khusus melainkan dicampur dengan
tanaman-tanaman lain sehingga kerusakan oleh hama ini tidak dirasakan secara
langsung oleh pemiliknya (Rismunandar 1981 dalam Munif 1988).

Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat serangan hama
Erionota thrax pada tanaman pisang di tempat-tempat yang ketinggiannya
berbeda dan mengetahui jenis-jenis musuh alaminya.

Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyediakan informasi tentang ada
tidaknya perbedaan serangan hama penggulung daun pisang di tempat-tempat
yang ketinggiannya berbeda dan mengetahui peran musuh alaminya dalam
mengatur populasi hama tersebut di lapangan.

TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman Pisang
Klasifikasi
Tanaman pisang termasuk dalam golongan Monocotyledonae,
famili Musaceae, genus Musa. Tanaman pisang merupakan tanaman herbaceous
dan berkembang biak secara vegetatif (Nakasone & Paull 1988). Widjono (1977
dalam Nurzaizi 1986) mengatakan bahwa tanaman pisang termasuk ke dalam
Ordo Scitaminea yang meliputi tiga famili yaitu Musaceae, Canaceae dan
Zingiberaceae. Famili Musaceae terdiri atas dua genus yaitu Musa dan Ensete.
Genus Musa terdiri atas empat kelompok yaitu Australiamusa, Callimusa,
Rhodochlamys dan Eumusa. Sebagian besar tanaman pisang yang buahnya dapat
dimakan termasuk dalam kelompok Eumusa dengan spesies-spesiesnya Musa
acuminata, Musa balbisiana, atau persilangan antara kedua spesies ini.
Menurut jenisnya, tanaman pisang yang buahnya dapat dimakan
dikelompokkan dalam tiga golongan besar, yaitu: (1) Musa paradisiaca var.
sapientum dan Musa nona L. atau Musa cavendishii; (2) Musa paradisiaca var.
formatika; dan (3) Musa brochycarpa. Pisang dari golongan 1, buahnya enak
dimakan dalam keadaan segar seperti pisang mas, pisang ambon, pisang raja,
pisang susu, dan lainnya. Pisang dari golongan 2, buahnya enak dimakan setelah
dimasak dulu (direbus atau digoreng), seperti pisang kepok, pisang sobo, pisang
siem, dan pisang tanduk. Pisang dari golongan 3 termasuk golongan pisang yang
mempunyai biji, misalnya pisang klutuk atau pisang batu (Soedirdjoatmodjo 1985
dalam Munif 1988).

Morfologi
Tanaman pisang merupakan tanaman herba tahunan yang mempunyai
sistem perakaran dan batang di bawah tanah. Pohon pisang berakar rimpang yang
berpangkal pada umbi batang. Batang yang berdiri tegak di atas tanah dan
terbentuk dari pelepah daun yang saling menelungkup dan disebut batang semu.
Tinggi batang semu berkisar antara 3,5 – 7,5 meter (Satuhu & Supriyadi 2000).

Daun pisang letaknya tersebar. Helaian daun berbentuk lanset memanjang,
dan mudah sekali robek oleh hembusan angin yang keras karena tidak mempunyai
tulang-tulang pinggir yang menguatkan lembaran daun. Bunga berkelamin satu,
berumah satu dan tersusun dalam tandan. Daun pelindung berukuran panjang 10 –
25 cm, berwarna merah tua, berlilin, dan mudah rontok. Bunga tersusun dalam
dua baris yang melintang. Bakal buah berbentuk persegi, sedangkan bunga jantan
tidak ada. Setelah bunga keluar, bunga membentuk sisir pertama, kedua dan
seterusnya (Satuhu & Supriyadi, 2000).

Syarat Pertumbuhan
Pisang termasuk tanaman yang mudah tumbuh. Pisang merupakan
tanaman yang terdapat di daerah dataran rendah di lingkungan yang basah
(Nakasone & Paull 1998). Tanaman ini dapat tumbuh di sembarang tempat namun
agar produktivitasnya optimal, sebaiknya ditanam di daerah dataran rendah
dengan ketinggian tempat di bawah 1000 mdpl (di atas permukaan laut) (Satuhu
& Suriyadi 1999). Pada umumnya, tanaman pisang tumbuh dan berproduksi
secara optimal di daerah yang mempunyai ketinggian antara 400 – 600 m dpl
(Rukmana 1999). Menurut Nakasone & Paull 1998, suhu yang baik untuk
perkembangan buah pisang adalah berkisar antara 15 – 380C dengan suhu
optimum 270C. Tipe iklim yang cocok adalah iklim basah sampai kering dengan
curah hujan 1400 – 2500 mm per tahun dan merata sepanjang tahun. Tempat
penanaman pisang yang baik adalah tempat yang mendapat sinar matahari atau
terbuka. Di daerah atau tempat yang terlindung, tanaman pisang akan terhambat
pertumbuhannya. Tiupan angin yang terlalu kencang kurang baik terhadap
tanaman pisang karena dapat menyebabkan helaian daun sobek (Rukmana 1999).
Tanaman pisang mempunyai sistem perakaran yang dangkal, sehingga
untuk pertumbuhan yang optimal dibutuhkan lapisan tanah atas (top soil) yang
subur, gembur, dan mengandung bahan organik (Rukmana 1999). Tanaman ini
tahan terhadap kekeringan atau kekurangan air karena perakarannya banyak
mengadung air. Pemberian air pada waktu musim kemarau sangat diperlukan
terutama bila tanaman sedang berbuah dan berbunga. Pisang yang ditanam di
tanah yang kritis juga dapat menghasilkan. Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman

pisang adalah tanah liat yang mengandung kapur atau tanah alluvial dengan pH
antara 4,5 – 7,5 sehingga tanaman pisang yang tumbuh di tanah berkapur sangat
baik. Di daerah yang memiliki musim kering antara 4 – 5 bulan, tanaman pisang
masih dapat tumbuh subur apabila kedalaman air tanah tidak lebih dari 150 cm di
bawah permukaan tanah. Kedalaman air tanah yang sesuai untuk tanaman pisang
adalah 50 – 200 cm di bawah permukaan tanah (Satuhu & Supriyadi 1999).

Budidaya Pisang
Perbanyakan tanaman pisang dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
anakan (sucker) yang tumbuh dari bonggolnya, dan dengan bonggol tanaman
pisang. Bibit anakan yang digunakan adalah bibit anakan dewasa karena paling
cepat menghasilkan buah diikuti bibit anakan sedang, anakan muda, dan tunas
anakan. Bibit pisang dipilih yang sehat dan baik (Satuhu & Supriyadi 1999).
Pembuatan lubang tanam dilakukan 1 – 3 bulan sebelum penanaman.
Ukuran lubang tanam yang baik adalah 60 cm x 60 cm x 50 cm bagi tanah yang
subur, atau 80 cm x 80 cm x 50 cm bagi tanah yang kurang subur. Jarak tanamnya
6 m x 6 m untuk pisang bertajuk lebar, 5 m x 5 m untuk pisang bertajuk sedang,
dan 4 m x 4 m untuk pisang bertajuk sempit. Sebulan sebelum penanaman, tanah
galian dikembalikan. Tanah bagian bawah masuk lebih dahulu kemudian tanah
bagian atas dicampur pupuk kandang 8 – 10 kg bagi lubang tanam yang berukuran
60 cm x 60 cm x 60 cm dan 13 – 15 kg bagi lubang tanam yang berukuran 80 cm
x 80 cm x 50 cm. Setelah itu, lubang tanam dibiarkan selama sebulan lalu
ditanami bibit pisang (Satuhu & Supriyadi 1999). Waktu tanam yang paling baik
adalah pada awal musim hujan karena pemeliharaan tanaman relatif mudah,
terutama

pengairannya.

Penanaman

pada

musim

hujan

biasanya

akan

menghasilkan tandan buah yang besar karena periode pembuahannya pada musim
hujan (Rukmana 1999).
Tanah di sekitar tanaman pisang terlebih dahulu dibersihkan dari rumput
pengganggu/gulma, sekaligus digemburkan dengan menggunakan cangkul kecil
(koret). Penggemburan tanah tidak boleh terlalu dalam karena perakaran pisang
dangkal. Penyiangan bagi tanah bukaan baru yang masih banyak ditumbuhi alangalang atau rumput liar dapat dilakukan dengan herbisida. Herbisida yang

digunakan misalnya DMA G, Totacol, Paracol, Herbisol (Satuhu & Supriyadi
1999).
Pemupukan pisang sangat diperlukan agar tanaman pisang tumbuh dengan
subur dan produktif. Pupuk yang diberikan meliputi nitrogen, phosfor, dan
kalium. Unsur nitrogen berfungsi untuk membuat daun hijau segar, mempercepat
pertumbuhan vegetatif dan menambah kandungan protein buah. Unsur phosfor
diperlukan untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar sehingga
dapat lebih banyak mengambil unsur hara dari dalam tanah. Selain itu, tanaman
menjadi tidak mudah roboh, lebih cepat berbunga, merangsang pertumbuhan, dan
lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit. Kalium berfungsi untuk
memperkuat batang tanaman, membantu proses fotosintesis dan meningkatkan
kualitas buah serta menambah ketahanan tanaman (Satuhu & Supriyadi 1999).
Pupuk yang diberikan berupa pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk
anorganik berupa 1000 gram ZA per pohon/tahun, 450 gram TSP per
pohon/tahun, dan 500 gram KCl per pohon/tahun. Pupuk anorganik diberikan
empat kali setahun, yaitu satu bulan setelah tanam dengan dosis ¼ bagian, lalu
diulangi lagi setiap tiga bulan dengan dosis masing-masing ¼ bagian. Pupuk
organik yang berupa pupuk kandang diberikan 2 – 3 kaleng minyak tanah per
rumpun/tahun. Pupuk diberikan tiap tahun dimulai 1 bulan dan diulangi tiap tiga
bulan masing-masing ¼ bagian.

Hama Pisang
Hama-hama pisang yang paling penting di Indonesia adalah Cosmopolites
sordidus

Germ.

(Coleoptera:

Curculionidae),

Nacoleia

octasema

Meyr.

(Lepidoptera: Pyralidae) dan Erionota thrax L. (Lepidoptera: Hesperidae). Selain
ketiga jenis hama tersebut, hama-hama lain yang pernah atau sering menyerang
pertanaman

pisang

adalah

Oidoporus

longicollis

Oliv.

(Coleoptera:

Curculionidae), Dacus dorsalis Hend. (Diptera: Trypetidae), Valanga nigricornis
Burn. (Orthoptera: Acrididae), Anisodera sp. (Coleoptera: Hispidae) dan Achatina
fulica Bowd. (Mollusca, kelas Gastropoda) (Kalshoven 1981).

Hama Penggulung Daun Pisang (Erionota thrax Linnaeus)
(Lepidoptera: Hesperidae)
Penyebaran
Daerah penyebaran E. thrax adalah di seluruh Asia Tenggara dan Timur
termasuk Indonesia, Malaysia, Indocina, China dan Filipina (Satuhu & Supriyadi
1999). Hama ini juga tersebar di wilayah India dan Mauritius (Feakin 1972) . Di
Malaysia, hama ini tidak dianggap penting karena tidak menimbulkan kerugian
pada produksi buah pisang. Daerah yang sering menjadi sasaran serangan hama
ini adalah daerah yang kering dan terlindung dari angin. (Satuhu & Supriyadi
1999).

Gejala Serangan
Daun yang diserang ulat biasanya digulung sehingga menyerupai tabung,
dan apabila dibuka akan ditemukan larva di dalamnya. Larva memotong bagian
tepi daun kemudian digulung mengarah ke dalam. Larva yang masih muda
memotong tepi daun secara miring, lalu digulung hingga membentuk tabung kecil.
Apabila daun dalam gulungan tersebut sudah habis, maka larva akan pindah ke
tempat lain dan membuat gulungan yang lebih besar. Di dalam gulungan tersebut
larva akan memakan daun dan biasanya gulungan tersebut menjadi layu (Feakin
1972). Larva ditutupi oleh semacam lilin berwarna putih. Kepompongnya
berwarna coklat. Apabila serangan berat, daun akan habis dan tinggal pelepah
daun yang penuh dengan gulungan daun sehingga dapat menurunkan produksi
pisang.

Morfologi dan Biologi
E. thrax L. termasuk ke dalam famili Hesperidae, Ordo Lepidoptera. Telur
berwarna kuning dan menetas setelah mencapai umur 5-8 hari setelah diletakkan
(Satuhu & Supriyadi 1999). Imago meletakkan telur secara berkelompok kira-kira
25 butir pada permukaan bawah daun yang utuh pada malam hari (Kalshoven
1981).

Larva yang masih muda warnanya sedikit kehijauan dan tubuhnya tidak
dilapisi lilin. Larva yang ukurannya lebih besar berwarna putih kekuningan dan
tubuhnya dilapisi lilin. Larva muda yang baru menetas memotong daun pisang
secara miring mulai dari bagian tepi daun lalu menggulung potongan tersebut
(Kalshoven 1981). Satu larva hidup dalam satu gulungan daun (Feakin 1972).
Stadium larva berlangsung selama 28 hari. Larva makan dari bagian dalam
gulungan tersebut, kemudian membentuk gulungan yang lebih besar sesuai
dengan perkembangan larva sampai instar akhir. Mortalitas larva cukup tinggi
pada larva muda karena pada permukaan tubuhnya belum ditutupi lilin dan
gulungan daunnya masih terbuka (Kalshoven 1981).
Stadium prapupa lamanya adalah tiga hari, sedangkan stadium pupa
selama tujuh hari. Serangga berkepompong dalam gulungan daun ( Samoedi &
Indarto 1969 dalam Nurzaizi, 1986). Pupa berada di dalam gulungan daun,
berwarna kehijauan dan dilapisi lilin. Panjang pupa lebih kurang 6 cm dan
mempunyai belalai (probosis).
Imago E. thrax adalah kupu-kupu berwarna coklat dengan bintik kuning
pada kedua sayapnya. Panjang rentangan sayapnya kira-kira 7.5 cm (Feakin
1972). Imago menghisap madu atau nektar bunga pisang. Imago aktif pada sore
hari dan pagi hari. Siklus hidup E. thrax di Bogor 5 – 6 minggu (Kalshoven 1981).

Musuh Alami
Musuh alami E. thrax yang penting diantaranya adalah parasit telur
Ooencyrtus erionotae Ferr. (Hymenoptera: Encyrtidae), Agiommatus sp.
(Hymenoptera: Pteromalidae) dan Anastatus sp. (Hymenoptera: Eupelmidae).
Secara bersama-sama ketiga parasit tersebut dapat memarasit 50% - 70% telur.
Parasit larva muda, yaitu Apanteles erionotae Wlk. (Hymenoptera: Braconidae),
memarasit tidak melebihi 10%. Yang memarasit pupa adalah Brachymeria sp.
(Hymenoptera:

Chalcididae)

Ichneumonidae) (Kalshoven 1981).

Pengendalian

dan

Xanthopimpla

sp.

(Hymenoptera:

Pengendalian E. thrax dapat dilakukan dengan cara mekanis dan kimia.
Pengendalian mekanis dapat dilakukan dengan cara mengumpulkan telur, larva
dan daun yang menggulung, kemudian melenyapkannya. Pengendalian ini kurang
efisien karena tidak cocok pada pertanaman yang luas. Pengendalian secara kimia
dilakukan dengan insektisida racun kontak maupun racun perut misalnya
insektisida yang mengandung bahan aktif diazinon, endosulfan, dieldrin dan
dimethoathe. Penyemprotan dilakukan pada saat telur baru menetas (Satuhu &
Supriyadi 1999).
Menurut Feakin 1972, pengendalian serangga E. thrax secara kimia tidak
menguntungkan karena larva terlindung atau berada di dalam gulungan daun.
Pengendalian yang efektif dilakukan dengan mengumpulkan dan membakar
bagian daun yang berisi larva atau pupa. Terdapat juga pengendalian alami
terhadap E. thrax oleh musuh alaminya yaitu Ooencyrtus, Agiommatus dan
Anastatus yang merupakan parasitoid telur E. thrax.

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu
Penelitian dilakukan di pertanaman pisang di Kabupaten Bogor dan
Cianjur. Di Kabupaten Bogor, dipilih dua kecamatan yaitu Kecamatan Ciampea
untuk mewakili dataran rendah dan Kecamatan Cisarua untuk dataran menengah.
Di Kabupaten Cianjur, juga ditentukan dua kecamatan yaitu Kecamatan Cugenang
untuk dataran menengah dan Kecamatan Cipanas untuk dataran tinggi. Penelitian
ini juga dilakukan di Laboratorium Bioekologi Parasitoid dan Predator,
Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Penelitian dimulai dari pertengahan bulan Februari sampai bulan Juni 2007.

Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pertanaman pisang
rakyat, alkohol 70%, wadah plastik (toples), kain kassa. Alat yang digunakan
adalah pisau, bambu (galah), alat-alat tulis, kantong plastik dan mikroskop.

Metode Penelitian

Pengambilan sampel
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung di
lapangan. Di setiap lokasi pertanaman pisang diamati sebanyak 40 tanaman
pisang.

Pengamatan tingkat serangan hama
Pengamatan dilakukan secara langsung dengan mengetahui terlebih dahulu
jenis pisang dan jumlah daunnya pada setiap tanaman. Luas serangan dihitung
dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Jumlah tanaman yang terserang
Luas serangan =

x 100%
Jumlah tanaman yang diamati

Dari setiap tanaman pisang dihitung jumlah daun yang telah membuka
kemudian diamati ada atau tidaknya serangan penggulung daun E. thrax. Telur E.
thrax diamati dengan melihat secara langsung ada atau tidaknya kelompok telur
pada daun yang telah membuka. Pengamatan larva dilakukan dengan melihat
gejala berupa gulungan daun. Jumlah gejala gulungan daun yang ada pada setiap
tanaman dihitung. Gulungan tersebut kemudian dibuka untuk mengetahui tingkat
perkembangan hama apakah sedang stadia larva atau pupa. Pengamatan dilakukan
sebanyak 8 kali dengan interval pengamatan 2 minggu.

Pengamatan parasitoid telur
Kelompok telur yang ditemukan dikumpulkan dan disimpan dalam wadah
plastik kemudian dipelihara di laboratorium. Jumlah telur yang ditemukan pada
setiap tanaman dikumpulkan. Setiap hari telur diamati untuk mengetahui apakah
telur menetas atau timbul parasitoid. Parasitoid yang muncul diidentifikasi dan
dihitung jumlahnya. Jumlah kelompok telur terparasit dihitung. Jumlah telur yang
tidak terparasit dan yang terparasit pada setiap kelompok telur dihitung untuk
mengetahui tingkat parasitisasinya.

Pengamatan parasitoid larva
Larva yang ditemukan di lapangan dikumpulkan, dipelihara di
laboratorium dan diamati setiap hari untuk mengetahui ada tidaknya parasitoid.
Parasitoid yang muncul diidentifikasi dan dihitung jumlahnya. Jumlah larva yang
terparasit dan yang tidak terparasit dihitung untuk mengetahui tingkat
parasitisasinya.

Pengamatan parasitoid pupa
Pupa yang ditemukan di lapangan dikumpulkan lalu disimpan dalam
wadah plastik dan dipelihara di laboratorium untuk diamati ada tidaknya
parasitoid. Jumlah pupa yang ditemukan pada setiap tanaman dikumpulkan.
Parasitoid yang muncul diidentifikasi dan dihitung jumlahnya. Jumlah pupa yang
terparasit dan yang tidak terparasit dihitung untuk mengetahui tingkat
parasitisasinya.

Identifikasi Parasitoid
Parasitoid yang keluar dari telur, larva atau pupa dimasukkan ke dalam
alkohol 70%, kemudian dilakukan identifikasi dengan menggunakan kunci
identifikasi serangga (Borror, Triplehorn, Johnson, 1996). Dalam melakukan
identifikasi digunakan mikroskop cahaya. Parasitoid diidentifikasi sampai famili
dan dikoleksi dalam bentuk koleksi kering dan basah.

Pengolahan Data
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4
perlakuan dan 8 ulangan. Data diolah dengan program SAS versi 6.12 dan uji
lanjut Duncan pada taraf nyata 5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Serangan Erionota thrax
Serangan E. thrax ditunjukkan oleh adanya bagian tepi daun yang
tergulung. Di lapangan, ditemukan gulungan yang berukuran kecil (Gambar 1a)
maupun gulungan yang berukuran besar (Gambar 1b). Gulungan yang berukuran
kecil biasanya berisi larva yang berukuran kecil (< 3 cm), dan tidak jauh dari
gulungan kecil tersebut biasanya terdapat kelompok telur. Gulungan yang
berukuran besar berisi larva yang berukuran besar atau pupa. Serangan E. thrax
ditemukan di semua lokasi pengamatan dengan tingkat serangan yang berbedabeda. Jumlah gulungan dalam satu daun bervariasi antara 0 sampai 20 gulungan.

(a)

(b)

Gambar 1 (a) Gulungan E. thrax yang berukuran kecil; (b) Gulungan E. thrax
yang berukuran besar .
Telur E. thrax ditemukan pada permukaan atas dan permukaan bawah
daun. Telur diletakkan dalam kelompok yang jumlahnya bervariasi berkisar antara
1 sampai 40 telur per kelompok. Telur yang ditemukan terkadang ada yang telah
menetas dan biasanya masih terlihat bekasnya bahwa telur telah menetas. Pada
waktu pengamatan ditemukan kelompok telur yang berwarna kuning (Gambar
2a), dan ada pula yang berwarna hitam keungu-unguan (Gambar 2b). Telur yang
berwarna kuning biasanya tidak terparasit sedangkan telur yang berwarna hitam
keungu-unguan biasanya terparasit. Telur akan diketahui terparasit atau tidak
setelah telur dipelihara di laboratorium dan menetas menjadi larva atau muncul
parasitoid.

(a)

(b)

Gambar 2 (a) telur E. thrax yang berwarna kuning (sehat); (b) telur E. thrax yang
terparasit (hitam).
Larva E. thrax ditemukan di dalam gulungan daun baik yang berukuran
besar maupun kecil. Gulungan yang berisi larva rekatannya kurang kencang dan
daunnya masih berwarna hijau. Larva yang ditemukan biasanya masih hidup dan
tubuhnya berwarna hijau dan ditutupi tepung berwarna putih (Gambar3a). Larva
yang berukuran kecil (< 3 cm) tubuhnya belum ditutupi oleh tepung berwarna
putih. Di lapangan, ditemukan larva yang telah terparasit. Hal ini dapat diketahui
dengan terdapatnya kokon parasitoid di dekat bangkai larva. Larva yang
ditemukan terparasit tersebut berukuran kurang dari 3 cm (Gambar 3b). Mortalitas
larva biasanya cukup tinggi pada larva yang masih muda karena permukaan
tubuhnya belum ditutupi lilin dan gulungan masih terbuka (Kalshoven, 1981).

(a)

(b)

Gambar 3 (a) Larva E. thrax yang sehat; (b) Larva E. thrax yang terparasit
Pupa E. thrax ditemukan di dalam gulungan yang berukuran besar. Daun
yang menggulung sudah layu atau kecoklatan (kering), dan rekatannya lebih kuat
dibandingkan dengan gulungan yang berisi larva. Pupa yang ditemukan ada yang

berwarna kuning (Gambar 4a) dan berwarna hitam (Gambar 4b). Pupa yang
berwarna kuning biasanya tidak terparasit dan apabila disentuh pupa akan
bergerak. Jika disentuh tidak bergerak, kemungkinan pupa tersebut telah
terparasit. Di lapangan, ditemukan juga bekas pupa yang terparasit oleh parasitoid
yang ditunjukkan oleh adanya lubang pada bekas pupa (Gambar 4b).

(a)

(b)

Gambar 4 (a) Pupa E. thrax yang sehat; (b) Pupa E. thrax yang terparasit.
Tingkat Serangan Erionota thrax
Tingkat serangan E. thrax diukur dengan melihat luas serangan dan jumlah
gulungan daun per tanaman. Luas serangan E. thrax di empat lokasi pengamatan
selama 8 kali pengamatan selalu berfluktuasi. Secara umum, luas serangan E.
thrax terendah berturut-turut terdapat di Kecamatan Cipanas, Cisarua, Ciampea
dan Cugenang (Tabel 1). Hasil ini mengindikasikan bahwa luas serangan E. thrax
cenderung lebih rendah di daerah yang lebih tinggi. Lokasi pengamatan di
Kecamatan Ciampea terletak pada ketinggian 160 – 200 mdpl. Lokasi pengamatan
di Kecamatan Cisarua, Cugenang dan Cipanas berturut-turut terletak pada
ketinggian 680 – 800 mdpl, 750 – 850 mdpl dan 1020 – 1080 mdpl.
Tingkat serangan E. thrax juga didasarkan pada jumlah gulungan daun per
tanaman. Secara umum, jumlah gulungan daun dan luas serangan E. thrax di
empat kecamatan mempunyai kecenderungan yang sama. Jumlah gulungan daun
per tanaman terendah terdapat di Kecamatan Cipanas kemudian diikuti oleh
Kecamatan Cisarua, Ciampea dan Cugenang. Jumlah gulungan daun oleh E. thrax
di empat lokasi pengamatan selama 8 kali pengamatan selalu berfluktuasi (Tabel
2). Seperti halnya luas serangan, data tersebut m

Dokumen yang terkait

Pengaruh Ketinggian Tempat Dan Kemiringan Lereng Terhadap Produksi Karet (Hevea Brassiliensis Muell. Arg.) Di Kebun Hapesong PTPN III Tapanuli Selatan

10 159 46

HUBUNGAN ANTARA BIOMASSA ULAT PENGGULUNG DAUN PISANG Erionota thrax L. (LEPIDOPTERA:HESPERIIDAE) DAN POSISI SEDENTARI LARVA DENGAN TINGKAT KERUSAKAN DAUN PISANG KEPOK Musa acuminata Colla

1 12 20

Variasi Berat plasenta Manusia Pada Dua Ketinggian Tempat Berbeda

0 9 26

Biologi dan parasitisasi parasitoid telur Ooencrytus erionotae ferriere (Hymenoptera: encyrtidae) pada hama penggulung daun pisang Erionota thrax Linnaeus: prospek pemanfaatannya

0 2 139

Biologi Parasitoid Brachymeria lasus Walker (Hymenoptera: Chalcididae) pada Ulat Penggulung Daun Pisang Erionota thrax Linnaeus (Lepidoptera: Hesperiidae)

1 8 76

Biologi Reproduksi Brachymeria Lasus Walker (Hymenoptera: Chalcididae) pada Ulat Penggulung Daun Pisang Erionota Thrax Linnaeus (Lepidoptera:Hesperiidae)

1 4 91

Biologi dan parasitisasi parasitoid telur Ooencrytus erionotae ferriere pada hama penggulung daun pisang Erionota thrax Linnaeus prospek pemanfaatannya

0 5 76

Struktur Komunitas Hama Pemakan Daun Kubis dan Investigasi Musuh Alaminya.

1 1 6

Keanekaragaman dan Peta Persebaran Kultivar Pisang (Musa sp.) pada Daerah dengan Ketinggian Tempat yang Berbeda di Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap.

0 0 2

OBSERVASI JENIS PARASITOID LARVA PENGGULUNG DAUN PISANG Erionata thrax Linnaeus (Lepidoptera: Hesperidae) PADA KETINGGIAN TEMPAT YANG BERBEDA DI KABUPATEN SIGI

0 0 8