Tata Letak Alat Proses

1. Pertimbangan Ekonomis Biaya produksi diminimalisasi dengan cara menempatkan peralatan sedemikian rupa sehingga alat transportasi yang digunakan lebih efisien. 2. Faktor Kemudahan Operasi Letak tiap alat diusahakan agar dapat memberikan keleluasaan bergerak pada para pekerja dalam melaksanakan aktivitas produksi. Selain itu, alat- alat tersebut hendaknya diletakkan pada posisi yang tepat dan cukup mudah untuk dijangkau dan terdapat ruang antara disekitar peralatan untuk memudahkan pekerjaan operator. 3. Kemudahan Pemeliharaan Kemudahan pemeliharaan alat juga menjadi pertimbangan yang penting dalam menempatkan alat-alat proses. Hal ini dikarenakan pemeliharaan alat merupakan hal yang penting untuk menjaga alat beroperasi sebagaimana mestinya, dan supaya peralatan dapat berumur panjang. Penempatan alat yang baik akan memberikan ruang gerak yang cukup untuk memperbaiki jika terjadi kerusakan maupun untuk membersihkan peralatan. 4. Faktor Keamanan Alat-alat yang beroperasi pada temperatur tinggi perlu diisolasi untuk memperkecil resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan pada karyawan, seperti kebakaran, ledakan atau kebocoran dari peralatan dalam suatu pabrik. Unit Pemurnian Unit Penyimpanan dan persiapan Bahan Baku Unit Reaksi Unit Penyimpanan Produk Tata letak peralatan proses dilihat pada Gambar 7.3 sebagai berikut : Gambar 7.3. Tata Letak Alat Proses Keterangan : Kode Nama Alat Kode Nama Alat ST-101 Tangki Penyimpanan Asam Akrilat MD-301 Menata Destilasi 1 ST-102 Tangki Penyimpanan Metanol MD-302 Menara Destilasi 2 ST-103 Tangki Penyimpana Asam Sulfat MD-303 Menara Destilasi 3 RE-201 Reaktor 1 ST-301 Tangki Penyimpanan Metil Akrilat RE-202 Reaktor 2 ST-101 ST-102 ST-103 RE-202 RE-201 MD-301 MD-302 MD-303 ST-301 162

IX. INVESTASI DAN EVALUASI EKONOMI

Suatu pabrik layak didirikan jika telah memenuhi beberapa syarat antara lain keamanan terjamin dan dapat mendatangkan keuntungan. Investasi pabrik merupakan dana atau modal yang dibutuhkan untuk membangun sebuah pabrik yang siap beroperasi termasuk untuk start up dan modal kerja. Suatu pabrik yang didirikan tidak hanya berorientasi pada perolehan profit, tapi juga berorientasi pada pengembalian modal yang dapat diketahui dengan melakukan uji kelayakan ekonomi pabrik.

A. Investasi

Investasi total pabrik merupakan jumlah dari fixed capital investment, working capital investment , manufacturing cost dan general expenses. 1. Fixed Capital Investment Modal Tetap Fixed Capital Investment merupakan biaya yang diperlukan untuk mendirikan fasilitas-fasilitas pabrik secara fisik. FCI terdiri dari biaya langsung Direct Cost dan biaya tidak langsung Indirect Cost. Fixed capital investment pada prarancangan pabrik metil akrilat ditunjukkan pada Tabel 9.1 berikut ini. 163 Tabel 9.1. Fixed capital investment TABEL FIXED CAPITAL INVESTMENT 1. Direct Cost - Purchased equipment-delivered Rp 65,135,709,878.96 - Purchased equpment installation Rp 32,567,854,939.48 - Instrumentation dan controls Rp 9,770,356,481.84 - Piping Biaya perpipaan Rp 32,567,854,939.48 - Electrical installed Rp 19,540,712,963.69 - Buildings Rp 22,797,498,457.64 - Yard improvement Rp 6,513,570,987.90 - Service facilities Rp 32,567,854,939.48 - Tanah Rp 3,908,142,592.74 Total Direct Cost Rp 225,369,556,181.21 2. Indirect Cost - Engineering and supervision Rp 22,536,955,618.12 - Construction expenses Rp 18,029,564,494.50 - Contractor Fee Rp 9,014,782,247.25 - Biaya tak terduga Rp 22,122,482,871.12 - Plant start up Rp 18,962,128,175.25 Total indirect Cost Rp 90,665,913,406.24 Fixed Capital Investment Rp 316,035,469,587.45 2. Working Capital Investment Modal Kerja WCI industri terdiri dari jumlah total uang yang diinvestasikan untuk stok bahan baku dan persediaan; stok produk akhir dan produk semi akhir