Perbandingan Kinerja Jaringanmetropolitan Area Network dengan internet Protocol Versi 4 Dan Versi 6

(1)

TUGAS AKHIR

PERBANDINGAN KINERJA JARINGAN

METROPOLITAN AREA

NETWORK

DENGAN

INTERNET PROTOCOL

VERSI 4DAN VERSI 6

Diajukanuntukmemenuhisalahsatupersyaratandalammenyelesaikan pendidikansarjana (S-1) padaDepartemenTeknikElektro

Oleh

MUHAMMAD BARKAH 120422028

DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITES SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

(3)

i

ABSTRAK

Komunikasi data berbasis teknologi TCP/IP telah umum digunakan sebagai jaringan dasar pada Local Area Network (LAN), baik dengan kabel (802.3) maupun wireless (802.11). Pada umumnya jaringan Local Area Network (LAN) diimplementasikan sebagai bagianMetropolitan Area Network (MAN).

Penelitian ini membandingkan kinerja jaringan MAN menggunakaninternet protocol versi 4 dan internet protocol versi 6. Adapun model jaringan MAN yang diteliti menggunakan 4 jaringan dengan routing berbeda-beda di setiap jaringan. Adapun teknologi routing yang digunakan adalah routing static, EIGRP, RIP dan OSPF. Kinerja jaringan dievaluasi menggunakan aplikasi GNS3 dan aplikasi wireshark dengan parameter throughput, delay, dan packet loss.

Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat nilai throughput IPv6lebih besar 54,92% dibandingkan dengan menggunakan IPv4. Hasil pengujian perbandingan nilai delay pada perancangan menggunakan IPv4lebih besar53,2% dibandingkan dengan menggunakan IPv6.Berdasarkan hasil pengujian packet loss, untuk setiap pengujian pada perancangan menggunakan IPv4 lebih besar41,8% dibandingkan dengan menggunakan IPv6.


(4)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atasberkat rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan TugasAkhir ini.

Tugas Akhir dengan judul “PERBANDINGAN KINERJA

JARINGANMETROPOLITAN AREA NETWORKDENGANINTERNET

PROTOCOL VERSI 4 DAN VERSI 6”.

Dibuat untuk memenuhi syarat kesarjanaan di Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnyakepada:

1. Ayahanda dan ibunda yang telah banyak memberikan pengorbanan baik moril maupun materil selama proses penulisan menuntut ilmu hingga sekarang, abang, dan kakak tersayang serta seluruh keluara yang telah memberikan banyak dorongan kepada penulis.

2. Bapak Ir. Surya Tarmizi Kasim, M.Si selaku Ketua Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Rahmad Fauzi, ST. MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro,Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Ir. M. Zulfin, ST, MT selakudosenpembimbing.

5. Dosen Pembanding yang membantu dalam penyempurnaan Tugas Akhir ini. 6. Seluruh staf pengajar di Departemen Teknik Elektro Fakultas Teknik

7. Universitas Sumatera Utara yang telah memberi bekal ilmu kepada penulisselama menjalani masa perkuliahan.

8. Seluruh karyawan di Departemen Teknik Elektro Fakultas TeknikUniversitas 9. Teman-teman Ekstensi Teknik Elektro Telekomunikasi stambuk 2012 terima

kasih atas kebaikan yangkalian berikan kepada penulis.

Penulis begitu menyadari bahwa di dalam penyusunan Tugas Akhir ini

masihbanyak terdapat kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritikdan saran yang dapat menyempurnakan laporan ini.


(5)

iii Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yangmembutuhkan dan dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan serta memberi informasi yang berguna bagi pembaca.

Medan, Maret2015 Hormat Penulis

Muhammad Barkah NIM : 120422028


(6)

iv

DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iv

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 1

1.3 Tujuan Penulisan 2

1.4 Batasan Masalah 2

1.5 Metode Penulisan 2

1.6 Sistematikan Penulisan 2

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Metropolitan Area Network (MAN) 4

2.1.1Ethernet LAN (802.3) 12

2.1.2Wireless LAN (802.11) 13

2.2 Protokol 14

2.2.1 Standarisasi Protokol 14

2.2.2 ISO dan TCP/IP 15

2.2.3Protokol Serial 17

2.4 Internet Protocol 20

2.4.1 Internet Protocol versi 4 21 2.4.2 Internet Protocol Versi 6 22

2.5 Tabel Routing 23

2.5.1 Routing Static 24

2.5.2 Routing Dynamic 24


(7)

v BAB III METODE DAN PENGUJIAN JARINGAN

3.1 Metode Pengujian 31

3.1.1 Konfigurasi Jaringan 32

3.1.2 Membuat Model Jaringan 32

3.1.3 Menentukan IP Address 35

3.1.4 Setting Routing 36

3.1.5 Melihat Hasil Konfigurasi 42

3.1.6 Pengujian Packet Internet Gospher (PING) 43

3.1.7 Pengujian Capture Paket 44

3.2 Pengenalan AplikasiEvaluasi Kinerja49 3.2.1 Pengenalan Aplikasi Graphical Network

Simulator (GNS3) 49

3.2.2 Pengenalan Aplikasi Wireshark 51

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA

4.1 Umum 54

4.2 Analisis Perhitungan Throughput 55

4.3 Analisis Perhitungan Delay 58

4.4 Analisis Perhitungan Packet Loss 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 63

5.2 Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 65

LAMPIRAN I 66

LAMPIRAN II 69


(8)

vi

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 2.1 Spesifikasi WLAN [5] 14

Tabel 2.2Daftar Kelas IPv4 [3] 22

Tabel 2.3 Cara Menentukan Tabel Rauting

Secara Statis Ataupun Dinamis 23

Tabel 2.4 Kategori Jaringan Berdasarkan

nilaithroughput (versi TIPHON) [6] 29

Tabel 2.5 Kategori Jaringan Berdasarkan

nilaidelay(versi TIPHON) [6] 29

Tabel 2.6 Kategori Jaringan Berdasarkan

Nilai packet loss(versi TIPHON) [6] 30

Tabel 3.1 IP untuk Masing-Masing PC pada semua Jaringan

Untuk Jaringan menggunakan IPv4 35

Tabel 3.2 IP untuk Masing-Masing PC pada semua Jaringan

Untuk Jaringan menggunakan IPv6 36

Tabel 3.3 IP address yang digunakan dalam interface-interface

Untuk Jaringan menggunakan IPv4 36

Tabel 3.4 IP address yang digunakan dalam interface-interface

Untuk Jaringan menggunakan IPv6 36

Tabel 4.1 Hasil Pengujian throughput menurut

aplikasi wireshark 55

Tabel 4.2 Hasil Pengujian delay menurut aplikasi wireshark 58 Tabel 4.3 Hasil Pengujian packet loss menurut aplikasi wireshark 60


(9)

vii DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar2.1 Metropolitan Area Network 4

Gambar 2.2 End User 6

Gambar 2.3 Hub 7

Gambar2.4 Repeater[3] 7

Gambar 2.5 Bridge[3] 8

Gambar 2.6 Switch 8

Gambar 2.7 Router Cisco 9

Gambar 2.8 Kabel UTP dan STP [3] 10

Gambar 2.9 Kabel Twisted Pair[3] 11

Gambar 2.10 Kombinasi Warna Kabel Straight 11

Gambar 2.11 Format isyarat Ethernet LAN 13

Gambar 2.12 Lapisan OSI 15

Gambar 2.13 Lapisan TCP/IP 16

Gambar 2.14 Bingkai HDLC 18

Gambar 2.15 Format bingkai PPP 18

Gambar 2.16 (a) IPv4 header; (b) IPv6 header [1] 21 Gambar 2.17 Klasifikasi routing protocol [3] 24

Gambar 2.18 Link State[3] 25

Gambar 3.1 Diagram alir proses analisa kinerja

kinerja MAN pada IPv4 dan IPv6 31

Gambar 3.2 Model Jaringan 34

Gambar 3.3 Tampilan VPCS dan penentuan IP address 35

Gambar 3.4 Setting Router pada SuperPuppy 37

Gambar 3.5 Tampilan hasil konfigurasi routing

pada (a)IPv4 dan (b) IPv6 43

Gambar 3.6 Tampilan ping PC1 pada Network A menuju PC8


(10)

viii Gambar 3.7 Tampilan capture pada kabel Ethernet PC1

ke Router R1 menggunakan aplikasi wireshark 45 Gambar 3.8 Tampilan hasil throughput dari aplikasi wireshark 46 Gambar 3.9 Tampilan hasil delay dari aplikasi wireshark 47 Gambar 3.10 Tampilan hasil packet loss dari aplikasi wireshark 48

Gambar 3.11 Logo aplikasi GNS3 [7] 49

Gambar 3.12 Tampilan utama pada aplikasiGNS3 50

Gambar 3.13 Logo wireshark [8] 52

Gambar 3.14 Tampilan utama pada aplikasi wireshark 52

Gambar 4.1 Trafik lain yang ada di jaringan 55

Gambar 4.2 Grafik nilai throughputmenurut aplikasi wireshark 57 Gambar 4.3 Grafik nilai delaymenurut aplikasi wireshark 59 Gambar 4.4 Grafik nilai packet loss menurut aplikasi wireshark 62


(11)

i

ABSTRAK

Komunikasi data berbasis teknologi TCP/IP telah umum digunakan sebagai jaringan dasar pada Local Area Network (LAN), baik dengan kabel (802.3) maupun wireless (802.11). Pada umumnya jaringan Local Area Network (LAN) diimplementasikan sebagai bagianMetropolitan Area Network (MAN).

Penelitian ini membandingkan kinerja jaringan MAN menggunakaninternet protocol versi 4 dan internet protocol versi 6. Adapun model jaringan MAN yang diteliti menggunakan 4 jaringan dengan routing berbeda-beda di setiap jaringan. Adapun teknologi routing yang digunakan adalah routing static, EIGRP, RIP dan OSPF. Kinerja jaringan dievaluasi menggunakan aplikasi GNS3 dan aplikasi wireshark dengan parameter throughput, delay, dan packet loss.

Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat nilai throughput IPv6lebih besar 54,92% dibandingkan dengan menggunakan IPv4. Hasil pengujian perbandingan nilai delay pada perancangan menggunakan IPv4lebih besar53,2% dibandingkan dengan menggunakan IPv6.Berdasarkan hasil pengujian packet loss, untuk setiap pengujian pada perancangan menggunakan IPv4 lebih besar41,8% dibandingkan dengan menggunakan IPv6.


(12)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Komunikasi data berbasis teknologi TCP/IP telah umum digunakan sebagai jaringan dasar pada Local Area Network (LAN), baik dengan kabel (802.3) maupun wireless (802.11). Pada umumnya jaringan Local Area Network (LAN), diimplementasikan sebagai bagian Metropolitan Area Network (MAN).

Metropolitan Area Network (MAN) merupakan sebuah jaringan yang terdiri dari lebih dari satu jaringan Local Area Network (LAN) yang saling terhubung pada beberapa lokasi/gedung dengan jangkauan transmisi 10 hingga 50 km. Menurut standar IEEE 802.6, Metropolitan Area Network (MAN) didukung oleh DQDB (Distributed Queue Dual Bus) terdiri dari dua buah kabel unidirectional dihubungkan kesetiap jaringan yang terkoneksi sehingga mampu untuk mentransmisikan data dalam kecepatan tinggi[1].

Interkoneksi layanan jaringan Local Area Network (LAN) menyebabkan teknologi routing semakin maju agar proses transfer data dan kinerjanya terkendali. Sementara itu addressing internet protocol versi 4 (IPv4) bergeser ke internet protocol versi 6 (IPv6). Berdasarkan uraian diatas maka penguji tertarik untuk mengetahui kinerja jaringan Metropolitan Area Network (MAN) dengan internet protocol versi 4 dan internet protocol versi 6.

1.2 RumusanMasalah

Adapunperumusanmasalahdalampenelitianiniadalahsebagaiberikut : 1. Bagaimana memodelkan jaringan MAN yang dievaluasi?

2. Bagaimana menerapkan dengan internet protocol versi 4 dan versi 6 pada jaringan yang dimodelkan?

3. Bagaimanamengevaluasikinerjajaringan yang dimodelkan?

4. Bagaimanacaramelakukanpengujiankinerjajaringan yang dimodelkan ?


(13)

2 AdapuntujuanpenulisanTugasAkhiradalahmembandingkankinerjadijaringanM ANdenganinternet protocol versi 4 daninternet protocol versi6.

1.4 BatasanMasalah

Dalampembahasandanpenulisanlaporanpenelitianinipenulismembatasipermasalaha npadalingkup:

1. Model jaringaan MAN menggunakan 4 jaringan LAN denganrouting berbeda di setiapLocal Area Network (static, EIGRP, RIP, OSPF).

2. Evaluasikinerjajaringan MAN dengandenganinternet protocol versi 4 danversi 6 menggunakanaplikasisoftware GNS3 danwireshark.

3. Parameter yang dievaluasithroughput, delay, danpacket loss.

4. Cara melakukanpengujiankinerjajaringandenganproses ping (protocol ICMP).

1.5 MetodePenulisan

Metode penulisan yang digunakan pada penulisan Tugas Akhir ini adalah: 1.Studi literatur, yaitu berupa studi kepustakaan dan teori-teori tentang topik

Tugas Akhir ini baik dari buku-buku referensi, jurnal maupun dari artikel-artikel yang tersedia di internet, dan lain-lain.

2.Simulasi, yaitu suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh data yang akan digunakan untuk menganalisa Tugas Akhir ini.

3. Analisis matematis, yaitu setelah data-data

terkumpulmakadilakukananalisis secaramatematis yang nantinyaakandiperolehhasilperbendingankinerjadarijaringan MAN untukkeduainternet protocolversi.

1.6 SistematikaPenulisan

Untuk memberikan gambaran mengenaiTugas Akhir ini, secara singkat dapatdiuraikan sistematika penulisan sebagai berikut :


(14)

3

Bab inimerupakanpendahuluan yang berisikantentanglatarbelakang,rumusan masalah, tujuan penulisan,

batasan masalah, metodepenulisandansistematikapenulisan. BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi penjelasan tentang arsitektur Metropolitan Area Network(MAN) secara umum yang diperoleh dari hasil studi kepustakaan.

BAB III METODE DAN PENGUJIAN JARINGAN

Bab ini berisi tentang pengenalanaplikasiGNS3danaplikasiwireshark,

menjelaskan item-item tools yang digunakan pada

aplikasiGNS3danaplikasiwireshark,hubunganekstensi software GNS3 denganaplikasiwireshark,

sertamenjelaskancarapemodelandancarapengujiankinerjajaringanmenggu nakanaplikasiGNS3danaplikasiwireshark.

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA

Bab ini berisi tentang membandingkan kinerja jaringan MAN pada IPv4 dan IPv6 berupa delay, packet loss, dan throughput menggunakan aplikasiGNS3 danaplikasiwireshark.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil pembahasan-pembahasan sebelumnya dan ditambahkan dengan saran-saran untuk pengembangan selanjutnya.


(15)

4

BAB II

LANDASANTEORI

2.1 Metropolitan Area Network (MAN)

Metropolitan Area Network (MAN) merupakan sebuah jaringan yang terdiri dari lebih dari satu jaringan Local Area Network(LAN) yang saling terhubung pada beberapa lokasi/gedung dengan jangkauan transmisi 10 hingga 50 km. Menurut standar IEEE 802.6, Metropolitan Area Network (MAN) didukung oleh DQDB (Distributed Queue Dual Bus) terdiri dari dua buah kabel unidirectional dihubungkan ke setiap jaringan yang terkoneksi sehingga mampu untuk mentransmisikan data kecepatan tinggi dalam kondisi trafik yang sibuk sekalipun. Metropolitan Area Network (MAN)ditunjukkan pada Gambar 2.1 [1][2].

Gambar 2.1Metropolitan Area Network (MAN) Beberapa teknologi yang menggunakan koneksi MAN, antara lain :


(16)

5 1. ATM (Asynchronous Transfer Mode)

ATM (Asynchronous Transfer Mode)adalah protokol jaringan cell relayyangmeng-enkodekan lalu lintas atau trafik data kebentukcellyang lebih kecil seperti 53 byte, 48 byte dan 5 byte[1].

2. FDDI (Fiber Distributed Data Interface)

FDDI (Fiber Distributed Data Interface) merupakan standar transmisi data dalam sebuah LAN yang mencakup jangkauan lumayan jauh yaitu hingga 200 km. FDDI ini juga dapat mencakup ribuan user. Standar medium yang dipakai untuk menghubungkannya adalah fiber optik, walaupun sebenarnya bisa juga menggunakan kabel tembaga, tetapi dengan syarat harus sesuai dengan teknologi FDDI jika tidak maka transmisinya akan terganggu [2].

3. SMDS (Switched Multi-megabit Data Services)

SMDS (Switched Multi-megabit Data Services) adalah layanan koneksi untuk LAN, MAN dan WAN dengan tukar menukar data berdasarkan standar IEEE 802.6 DQDB. Untuk koneksi antara MAN dan LAN bisa dilakukan dengan menggunakan sinyal radio, gelombang mikro dan infrared[2].

Kelebihan MAN

1. Server kantor pusat dapat berfungsi sebagai pusat data dari kantor cabang. 2. Informasi dapat disebarkan dengan lebih meluas dan cepat.

3. Transaksi yang Real-Time (data di server pusat diupdate saat itu juga).

4. Komunikasi antar kantor bisa menggunakan e-mail, chatting dan Video Conference (ViCon).

Kekurangan MAN

1. Biaya operasional mahal.

2. Instalasi infrastrukturnya tidak mudah.

3. Jika sebuah komputer pribadi digunakan sebagai terminal, memindahkan file(file transfer software) membolehkan pengguna untuk mengambil file (download) dari host ataupun menghantar data ke host (upload).


(17)

6 Untuk membangun sebuah jaringan, terdapat beberapa komponen yang harus disediakan, yaitu :

1. End User

Merupakan sejumlah perangkat yang digunakan olehusersebagai media untukvisualisasi informasi baik berupa suara, gambar, tulisan, maupun video. Gambar 2.2 adalah beberapa contoh perangkat end user[3].

Gambar 2.2End User

2. Perangkat jaringan

Perangkat jaringan merupakan sejumlah perangkat yang digunakan dalam jaringan sebagai pemecah jaringan hub, bridge, switch, mengatur perutingan jaringan router, penguat jaringan repeater, pengkonversi data jaringan modem, interface end user dengan jaringan (NIC &wireless adapter) [3].

a. Hub

Hub merupakan perangkat yang dapat menggandakan frame data yang berasal dari salah satu komputer ke semua port yang terdapat pada hub tersebut,sehingga semua komputer yang terhubung dengan porthub akan menerima data juga. Gambar 2.3 menunjukkan bentuk dan simbol hub [3].


(18)

7 Gambar 2.3Hub

b. Repeater

Repeater merupakan contoh dari active hub. Repeater merupakan perangkat yang dapat menerima sinyal, kemudian memperkuat dan mengirim kembali sinyal tersebut ke tempat lain. Sehingga sinyal dapat menjangkau area yang lebih jauh. Karena repeater bekerja pada besaran fisis seperti tegangan listrik, arus listrik, atau gelombang elektromagnetik, maka repeater termasuk dalam kategori peralatan yang bekerja pada layer fisik OSI. Gambar 2.4 menunjukkan penggunaan dan bentuk repeater [3].

Gambar 2.4Repeater[3] c. Bridge

Bridge merupakan peralatan yang dapat menghubungkan beberapa segmen dalam sebuah jaringan. Bridge dapat mengenai MACAddress tujuan. Sehingga ketika sebuah komputer mengirim data untuk komputer tertentu, bridge akan mengirim data melalui port yang terhubung dengan komputer tujuan saja. Bridge juga dapat memfilter traffic diantara dua segmen LAN. Bridge bekerja pada layer datalink, Gambar 2.5 menampilkan brigde yang digunakan pada jaringan [3].


(19)

8 Gambar 2.5Bridge[3]

d. Switch

Switchmerupakanmerupakan perangkat yang dapat menghubungkan frame data yang berasal dari salah satu komputer ke salah satu atau semuaport yang terdapat pada switch tersebut,sehingga salah satu atau semua komputer yang terhubung dengan portswitch akan menerima data juga yang bekerja pada lapisan data link.Setiap port pada switch memiliki collision domain sendiri yang sangat mempercepat pengiriman data pada jaringan dan dapat menghindari tabrakan antara lalulintas pengiriman. Hal inilah yang membuat switch lebih baik dari hub. Pada Gambar 2.6 dapat dilihat bentuk switch[3].

Gambar 2.6Switch

e. Router

Router adalah peralatan jaringan yang dapat menghubungkan satu jaringan dengan jaringan yang lain.Router bekerja padalayer network.Fungsi-fungsi


(20)

9 mendasar yang harus dilakukan router termasuk [1][3]:

1. Menyediakan tautan antar jaringan.

2. Menyediakan layanan pe-rute-an dan pengiriman data antar proses pada system-sistem akhir yang terhubung ke jaringan berbeda.

3. Menyediakan fungsi-fungsi ini sedemikian rupa sehingga tidak memerlukan perubahan arsitektur jaringan atau subjaringan terhubung manapun [3].

Pada dunia nyata, sebuah router tidak berdiri sendiri, tapi saling bekerja sama dengan router-router lain, sehingga seolah-olah membetuk jaringan router yang kompleks. Gambar 2.7 adalah salah satu contoh router cisco.

Gambar 2.7Router Cisco

3. Media Transmisi

Dalam suatu transmisi data, media transmisi merupakan jalur fisik di antara pengirim dan penerima. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan media transmisi, di antaranya adalah kapasitas, keandalan, tipe data yang didukung dan jarak. Semakin tinggi kecepatan data dan semakin jauh jaraknya, akan semakin baik. Ada tiga media kabel yang umumdigunakan untuk transmisi data, khususnya LAN, yaitu kabel twisted pair, coaxial dan fiber optic [1][3].


(21)

10 Kabel koaksial terdiri atas dua kabel yang diselubungi oleh dua tingkat isolasi. Tingkat isolasi pertama adalah yang paling dekat dengan kawat konduktor tembaga. Tingkat pertama ini dilindungi oleh serabut konduktor yang menutup bagian atasnya yang melindungi dari pengaruh elektromagnetik. Sedangkan bagian inti yang digunakan untuk transfer data adalah bagian tengahnya yang selanjutnya ditutup atau dilindungi dengan plastik sebagai pelindung akhir untuk menghindari dari goresan kabel [4].

b. Kabel twisted pair

Twisted pair adalah media transmisi yang paling hemat dan paling banyak digunakan. Sebuah twisted pair terdiri dari dua kawat yang disekat yang disusun dalam sebuah pola lilitan yang beraturan. Ada dua jenis kabel twisted pair yaitu Unshielded Twisted Pair (UTP) dan Shielded Twisted Pair (STP). Gambar kabel twisted pair ditunjukkan pada Gambar 2.8[3].

Gambar 2.8 Kabel UTP dan STP [3] b.1 Kabel Straight

Kabel dengan kombinasi ini digunakan untuk koneksi antar perangkat yang berbeda jenis, seperti antara komputer ke switch, komputer ke hub/bridge, routerke switch, router ke bridge dsb. kombinasi warnanya dapat kita lihat pada Gambar 2.9 [3].


(22)

11 Gambar 2.9Kabel Twisted Pair[3]

b.2 Kabel Crossover

Kabel dengan kombinasi ini adalah diperuntukkan untuk koneksi peer to peer antara perangkat yang sejenis. Contohnya dari komputer ke komputer, dari komputer ke router, dari switch ke switch dan sebagainya seperti Gambar 2.10 [3].

Gambar 2.10 Kombinasi Warna Kabel Straight

Adapun kombinasi warna yang terlihat pada Gambar 2.10 adalah berdasarkan apa yang biasanya digunakanan oleh teknisi dan engineer jaringan yang ada di duniaini. Hal diatas memudahkan teknisi atau engineer lain dalam memperbaiki jaringan yang telah ada sebelumnya.

c. Kabel serial DTE

Data Terminal Equipment (DTE) merupakan unit fungsional dari sebuah stasiun data yang berfungsi sebagai sumber data untuk melakukan komunikasi


(23)

12 data.Sebuah perangkat DTE berkomunikasi dengan data circuit-terminating equipment (DCE)[2].

d. Kabel serialDCE

Data Circuit Equipment (DCE) adalah perangkat yang terletak antara Data Terminal Equipment dan Data Circuit Transmisi.Hal ini juga disebut peralatan komunikasi data dan operator peralatan data. DCE melakukan fungsi seperti sinyal konversi, coding dan garis clocking dan dapat menjadi bagian dari peralatan DTE. Meskipun istilah yang paling sering digunakan adalah RS-232, namun DTE dan DCE merupakan standar dari Peralatan Komunikasi Data yang kedua peralatan tersebut saling berkomunikasi. Nama peralatan yang menggunakan peralatan standar ini adalah sbb:

1. Federal Standard 1037C , MIL-STD-188 2. RS-232

3. Beberapa ITU-T standar dalam seri V (terutama V.24 dan V.35) 4. Beberapa ITU-T standar dalam seri X (terutama X.21 dan X.25)

Ketika dua perangkat, DTE dan DCE harus dihubungkan bersama tanpa modem atau media penerjemah, maka harus digunakan kabel crossover, seperti modem null untuk RS-232 atau Ethernet[2].

e. Kabel Serat Optik (Fiber Optic)

Kabel serat optik mengirim data sebagai pulsa cahaya melalui kabel serat optik. Kabel serat optik mempunyai keuntungan yang menonjol dibandingkan dengan semua pilihan kabel tembaga. Kabel serat optik memberikan kecepatan transmisi data tercepat dan lebih reliable, karena jarang terjadi kehilangan data yang disebabkan oleh interferensi listrik. Kabel serat optik juga sangat tipis dan fleksibel sehingga lebih mudah dipindahkan dari pada kabel tembaga yang berat [2][3].

2.1.1 EthernetLAN (802.3)

Ethernet LAN menggunakan teknik akses yang disebut carrier sense multiple-access with collision detection (CSMA/CD).Teknik ini memungkinkan setiap stasiun berusaha kendali atas jaringan setiap saat.CSMA/CD mengendalikan


(24)

13 operasi pada setiap antarmuka antara LAN dan sebuah statiun.Ethernet biasanya menggunakan systembusbaseband dimana isyarat akan dimodulasi secara langsung.

Ethernet atau disebut juga IEEE 802.3, datagram disebut paket atau frame. Paket digunakan untuk menggambarkan unit transmisi keseluruhan dan termasuk pembukaan, mulai bingkai pembatas (SFD) dan operator ekstensi (jika ada). Bingkai dimulai setelah awal bingkai pembatas dengan frame header menampilkan sumber dan tujuan alamat MAC. Bagian tengahiframe terdiri dari data payload termasuk header untuk protokol lain (misalnya, Internet Protocol) dilakukan dalam bingkai. Bingkai berakhir dengan 32 - bit cek redundansi, yang digunakan untuk mendeteksi kerusakan data dalam transit. Format isyarat Ethernet ditunjukkan pada Gambar 2.11 [2][4].

32-bit CRC

Medan pesan

368 sampai 12000-bit

Medan

16-bit

Alamat sumber 48-bit

Alamat tujuan 48-bit

Pembatasan bingkai mulai

8-bit

Preamble

56-bit

Gambar 2.11 Format isyarat Ethernet LAN

2.1.2 Wireless LAN (802.11)

Wireless LAN (WLAN) mengirimkan dan menerima data menggunakan gelombang radio atau cahaya infrared. Biasanya sebuah WLAN merupakan eksrensi atau pengembangan dari wire LAN yang sudah ada. Wireless network memiliki beberapa keunggulan, seperti proses instansi yang lebih mudah dibandingkan wire network, dapat mencapai area yang sulit dijangkau, biaya instansi dan perawatan lebih murah. Saat ini gelombang radio lebih banyak digunakan sebagai media transmisi data dibandingkan infrared.Tabel 2.1 menampilkan spesifikasi dari standarisasi WLAN [4][5].

Tabel 2.1 Spesifikasi WLAN [5].

Spesifikasi Kecepatan Frekuensi Band Jangkauan Cocok dengan


(25)

14

802.11b 54 Mbps 5 GHz 91 m b

802.11g 54 Mbps 2,4 GHz 91 m b,g

802.11n 100 Mbps 2,4 GHz 250 m b,g,n

2.2 Protokol

Protokol merupakan sekumpulan aturan yang dapat memecahkan berbagai masalah khusus yang berhubungan dengan komunikasi data antara alat-alat komunikasi tersebut supaya komunikasi dapat berjalan dan dilakukan dengan benar. Konsep dasar protokol adalah handshaking. Dengan adanya handshaking, maka masing-masing ujung pada jalur komunikasi akan terlihat oleh ujung yang lain sehingga memungkinkan terbentuknya komunikasi. Secara umum, protokol komunikasi melaksanakan dua fungsi, yaitu [1][2] :

a. Membuat hubungan antara pengirim (sumber data) dengan penerima (receiver).

b. Menyalurkan informasi dengan tingkat kehandalan yang tinggi.

2.2.1 Standarisasi Protokol

Beragamnya berbagai komponen dan perangkat komputer dalam suatu jaringan, membutuhkan suatu standar protokol yang dapat digunakan oleh beragam perangkat tersebut. Salah satu standar protokol yang dikembangkan ISO (International Standard Organization) adalah model referensi OSI (Open System Interconnection). Protokol model referensi OSI ini dibentuk dengan beberapa tujuan sebagai berikut [1]:

a. Menjadi pedoman dalam pengembangan prosedur komunikasi pada masamendatang.

b. Mengatasi hubungan yang timbul antar pemakai dengan cara memberikanfasilitas yang sama dan memenuhi kebutuhan pemakai kini dan mendatang (berorientasi ke pengembangan masa depan).

c. Membagi permasalahan prosedur penyambungan menjadi substruktur. d. Open system dengan tujuan agar dapat terjalin kerjasama antar terminal dan peralatan dari berbagai produk dan produsen yang berbeda.


(26)

15 Didunia ini dikenal dua standar penting dalam komunikasi data, yaitu OSI(Open System Interconnection) yang dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization), dan TCP/IP (Transmission ControlProtocol/Internet Protocol) yang dikembangkan oleh DARPA (Defense Advanced Research Project Agency). Standar TCP/IP merupakan standar defacto jaringan internet saat ini [1][4].

a. ISO

Model OSI dikembangkan oleh ISO (International Organization for Standardization) sebagai model untuk arsitektur komunikasi komputer, serta sebagai kerangka kerja bagi pengembangan standar-standar protokol. Model referensi OSI memiliki tujuh lapisan seperti terlihat pada Gambar 2.12[1][4].

Application Presention

Session Transport

Network Data link Physical

Gambar 2.12 Lapisan OSI

Fungsi masing-masing lapisan pada Gambar 2.12 adalah [1][4]:

a. Lapisan7 : Lapisan Aplikasi, bertanggungjawab dalam menyediakanpelayanan jaringan untuk proses aplikasi.

b. Lapisan 6 : Lapisan Presentasi, memastikan bahwa suatu data dapat terbaca oleh suatu sistem.


(27)

16 c. Lapisan 5 : Lapisan Session, bertanggungjawab dalam membuka,

mengatur dan menutup suatu hubungan komunikasi antar end-system. d. Lapisan 4 : Lapisan Transport, bertanggungjawab

memastikantransportasi data dilakukan dengan baik dalam koneksi end-system.

e. Lapisan 3 : Lapisan Network, bertanggungjawab dalam pengalamatan dan routing antar end-system.

f. Lapisan 2 : Lapisan Data Link, bertanggungjawab memberikan transfer data yang terjamin bebas dari kesalahan.

g. Lapisan 1 : Lapisan Fisik, bertanggungjawab transmisi data dalam bit secara elektrik.

b. TCP/IP

TCP/IP merupakan pengembangan protocol yang merujuk pada protocol OSI, sebagai protocol standar umum yang digunakan pada jaringan komunikasi data dalam berbagai perangkat keras dan sistem operasi. lapisan TCP/IP terdiri dari empat lapisan seperti terlihat pada Gambar 2.13 [1][4].

Application

Transport

Internet

Network Access

Gambar 2.13 Lapisan TCP/IP

Fungsi lapisan-lapisan yang terlihat pada Gambar 2.13 di atas yaitu [1][4]: a. LapisanAplikasi (Application Layer)

Lapisan ini berisi bermacam-macam protokol tingkat tinggi. Protokol-protokol terdahulu terdiri dari terminal virtual (TELNET), transfer file (FTP),


(28)

17 surat elektronik (SMTP). Pada lapisan ini berisikan logik yang dibutuhkan untuk mendukung berbagai aplikasi user.

b. Lapisan Host to Host (Transport Layer)

Pada lapisanini menyediakan layanan transfer data ujung ke ujung, lapisan ini meliputi mekanisme kehandalan, menyembunyikan detail-detail jaringan dari lapisan aplikasi. Pada lapisan ini terdapat dua protokol, yaitu TCP (Transmission Control Protocol) dan UDP (User Datagram Protocol).

c. Lapisan Internet (Internet Layer)

Lapisan internet berfungsi untuk menghubungkan dua perangkat ke jaringan yang berbeda, diperlukan prosedur-prosedur tertentu agar data dapat melalui yang bermacam-macam. Pada lapisan ini dipergunakan Internet Protocol (IP) untuk menyediakan fungsi routing melintasi jaringan yang bermacam-macam. Protokol ini diterapkan tidak hanya pada ujung sistem namun juga pada jalur-jalurnya. Tugas lapisan internet adalah untuk mengirimkan paket-paket IP ke tempat tujuan seharusnya.

d. Lapisan Akses Jaringan (Network Access Layer)

Lapisan ini bertanggungjawab untuk menyediakan akses ke jaringan komunikasi. Lapisan ini juga bertanggungjawab untuk mengirimkan data ke node-node yang terletak pada jaringan yang sama.

2.2.3 Protokol Serial

Protokol serial adalah protocol-protokolyang berkerja pada kabel serial (komunikasi serial) pada suatu jaringan komunikasi.Standar protokol serial, berikut. 1. High-level data link control (HDLC)

HDLC (High Level Data Link Control) mengkapsulasi data pada synchronous serial data link. HDLCmenjelaskan struktur frame layer 2 yang memperbolehkan flow control dan error control dan setiap frame memiliki format yang sama pada frame data atau data control. Pada beberapa jenis router yang ada saat ini, HDLC merupakan proprietary sendiri dengan menggunakan sebuah filed proprietary yang mana field ini memungkinkan beberapa jaringan layer protocol untuk berbagi jalur serial yang sama.Gambar 2.14 Menunjukkan format bingkai HDLC [2].


(29)

18 Bendera

berhenti 8-bit

Urutan cek bingkai

16-bit

Pesan

Medan kendali 8-bit

Medan alamat 8-bit

Bendera Mulai

8-bit Gambar 2.14 Bingkai HDLC

2. Poin-to-Point Protocol (PPP)

Point-to-Point Protocol (PPP) merupaka

digunakan dalam membangun hubungan langsung antara dua

koneksi melalui

jaringan fisik termas

jaringan radio khusus, dan serat optik seperti

koneksi"broadband")

karena paket IP tidak dapat dikirimkan melalui jalur

protokol data link. Dua turunan dari PPP

(PPPoE) da

oleh Internet Service Provider (ISP) untuk membangun a (DSL) koneksi internet layanan dengan pelanggan.

PPP dirancang untuk bekerja dengan berbagai

termasNovell

Flag Address Control

Flag

01111110 11111111 00000011 Protocol Data FCS 01111110 1 byte 1 byte 1 byte 1 or 2 byte Variable 2 or 4 byte

Gambar 2.15 Format bingkai PPP


(30)

19

Serial Line Internet Protocol (SLIP) merupakanteknologi yang dapat memungkinkan port serial dengan tipe enkapsulasi usang untuk bekerja padakoneksi modem menggunakan Internet Protokol (IP). Hal ini didokumentasikan di RFC 1055. Pada komputer pribadi, SLIP telah digantikan denganPoint-to-Point Protocol (PPP), SLIP masih merupakan cara yang disukai encapsulating paket IP karena overhead yang sangat kecil.

SLIP tidak menyediakan deteksi kesalahan, karena bergantung pada protokol lapisan atas untuk ini. Oleh karena itu, SLIP sendiri tidak memberikan koneksi dial-up error.Meskipun demikian masih berguna untuk menguji kemampuan respon sistem operasi di bawah beban (dengan melihat statistik fl digunakan dalam Protocol BlueCore Serial untuk komunikasi antara modul Bluetooth dan komputer host [3].

4. X.25/LAPB

X.25 merupakan standar buatan organisasi standardisasi ITU-T yang mendefinisikan cara koneksi antara perangkat DTE (Data Terminal Equipment) dengan DCE (Data Communication Equipment) yang memungkinkan perangkat-perangkat komputer dapat saling berkomunikasi. Kelebihan dari X.25 adalah kemampuannya untuk mendeteksi error yang sangat tinggi. Maka dari itu, protokol komunikasi ini banyak digunakan dalam media WAN analog yang tingkat error-nya tinggi [2].

5. Frame relay

Frame relay merupakan protokol yang khusus digunakan untuk membuat koneksi WAN jenis Packet-Switched dengan performa yang tinggi. WAN protokol ini dapat digunakan di atas berbagai macam interface jaringan. Karena untuk mendukung performanya yang hebat ini, frame relay membutuhkan media WAN yang berkecepatan tinggi, reliabel, dan bebas dari error[2].

6. Asynchronous Transfer Mode (ATM)

Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan standar


(31)

20 data) disampaikan dalam fixed length (53-byte) cells. Fixed-length cellsmemungkinkan proses sel (cell) berlangsung dalam dengan demikian akan mereduksi keterlambatan transmit.ATM dirancang untuk transmisi media berkecepatan tinggi seperti E3, SONET, dan T3 [1][2].

2.4 Internet Protocol

Internet protocol address merupakan singkatan dari IP address

numerik yang dilabelkan kepada suatu alat seperti

komputer, router atau printer yang terdapat dalam suatu jaringan komputer yang menggunakan internet protocol sebagai sarana komunikasi. IP address memiliki dua fungsi, yakni [1][2]:

1. Sebagai alat identifikasi host atau antarmuka pada jaringan.

Fungsi ini diilustrasikan seperti nama orang sebagai suatu metode untuk mengenali siapa orang tersebut, dalam jaringan komputer berlaku hal yang sama.

2. Sebagai alamat lokasi jaringan.

Fungsi ini diilustrasikan seperti alamat rumah yang menunjukkan lokasi seseorang berada. Untuk memudahkan pengiriman paket data, maka IP address memuat informasi keberadaannya. Ada rute yang harus dilalui agar data dapat sampai ke komputer yang dituju.

IP address menggunakan bilangan 32 bit. Sistem ini dikenal dengan nama Internet Protocol version 4 atau IPv4. Saat ini IPv4 masih digunakan meskipun sudah ada IPv6 yang diperkenalkan pada tahun 1995. Hal ini dikarenakan tingginya pertumbuhan jumlah komputer yang terkoneksi ke internet. Maka dibutuhkan alamat yang lebih banyak yang mampu mengidentifikasi banyak anggota jaringan. Gambar 2.16 menunjukkan header dari internet protocol versi 4 dan versi 6 [1].


(32)

21 Gambar 2.16 (a) IPv4 header; (b) IPv6 header [1]

2.4.1 Internet Protocol Versi 4 (IPv4)

Internet Protocol Versi 4 (IPv4) adalah merupakan protokol standar yang paling banyak digunakan saat ini. IPv4 merupakan jenis pengalamatan yang terdiri dari sekumpulan bilangan biner sepanjang 32 bit, yang dibagi atas 4 bagian. Setiap bagian panjangnya 8 bit. Bentuk penulisan IPv4 di atas di kenal dengan notasi “doted decimal” merupakan bentuk desimal yang digunakan sebagai alamat host.

IPv4 berjumlah sekitar 4 milyar, tidak semua dapat digunakan sebagai IP address untuk host.Ada yang digunakan untuk keperluan khusus. Seperti untuk keperluan alamat network, alamat broadcast, alamat localhost, LAN, dan sebagainya. IP address yang digunakan untuk keperluan LAN/intranet disebut sebagai IP address private. Sedangkan IP addressyang digunakan untuk keperluan internet dibuat IP address public.

Secara umum, IPv4 dapat dibagi menjadi 5 kelas.Kelas A, B, C, D dan E. namun dalam praktiknya hanya kelas A, B, dan C yang dipakai untuk keperluan umum. Ketiga kelas IP address ini disebut IP address unicast.

IP address kelas D dan E digunakan untuk keperluan khusus. IP address kelas D disebut juga IP address multicast. Sedangkan IP address kelas E digunakan untuk keperluan riset.Tabel 2.2 menjelaskan masing-masing kelas IP address [1][2].

Tabel 2.2 Daftar kelas IPv4 [3]

Kelas Nilai Bagian untuk Bagian untuk Jumlah Jumlah host


(33)

22

Alamat oktet

pertama

Network Identifier

Host Identifier jaringan maksimum

dalam satu jaringan maksimum

Kelas A 1–126 W X.Y.Z 126 16,777,214

Kelas B 128–191 W.X Y.Z 16,384 65,534 Kelas C 192–223 W.X.Y Z 2,097,152 254 Kelas D 224-239 Multicast IP

Address

Multicast IP Address

Multicast IP Address

Multicast IP Address

Kelas E 240-255 Dicadangkan; eksperimen

Dicadangkan; eksperimen

Dicadangkan; eksperimen

Dicadangkan; eksperimen

2.4.2 Internet Protocol Versi 6 (IPv6)

Internet Protocol Versi 6 (IPv6) adalah sebuah jenis pengalamatan jaringan yang digunakan didalam protokol jaringan TCP/IP yang menggunakan protokol internet versi 6. IPv6 dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF). Tujuan utama diciptakannya IPv6 adalah karena keterbatasan ruang alamat di IPv4 yang hanya terdiri dari 32 bit. Panjang total IPv6 sendiri adalah 128 bit, dan secara teoritis dapat mengalamati hingga 2128= 3,4 x 1038. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis(hingga beberapa masa kedepan), dan membentuk infrastrukturrouting yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas routing pada tabel routing. Contoh alamat IPv6 adalah "2001:DB8:FADE:82C::2B:1".

Sama halnya seperti IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCPv6 server sebagai pengelola alamat. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6 konfigurasi alamat menggunakan DHCP server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara konfigurasi IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan stateless address configuration. Dalam IPv6 bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan format Frefix (FP).

IPv6 mempunyai kelebihan jika dibandingkan dengan IPv4, diantaranya [1][2]: 1. Ruang alamat yang lebih besar yaitu 128 bit.


(34)

23 2. Pengalamatan multicast, yaitu pengiriman pesan kebeberapa alamat dalam

satu group.

3. Stateless address autoconfiguration (SLAAC), IPv6 dapat membuat alamat sendiri tanpa bantuan DHCPv6.

4. Keamanan lebih bagus dengan adanya default securityIPSec. 5. Pengiriman paket yang lebih sederhana dan efisien.

6. Dukungan mobilitas dengan adanya Mobile IPv6.

2.5 Tabel Routing

Tabel routing adalah sebuah router mempelajari informasi pengarahan dari mana sumber dan tujuannya yang kemudian di tempatkan pada tabel routing. Router akan berpatokan pada tabel ini untuk memberi tahu port yang akan digunakan untuk meneruskan paket ke alamat tujuan.

Tabel routing tersebut menyimpan informasi mengenai network yang terhubung dengannya (Connected Networks) maupun network yang tidak terhubung dengannya (Remote networks). Connected networks adalah network yang terhubung dengan salah satu interface pada router. Remote networks adalah network yang tidak terhubung langsung dengan salah interface pada router. Routing Tabel bisa dibentuk dengan berbagai macam cara yaitu dengan Static Routing maupun Dynamic Routing. Pada Tabel2.3 dapat dilihat cara menentukan tabel routing secara statis ataupun dinamis [2][3].

Tabel 2.3 Cara Menentukan Tabel Routing Secara Statis Ataupun Dinamis

Static Routing Dynamic Routing

Routing diatur secara manual oleh administrator

Routing ditentukan oleh protokol routing

Lebih cocok digunakan pada jaringan skala kecil

Biasa digunakan pada jaringan skala besar

Bila ada link yang putus, maka administrator harus mengeset ulang

Bila ada link yang putus, maka protokol routing akan meng-update tabel routing dan menentukan jalur routing yang baru 2.5.1 Routing Static


(35)

24

Routing staticadalah router yang me-rute-kan jalur spesifik yang ditentukan oleh user untuk meneruskan paket dari sumber ke tujuan. Rute iniditentukan oleh administrator untuk mengontrol perilaku routing dari IP "internetwork".

Rute staticadalahrute yang dipelajari oleh router ketika seorang administrator membentuk rute secara manual. Administrator harus memperbarui atau meng-updaterute statik ini secara manual ketika terjadi perubahan topologi antar jaringan (internetwork). Mengkonfigurasi routerstatic adalah dengan memasukkan tabel routing secara manual. Tidak terjadi perubahan dinamik dalam tabel ini selama jalur/rute aktif [2][3].

2.5.2 Routing Dynamic

Router dynamic adalah router yang me-rute-kan jalur yang dibentuk secara otomatis oleh router itu sendiri sesuai dengan konfigurasi yang dibuat. Jika ada perubahan topologi antar jaringan, router otomatis akan membuat ruting yang baru.

Routing distance vector bertujuan untuk menentukan arah atau vector dan jarak ke link-link lain dalam suatu internetwork. Sedangkan link-state bertujuan untuk menciptakan kembali topologi yang benar pada suatu internetwork. Pada Gambar 2.17 dapat dilihat klasifikasi routing protocol[2][3].

Gambar 2.17 Klasifikasi routing protocol [3]

Pada protokol link-state setiap router akan menciptakan tiga buah table terpisah. Satu table mencatat perubahan dari network-network yang terhubung langsung, satu table lain menentukan topologi dari keseluruhan internetwork, dan table terakhir digunakan sebagai routing table. Router yang link-state mengetahui


(36)

25 lebih banyak tentang internetwork dibandingkan semua jenis routing protokol yang distance-vector.

Algoritma yang dipakai oleh link-state yaitu algoritma Djikstra di mana jalur terpendek akan dibangun berdasarkan jalur-jalur terbaik dan disimpan di tabel routing. Tetapi kelemahan dari link-state yaitu membutuhkan resource yang besar seperti memori yang besar untuk menyimpan table routing, contoh: OSPF, IS-IS, dan lain-lain. Pada Gambar 2.18 dapat dilihat cara kerja dari algoritma link-state.Ciri-ciri (sifat) routing dinamik[2][3]:

a. Router berbagi informasi routing secara otomatis b. Jumlah gateway sangat banyak.

c. Routing tabel dibuat secara dinamik.

d. Membutuhkan protokol routing seperti RIP atau OSPF atau EIGRP

Gambar 2.18Link State[3]

Routing protokol adalah berbeda dengan router protokol. Routing protokol adalah komunikasi antara router-router. Routing protokol mengijinkan router,untuk sharing informasi tentang jaringan dan koneksi antar router. Router menggunakan informasi ini untuk membangun dan memperbaiki tabel routing.

seperti pada contoh dibawah ini.

Ada beberapa routing dinamic untuk IP dibawah ini adalah dinamik routing yang sering digunakan : Routing Information Protocol (RIP), Open Shortest Path First (OSPF), ExchangeInterior Gateway Routing Protocol (EIGRP), dan lain-lain [2][3].


(37)

26 1. Routing Information Protocol (RIP)

RIP yang merupakan routing protokol dengan algoritma distance vector, yang menghitung jumlah hop (count hop) sebagai routing metric. RIP merupakan routing protocol yang paling mudah untuk di konfigurasi.

RIP memiliki 3 versi yaitu [2]: a. RIPv1

b. RIPv2 c. RIPng

InformasiRoutingProtocol(RIP) pada awalnyaditentukan dalamRFC1058ini memilikikarakteristikutama sebagai berikut[2]:

a. Hopdigunakan sebagaimetrikuntuk pemilihanpath.

b. Jikajumlahhopuntukjaringanlebih besar dari15, RIPtidakdapat menyediakanrute kejaringanitu.

c. UpdateRoutingdisiarkanataumulticastsetiap 30detik, secara default.

Kelebihan

Menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update). Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan.

Kekurangan

Jumlah host terbatas RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM). Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cararouting ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya berada. 2. Open Shortest Path First (OSPF)

Open Shortest Path First (OSPF) adalah protokol routing link-state yang dikembangkan sebagai pengganti distance vectorrouting protokol RIP. RIP adalah protokol routing yang diterima pada hari-hari awal jaringan dan Internet, tetapi


(38)

27 ketergantungan pada hop count sebagai satu-satunya ukuran untuk memilih rute terbaik dengan cepat menjadi tidak dapat diterima dalam jaringan yang lebih besar yang membutuhkan solusi routing yang lebih kuat. OSPF adalah protokol routing tanpa kelas yang menggunakan konsep area untuk skalabilitas. RFC 2328 mendefinisikan metrik OSPF sebagai nilai sewenang-wenang yang disebut biaya. The Cisco IOS menggunakan bandwith sebagai OSPF biaya metrik.

OSPF memiliki 3 table di dalam router [2]: 1. Routing table

Routing table biasa juga disebut sebagai Forwarding database. Database ini berisi the lowest cost untuk mencapai router-router/network-network lainnya. Setiap router mempunyai Routing table yang berbeda-beda.

2. Adjecency database

Database ini berisi semua router tetangganya. Setiap router mempunyai Adjecency database yang berbeda-beda.

3. Topological database

Database ini berisi seluruh informasi tentang router yang berada dalam satu networknya/areanya.

Kelebihan

Tidak menghasilkan routing loopmendukung penggunaan beberapa metrik sekaligusdapat menghasilkan banyak jalur ke sebuah tujuanmembagi jaringan yang besar mejadi beberapa area.waktu yang diperlukan untuk konvergen lebih cepat.

Kekurangan

Membutuhkan basis data yang besar lebih rumit.

3. Enchanced Interior Gatway Routing Protocol (EIGRP)

Enchanced Interior Gatway Routing Protocol (EIGRP) merupakan jenis protocol distance vector yang menggunakan perhitungan metric seperti IGRP.

EIGRP merupakan peningkatan dari IGRP adalahCiscoproprietaryjarakvektorprotokol


(39)

28 a. Hal ini dapatmelakukanyang tidak samabebanbiayabalancing.

b. MenggunakanAlgoritmaPembaruanDiffusing(DUAL) untuk menghitungjalur terpendek.

c. Tidak adaupdateperiodiksepertiRIPdanIGRP. UpdateRoutingdikirimhanya bilaada perubahandalam topologi.

Kelebihan

melakukan konvergensi secara tepat ketika menghindari loop.memerlukan lebih sedikit memori dan proses memerlukan fitur loop avoidance.

Kekurangan

Hanya untuk Router Cisco.

2.6 Parameter Sistem

Parameter-parameter sistem yang akan dianalisis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Throughput

Throughput adalah kemampuan sebenarnyasuatu jaringan dalam melakukanpengirimandatayang diukur dalam bps.Persamaan untuk menghitungThroughput [6]:

�ℎ����ℎ���= Jumlah data yang dikirim (����)

Jumlah waktu pengiriman data(sec) (2.1)

Nilai Troughput dari suatu jaringan dapat dikategorikan berdasarkan standarisasi TIPHON seperti pada Tabel 2.4.

Tabel 2.4 Kategori jaringan berdasarkan nilaithroughput (versi TIPHON) [6]


(40)

29 Katagori Keberhasilan

Sangat Bagus 76 s/d 100 %

Bagus 51 s/d 75 %

Sedang 26 s/d 50 %

Buruk < 25 %

2. Latency (Delay)

Latency (Delay) adalah lama waktu suatu paket yang diakibatkan oleh proses transmisi dari satu titik ke titik lain yang menjadi tujuannya. Waktu tunda ini bisa dipengaruhi oleh jarak (misalnya akibat pemakaian satelit), atau kongesti (yang memperpanjang antrian),atau bisa juga akibat waktu olah yang lama (misalnya untuk digitizing dan kompresi data).Satuan yang digunakan pada perhitungan delay adalah mili second (ms).Persamaan untuk menghitungDelay [6]:

�����= Jumlah waktu pengiriman data (���)

Jumlah packet

(2.2)

Nilai delay dari suatu jaringan dapat dikategorikan berdasarkan standarisasi TIPHON seperti pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Kategori jaringan berdasarkan nilaidelay (versi TIPHON) [6]

Katagori Besar Delay

Sangat Bagus <150 ms

Bagus 150 s/d 300 ms

Sedang 300 s/d 450 ms

Buruk >450 ms


(41)

30

Packet Loss adalah kegagalan transmisi paket data mencapai tujuannya. Umumnya perangkatnetwork memiliki buffer untuk menampung data yang diterima. Jika terjadi kongesti yang cukup lama, buffer akan penuh, dan data baru tidak diterima. Satuan yang digunakan pada perhitungan packet loss adalah persen.Persamaan untuk menghitungPacket Loss [6]:

����������= (Paket data dikirim− Paket data diterima)

(paket data yang dikirim) × 100 (2.3)

Nilai packet loss dari suatu jaringan dapat dikategorikan berdasarkan standarisasi TIPHON seperti pada Tabel 2.5.

Tabel 2.6Kategori jaringan berdasarkan nilaipacket loss. (versi TIPHON) [6]

Katagori Packet Loss

Sangat Bagus 0%

Bagus 3%

Sedang 15%


(42)

31

BAB III

METODE DAN PENGUJIAN JARINGAN

3.1 Metode Pengujian

Pengujian dilakukan dengan cara menghubungkan 4 jenis teknik routing berbeda pada jaringan MAN dan terdapat 2 jaringan yang sama tetapi dengan internet protocol yang berbeda, yaitu IPv4 dan IPv6. Dimana pengukuran dimulai pada saat kedua clientyang berada pada jaringan berbeda dengan menggunakan ping dengan protocol ICMP yang diatur panjang packet 1000 Byte dan dikirim sebanyak 1000 kali untuk menghasilkan pengiriman 1MB.Model pengujian yang ditunjukkan pada Gambar 3.1.

START

Konfigurasi Jaringan

Konfigurasi IPv4 address

Ping

Verifikasi Ping

END Konfigurasi

Routing (statis, RIP, EIGRP,

OSPF)

IP Route print

Aktifkan Capture Trafik

Konfigurasi Routing (statis, RIPng, EIGRP for IPv6,

OSPF for IPv6) Konfigurasi IPv6

address

YA

TIDAK (ICMPv6/IPv6) TIDAK (ICMP/IPv4)

Ambil hasil QoS (Throughput, Delay,

dan Packet loss)


(43)

32 Untuk memperoleh nilai parameter dalam pengujian ini dilakukanpada sisiclientpada salah satu jaringan dimisalkan Network A dengan menjalankan aplikasi VPCS yang terdapat pada aplikasi GNS3, kemudian mengaktifkan aplikasiwireshark pada saat kedua clientyang berada di jaringan berbeda mulai melakukan proses transmisi data sampai mengakhiri pengirimannya. Parameternya berupa delay, packet loss dan throughput.

Gambaran hasil dari proses analisis kinerja jaringan MAN pada IPv4 dan IPv6 dengan aplikasi GNS3untuk masing-masing routing (statis, EIGRP, RIP dan OSPF) yang diwakilkan pada tiap Network kemudian di-capture trafiknya menggunakan aplikasi wireshark untuk didapatkan hasil QoS (Throughput, Delay, dan Packet Loss).Tahap-tahapan melakukan pengujian adalah berikut

3.1.1 Konfigurasi Jaringan

Persiapan perancangan jaringan dalam Tugas Akhir ini adalah dengan mengasumsikan menggunakan 4 buah Networkdengan routing yang berbeda-beda dengan susunan berikut.

1. NetworkA :Menggunakan topologi star dengan routing static dan mempunyai 3 router, 4 switch, dan 5 personal computer (PC).

2. Network B :Menggunakan topologi ring dengan routing OSPF dan mempunyai 4 router, 2 switch, dan 2 personal computer (PC).

3. Network C :Menggunakan topologi ring dengan routing RIP dan mempunyai 3router, 2 switch, dan 2 personal computer (PC).

4. ISP Network :Menggunakan topologi ring dengan routing EIGRP dan mempunyai 4 router.

Jaringan ini akan di bangun menjadi 2 jaringan (jaringan dengan IPv4 dan jaringan dengan IPv6).

3.1.2 Membuat Model Jaringan

Untuk membuat model dari jaringan komputer yang akan digunakan bisa dilakukan dengan memanfaatkan area kerja dari GNS3. Sebelum memulai pemodelan jaringan harus dipastikan bahwa IOS image router yang digunakan sudah ter-install.Cara menambahkan Cisco IOS image ke dalam GNS3 dengan memilih menu


(44)

33 Edit →IOS Image and Hypervisor. Hal yang paling utama yang harus diperhatikan dalampenambahanIOS image untuk router harus mendukung jenis perutingan yang ingin dibangun dalam pemodelan ini routing yang digunakan static, RIP, OSPF dan EIGRP.

Proses awal pembuatan model jaringan dengan memilih end device untuk menentukan perangkat yang ingindihubungkan, lalu gunakan concentrator sesuai dengan kebutuhan. Pada concentrator jenis router pastikan interface yang terdapat pada router yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Salah satu faktor kelemahan dari GNS3 adalah aplikasi tersebut membutuhkan proses processor yang sangat besar, tapi hal ini dapat ditanggulangi dengan mengaktifkan fitur idle PC pada router yang digunakan.

Setelah itu, hubungkan setiap perangkat end device ke concentrator dengan menggunakan fasilitas add a link, dengan memilih jenis sambungan kbel yang ingin digunakan. Model jaringan dapat dilihat pada Gambar 3.2.Suatu jaringan komputer pada kenyataannya terdiri dari beberapa komputer yang terhubung, sedangkan pada perancangan ini suatu jaringan komputer akan dihubungkan dengan jaringan komputer yang lain dalam suatu jaringan.

Pada Gambar 3.2, terdapat empat jaringan yang terpisah, dan masing-masing jaringan membentuk jaringan komputer sendiri yang menggunakan routing berbeda-beda. Agar antar jaringan satu dengan jaringan yang lain bisa saling berhubungan, maka antar jaringan harus dihubungkan. Model jaringan ini di buat 2 buah dengan IP address IPv4 dan IPv6. Jika dalam pemakaian kelas IP address masing-masing jaringan menggunakan kelas yang sama, maka dalam menghubungkan jaringan ini bisa hanya menggunakan peralatan berupa switch. Tetapi jika masing-masing jaringan yang akan dihubungkan menggunakan kelas IP address yangberbeda, maka dalam menghubungkan jaringan ini memerlukan suatu perangkat yang lebih dimana perangkat ini bisa mengontrol trafik yang akan dilalui yakni berupa router.


(45)

(46)

35 3.1.3 Menentukan IP Address

IP address merupakan identitas sebuah perangkat dalam jaringan komputer. IP address dapat dibuat dengan cara klik menu Tools>> VPCS. kemudian akan tampil kotak dialog seperti Gambar 3.3. Pada tampilan tersebut masukkan IP addresspada perangkat yang ingin diberikan, lalu mengetik angka VPCS selanjutnya setelah memasukkan IP addressdan gateway-nya,kemudian lanjutkan masukkan nomor urutan PC ditentukan sesuai dengan Tabel 3.1, dan Tabel 3.2.

Gambar 3.3 Tampilan VPCS dan penentuan IP address

Tabel 3.1 IP untuk masing-masing PC untuk jaringan menggunakan IPv4 VPCS Nama PC IP Address Subnet Mask Default Gateway Network

1 C1 192.168.1.1 255.255.255.0 192.168.1.254 A

2 C2 192.168.1.2 255.255.255.0 192.168.1.254 A

3 C3 192.168.2.1 255.255.255.0 192.168.2.254 A

4 C4 192.168.3.1 255.255.255.0 192.168.3.254 A

5 C5 192.168.4.1 255.255.255.0 192.168.4.254 A


(47)

36

7 C7 172.16.5.1 255.255.255.0 172.16.5.254 C

8 C8 10.1.1.1 255.255.255.0 10.1.1.254 B

9 C9 10.1.4.1 255.255.255.0 10.1.4.254 B

Tabel 3.2 IP untuk masing-masing PC untuk jaringan menggunakan IPv6

VPCS Nama PC IP Address Network

1 C1 2014:DB9:1:1::2/64 A

2 C2 2014:DB9:1:1::3/64 A

3 C3 2014:DB9:1:2::2/64 A

4 C4 2014:DB9:1:3::2/64 A

5 C5 2014:DB9:1:4::2/64 A

6 C6 2F00:DB9:1:4::2/64 C

7 C7 2F00:DB9:1:5::2/64 C

8 C8 2F45:DB9:1:1::2/64 B

9 C9 2F45:DB9:1:4::2/64 B

3.1.4 Setting Routing

Agar terjadi komunikasi data dalam suatu jaringan diperlukan suatu alat yang bisa untuk mengatur sistem pertukaran data tersebut dan alat inilah yang disebut dengan router.Pemakaian router pada jaringan LAN menggunakan topologi ring dan topologi star.Sesuai dengan Gambar 3.2, IP address yang digunakan dalam interface-interface router adalah seperti yang dapat dilihat pada Tabel 3.3, dan Tabel 3.4.

Tabel 3.3 IP address pada routeruntuk jaringan menggunakan IPv4

Router Interface IP Address Network Subnet Mask

R1 Fast Ethernet 0/0 192.168.1.254 192.168.1.0 255.255.255.0 FastEthernet0/1 192.168.2.254 192.168.2.0 255.255.255.0 Serial1/0 192.168.5.1 192.168.5.0 255.255.255.0


(48)

37 Untuk data IP address yang digunakan dalam interface-interface routerpadauntuk jaringan menggunakan IPv4 yang lebih lengkap terlapir pada LAMPIRAN I.

Tabel3.4 IP address pada routeruntuk jaringan menggunakan IPv6

Router Interface IP Address Network Local-Link

R1 Fast Ethernet 0/0 2014:DB9:1:1::1/64 2014:DB9:1:1::0/64 FE80::1/64 FastEthernet0/1 2014:DB9:1:2::1/64 2014:DB9:1:2::0/64 FE80::1/64

Serial1/0 2014:DB9:1:5::1/64 2014:DB9:1:5::0/64

-Untuk data IP address yang digunakan dalam interface-interface router pada\\untuk jaringan menggunakan IPv6 yang lebih lengkap terlapir pada LAMPIRAN I.

Cara men-setting router adalah dengan mengklik kanan pada router, setelah Pilih start, kemudian klik dua kali pada router maka akan muncul perintah Superputty untuk tampilan console router,kemudian ketik perintah-perintah yang digunakan. Hal ini ditunjukkan pada Gambar 3.4.


(49)

38 Setelah muncul tampilan “router>” seperti gambar 3.4, tuliskan enable maka tampilan “router#” menunjukkan bahwa user berada pada Privileged EXEC Mode.Keadaan ini menunjukan bahwa menu CLI bisa mulai dikonfigurasi.

Perintah-perintah yang digunakan pada menu CLI tersebut adalah sebagai berikut: 1. Untuk Fast Ethernet

a. Untuk IPv4

1. configure terminal

2. interface fa 0/0  Misal yang akan di setting adalah fast ethernet 0/0. 3. ip address 192.168.1.1 255.255.255.0Setting ip address dan subnetmask 4. no shutdown

5. end

b. Untuk IPv6

1. configure terminal

2. interface FastEthernet0/0 3. ipv6 address FE80::1 link-local 4. ipv6 address 2014:DB9:1:1::1/64 5. ipv6 enable

6. no shutdown 7. end

2. Untuk Serial a. Untuk IPv4

1. configure terminal 2. interface serial 0/0/0

3. ipaddress 192.168.5.1 255.255.255.0Setting ipaddress dan subnetmask 4.clockrate 2016000

5.no shutdown 6. end

b. Untuk IPv6

1. Configure terminal 2. interface Serial1/0 3. no ip address


(50)

39

4. ipv6 address 2014:DB9:1:5::1/64 5. ipv6 enable

6. serial restart-delay 0 7. clock rate 2016000 8. no shutdown 9. end

3. Setting Routing static a. Untuk IPv4 ip route<ip network> contoh:

Setting table routing static untuk jalur yang tidak diketahui Router 1:

Router(config)# ip route 0.0.0.0 0.0.0.0 Serial1/2 Router(config)# end

Setting table routing static untuk jalur yang diketahui

Router(config)# ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 Serial1/0 Router(config)# end

b. Untuk IPv6

ip route<ipv6 network> contoh:

Setting table routing static untuk jalur yang tidak diketahui Router 1:

Router(config)# ipv6 route ::/0 Serial1/0 Router(config)# end

Setting table routing static untuk jalur yang diketahui Router(config)# ipv6 route 2014:DB9:1:1::/64 Serial1/0 Router(config)# end

4. Setting RoutingRIPMenciptakan Routing dengan model RIP a. Untuk IPv4

router rip version <no>


(51)

40

network<ip network>

default-information originate contoh:

Setting table routing pada masing-masing Router dengan protokol RIP Router 8:

Router(config)# router rip Router(config-router)# version 2

Router(config-router)#network 172.16.0.0

Router(config-router)# default-information originate Router(config-router)# redistribute eigrp 100

Router(config-router)#end

b. Untuk IPv6 Ipv6 router rip

router rip <namenetwork rip> contoh:

Setting table routing pada masing-masing Router dengan protokol RIP Router 8:

Router(config)#ipv6 router rip ciscorip Router(config-router)#end

5. Setting Routing OSPF (Open Shortest Path First) Menciptakan Routing dengan model OSPF

a. Untuk IPv4

router ospf <process id> network<ip network> contoh:

Setting table routing pada masing-masing Router dengan protokol OSPF Router 11:

Router(config)#ipv6 router ospf 1

Router(config-router)#network 10.1.2.0 255.255.255.240 area 0 Router(config-router)#network 10.1.3.0 255.255.255.240 area 0 Router(config-router)# default-information originate


(52)

41

Router(config-router)#end

b. Untuk IPv6

Ipv6 router ospf <process id> Router-id<id router>

contoh:

Setting table routing pada masing-masing Router dengan protokol OSPF Router 11:

Router(config)# ipv6 router ospf 1 Router(config-router)# router-id 3.3.3.3

Router(config-router)# default-information originate Router(config-router)#end

6. Setting Routing EIGRPMenciptakan Routing dengan model EIGRP a. Untuk IPv4

router eigrp<process id> network<ip network> no auto-summary contoh:

Setting table routing pada masing-masing Router dengan protokol EIGRP Router 5:

Router(config)#router eigrp 100

Router(config-router)#network 200.1.1.0 Router(config-router)#network 200.1.4.0 Router(config-router)#network 200.1.5.0 Router(config-router)# no auto-summary Router(config-router)# end

b. Untuk IPv6

Ipv6 router eigrp<process id> Router-id<id router>

No shutdown contoh:


(53)

42

Setting table routing pada masing-masing Router dengan protokol EIGRP Router 5:

Router(config)#ipv6 router eigrp 1 Router(config-router)#router-id 3.3.3.3 Router(config-router)# no shutdown Router(config-router)# end

Konfigurasi dari keseluruhan pada tiap-tiap router diletakan pada Lampiran II. 3.1.5 Melihat Hasil Konfigurasi

Pada Gambar 3.5 menunjukan hasil konfigurasisemua routing bahwa jaringan telah berhasil dikonfigurasikan menggunakan semua metoderouting. Untuk gambar 3.5 (a) menunjukkan hasil konfigurasi routing untuk IPv4, sedangkan gambar (b) menunjukkan hasil konfigurasi routing untuk IPv6 dan perintah untuk melihat hasil konfigurasi routerdari semua routing adalah :

Router#show ip route Untuk routing IPv4 Router#show ipv6 route Untuk routing IPv6

Setelah tahapan setting router dilaksanakan, maka jaringan komputer yang terhubung dapat melakukan komunikasi data dengan jaringan komputer yang lain.Pada perancangan ini setiap koneksi yang terhubung dan tidak terdapat kesalahan dalam men-setting jaringan akan diindikasikan dengan adanya titik berwarna hijau, sedangkan untuk yang bermasalah akan diindikasikan dengan titik berwarna merah.


(54)

43 (a)

(b)

Gambar 3.5 Tampilan hasil konfigurasi routing pada (a)IPv4 dan (b) IPv6

Setiap router yang telah berhasil dikonfigurasikan secara staticmaka akan diinisialkan dengan huruf S, routing EIGRP maka akan diinisialisasikan dengan huruf D, routing RIP maka akan diinisiasikan dengan R, dan routing OSPF maka akan diinisiasikan dengan huruf O pada console router (SuperPutty).

Static

RIPng OSPF


(55)

44 3.1.6 Pengujian Packet Internet Gopher (PING)

PING adalah sebu

induktivitas

ping dapat diketahui apabila ada router yang belum

berhasil terhubung dan PC yang akan di ping tidak akan terdeteksi dari PC yang lainnya.Selain itu, ping dapat digunakan untuk mengecek kinerja jaringan tapi harus didukung dengan aplikasi wireshark.Gambar 3.6 adalah contoh tampilan ping.

Cara melakukan ping sebagai berikut:

1. Mengaktifkan VPCS dari menu Tools, kotak dialog command prompt,

2. Pilih VPCS yang ingin di ping, contoh VPCS [1] yang mewakili PC1 pada Network A,

3. Kemudian ketik : ping [ipaddresstujuan]

Contoh: - VPCS [1] >ping 192.168.1.18 Untuk routing IPv4 - VPCS [1] >ping2014:DB9:1:1::2Untuk routing IPv6

Maka akan tampak informasi keadaan setiap ping, apakah paket berhasil dikirim atau tidak.


(56)

45 (b)

Gambar 3.6 Tampilan ping PC1 pada NetworkA menuju PC8 pada Network B (a) Ping IPv4: (b) Ping IPv6

3.1.7 Pengujian Capture Paket

Capturepaket adalah salah satu proses penangkapan trafik pada suatu media transmisi yang dipantau. Dengan Capture dapat diketahui dengan menggunakan aplikasi wireshark.Gambar 3.7 adalah tampilan wireshark pada saat Meng-capture.Cara melakukan capture sebagai berikut :

1. Klik kanan salah satu media trasmisi (kabel Ethernet atau serial) 2. Pilih start capture

3. Muncul kotak dialog klik ok

Dengan proses diatas maka aplikasi wireshark akan tampil dan menampilkan trafik paket-paket yang melalui media tersebut.


(57)

46 Gambar 3.7 Tampilan capture pada kabel Ethernet PC1 ke Router R1 menggunakan aplikasi

Wireshark

Dari Gambar 3.7, hasil capture paket dapat digunakan untuk evaluasi kinerja jaringan dengan mendapatkan hasil dari parameter throughput, delay, dan packet loss.Berikut tahap-tahapan pengujian hasil parameter dari aplikasi wireshark.

a. Pengujian Throughput

Untuk melakukan pengujian throughput dalam penelitian ini dengan cara meng-capture menggunakan aplikasi wireshark.

Cara melakukan pengambilan data pengujian throughput sebagai berikut : 1. Lakukan pengamatan selama beberapa menit,

2. Setelah selesai, pilih capture>>stop,

3. Pilih jenis protocol yang akan dianalisis. Pada gambar, yang akan dianalisis adalah protocol jenis ICMP (untuk IPv4) atau ICMPv6 (untuk IPv6),

4. Klik pilihstatistics>>summary. Hasil analisis menampilkan parameter throughput (jumlah data yang dikirim dan jumlah waktu pengiriman).


(58)

47 Gambar 3.8 menampilkan cara mengambil hasil throughput dari aplikasi wireshark.

Gambar 3.8 Tampilan hasil throughput dari aplikasi wireshark

b. Pengujian Delay

Untuk melakukan pengujian delay dalam penelitian dengan cara meng-capture menggunakan aplikasi wireshark. Cara melakukan pengambilan data pengujiandelay sebagai berikut :

1. Lakukan pengamatan selama beberapa menit, 2. Setelah selesai, pilih capture>>stop,

3. Pilih jenis protocol yang akan dianalisis. Pada gambar, yang akan dianalisis adalah protocol jenis ICMP (untuk IPv4) atau ICMPv6 (untuk IPv6),


(59)

48 4. Klik pilih statistics>>summary. Hasil analisis menampilkan parameter

delay (jumlah waktu pengiriman dan jumlah paket yang di-capture).

Gambar 3.9menampilkan cara mengambil hasil delay dari aplikasi wireshark.

Gambar 3.9 Tampilan hasil delay dari aplikasi wireshark

c. Pengujian Packet Loss

Untuk melakukan pengujian packet loss dalam penelitian dengan cara meng-capture menggunakan aplikasi wireshark. Cara melakukan pengambilan data pengujian packet loss sebagai berikut :

1. Lakukan pengamatan selama beberapa menit, 2. Setelah selesai, pilih capture>>stop,

3. Pilih jenis protocol yang akan dianalisis. Pada gambar, yang akan dianalisis adalah protocol jenis ICMP (untuk IPv4) atau ICMPv6 (untuk IPv6),

4. Klik pilih statistics>>convertions. Hasil analisis menampilkan parameter packet loss (jumlah paket dikirim dan jumlah paket diterima).


(60)

49 Gambar 3.10 menampilkan cara mengambil hasil packet loss dari aplikasi wireshark.

Gambar 3.10 Tampilan hasil packet loss dari aplikasi wireshark

3.2 Pengenalan Aplikasi Evaluasi Kinerja

Dalam melakukan evaluasi terhadap kinerja jaringan dalam Tugas Akhir ini menggunakan aplikasi GNS3 sebagai aplikasi utama sebagai emulator jaringan yang kompleks dan aplikasi wireshark sebagai aplikasi pendukung didalam GNS3 untuk menganalisis traffic pada jaringan.

3.2.1 Pengenalan AplikasiGraphical Network Simulator (GNS3)

GNS3 adalahsimulator jaringan berbasis grafis untuk pembuatan simulasijaringan yang kompleks. Program ini dapat berjalan pada sistem operasi Windows dan Linux. Simulasi GNS3 sama halnya seperti simulasi menggunakan Cisco Systems Internetwork Operating. Hal ini memungkinkan untuk menjalankan


(61)

50 IOS Cisco menggunakan program inti bernama Dynamips denganantarmuka yang lebih user friendly.

GNS3 juga mendukung program emulasi lainnya, yaitu Qemu, Pemu dan VirtualBox.Aplikasi ini digunakan untuk mengemulasikan Cisco ASA dan firewall PIX, Cisco IPS, router Juniper. GNS3 memungkinkan emulasi IOS Cisco pada Windows, Linux dan Mac OS X berbasis komputer.Sebagai tambahan, GNS3merupakan sebuah open source yang anda dapat download secara gratis.Gambar 3.11 menampilkan logo dari aplikasi GNS3 [7].

Gambar 3.11 Logo aplikasi GNS3 [7]

Item Tools yang Digunakan pada aplikasiGraphical Network Simulator (GNS3) Berikut ini adalah tampilan menuutama (main window) pada saat aplikasi GNS3dijalankan didalam sebuah komputer, seperti yang terlihat pada Gambar 3.12


(62)

51 Gambar 3.12 Tampilan utama pada aplikasiGNS3

Dalam program tersebut terdiri beberapa menu yang ditampilkan pada program ini diantaranya :

a. Kolom A (workspace)

Area ini merupakan sebuah tempat dimana akan merencanakan atau membuat sebuahjaringan, mengamati simulasi pada jaringan tersebut serta mengamati beberapamacam informasi dan statistik.

b. Kolom B(Console)

Pada bagian ini tersedia layanan untuk mengatur aktifitas GNS3 secara manual menggunakan commend.

c. KolomC (Kotak Pemilihan Jenis Alat / Koneksi)

Bagian ini digunakan untuk memilih sebuah alat yang digunakan dan ditempatkan pada workspace. Alat tersebut antara lain adalah BrowserRouters, Browser Switches, Browser End Devices, Browser Security Devices, Browser All DevicesdanAdd Link.

d. Kolom D (undo stack)

Bagian ini menyediakan informasi tentang perangkat yang terpasang di workspace.

e. Kolom E (capture)


(1)

125 2. Untuk jaringan menggunakan IPv6

a. Untuk Network A menuju Network B

Data hasil packet lossdihitung secara matematis sesuai hasil pengujian menurutaplikasiwireshark dapat dilihat pada Tabel3.31 menunjukkan hasil pengujian packet lossmenurut aplikasiwiresharkuntuk network A menuju network B.

Tabel3.31 Hasil pengujianpacket loss menurut aplikasiwireshark untuk

network A menuju network B pada jaringan menggunakan IPv6.

Banyak

Pengujian IP Tujuan

Jumlah Paket Yang Dikirim

Jumlah Paket Yang Diterima

Packet Loss (%) 1 2014:DB9:1:1::2 ke

2F45:DB9:1:1::2

1000 979 2,1

2 2014:DB9:1:1::3 ke 2F45:DB9:1:1::2

1000 970 3,0

3 2014:DB9:1:2::2 ke 2F45:DB9:1:1::2

1000 973 2,7

4 2014:DB9:1:3::2 ke 2F45:DB9:1:1::2

1000 975 2,5

5 2014:DB9:1:4::2 ke 2F45:DB9:1:1::2

1000 970 3,0

6 2014:DB9:1:1::2 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 977 2,3

7 2014:DB9:1:1:3 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 968 3,2

8 2014:DB9:1:2::2 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 975 2,5

9 2014:DB9:1:3::2 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 970 3,0

10 2014:DB9:1:4::2 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 977 2,3


(2)

126 b. Untuk Network A menuju Network C

Data hasil packet lossdihitung secara matematis sesuai hasil pengujian menurutaplikasiwireshark dapat dilihat pada Tabel3.32 menunjukkan hasil pengujian packet lossmenurut aplikasiwiresharkuntuk network A menuju network C.

Tabel3.32 Hasil pengujianpacket loss menurut aplikasiwireshark untuk

network A menuju network C pada jaringan menggunakan IPv6.

Banyak

Pengujian IP Tujuan

Jumlah Paket Yang Dikirim

Jumlah Paket Yang Diterima

Packet Loss (%) 1 2014:DB9:1:1::2 ke

2F00:DB9:1:4::2

1000 973 2,7

2 2014:DB9:1:1::3 ke 2F00:DB9:1:4::2

1000 975 2,5

3 2014:DB9:1:2::2 ke 2F00:DB9:1:4::2

1000 974 2,6

4 2014:DB9:1:3::2 ke 2F00:DB9:1:4::2

1000 970 3,0

5 2014:DB9:1:4::2 ke 2F00:DB9:1:4::2

1000 988 2,2

6 2014:DB9:1:1::2 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 970 3,0

7 2014:DB9:1:1:3 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 963 3,7

8 2014:DB9:1:2::2 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 979 2,1

9 2014:DB9:1:3::2 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 970 3,0

10 2014:DB9:1:4::2 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 973 2,7


(3)

127 c. Untuk Network B menuju Network A

Data hasil packet lossdihitung secara matematis sesuai hasil pengujian menurutaplikasiwireshark dapat dilihat pada Tabel3.33 menunjukkan hasil pengujian packet lossmenurut aplikasiwiresharkuntuk network B menuju network A.

Tabel3.33 Hasil pengujianpacket loss menurut aplikasiwireshark untuk

Network B menuju Network A pada jaringan menggunakan IPv6.

Banyak

Pengujian IP Tujuan

Jumlah Paket Yang Dikirim

Jumlah Paket Yang Diterima

Packet Loss (%) 1 2F45:DB9:1:1::2 ke

2014:DB9:1:3::2

1000 980 2,0

2 2F45:DB9:1:4::2 ke 2014:DB9:1:3::2

1000 974 2,6

3 2F45:DB9:1:1::2 ke 2014:DB9:1:4::2

1000 979 2,1

4 2F45:DB9:1:4::2 ke 2014:DB9:1:4::2

1000 977 2.3

5 2F45:DB9:1:1::2 ke 2014:DB9:1:1::2

1000 963 3,7

6 2F45:DB9:1:4::2 ke 2014:DB9:1:1::2

1000 963 3,7

7 2F45:DB9:1:1::2 ke 2014:DB9:1:1::3

1000 978 2,2

8 2F45:DB9:1:4::2 ke 2014:DB9:1:1::3

1000 985 1,5

9 2F45:DB9:1:1::2 ke 2014:DB9:1:2::2

1000 980 2,0

10 2F45:DB9:1:4::2 ke 2014:DB9:1:2::2

1000 978 2,2


(4)

128 d. Untuk Network B menuju Network C

Data hasil packet lossdihitung secara matematis sesuai hasil pengujian menurutaplikasiwireshark dapat dilihat pada Tabel3.34 menunjukkan hasil pengujian packet lossmenurut aplikasiwiresharkuntuk network B menuju network C.

Tabel3.34 Hasil pengujianpacket loss menurut aplikasiwireshark untuk

network B menuju network C pada jaringan menggunakan IPv6.

Banyak

Pengujian IP Tujuan

Jumlah Paket Yang Dikirim

Jumlah Paket Yang

Dikirim

Packet Loss (%) 1 2F45:DB9:1:1::2 ke

2F00:DB9:1:4::2

1000 975 2,5

2 2F45:DB9:1:1::2 ke 2F00:DB9:1:4::2

1000 978 2,2

3 2F45:DB9:1:1::2 ke 2F00:DB9:1:4::2

1000 975 2,5

4 2F45:DB9:1:1::2 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 971 2,9

5 2F45:DB9:1:1::2 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 970 3,0

6 2F45:DB9:1:4::2 ke 2F00:DB9:1:4::2

1000 968 3,2

7 2F45:DB9:1:4::2 ke 2F00:DB9:1:4::2

1000 973 2,7

8 2F45:DB9:1:4::2 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 968 3,2

9 2F45:DB9:1:4::2 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 975 2,5

10 2F45:DB9:1:4::2 ke 2F00:DB9:1:5::2

1000 982 1,8


(5)

129 e. Untuk Network C menuju Network A

Data hasil packet lossdihitung secara matematis sesuai hasil pengujian menurutaplikasiwireshark dapat dilihat pada Tabel3.35 menunjukkan hasil pengujian packet lossmenurut aplikasiwiresharkuntuk network C menuju network A.

Tabel3.35 Hasil pengujianpacket loss menurut aplikasiwireshark untuk

network C menuju network A pada jaringan menggunakan IPv6.

Banyak

Pengujian IP Tujuan

Jumlah Paket Yang Dikirim

Jumlah Paket Yang Dikirim

Packet Loss (%) 1 2F00:DB9:1:4::2

ke 2014:DB9:1:3::2

1000 978 2,2

2 2F00:DB9:1:5::2 ke 2014:DB9:1:3::2

1000 973 2,7

3 2F00:DB9:1:4::2 ke 2014:DB9:1:4::2

1000 974 2,6

4 2F00:DB9:1:5::2 ke 2014:DB9:1:4::2

1000 978 2,2

5 2F00:DB9:1:4::2 ke 2014:DB9:1:1::2

1000 963 3,7

6 2F00:DB9:1:5::2 ke 2014:DB9:1:1::2

1000 971 2,9

7 2F00:DB9:1:4::2 ke 2014:DB9:1:1::3

1000 974 2,6

8 2F00:DB9:1:5::2 ke 2014:DB9:1:1::3

1000 973 2,7

9 2F00:DB9:1:4::2 ke 2014:DB9:1:2::2

1000 974 2,6

10 2F00:DB9:1:5::2 ke 2014:DB9:1:2::2

1000 978 2,2


(6)

130 f. Untuk Network C menuju Network B

Data hasil packet lossdihitung secara matematis sesuai hasil pengujian menurutaplikasiwireshark dapat dilihat pada Tabel3.36 menunjukkan hasil pengujian packet lossmenurut aplikasiwiresharkuntuk network C menuju network B.

Tabel3.36 Hasil pengujianpacket loss menurut aplikasiwireshark untuk

network C menuju network B pada jaringan menggunakan IPv6.

Banyak

Pengujian IP Tujuan

Jumlah Paket Yang Dikirim

Jumlah Paket Yang Diterima

Packet Loss (%) 1 2F00:DB9:1:4::2 ke

2F45:DB9:1:1::2

1000 970 3,0

2 2F00:DB9:1:4::2 ke 2F45:DB9:1:1::2

1000 965 3,5

3 2F00:DB9:1:4::2 ke 2F45:DB9:1:1::2

1000 970 3,0

4 2F00:DB9:1:4::2 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 954 4,6

5 2F00:DB9:1:4::2 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 969 3,1

6 2F00:DB9:1:5::2 ke 2F45:DB9:1:1::2

1000 960 4,0

7 2F00:DB9:1:5::2 ke 2F45:DB9:1:1::2

1000 955 4,5

8 2F00:DB9:1:5::2 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 972 2,8

9 2F00:DB9:1:5::2 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 980 2,0

10 2F00:DB9:1:5::2 ke 2F45:DB9:1:4::2

1000 972 2,8