Konfigurasi Virtual Local Area Network (VLAN) pada CISCO SWITCH dengan Menggunakan Program Network Visualizer 5.0

(1)

KONFIGURASI VIRTUAL LOCAL AREA NETWORK

(VLAN) PADA CISCO SWITCH DENGAN MENGGUNAKAN

PROGRAM NETWORK VISUALIZER 5.0

O L E H

HARI BUGI PRAMA 020402065

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada saat ini, perkembangan teknologi informasi semakin berkembang pesat. Salah satunya adalah komputer. Hampir semua pengolahan dan penyimpanan informasi dilakukan dengan perangkat komputer, dan ini lebih mudah dilakukan apabila sebuah perangkat komputer terhubung ke sebuah jaringan.

Seiring dengan berkembangnya kebutuhan dalam jaringan komputer, diperlukan pengembangan jaringan LAN dalam suatu jaringan komputer, serta demi kemananan informasi yang akan dikirimkan, sebuah LAN tidak diizinkan untuk mendapatkan akses ke LAN lainnya. Hal ini tentu saja dapat meningkatkan kebutuhan perangkat switch yang lebih banyak dan akan menambah biaya perancangan.

VLAN dapat membagi sebuah LAN menjadi beberapa broadcast domain. Metode ini dapat menghemat biaya instalasi jaringan, karena biasanya untuk membagi broadcast domain, diperlukan perangkat router. Dalam implementasinya, VLAN mempunyai keunggulan karena tidak memerlukan perubahan fisik pada jaringan, tetapi dapat memberikan berbagai tambahan pelayanan pada teknologi jaringan.

Dari penjelasan di atas maka penulis mencoba membahas prinsip kerja serta konfigurasi dari Cisco switch terutama metode VLAN. Untuk mensimulasikan


(3)

VLAN ini, penulis menggunakan program simulasi khusus yaitu Network Visualizer 5.0.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah adalah: 1. Apa definisi VLAN?

2. Bagaimana prinsip kerja VLAN?

3. Bagaimana konfigurasi VLAN pada Cisco switch?

4. Evaluasi akhir dari proses konfigurasi VLAN pada Cisco switch dengan menggunakan program Network Visualizer 5.0.

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk menjelaskan dan melakukan konfigurasi pada Cisco switch terutama konfigurasi VLAN dengan menggunakan program Network Visualizer 5.0 disertai dengan pembuktian hasil konfigurasi.

1.4 Pembatasan Masalah

Untuk mendapatkan hasil pembahasan yang maksimal, maka penulis perlu membatasi masalah yang akan dibahas. Adapun batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah:

1. Tidak membahas rangkaian elektronik Cisco switch.

2. Hanya membahas konfigurasi VLAN pada Cisco switch seri 2950 dengan menggunakan Network Visualizer 5.0.


(4)

4. VLAN dikonfigurasikan berdasarkan port switch.

5. Tidak membahas fungsi-fungsi dari upper-layer, seperti pada lapis aplikasi.

1.5 Metodologi Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah:

1. Mempelajari literatur yang berkaitan dengan tugas akhir ini, seperti buku-buku dan artikel-artikel.

2. Mendiskusikan dengan dosen pembimbing, dosen-dosen yang lain dan rekan-rekan mahasiswa tentang masalah yang timbul dalam penulisan tugas akhir ini. 3. Melakukan konfigurasi VLAN dengan menggunakan program Network

Visualizer 5.0.

4. Menguji hasil konfigurasi.

1.6 Sistematika Penulisan

Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut: Tugas akhir ini disusun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang penggunaan VLAN pada jaringan komputer, tujuan penulisan, rumusan masalah, batasan masalah, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : JARINGAN KOMPUTER

Bab ini berisikan teori-teori yang mendukung dan melandasi penulisan Tugas Akhir ini yang memberikan gambaran tentang jaringan komputer secara umum.


(5)

BAB III : VLAN

Pada bab ini membahas mengenai definisi VLAN, keuntungan dan topologi VLAN, Cisco switch, program Network Visualizer 5.0.

BAB IV : KONFIGURASI VLAN PADA CISCO SWITCH DENGAN PROGRAM NETWORK VISUALIZER 5.0

Bab ini membahas tentang konfigurasi VLAN pada Cisco switch dengan menggunakan program Network Visualizer 5.0, langkah-langkah konfigurasi serta uji hasil hasil konfigurasi.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari apa yang telah dibahas dari penulisan bab-bab sebelumnya.


(6)

BAB II

JARINGAN KOMPUTER

2.1 Definisi Jaringan Komputer

Jaringan komputer adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan[1]. Informasi dan data bergerak melalui

kabel-kabel atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan jaringan. Setiap komputer, printer atau perangkat lain yang terhubung dengan jaringan disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan atau bahkan jutaan node.

2.2 Jenis Jaringan Komputer

Secara umum jaringan komputer terbagi atas beberapa jenis. Adapun jenis-jenis jaringan komputer yang sering digunakan adalah Local Area Network (LAN), Metropolitan Area Network (MAN), Wide Area Network (WAN), internet dan jaringan tanpa kabel.

2.2.1 LAN

LAN merupakan jaringan milik pribadi di dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya (resource,


(7)

misalnya printer) dan saling bertukar informasi. Beberapa protokol yang dipakai untuk LAN yaitu Ethernet, Token Ring dan Fiber Distributed Data Interface (FDDI).

2.2.1.1 Ethernet

Protokol Ethernet merupakan protokol LAN yang paling banyak digunakan. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-komputer pribadi dan workstation dalam kantor suatu perusahaan atau pabrik-pabrik untuk memakai bersama sumberdaya, dan saling bertukar informasi.

2.2.1.2 Token Ring

Protokol ini dikembangkan oleh IBM pada pertengahan tahun 1980. Metode aksesnya adalah dengan melewatkan sebuah token dalam sebuah lingkaran seperti cincin. Protokol Token Ring dapat melakukan kecepatan transmisi 4 Mbps atau 16 Mbps. Sejalan dengan perkembangan Ethernet, penggunaan Token Ring makin berkurang sampai sekarang.

2.2.1.3 FDDI

Protokol ini menggunakan kabel serat optik sebagai media transmisi untuk menyediakan transmisi data berkecepatan tinggi ke LAN. FDDI menggunakan dua buah topologi ring secara fisik. Proses transmisi biasanya menggunakan satu buah ring, namun jika ada masalah ditemukan akan secara otomatis menggunakan ring yang kedua.

2.2.2 MAN

MAN pada dasarnya merupakan versi LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya menggunakan teknologi yang sama dengan LAN. MAN biasanya dapat


(8)

menjangkau area geografis untuk jarak 5-50 km. Dalam penggunaannya, MAN digunakan untuk mendukung layanan-layanan yang membutuhkan bandwidth yang terjamin dan delay yang terbatas, sebagai tambahan untuk layanan-layanan data dimana tidak ada pembatasan.

2.2.3 WAN

WAN adalah jaringan yang lingkupnya sudah menggunakan sarana satelit ataupun kabel bawah laut. Biasanya WAN agak rumit dan sangat kompleks, karena menggunakan banyak sarana untuk menghubungkan antara LAN dan WAN ke dalam komunikasi global seperti internet. Tetapi antara LAN dan WAN tidak banyak berbeda dalam beberapa hal, hanya lingkup areanya saja yang berbeda satu diantara yang lainnya.

2.2.4 Internet

Di seluruh dunia, banyak sekali terdapat jaringan-jaringan komputer, dan setiap jaringan menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda. Orang yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kompatibel dan berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan jaringan yang terkoneksi inilah yang disebut dengan internet.


(9)

2.2.5 Jaringan Tanpa Kabel

Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komunikasi yang tidak biasa yang dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah umum digunakan dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses yang lebih cepat dibandingkan dengan jaringan yang menggunakan kabel.

2.3 Topologi Jaringan Komputer

Topologi jaringan menggambarkan struktur dari jaringan komputer. Topologi merupakan suatu cara untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sehingga membentuk jaringan komputer. Topologi yang umum digunakan adalah star, ring, mesh dan bus.

2.3.1 Topologi Star

Topologi star menggunkan sebuah perangkat hub atau switch. Semua komputer dihubungkan ke hub/switch tersebut. Hub/switch berfungsi untuk menerima sinyal-sinyal dari komputer dan meneruskannya ke semua komputer yang berhubungan dengan hub/switch tersebut. Topologi ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.


(10)

Gambar 2.1 Topologi Star

2.3.2 Topologi Ring

Untuk membentuk jaringan dengan topologi ring, setiap workstation harus dihubungkan seri satu dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk loop tertutup. Keuntungan dari topologi jaringan ini adalah tingkat kerumitan jaringan yang rendah, juga bila ada gangguan atau kerusakan pada suatu workstation maka aliran trafik dapat dilewatkan pada arah lain dalam sistem. Topologi ring dapat dilihat pada Gambar 2.2.


(11)

2.3.3 Topologi Mesh

Topologi jaringan ini menerapkan hubungan antar node secara penuh. Tingkat kerumitan jaringan sebanding dengan meningkatnya jumlah node yang terpasang. Dengan demikian disamping kurang ekonomis juga relatif mahal dalam pengoperasiannya. Topologi mesh dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Topologi Mesh

2.3.4 Topologi Bus

Pada topologi ini semua workstation dihubungkan secara langsung pada medium transmisi dengan konfigurasi yang disebut bus. Transmisi sinyal dari suatu workstation tidak dialirkan secara bersamaan dalam dua arah. Hal ini berbeda sekali dengan yang terjadi pada topologi mesh atau star, yang pada kedua sistem tersebut dapat dilakukan komunikasi atau interkoneksi antar sentral secara bersamaan. Topologi bus dapat dilihat pada Gambar 2.4.


(12)

Gambar 2.4 Topologi Bus

2.4 Model Referensi OSI

Model referensi Open System Interconnection (OSI) merupakan salah satu standar dalam protokol jaringan yang dikembangkan oleh badan International Standard Organization (ISO) yang memberikan gambaran tentang fungsi, tujuan dan kerangka kerja tentang struktur model referensi untuk proses yang bersifat logis dalam sistem komunikasi. Arsitektur lapis (layer) OSI dapat dilihat pada Gambar 2.5.


(13)

Model OSI terdiri dari 7 lapis yaitu: 1. Physical Layer

Physical layer berfungsi untuk menentukan karakteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer dengan jaringan. Selain itu berfungsi untuk menstranfer dan menentukan cara bit – bit dikodekan, menangani interkoneksi fisik (kabel), mekanik, elektrikal, prosedural yaitu dimana kabel, konektor dan spesifikasi pensinyalan didefinisikan.

2. Data Link Layer

Data Link Layer menjamin bahwa pesan dikirim ke media yang tepat dan menerjemahkan pesan dari network layer ke dalam bentuk bit untuk dikirim ke host lain. Data link layer akan membentuk paket ke dalam bentuk frame dan menambah sebuah header yang berisi alamat hardware.

3. Network Layer

Network layer bertanggungjawab untuk mengarahkan perjalanan (routing) melalui internetwork dan bertanggung jawab mengelola sistem pengalamatan jaringan. Router merupakan perangkat yang bekerja di network layer dan bertanggung jawab untuk membawa trafik antar perangkat yang terletak dalam jaringan yang berbeda.

4. Transport Layer

Transport layer berfungsi untuk menerima data dari session layer, memecah data menjadi bagian-bagian yang lebih kecil, meneruskan data ke network layer dan menjamin semua potongan data tersebut bisa tiba di sisi penerima dengan benar.


(14)

5. Session Layer

Session layer bertugas untuk membentuk, mengelola, dan kemudian memutuskan session antara presentation layer.

6. Presentation Layer

Presentation layer berfungsi untuk melakukan terjemahan struktur data di antara berbagai arsitektur dan perbedaan dalam representasi data. Selain itu, layer ini melakukan kompresi data, enkripsi dan dekripsi serta konversi format data.

7. Application Layer

Application layer berfungsi sebagai antarmuka antara user dan komputer. Contoh aplikasi yang bekerja di Application layer adalah World Wide Web (WWW).

2.5 Internetworking

Pada komunitas jaringan umum komputer, atau yang disebut juga dengan internetworking, dikenal beberapa jenis perangkat yang berfungsi sebagai penghubung antara perangkat-perangkat end-user. Beberapa jenis perangkat ini antara lain:

1. Hub

Sebuah hub adalah sebuah perangkat yang menyatukan kabel-kabel jaringan dari tiap-tiap workstation, server atau perangkat lain. Hub mempunyai banyak slot yang mana dapat dipasang menurut nomor port dari card yang dituju.


(15)

2. Switch

Switch merupakan perangkat penghubung dalam LAN dan termasuk dalam lapis data link. Switch mengatur transfer data yang terjadi pada satu jaringan tanpa mengubah format transmisi data.

3. Router

Router merupakan perangkat penghubung antara satu jaringan dengan jaringan yang lain. Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN dianggap sebagai jaringan yang berbeda.

2.6 Internet Protocol (IP)

Sebuah workstation yang terhubung ke sebuah jaringan dikenal dengan nama host. Setiap host harus memilki kemampuan untuk berkomunikasi dengan host lain. IP merupakan protokol utama yang digunakan untuk menentukan jalur terbaik yang akan dilalui data yang ditransmisikan pada jaringan.

2.6.1 Alamat IP

Alamat IP adalah alamat yang diberikan pada jaringan komputer dan perangkat jaringan. Alamat IP terdiri atas 32 bit angka biner yang dapat dituliskan sebagai empat kelompok angka desimal yang dipisahkan oleh tanda titik seperti 192.168.0.1. Alamat IP terdiri atas dua bagian yaitu network ID dan host ID, dimana network ID menentukan alamat jaringan komputer, sedangkan host ID menentukan


(16)

alamat host (komputer, router, switch). Oleh sebab itu alamat IP memberikan alamat lengkap suatu host beserta alamat jaringan di host itu berada.

2.6.2 Kelas Alamat IP

Untuk mempermudah pemakaian, bergantung pada kebutuhan pemakai, alamat IP dibagi dalam tiga kelas seperti diperlihatkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Kelas Alamat IP

Kelas Network ID Host ID Default Subnet Mask A xxx.0.0.1 xxx.255.255.254 255.0.0.0 B xxx.xxx.0.1 xxx.xxx.255.254 255.255.0.0 C xxx.xxx.xxx.1 xxx.xxx.xxx.254 255.255.255.0

Alamat IP kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Range IP 1.xxx.xxx.xxx. – 126.xxx.xxx.xxx, terdapat 16.777.214 (16 juta) alamat IP pada tiap kelas A. Alamat IP kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar. Pada alamat IP kelas A, network ID ialah 8 bit pertama, sedangkan host ID ialah 24 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca alamat IP kelas A, misalnya 113.46.5.6 adalah:

Network ID = 113 Host ID = 46.5.6

Sehingga IP address diatas berarti host nomor 46.5.6 pada network nomor 113. Alamat IP kelas B dialokasikan untuk jaringan berukuran sedang dan besar. Pada alamat IP kelas B, network ID ialah 16 bit pertama, sedangkan host ID ialah 16 bit berikutnya. Dengan demikian, cara membaca alamat IP kelas B, misalnya 132.92.121.1 adalah :


(17)

Sehingga alamat IP diatas berarti host nomor 121.1 pada network nomor 132.92. Alamat IP kelas C dialokasikan untuk jaringan berukuran kecil (LAN). Range IP Host ID ialah 8 bit terakhir.

2.6.3 Jenis Alamat IP

Dalam penggunaannya, alamat IP terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu: 1. Alamat IP public

Alamat IP yang biasa digunakan pada jalur publik. Penggunaan alamat IP public harus melalui proses registrasi ke suatu organisasi yang menangani masalah penggunaan IP, agar tidak terdapat host yang memiliki alamat IP yang sama.

2. Alamat IP private

Alamat IP yang biasa digunakan pada jaringan lokal. Penggunaannya tidak memerlukan proses registrasi.


(18)

BAB III VLAN 3.1 Definisi VLAN

VLAN merupakan suatu metode untuk membagi satu koneksi fisik pada sebuah LAN menjadi beberapa koneksi logika. Pada LAN yang konvensional, tiap-tiap workstation terhubung dengan sebuah hub atau repeater. Jika ada dua workstation yang mengirimkan data pada waktu yang bersamaan, akan terjadi tubrukan (collision) dan data yang ditransmisikan akan hilang. Untuk mencegah terjadinya collision, maka pada jaringan digunakan perangkat switch.

Workstation dan hub berada dalam sebuah segmen LAN. Segmen LAN juga disebut collision domain karena collision terjadi di dalam sebuah segmen. Daerah dimana terjadi broadcast disebut dengan broadcast domain. Koneksi pada LAN secara fisik dapat dilihat dari Gambar 3.1


(19)

VLAN dapat membagi sebuah segmen LAN menjadi beberapa broadcast domain. Karena VLAN membagi segmen LAN menggunakan koneksi logikal, tiap workstation tidak harus diletakkan pada lokasi yang sama dan dapat ditempatkan secara terpisah. Misalnya pada lantai yang berbeda pada suatu gedung. Karena broadcast di dalam suatu VLAN tidak dapat diteruskan ke wadah VLAN lainnya, komunikasi antara VLAN tersebut harus melalui router yang mampu meneruskan paket data dari satu VLAN ke VLAN lainnya. Koneksi fisik dari VLAN dapat dilihat pada Gambar 3.2.

Gambar 3.2 Koneksi Fisik VLAN

3.2 Keuntungan VLAN

VLAN memiliki keuntungan dibandingkan dengan LAN konvensional, antara lain:

1. Meningkatkan kinerja jaringan

Suatu jaringan banyak dipenuhi oleh trafik-trafik broadcast. VLAN dapat mengurangi pengiriman broadcast ke tujuan yang tidak diperlukan sehingga kinerja jaringan menjadi lebih efektif dan efisien.


(20)

2. Kemudahan dalam manajemen VLAN

User-user dalam suatu jaringan pasti akan mengalami penambahan, pengurangan, atau perubahan. Dan perubahan-perubahan ini pasti akan memerlukan biaya tambahan. VLAN dapat mengatasi hal ini, karena VLAN dapat membagi-bagi user dengan menggunakan virtual workgroup.

3. Mengurangi biaya

VLAN dapat digunakan untuk menambah broadcast domain, sehingga tidak diperlukan lagi router. VLAN juga memberikan mekanisme secara efektif untuk mengontrol perubahan yang terjadi pada jaringan dan mengurangi banyak biaya untuk kebutuhan akan mengkonfigurasi ulang hub dan router.

4. Meningkatkan sekuritas jaringan

Dalam suatu jaringan, seringkali digunakan untuk mentransfer data-data penting. Pada LAN, data-data ini akan dapat diakses oleh user-user yang terhubung. VLAN dapat digunakan untuk membatasi akses dari user lain dengan cara membagi user-user yang terhubung menjadi beberapa broadcast domain.

3.3 Prinsip Kerja VLAN

Ketika switch menerima data dari sebuah workstation, switch dapat mengetahui identitas VLAN yang mengirim data tersebut, atau disebut juga dengan VLAN ID. VLAN ID dapat diketahui berdasarkan dari port pengirim, alamat dari Media Access Control (MAC Address) pengirim dan alamat jaringan.

3.3.1 Jenis-jenis VLAN

Ada beberapa jenis VLAN yang sering digunakan. Jenis-jenis VLAN ini dibedakan berdasarkan pada port switch, MAC Address dan protokol.


(21)

3.3.1.1 VLAN Berdasarkan Port Switch

VLAN jenis ini dikelompokkan berdasarkan nomor port dari switch yang digunakan. Misalnya, pada sebuah switch yang terdiri dari 4 port, dimana port 1, 2 dan 4 dikelompokkan menjadi VLAN 1, dan port 3 dikelompokkan menjadi VLAN 2, seperti terlihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1 Pengelompokkan VLAN Berdasarkan Port Switch

Port VLAN ID

1 1

2 1

3 2

4 1

Keuntungan dari VLAN jenis ini adalah apabila perangkat yang terhubung ke sebuah port diganti, switch tidak memerlukan konfigurasi ulang karena perubahan MAC Address pada perangkat tersebut tidak mempengaruhi konfigurasi dari VLAN ini.

3.3.1.2 VLAN Berdasarkan MAC Address

VLAN ini dikelompokkan berdasarkan MAC Address dari tiap workstation. Pembagian VLAN jenis ini dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2 Pengelompokkan VLAN Berdasarkan MAC Address

MAC Address VLAN ID

00600B323FFA 1

56DA01322CB1 1

031F22ACB070 2


(22)

Keuntungan dari VLAN jenis ini adalah switch dikonfigurasi berdasarkan MAC Address perangkat, sehingga apabila ada perangkat yang memiliki MAC Address yang sudah dikenal oleh switch, maka tidak memerlukan konfigurasi lagi.

3.3.1.3 VLAN Berdasarkan Jenis Protokol

VLAN jenis ini dikelompokkan berdasarkan tipe protokol yang terdapat pada header di layer 2. Pembagian VLAN jenis ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3 Pengelompokkan VLAN Berdasarkan Tipe Protokol

Protokol VLAN ID

IP 1

IPX 2

VLAN jenis ini jarang digunakan karena pada saat ini hampir semua jaringan komputer menggunakan protokol IP.

3.3.2 Jenis-jenis Koneksi VLAN

Perangkat-perangkat yang terhubung pada VLAN dapat dihubungkan dengan beberapa cara. Perangkat-perangkat ini terdiri dari perangkat yang dipakai untuk VLAN, atau disebut juga VLAN-aware dan perangkat yang tidak digunakan untuk VLAN, atau disebut VLAN-unaware. Adapun jenis koneksi pada VLAN adalah koneksi trunk (trunk link), koneksi akses (access link) dan koneksi hybrid (hybrid link).


(23)

3.3.2.1 Trunk Link

Trunk link menghubungkan perangkat VLAN-aware dan workstation. Tiap frame pada trunk link harus memiliki header khusus agar dapat dikenali. Trunk link antara 2 buah bridge dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.3 Trunk Link Antara 2 buah Bridge yang VLAN-aware

3.3.2.2 Access Link

Access Link menghubungkan perangkat yang VLAN-unaware ke port bridge/switch yang VLAN-aware. Koneksi jenis ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4 Access Link Antara Bridge dan Perangkat VLAN-unaware

3.3.2.3 Hybrid Link

Hybrid link merupakan kombinasi dari koneksi trunk dan access, dimana pada koneksi ini terdapat perangkat VLAN-aware dan VLAN-unaware. Koneksi dari hybrid link dapat dilihat pada Gambar 3.5.


(24)

Gambar 3.5 Hybrid Link

3.4 Cisco Switch

Switch merupakan sebuah perangkat jaringan yang mempunyai tabel penerjemah yang secara otomatis membuat daftar MAC Address dari semua komputer yang terhubung dengannya. Tabel ini disebut dengan Content Addressable Memory Table (CAM Table).

Switch yang baru dihubungkan ke sebuah jaringan belum memiliki daftar MAC Address dari perangkat-perangkat yang terhubung dengannya, dengan kata lain, switch tidak mengenal host-host yang terhubung ke port switch. Apabila ada sebuah host yang ingin berkomunikasi dengan host lainnya, frame yang akan dikirim berisi MAC Address tujuan yaitu 0xFFFFFFFFFFFF. Alamat ini merupakan alamat default dari semua MAC Address dari host yang terhubung, sehingga setiap host menerima frame ini dan akan merespon frame yang dikirimkan dengan cara mengirim MAC Address dari masing-masing host. Switch akan mencatat MAC Address ini ke dalam CAM Table, sehingga apabla pada saat proses pengiriman data


(25)

selanjutnya, jika MAC Address tujuan telah berada di daftar CAM Table, proses broadcast ini tidak dilakukan lagi.

Pada beberapa kasus, proses broadcast ini dapat menyebabkan seluruh jaringan terganggu karena tidak ada bandwidth yang tersisa untuk aplikasi. Situasi ini disebut dengan broadcast storm. Untuk mengurangi resiko broadcast storm maka dikembangkan metode pada konfigurasi switch.

3.4.1 Menghubungkan Cisco Switch dengan Jaringan

Cisco switch dapat dihubungkan dengan komputer atau laptop, atau juga dapat dihubungkan dengan perangkat switch lainnya.

3.4.1.1 Menghubungkan Cisco Switch dengan Komputer

Menghubungkan cisco switch ke komputer dapat dilakukan dengan menghubungkan komputer ke salah satu port dari switch dengan kabel tipe rollover. Jenis koneksi ini dipakai untuk melakukan konfigurasi pada switch. Untuk dapat mengkonfigurasi switch maka cara menghubungkan switch dengan komputer seperti pada Gambar 3.6.


(26)

Setelah kabel telah terkoneksi, maka langkah selanjutnya adalah menjalankan Hyperterminal pada Windows. Jika kabel telah terkoneksi dengan benar dan switch dalam keadaan baik, maka pada Hyperterminal akan terlihat proses bootstrap pada switch. Bootstrap merupakan proses inisialisasi pada switch untuk memuat sistem operasi. Proses bootstrap yang ditampilkan pada Hyperterminal dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Gambar 3.7 Proses Bootstrap yang Terlihat pada Hyperterminal

3.4.1.2 Menghubungkan Cisco Switch dengan Jaringan LAN

Dalam menghubungkan Cisco switch ke jaringan LAN dibutuhkan spesifikasi dalam kabel dan konektor sehingga LAN dapat bekerja dengan optimal. Jenis port dan kabel yang digunakan untuk menghubungkan Cisco switch ke LAN berbeda dengan konektor dan kabel yang digunakan untuk mengkonfigurasi switch. Untuk membangun sebuah jaringan yang menggunakan switch, koneksi fisik antara komputer dengan switch menggunakan kabel jenis straight-through seperti terlihat pada Gambar 3.8.


(27)

Gambar 3.8 Koneksi Menggunakan Kabel Straight-through

3.5 Network Visualizer 5.0

Program simulator Network Visualizer 5.0 merupakan simulator yang dibuat untuk mempermudah dalam memahami konfigurasi jaringan komputer dengan perangkat Cisco. Network Visualizer 5.0 menyediakan beberapa tipe perangkat Cisco, antara lain router dan switch, sehingga simulator ini dapat mensimulasikan jaringan WAN maupun LAN.

3.5.1 Elemen DasarNetwork Visualizer 5.0

Pada tampilan awal Network Visualizer 5.0, terdapat beberapa elemen dasar, yang nantinya akan digunakan untuk melakukan perancangan sebuah jaringan. Tampilan awal Network Visualizer 5.0 dapat dilihat pada Gambar 3.9


(28)

Dari Gambar 3.9 dapat dilihat elemen-elemen dasar yang akan dijumpai pada tampilan awal Network Visualizer 5.0. Elemen-elemen tersebut adalah:

1. Standard Toolbar

Standard Toolbar menyediakan akses untuk perintah-perintah yang mengendalikan program secara umum, seperti File, Edit, View, Insert, Tools dan Help. Secara umum, fungsi dari menu yang tersedia sama dengan program-program lain yang berbasis Windows.

2. Instrument Toolbar

Instrument Toolbar berfungsi untuk membangun tampilan antarmuka program dengan menggunakan perangkat-perangkat jaringan yang telah tersedia. 3. Network Visualizer Screen

Network Visualizer Screen merupakan jendela tempat untuk merancang topologi jaringan.

3.5.2 Pemilihan Perangkat yang Digunakan

Untuk memasukkan perangkat seperti router, switch atau PC pada Network Visualizer Screen cukup dengan memilih perangkat yang tersedia pada Instrument Toolbar dan perangkat yang dipilih akan secara otomatis muncul pada Network Visualizer Screen. Setelah itu perangkat yang dipilih akan mempunyai default name.

3.5.3 Koneksi PC dengan Switch

Network Visualizer menyediakan beberapa tipe switch, yaitu 1900 switch, 2950 switch dan 3550 switch. Spesifikasi teknis perangkat-perangkat ini dapat dilihat pada Lampiran A. Langkah pertama yang dilakukan untuk melakukan koneksi antara


(29)

PC dan switch yaitu memilih komponen Insert Host pada Instrument Toolbar. Dengan memilih komponen ini, maka pada Network Visualizer Screen akan muncul gambar sebuah PC. Demikian juga untuk menampilkan sebuah switch, dapat dilakukan dengan memilih komponen switch pada Instrument Toolbar. Setelah itu, Network Visualizer Screen akan memunculkan gambar seperti yang terlihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10 Tampilan PC dan Switch

Gambar PC dan switch ini dapat dipindah-pindahkan dengan menarik cursor ke arah yang diinginkan. Untuk mengganti nama host, menetapkan alamat IP, subnet mask dan default gateway pada PC, maka dapat dilakukan dengan klik kanan pada gambar PC, dan pilih tombol Configs, seperti yang terlihat pada Gambar 3.11.


(30)

Gambar 3.11 Konfigurasi pada PC

Untuk melakukan koneksi dari PC ke switch, maka dapat dilakukan dengan klik kanan pada gambar PC, sehingga terlihat gambar port. Klik kanan pada port tersebut, dan cursor ditarik ke arah switch yang dituju. Setelah itu klik kanan pada switch dan PC dapat dihubungkan ke port dari switch yang diinginkan. Koneksi antara PC dan switch ini dapat dilihat pada Gambar 3.12.


(31)

3.5.4 Koneksi Switch dengan Router

Langkah pertama yang dilakukan untuk melakukan koneksi switch ke router yaitu dengan memilih jenis switch dan router yang diinginkan pada Instrument Toolbar. Perangkat switch dan router yang dipilih akan muncul pada Network Visualizer Screen dan dapat dipindahkan ke arah yang diinginkan. Untuk memilih port pada switch yang akan digunakan untuk koneksi ke router, klik kanan pada gambar switch, dan klik kanan untuk memilih port yang akan dipakai, seperti yang diperlihatkan pada Gambar 3.13.

Gambar 3.13 Pemilihan Port yang Digunakan pada Switch

Setelah port pada switch sudah terkoneksi dengan kabel, tarik cursor ke arah router untuk memilih port Fast Ethernet pada router. Klik kanan pada router dan untuk memilih port Fast Ethernet, klik kanan pada port tersebut, sehingga switch dan router terkoneksi seperti pada Gambar 3.14.


(32)

Gambar 3.14 Koneksi Switch dengan Router

3.5.5 Konfigurasi Switch dan Router

Pada sebuah jaringan komputer, perangkat-perangkat seperti switch dan router harus dikonfigurasi untuk dapat menghasilkan sebuah jaringan yang efektif, efisien dan sesuai dengan fungsi yang dibutuhkan. Untuk melakukan konfigurasi pada switch dan router pada program simulasi Network Visualizer 5.0 dapat dilakukan dengan mengklik ganda pada gambar switch dan router yang akan dikonfigurasi. Tampilan layar konfigurasi switch dan router pada Network Visualizer 5.0 dapat dilihat pada Gambar 3.15 dan Gambar 3.16.


(33)

Gambar 3.15 Tampilan Layar Konfigurasi Switch


(34)

Tampilan yang terlihat pada tampilan layar konfigurasi switch dan router pada Gambar 3.15 dan 3.16 menunjukkan bahwa switch dan router sudah siap menerima perintah konfigurasi.


(35)

BAB IV

KONFIGURASI VLAN DENGAN PROGRAM NETWORK VISUALIZER 5.0

4.1 Perancangan Jaringan VLAN

Pada penulisan Tugas Akhir ini penulis merancang sebuah jaringan awal seperti tampak pada Gambar 4.1.


(36)

Gambar 4.1 diasumsikan sebagai jaringan sebuah perusahaan yang terdiri dari 2 buah gedung, yaitu gedung A dan gedung B. Gedung A memiliki 2 lantai dan terdiri dari 4 departemen, yaitu departemen keuangan, produksi, HRD dan IT. Gedung B memiliki 3 lantai dan terdiri dari 5 departemen, yaitu departemen keuangan, produksi, penjualan, HRD dan IT.

Setiap host pada satu departemen selalu berhubungan dengan host-host lain yang berada satu departemen dengannya, baik dalam gedung yang sama, maupun antar gedung yang berbeda. Data-data dan informasi yang dikirimkan oleh host-host dalam suatu departemen tidak seharusnya diketahui oleh departemen lainnya, demi sekuritas perusahaan. Oleh karena itu, pada rancangan jaringan awal ini, setiap departemen masing-masing memiki perangkat switch.

VLAN dapat membagi node-node yang terhubung ke sebuah perangkat switch menjadi beberapa LAN. Hal ini berari VLAN dapat mengurangi penggunaan perangkat switch pada jaringan, yang akhirnya akan mereduksi biaya perancangan. Rancangan jaringan yang diperoleh dengan menggunakan metode VLAN diperlihatkan pada Gambar 4.2.


(37)

Gambar 4.2 Rancangan Jaringan VLAN

Pada jaringan yang terlihat pada Gambar 4.2, tiap switch menghubungkan host-host yang terdapat pada masing-masing lantai gedung. Untuk memudahkan manajemen VLAN, tiap-tiap departemen dikelompokkan menjadi sebuah VLAN ID. Pembagian VLAN ID berdasarkan departemen pada VLAN ini diperlihatkan pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Pembagian VLAN ID Berdasarkan Departemen

Departemen VLAN ID

Keuangan 10

Produksi 20

Penjualan 30

HRD 40


(38)

Penamaan host pada gambar tersebut sesuai dengan VLAN ID, letak pada gedung, dan nomor host nya. Sebagai contoh yaitu host B_30.3.1.

B = gedung

30 = VLAN ID (departemen penjualan) 3 = Lantai gedung

1 = urutan host pada VLAN ID tersebut

Dengan demikian, berarti host B_30.3.1 merupakan host pertama dari departemen penjualan dan terletak di gedung B.

4.2 Langkah Konfigurasi Jaringan VLAN

Jaringan pada Gambar 4.2 akan dikonfigurasikan dengan menggunakan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Setiap host tidak memiliki akses untuk berhubungan dengan host lain yang memiliki alamat jaringan yang berbeda.

2. Setiap host dapat mengakses host yang berada dengan jaringan yang sama dengannya.

3. Koneksi antar switch merupakan koneksi trunk-link .

Sebelum melakukan konfigurasi, tiap-tiap perangkat diberi pengenal agar dapat berhubungan dengan perangkat lainnya. Adapun nilai yang diberikan terhadap masing-masing perangkat adalah :

1. SwitchA

VLAN database : VLAN 10, 20,40 dan 50

Password user exec mode : elektro Password privileged exec mode : elektro


(39)

Password telnet : teknik 4. SwitchB_lt1

VLAN database : VLAN 10, 20 dan 30

Password user exec mode : elektro Password privileged exec mode : elektro Password telnet : teknik 5. SwitchB_lt2

VLAN database : VLAN 10, 20, 30 dan 40

Password user exec mode : elektro Password privileged exec mode : elektro Password telnet : teknik 6. SwitchB_lt3

VLAN database : VLAN 30 dan VLAN 50

Password user exec mode : elektro Password privileged exec mode : elektro Password telnet : teknik 7. Host A_10.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.6 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0 8. Host A_10.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.7/ 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0


(40)

9. Host A_20.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.6 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 10. Host A_20.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.7 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 11. Host A_40.1.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.4.4 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.4.1 / 255.255.255.0 12. Host A_40.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.4.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.4.1 / 255.255.255.0 13. Host A_50.1.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.5.4 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.5.1 / 255.255.255.0 14. Host A_50.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.5.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.5.1 / 255.255.255.0 15. Host B_30.3.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 16. Host B_30.3.2


(41)

Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 17. Host B_30.3.3

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.4 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 18. Host B_30.3.4

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.7 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 19. Host B_50.3.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.5.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.5.1 / 255.255.255.0 20. Host B_50.3.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.5.3 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.5.1 / 255.255.255.0 21. Host B_30.3.5

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.8 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 22. Host B_10.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0 23. Host B_10.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.3 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0


(42)

24. Host B_20.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 25. Host B_20.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.3 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 26. Host B_30.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 27. Host B_30.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.6 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 28. Host B_40.2.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.4.2 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.4.1 / 255.255.255.0 29. Host B_40.2.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.4.3 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.4.1 / 255.255.255.0 30. Host B_10.1.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.4 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0 31. Host B_20.1.1


(43)

Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 32. Host B_30.1.1

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.9 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0 33. Host B_10.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.1.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.1.1 / 255.255.255.0 34. Host B_20.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.2.5 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.2.1 / 255.255.255.0 35. Host B_30.1.2

Alamat IP / subnet mask : 192.168.3.10 / 255.255.255.0 Default gateway : 192.168.3.1 / 255.255.255.0

Hasil rancangan jaringan yang akan dikonfigurasikan dengan menggunakan program Network Visualizer 5.0 dapat dilihat pada Gambar 4.3.


(44)

Gambar 4.3 Rancangan Jaringan dengan Network Visualizer 5.0

Adapun langkah-langkah konfigurasi jaringan tersebut adalah sebagai berikut : 1. SwitchA

Pemberian nama pada switch :

Switch> Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#hostname SwitchA SwitchA(config)#end

SwitchA#

Pemberian password pada user exec mode :

SwitchA#configure terminal SwitchA(config)#line console 0


(45)

SwitchA(config-line)#end SwitchA#

Pemberian password pada privileged exec mode :

SwitchA#configure terminal

SwitchA(config)#enable password elektro SwitchA(config)#end

SwitchA#end

Pemberian password telnet :

SwitchA#configure terminal SwitchA(config)#line vty 0 15

SwitchA(config-line)#password teknik SwitchA(config-line)#login

SwitchA(config-line)#end SwitchA#

Pendataan VLAN ID yang terhubung :

SwitchA#vlan database

SwitchA(vlan)#vlan 10 name keuangan SwitchA(vlan)#vlan 20 name produksi SwitchA(vlan)#vlan 40 name HRD SwitchA(vlan)#vlan 50 name IT SwitchA(vlan)#exit

SwitchA#

Pemberian alamat pada interface dari switch :

SwitchA#configure terminal

SwitchA(config)#interface fastethernet0/1 SwitchA(config-if)#switchport access vlan 10 SwitchA(config)#interface fastethernet0/2 SwitchA(config-if)#switchport access vlan 10 SwitchA(config)#interface fastethernet0/3 SwitchA(config-if)#switchport access vlan 20 SwitchA(config)#interface fastethernet0/4


(46)

SwitchA(config-if)#switchport access vlan 20 SwitchA(config)#interface fastethernet0/5 SwitchA(config-if)#switchport access vlan 40 SwitchA(config)#interface fastethernet0/6 SwitchA(config-if)#switchport access vlan 40 SwitchA(config)#interface fastethernet0/7 SwitchA(config-if)#switchport access vlan 50 SwitchA(config)#interface fastethernet0/8 SwitchA(config-if)#switchport access vlan 50 SwitchA(config)#interface fastethernet0/9 SwitchA(config-if)#switchport mode trunk SwitchA(config-if)#exit

2. SwitchB_lt1

Pemberian nama pada switch :

Switch> Switch>enable Switch#configure terminal Switch(config)#hostname SwitchB_lt1 SwitchB_lt1(config)#end SwitchB_lt1#

Pemberian password pada user exec mode :

SwitchB_lt1#configure terminal SwitchB_lt1(config)#line console 0

SwitchB_lt1(config-line)#password elektro SwitchB_lt1(config-line)#end

SwitchB_lt1#

Pemberian password pada privileged exec mode :

SwitchB_lt1#configure terminal

SwitchB_lt1(config)#enable password elektro SwitchB_lt1(config)#end


(47)

Pemberian password telnet :

SwitchB_lt1#configure terminal SwitchB_lt1(config)#line vty 0 15

SwitchB_lt1(config-line)#password teknik SwitchB_lt1(config-line)#login

SwitchB_lt1(config-line)#end SwitchB_lt1#

Pendataan VLAN ID yang terhubung :

SwitchB_lt1#vlan database

SwitchB_lt1(vlan)#vlan 10 name keuangan SwitchB_lt1(vlan)#vlan 20 name produksi SwitchB_lt1(vlan)#vlan 30 name penjualan SwitchB_lt1(vlan)#exit

SwitchB_lt1#

Pemberian alamat pada interface dari switch :

SwitchB_lt1#configure terminal

SwitchB_lt1(config)#interface fastethernet0/1 SwitchB_lt1(config-if)#switchport access vlan 10 SwitchB_lt1(config)#interface fastethernet0/2 SwitchB_lt1(config-if)#switchport access vlan 10 SwitchB_lt1(config)#interface fastethernet0/3 SwitchB_lt1(config-if)#switchport access vlan 20 SwitchB_lt1(config)#interface fastethernet0/4 SwitchB_lt1(config-if)#switchport access vlan 20 SwitchB_lt1(config)#interface fastethernet0/5 SwitchB_lt1(config-if)#switchport mode trunk SwitchB_lt1(config)#interface fastethernet0/6 SwitchB_lt1(config-if)#switchport access vlan 30 SwitchB_lt1(config)#interface fastethernet0/7 SwitchB_lt1(config-if)#switchport access vlan 30 SwitchB_lt1(config-if)#exit


(48)

4. SwitchB_lt2

Pemberian nama pada switch :

Switch> Switch>enable Switch#configure terminal Switch(config)#hostname SwitchB_lt2 SwitchB_lt2(config)#end SwitchB_lt2#

Pemberian password pada user exec mode :

SwitchB_lt2#configure terminal SwitchB_lt2(config)#line console 0

SwitchB_lt2(config-line)#password elektro SwitchB_lt2(config-line)#end

SwitchB_lt2#

Pemberian password pada privileged exec mode :

SwitchB_lt2#configure terminal

SwitchB_lt2(config)#enable password elektro SwitchB_lt2(config)#end

SwitchB_lt2#end

Pemberian password telnet :

SwitchB_lt2#configure terminal SwitchB_lt2(config)#line vty 0 15

SwitchB_lt2(config-line)#password teknik SwitchB_lt2(config-line)#login

SwitchB_lt2(config-line)#end SwitchB_lt2#

Pendataan VLAN ID yang terhubung :

SwitchB_lt2#vlan database

SwitchB_lt2(vlan)#vlan 10 name keuangan SwitchB_lt2(vlan)#vlan 20 name produksi


(49)

SwitchB_lt2(vlan)#vlan 30 name penjualan SwitchB_lt2(vlan)#vlan 40 name HRD SwitchB_lt2(vlan)#exit

SwitchB_lt2#

Pemberian alamat pada interface dari switch :

SwitchB_lt2#configure terminal

SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/1 SwitchB_lt2(config-if)#switchport access vlan 10 SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/2 SwitchB_lt2(config-if)#switchport access vlan 10 SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/3 SwitchB_lt2(config-if)#switchport access vlan 20 SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/4 SwitchB_lt2(config-if)#switchport access vlan 20 SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/5 SwitchB_lt2(config-if)#switchport access vlan 30 SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/6 SwitchB_lt2(config-if)#switchport access vlan 30 SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/7 SwitchB_lt2(config-if)#switchport access vlan 40 SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/8 SwitchB_lt2(config-if)#switchport access vlan 40 SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/9 SwitchB_lt2(config-if)#switchport mode trunk SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/10 SwitchB_lt2(config-if)#switchport mode trunk SwitchB_lt2(config)#interface fastethernet0/11 SwitchB_lt2(config-if)#switchport mode trunk SwitchB_lt2(config-if)#exit

5. SwitchB_lt3

Pemberian nama pada switch :


(50)

Switch>enable

Switch#configure terminal

Switch(config)#hostname SwitchB_lt3 SwitchB_lt3(config)#end

SwitchB_lt3#

Pemberian password pada user exec mode :

SwitchB_lt3#configure terminal SwitchB_lt3(config)#line console 0

SwitchB_lt3(config-line)#password elektro SwitchB_lt3(config-line)#end

SwitchB_lt3#

Pemberian password pada privileged exec mode :

SwitchB_lt3#configure terminal

SwitchB_lt3(config)#enable password elektro SwitchB_lt3(config)#end

SwitchB_lt3#end

Pemberian password telnet :

SwitchB_lt3#configure terminal SwitchB_lt3(config)#line vty 0 15

SwitchB_lt3(config-line)#password teknik SwitchB_lt3(config-line)#login

SwitchB_lt3(config-line)#end SwitchB_lt3#

Pendataan VLAN ID yang terhubung :

SwitchB_lt3#vlan database

SwitchB_lt3(vlan)#vlan 30 name penjualan SwitchB_lt3(vlan)#vlan 50 name IT SwitchB_lt3(vlan)#exit


(51)

Pemberian alamat pada interface dari switch :

SwitchB_lt3#configure terminal

SwitchB_lt3(config)#interface fastethernet0/1 SwitchB_lt3(config-if)#switchport access vlan 30 SwitchB_lt3(config)#interface fastethernet0/2 SwitchB_lt3(config-if)#switchport access vlan 30 SwitchB_lt3(config)#interface fastethernet0/3 SwitchB_lt3(config-if)#switchport access vlan 30 SwitchB_lt3(config)#interface fastethernet0/4 SwitchB_lt3(config-if)#switchport access vlan 50 SwitchB_lt3(config)#interface fastethernet0/5 SwitchB_lt3(config-if)#switchport access vlan 50 SwitchB_lt3(config)#interface fastethernet0/6 SwitchB_lt3(config-if)#switchport mode trunk SwitchB_lt3(config)#interface fastethernet0/7 SwitchB_lt3(config-if)#switchport access vlan 30 SwitchB_lt3(config)#interface fastethernet0/8 SwitchB_lt3(config-if)#switchport access vlan 30 SwitchB_lt3(config-if)#exit

4.3 Pengujian Hasil Konfigurasi VLAN

Pengujian dari hasil konfigurasi VLAN dari program Network Visualizer 5.0 dilakukan dengan menggunakan perintah ping. Aplikasi ini dapat diakses dari command prompt yang terdapat pada masing-masing host yang terhubung ke jaringan.

4.3.1 Koneksi Akses antar Host pada Gedung A

Koneksi antar host pada gedung A dibangun oleh konfigurasi VLAN pada SwitchA. Host-host yang memiliki alamat jaringan yang sama dapat saling


(52)

berhubungan, sedangkan host-host yang memiliki alamat jaringan berbeda tidak dapat saling berhubungan. Hasil dari pengujian koneksi adalah sebagai berikut : 1. Host A_20.2.1 terhadap host A_20.2.2

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Hasil Pengujian Koneksi Host A_20.2.1 Terhadap Host A_20.2.2

Dari Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa host A_20.2.1 dan host A_20.2.2 terkoneksi dengan baik.

2. Host A_40.1.1 terhadap host A_50.1.2

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.5.


(53)

Gambar 4.5 Hasil Pengujian Koneksi Host A_40.1.1 Terhadap Host A_50.1.2

Dari Gambar 4.5 dapat dilihat bahwa host A_40.1.1 dan host A_50.1.2 tidak dapat terkoneksi.Hal ini terjadi karena kedua host berada pada VLAN yang berbeda.

4.3.2 Koneksi Akses antar Host pada Gedung B

Koneksi antar host pada gedung B dibangun oleh konfigurasi VLAN pada SwitchB_lt1, SwitchB_lt2 dan SwitchB_lt3. Host-host yang terdapat pada gedung A dapat saling melakukan akses dengan host yang lainnya pada gedung yang sama. Hasil dari pengujian koneksi adalah sebagai berikut :

1. Host B_10.1.1 terhadap host B_30.2.2

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.6.


(54)

Gambar 4.6 Hasil Pengujian Koneksi Host B_10.1.1 Terhadap Host B_30.2.2

Dari Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa host B_10.1.1 dan host B_30.2.2 tidak dapat terkoneksi. Hal ini terjadi karena kedua host berada pada VLAN yang berbeda. 2. Host B_20.2.2 terhadap host B_50.3.2

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.7.

.


(55)

Dari Gambar 4.7 dapat dilihat bahwa host B_20.2.2 dan host B_50.3.2 tidak dapat terkoneksi. Hal ini terjadi karena kedua host berada pada VLAN yang berbeda.

3. Host B_30.3.2 Terhadap host B_30.1.1

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.8.

Gambar 4.8 Hasil Pengujian Koneksi Host B_30.3.2 Terhadap Host B_30.1.1

Dari Gambar 4.8 dapat dilihat bahwa host B_30.3.2 dan host B_30.1.1 terkoneksi dengan baik. Hal ini terjadi karena kedua host berada pada VLAN yang sama.

4.3.3 Koneksi Akses pada Host antar Gedung

Koneksi setiap host yang terhubung atar kedua gedung dibangun oleh seluruh switch yang terhubung pada jaringan VLAN. Host-host yang berada pada satu VLAN dapat berhubungan, sedangkan host-host yang berbeda VLAN tidak dapat berhubungan. Hasil dari pengujian koneksi adalah sebagai berikut :


(56)

1. Host A_40.1.2 terhadap host B_30.2.1

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.9.

Gambar 4.9 Hasil Pengujian Koneksi Host A_40.1.2 Terhadap Host B_30.2.1

Dari Gambar 4.9 dapat dilihat bahwa host B_30.3.2 dan host B_20.1.2 tidak dapat terkoneksi karena berbeda VLAN.

2. Host A_20.2.2 terhadap host B_20.1.1

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.10.


(57)

Gambar 4.10 Hasil Pengujian Koneksi Host A_20.2.2 Terhadap Host B_20.1.1

Dari Gambar 4.10 dapat dilihat bahwa host A_20.2.2 dan host B_20.1.1 terkoneksi dengan baik.

3. Host B_10.1.2 terhadap host A_10.2.1

Hasil dari pengujian koneksi antar kedua host ini dapat dilihat pada Gambar 4.11.


(58)

Dari Gambar 4.11 dapat dilihat bahwa host B_10.1.2 dan host A_10.2.1 terkoneksi dengan baik. Hal ini terjadi karena kedua host berada pada VLAN yang sama.


(59)

BAB V PENUTUP

5.1Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut :

1. Jaringan komputer yang dirancang akan lebih efektif jika disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan jaringan tersebut.

2. Efektifitas jaringan komputer akan meningkat jika digunakan metode dan konfigurasi yang tepat.

3. Metode VLAN dapat digunakan untuk membagi-bagi jaringan LAN tanpa membutuhkan penambahan perangkat switch.

5.2Saran

1. Perancangan jaringan dengan metode VLAN dapat dikembangkan dengan menggunakan jenis VLAN yang berbeda, seperti VLAN berdasarkan MAC Address.

2. Perancangan VLAN dapat dikembangkan menjadi sebuah jaringan yang lebih kompleks.


(60)

DAFTAR PUSTAKA

1. Arifin, Zaenal, 2003, Langkah Mudah Mengkonfigurasi Router Cisco, Penerbit Andi, Yogyakarta.

2. Forouzan, Behrouz A., 2001, Data Communications and Networking, McGraw-Hill, New York.

3. Hucaby, Dave, 2002, Catalyst Switch Configuration, Cisco Press, Indianapolis 4. Lammle, Todd, 2005, CCNA Cisco Certified Network Associate, PT.Elex Media

Komputindo, Jakarta.

5. Odom, Wendell, 2005, Computer Networking First-Step, Penerbit Andi, Yogyakarta.

6. Tittel, Ed, 2004, Schaum’s Outline: Computer Networking (Jaringan Komputer), Penerbit Erlangga, Jakarta.

7. Wijaya, Hendra, 2004, Belajar Sendiri Cisco Switch, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta.


(61)

LAMPIRAN A

SPESIFIKASI PERANGKAT SWITCH

PADA NETWORK VISUALIZER 5.0


(62)

(63)

Spesifikasi :

- Prosesor Intel 80486

- RAM 2 MB

- FLASH 1 MB

- ISL trunking

- Packet-forwarding rate 450.000 pps

- Maksimum bandwidth 320 Mbps

- 4 VLAN yang dapat dikonfigurasi

- Konfigurasi berbasis web

- 12 port full duplex

- AUI port


(64)

Cisco Switch 2950

Spesifikasi :

- Dimensi 4.36 x 44.45 x 24.18 cm

- Berat 3.0 kg

- Maksimum bandwidth 2.4 Gbps

- 12 port full duplex 10/100 Mbps

- AUI port

- 8 VLAN yang dapat dikonfigurasi

- DRAM 16 MB

- FLASH 8 MB

- ISL trunking


(65)

- Konsumsi daya maksimal 30 W

- Kemampuan konfigurasi maksimal 8000 MAC address

Cisco Switch 3550

Spesifikasi :

- Dimensi 6.7 x 40.4 x 44.5 cm

- Berat 7.26 kg

- 24 port full duplex 10/100 Mbps

- DRAM 64 MB


(66)

- 2 Gigabit Interface Converter (GBIC)

- Maksimum bandwidth 12 Gbps

- Packet-forwarding rate 17 Mpps

- Konsumsi daya maksimal 190 W

- Kemampuan konfigurasi maksimal 12000 MAC address


(1)

LAMPIRAN A

SPESIFIKASI PERANGKAT SWITCH

PADA NETWORK VISUALIZER 5.0


(2)

(3)

Spesifikasi :

- Prosesor Intel 80486

- RAM 2 MB

- FLASH 1 MB

- ISL trunking

- Packet-forwarding rate 450.000 pps

- Maksimum bandwidth 320 Mbps

- 4 VLAN yang dapat dikonfigurasi

- Konfigurasi berbasis web

- 12 port full duplex

- AUI port


(4)

Cisco Switch 2950

Spesifikasi :

- Dimensi 4.36 x 44.45 x 24.18 cm

- Berat 3.0 kg

- Maksimum bandwidth 2.4 Gbps

- 12 port full duplex 10/100 Mbps

- AUI port

- 8 VLAN yang dapat dikonfigurasi

- DRAM 16 MB

- FLASH 8 MB

- ISL trunking


(5)

- Konsumsi daya maksimal 30 W

- Kemampuan konfigurasi maksimal 8000 MAC address

Cisco Switch 3550

Spesifikasi :

- Dimensi 6.7 x 40.4 x 44.5 cm

- Berat 7.26 kg

- 24 port full duplex 10/100 Mbps

- DRAM 64 MB


(6)

- 2 Gigabit Interface Converter (GBIC)

- Maksimum bandwidth 12 Gbps

- Packet-forwarding rate 17 Mpps

- Konsumsi daya maksimal 190 W

- Kemampuan konfigurasi maksimal 12000 MAC address