ANALISIS PAKAN ORANGUTAN (Pongo abelii) DI TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG BESITANG SUMATERA UTARA.

ANALISIS PAKAN ORANGUTAN (Pongo abelii) DI TAMAN
NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG
BESITANG SUMATERA UTARA

Oleh:

M. Rindi Zulfahri
NIM 4123220015
Program Studi Biologi

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Sains

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016

i


ii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan, pada tanggal 16 Juli 1993. Ibu bernama
Rohana dan ayah bernama Ahmad Riadi, dan merupakan anak kedua dari dua
bersaudara. Pada Tahun 2000, Penulis masuk di SD Negeri 101732 Kp. Lalang,
dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di SMP
Negeri 30 Medan, dan lulus tahun 2009. Pada tahun 2009, penulis melanjutkan
sekolah di SMA Negeri 15 Medan dan lulus tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis
diterima di Program Studi Biologi, Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri
Medan melalui tes tertulis SNMPTN.
Penulis aktif dalam kegiatan intrakurikuler di HMJ Biologi UNIMED
tahun 2013-2014 dan Komunitas Ilmuwan Muda Biologi (KIMBI) UNIMED dari
tahun 2012 sampai sekarang. Selain itu, penulis aktif organisasi di luar kampus
seperti Relawan Rumah Zakat (RZ) Medan dan Masyarakat Pohon Bumi
(Mahoni) Kota Medan.
Selama kuliah, penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Balai
Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) SUMUT pada semester VII. Penulis
pernah menjadi asisten matakuliah Praktikum Morfologi Tumbuhan, Praktikum

Anatomi Tumbuhan dan Praktikum Etnobotani.
Penulis pernah terpilih sebagai finalis Esai Tingkat Nasional pada acara
Brawijaya Geophysics Festival 2014 di Universitas Brawijaya Malang, finalis
LKTI Tingkat Nasional pada acara MITI Paper Challenge dari Masyarakat
Ilmuwan Teknolog Indonesia (MITI) Klaster Mahasiswa di Universitas Gajah
Mada tahun 2014 dan finalis XL Future Leader Regional SUMUT tahun 2014.
Penulis terpilih dalam program beasiswa Yayasan Orangutan Sumatera Lestari –
Orangutan Infomation Center (YOSL-OIC) 2015, Juara 1 LKTI Tingkat FMIPA
UNIMED tahun 2015 dan terpilih PKM-GT 2015 didanai oleh Kemenristekdikti
serta mendapat beasiswa PPA.

iii

ANALISIS PAKAN ORANGUTAN (Pongo abelii) DI TAMAN
NASIONAL GUNUNG LEUSER RESORT SEI BETUNG
BESITANG SUMATERA UTARA
M. Rindi Zulfahri (NIM 4123220015)

ABSTRAK
Orangutan (Pongo abelii) merupakan satwa endemik yang keberadaannya di

Pulau Sumatera dan Kalimantan, termasuk kategori spesies terancam punah
(Critically Endangered) menurut IUCN. Ketersediaan pakan di hutan memiliki
peran penting dalam pengelolaan populasi orangutan agar terhindar dari
kepunahan. Pada umumnya orangutan dewasa jantan dan betina yang hidup di
alam dengan bobot badan 55 kg membutuhkan energi sebesar 1.414 kalori.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan nutrisi dari pakan alami
orangutan di Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung, Besitang.
Sampel yang digunakan dalam penelitian terdiri 5 jenis tumbuhan pakan
orangutan yaitu Artocarpus dadah, Callerya artopurpurea, Endospermum
diadenum, Ficus glomerata, dan Polyalthia sumatrana. Selanjutnya dianalisis
dengan metode analisis proksimat yaitu penentuan jumlah zat pakan yang
terkandung dalam suatu sampel seperti kadar karbohidrat, lemak, protein, air,
tanin, dan mineral berupa Ca, K, Fe dan Zn. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
buah Ficus glomerata sudah mencukupi kebutuhan nilai kalori pada orangutan
dewasa, remaja, dan anak-anak dengan jumlah kalori sebesar 2.058,4 kalori
sedangkan daun Polyalthia sumatrana dan kulit kayu Ficus glomerata sudah
mencukupi kebutuhan nilai kalori pada orangutan yang berumur 2-4 tahun
(kategori bayi hingga anak-anak) dengan memiliki nilai kalori secara berturutturut yaitu 1.337,4 dan 1.220 kalori dan daun Endospermum diademum sudah
mencukupi kebutuhan nilai kalori pada orangutan yang berumur 2 tahun (kategori
bayi) dengan nilai kalori sebesar 1.081,8 kalori.

Kata Kunci : Pakan, Orangutan, Nutrisi, TNGL.

iv

ANALYSIS OF ORANGUTAN FEED (Pongo abelii) IN GUNUNG
LEUSER NATIONAL PARK RESORT SEI BETUNG
BESITANG SUMATERA UTARA
M. Rindi Zulfahri (NIM 4123220015)

ABSTRACT
Orangutan (Pongo abelii) is an endemic species whose presence in Sumatra and
Kalimantan, it belongs to Critically Endangered Species according to IUCN. The
availability of food in the forest has an important role in management of
orangutan population in order to avoid extinction. In general, adult orangutans
both males and females living in nature with body weight of 55 kg obtained total
energy needs by 1.414 calories. This study aimed to determine the nutritional
content of natural feed orangutans in Gunung Leuser National Park Resort Sei
Betung, Besitang. The samples used in the study consisted of 5 orangutan feed
species were Artocarpus dadah, Callerya artopurpurea, Endospermum diadenum,
Ficus glomerata, and Polyalthia sumatrana. Then samples were analyzed by

proximate analysis method in determining the amount of feed substance contained
in a sample such as carbohydrate, fat, protein, water, tannin, and minerals such as
Ca, K, Fe and Zn. The study results showed that fruit of Ficus glomerata is
sufficient for orangutan adults, adolescents and children with caloric value of
2.058,4 calories while Polyalthia sumatrana leaves and bark of Ficus glomerata
is sufficient for orangutans aged 2-4 years (category infants to children) with
consecutive caloric value are 1.337,4 and 1.220 calories and leaves Endospermum
diademum is sufficient for orangutans aged 2 years old (baby class) with calorific
value of 1.081,8 calories.
Key Words : Feed, Orangutan, Nutrition, TNGL

v

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan Alhamdulillahirabbil Alamin, penulis bersyukur
kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya sehingga dapat melakukan
penelitian dilapangan dan laboratorium serta menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Analisis Pakan Orangutan (Pongo abelii) di Taman Nasional Gunung Leuser
Resort Sei Betung Besitang Sumatera Utara” untuk memenuhi persyaratan dalam

meraih gelar sarjana sain di Prodi Biologi, FMIPA Universitas Negeri Medan.
Secara khusus kepada kedua orang tua, nenek, kakak dan seluruh keluarga atas
segala doa, kasih sayang dan dukungannya baik materi maupun moral saya
sampaikan banyak terima kasih.
Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu Selvia Dewi Pohan,
S.Si, M.Si selaku pembimbing skripsi, Bapak Dr. Mufti Sudibyo, M.Si sebagai
penguji pertama, Bapak Drs. Tonggo Sinaga, M.S sebagai penguji kedua dan Ibu
Dra. Mariaty Sipayung, M.Si sebagai penguji ketiga atas ketelitian, koreksi, saran
dan masukan yang berharga demi kesempurnaan skripsi ini.
Penghargaan yang sebesar-besarnya juga diberikan kepada Bapak Drs.
Lazuardi, M.Si selaku pembimbing akademik, yang selalu mendorong dan
memotivasi penulis pada masa perkuliahan dari awal hingga akhir. Penghargaan
yang sebesar-besarnya diberikan pula kepada Bapak Dr. Hasruddin, M.Pd dan Ibu
Endang S. Gultom, S.Si, M.Si Apt selaku Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan
Biologi serta Ibu Dr. Melva Silitonga, M.S selaku Ketua Prodi Biologi NonKependidikan FMIPA Universitas Negeri Medan atas segala kemudahan dalam
administrasi dan surat menyurat pada masa perkuliahan dan penelitian.
Penulis sangat berterima kasih kepada Mr. Gary Shapiro, Ph.Dselaku
Chairman of Orangutan Republic Foundation (OURF) dan Bapak Panut
Hadisiswoyo, S.S, M.A, M.Sc selaku Founding pada Yayasan Orangutan
Sumatera Lestari – Orangutan Information Center (YOSL - OIC) serta Bang Rio

Ardi yang telah banyak memberikan saran dalam penelitian skripsi ini.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada Bapak Drs. Andi Basrul selaku Kepala Balai Besar Taman Nasional
Gunung Leuser (BB TNGL) yang telah mengijinkan dalam penelitian dan

vi

pengambilan sampel di kawasan Resort Sei Betung TNGL SUMUT. Terima kasih
juga dalam membantu penelitian di lapangan dan laboratorium kepada Kak
Darsimah, Bang Edi Bardo, Uwek Jamin, Uwek Adi dan staf lapangan Resort Sei
betung, serta pihak Laboratorium Kimia Universitas Negeri Medan dan
Laboratorium PPKS Medan.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia,
M.Sc, Ibu Dr. Tumiur Gultom, S.P, M.P, dan Bapak Drs. Zulkifli Simatupang,
M.Pdselaku dosen pembimbing lomba karya tulis ilmiah. Penulis juga
berterimakasih kepada Ibu Wina Dyah, S.Si, M.Si dan Ibu Dra. Cicik Suriani,
M.Si yang sudah mengangkat saya sebagai asisten di matakuliah Praktikum
Morfologi Tumbuhan, Praktikum Anatomi Tumbuhan dan Praktikum Etnobotani.
Rasa persahabatan dan terima kasih yang mendalam diberikan kepada
seluruh teman kelas Biologi Nondik B 2012 atas obrolan, senda gurau,dan

keakrabannya selama perkuliahan.
Semoga hasil penelitian ini bermanfaat bagi konservasi orangutan
Sumatera dalam hal memberikan harapan bagi keberlangsungan hidup di masa
datang.

Medan, Juni 2016

M. Rindi Zulfahri
NIM. 4123220015

vii

DAFTAR ISI

Halaman
Lembaran Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Abstract
Kata Pengantar

Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel

i
ii
iii
iv
v
vii
ix
x

BAB I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
1.2. Batasan Masalah
1.3. Rumusan Penelitian
1.4. Tujuan Penelitian
1.5. Manfaat Penelitian


1
3
4
4
4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Taman Nasional Gunung Leuser
2.2. Morfologi dan Distribusi Orangutan
2.3. Pola Makan Orangutan
2.4. Populasi Orangutan
2.5. Penyebaran Orangutan
2.6. Jenis Pohon Pakan Orangutan
2.7. Nutrisi yang Dibutuhkan Orangutan

5
6
7
8
9

9
13

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
3.2. Sampel
3.3. Alat dan Bahan
3.3.1. Alat dan Bahan di Lapangan
3.3.2. Alat dan Bahan di Laboratorium
3.4. Prosedur Penelitian
3.4.1. Pengambilan Sampel di Lapangan
3.4.2. Penentuan Kadar Protein
3.4.3. Penentuan Kadar Lemak
3.4.4. Penentuan Kadar Karbohidrat
3.4.5. Penentuan Kadar Air
3.4.6. Penentuan Kadar Tanin
3.4.7. Penentuan Kadar Abu
3.5. Tabel Data Tumbuhan yang Akan Diteliti
3.6. Analisis Data

18
18
18
18
18
19
19
20
20
20
21
21
22
25
25

viii

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Kandungan Senyawa Organik Pakan Orangutan
4.1.2. Kadar Mineral Pakan Orangutan
4.2. Pembahasan
4.2.1. Kategori Perkembangan Orangutan dan Nilai Kalori
Pakan Orangutan

26
26
27
27
31

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

36
36

DAFTAR PUSTAKA

37

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1.

Peta Resort Sei Betung

6

Gambar 2.2.

Arthocaprus dadah

10

Gambar 2.3.

Endospermum diadenum

11

Gambar 2.4.

Callerya artopurpurea

12

Gambar 2.5.

Ficus glomerata

12

Gambar 2.6.

Polyalthia sumatrana

13

Gambar 2.7.

Struktur Kimia Glukosa

14

Gambar 2.8.

Struktur Kimia Protein

15

Gambar 2.9.

Struktur Kimia Lemak

16

Gambar 2.10. Struktur Kimia Tanin

16

x

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1. Unsur-unsur Mineral dan Jumlah yang Dibutuhkan
dalam Tubuh Hewan

17

Tabel 3.1. Nama Alat yang Digunakan pada Penelitian dan
Kegunaannya

18

Tabel 3.2. Daftar Jenis Makanan Orangutan di
Resort Sei Betung

25

Tabel 4.1. Kandungan Senyawa Organik Pakan Orangutan

26

Tabel 4.2. Kadar Mineral Pakan Orangutan

27

Tabel 4.3. Kategori Perkembangan Orangutan

32

Tabel 4.4. Perhitungan Nilai Kalori Pakan Orangutan

34

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1.

Analisis Data

41

Lampiran 2.

Dokumentasi Penelitian

47

1

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Orangutan (Pongo abelii) merupakan salah satu kera besar yang masih
bertahan di wilayah Asia Tenggara khususnya di Pulau Sumatera. Sedangkan
kerabat yang terdekat dengan Pongo abelii adalah Pongo pygmaeus yang hidup di
Pulau Kalimantan. Di alam, orangutan hidup secara semi soliter dan arboreal
dengan kondisi hutan yang menghasilkan buah sebagai sumber pakan utamanya.
Orangutan sebagai makhluk hidup memiliki beragam aktivitas yang
dilakukan setiap hari seperti membuat sarang, bersosialisasi, makan, beristirahat,
dan lain sebagainya. Di antara aktivitas tersebut, aktivitas makan merupakan
aktivitas dengan frekuensi tertinggi. Pada umumnya orangutan termasuk satwa
frugivora (pemakan buah) dalam jumlah besar, selain itu orangutan juga
mengkonsumsi daun, liana, kulit kayu, serangga, dan kadang-kadang memakan
tanah dan vertebrata kecil (WWF, 2007).
Saat ini penyebab utama penyempitan daerah sebaran orangutan karena
manusia yang menyukai tempat hidup yang sama dengan orangutan, terutama
dataran alluvial di sekitar daerah aliran sungai dan hutan rawa gambut. Fungsi
lahan tersebut berubah karena kebutuhan manusia terhadap kegiatan sosial,
ekonomi, dan budaya.
Penyusutan dan kerusakan kawasan hutan dataran rendah di Sumatera dan
Kalimantan terjadi selama sepuluh tahun terakhir dan telah mencapai titik kritis.
Kerusakan tersebut menyebabkan jumlah habitat orangutan menurun sebesar 11,5% per tahun di Sumatera sedangkan di Kalimantan sebesar 1,5-2% per
tahunnya. Kondisi yang sangat mengkhawatirkan tersebut telah menempatkan
orangutan sumatera ke dalam kategori spesies yang paling terancam punah
(Critically Endangereed) (IUCN, 2007). Hal tersebut terjadi karena hutan yang
menjadi habitat orangutan telah rusak akibat penebangan liar, konversi lahan dan
kebakaran hutan, perburuan untuk penjualan daging orangutan serta perdagangan
orangutan sebagai hewan peliharaan (Kuncoro, 2004).

2

Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) terletak di Provinsi Sumatera
Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam yang memiliki luas sebesar 1.094.692 ha
yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia sejak tahun 1980 (OIC, 2009) dengan
tipe ekosistem hutan pantai dan hutan hujan tropika dataran rendah sampai
pegunungan (TNGL, 2012). Taman Nasional Gunung Leuser memiliki fungsi
utama dalam sistem penyangga kehidupan dengan fokus pengelolaan untuk
mempertahankan keanekaragaman hayati yang tinggi dan habitat penting bagi
keberadaan beberapa spesies. Taman Nasional Gunung Leuser merupakan situs
warisan dunia (world heritage site) yang mengalami keterancaman degradasi
keanekaragaman hayati yang disebabkan oleh illegal logging, perambahan
kawasan, kebakaran dengan pengurangan luas sebesar 22.000 ha di wilayah
Besitang Kabupaten Langkat (Thoha, 2008).
Resort Sei Betung merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Gunung
Leuser yang berada di Desa Halaban Kecamatan Besitang Kabupaten Langkat
Provinsi Sumatera Utara. Resort Sei Betung juga merupakan bekas perkebunan
kelapa sawit yang kini diusahakan untuk dikembalikan ke fungsi awalnya dengan
kegiatan restorasi (Fajria, ?). Resort Sei Betung terdiri dari tiga kawasan yaitu
hutan primer, hutan sekunder, dan area restorasi.Hutan primer dengan luas 3.000
Ha dan didominasi oleh tumbuhan dari jenis dipterocarpaceae, sedangkan hutan
sekunder dengan luas 500 Ha dan area restorasi merupakan kawasan bekas
perambahan kebun kelapa sawit yang sedang diupayakan untuk menjadi hutan
primer dengan menumbuhi pohon buah sebagai sumber pakan bagi orangutan.
Sehingga hutan di Resort Sei Betung diharapkan mampu menyediakan habitat
tambahan untuk mendukung program pelepasliaran orangutan di kawasan Taman
Nasional Gunung Leuser khususnya Resort Sei Betung.
Adanya gangguan tersebut mengakibatkan sejumlah pohon yang merupakan
sumber pakan orangutan menjadi berkurang. Pakan merupakan aspek penting
dalam pengelolaan populasi orangutan, karena ketersediaan pakan mempengaruhi
senyawa kimia alami yang diperlukan oleh tubuh untuk keseimbangan fungsi
organ-organ secara biologis bagi makhluk hidup (Tejasari, 2005). Pada umumnya
orangutan mengeluarkan energi sebesar 692,57 dan 739,60 kalori untuk orangutan
betina dan jantan yang berumur 2 tahun, sedangkan orangutan betina dan jantan

3

yang berumur 2 tahun membutuhkan energi sebesar 1.042,10 dan 1.066,60 kalori.
Untuk orangutan betina dan jantan yang berumur 4 tahun mengeluarkan energi
sebesar 1.088,84 dan 945,61 kalori, sedangkan energi yang dibutuhkan sebesar
1.402,03 dan 1.227,40 kalori (Zuraida, 2006).
Orangutan merupakan satwa liar diurnal (aktif pada siang hari) yang
mencari makan pada tajuk pohon. Pola makan sangat mempengaruhi kondisi
biologis dan cara hidupnya. Oleh karena itu, distribusi jumlah dan kualitas
makanannya menurut waktu dan tempat tertentu merupakan faktor penentu utama
perilaku pergerakan, kepadatan populasi yang akhirnya menentukan organisasi
sosialnya (Kuswanda, 2014).
Orangutan merupakan fauna yang bersifat mutlak dan tidak dapat diganti
dalam pembentukan lingkungan hidup. Kondisi yang sehat di dalam hutan
merupakan hal terpenting agar terhindar dari kepunahan. Hal utama yang sangat
penting untuk diketahui adalah kandungan nutrisi makanan alami orangutan di
hutan yang terdiri dari karbohidrat, protein, lemak, air, tanin, dan abu termasuk
unsur mineral baik makro maupun mikro. Berdasarkan latar belakang di atas
peneliti tertarik untuk meneliti Analisis Pakan Orangutan (Pongo abelii) di Taman
Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung Besitang Sumatera Utara.
1.2. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada:
a. Kandungan nutrisi yang diuji adalah karbohidrat, protein, lemak, kadar air,
tanin, dan abu termasuk unsur mineral makro (Ca dan K) dan mikro (Fe
dan Zn).
b. Jenis tumbuhan yang dibatasi adalah 5 jenis tumbuhan yang paling sering
di makan orangutan di Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung.
c. Lokasi pengambilan sampel tumbuhan di batasi pada tumbuhan yang
terdapat di Taman Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung.

4

1.3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimanakah kandungan nutrisi pakan orangutan terhadap kebutuhan
nutrisi orangutan di Resort Sei Betung?

1.4. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui kandungan nutrisi pakan orangutan terhadap kebutuhan
nutrisi orangutan di Resort Sei Betung.

1.5. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai informasi mengenai
kandungan nutrisi dan sumber pakan orangutan dalam mengambil kebijakan
melestarikan beberapa jenis tumbuhan yang potensial bagi kelangsungan hidup
orangutan.

36

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka diperoleh beberapa kesimpulan yaitu :
1. Kebutuhan nutrisi orangutan di Resort Sei Betung dikategorikan sudah
mencukupi dari total kebutuhan kalori pada orangutan. Kategori kecukupan
nilai kalori orangutan terdapat pada buah Ficus glomerata sudah mencukupi
kebutuhan nilai kalori pada orangutan dewasa, remaja, dan anak-anak dengan
memiliki nilai kalori sebesar 2.058,4 kalori sedangkan daun Polyalthia
sumatrana dan kulit kayu Ficus glomerata sudah mencukupi kebutuhan nilai
kalori pada orangutan yang berumur 2-4 tahun (kategori bayi hingga anakanak) dengan memiliki nilai kalori secara berturut-turut yaitu 1.337,4 dan
1.220 kalori dan daun Endospermum diademum sudah mencukupi kebutuhan
nilai kalori pada orangutan yang berumur 2 tahun (kategori bayi) dengan nilai
kalori sebesar 1.081,8 kalori.
5.2. Saran
Terkait dengan hasil penelitian yang diperoleh, beberapa saran yaitu :
1. Perlu adanya monitoring terhadap jenis-jenis pakan orangutan dan perlunya
pengkayaan pada jenis Ficus glomerata yang memiliki manfaat tinggi bagi
pakan orangutan di Resort Sei Betung.
2. Perlu adanya pembuatan jalur pengamatan orangutan di Resort Sei Betung agar
mempermudah dalam melakukan penelitian orangutan.

37

DAFTAR PUSTAKA
Aini, Fitrotul., (2011), Preferensi dan Kandungan Nutrisi Pakan Orangutan
Sumatera (Pongo abelii) di Stasiun Penelitian Hutan Lindung Batang Toru,
Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, Skripsi, Fakultas Kehutanan IPB, Bogor.
Ananta, Aditya., (2010), Pengaruh Jenis Biofermentor Laru Daun Jati dan Ragi
Tempe terhadap Kadar Protein, Lemak, Karbohidrat, Air dan Abu pada
Proses Pembuatan Tempe,Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.
Arifin, Zainal., (2008), Beberapa Unsur Mineral Esensial Mikro dalam Sistem
Biologi dan Metode Analisisnya, Jurnal Litbang Pertanian, 27(3).
Asian

Plant.,
(?),
Annonaceae:
Polyalthia
sumatrana,
http://www.asianplant.net/Annonaceae/Polyalthia_sumatrana.htm (Diakses
15 Desember 2015).

Bara, Esra Kiding., (2007), Kadar Tanin Kulit Kayu Bruguiera parviflora pada
Beberapa Kelas Diameter, Skripsi Fakultas Kehutanan Universitas Negeri
Papua, Manokwari.
Basri, M., dan Rukmi., (2011), Jenis dan Kandungan Tanin Pakan Satwa Anoa
(Bubalus sp), Jurnal Media Peternakan 30-34.
Bintang, Maria., (2010), Biokimia Teknik Penelitian, Erlangga, Jakarta.
Departemen Kehutanan., (2007), Strategi dan Rencana Aksi Konservasi
Orangutan Indonesia 2007-2017, Departemen Kehutanan, Jakarta.
Fajria, Aulia., (?), Kajian Hubungan Antara Transformasi Habitat Terhadap
Kelimpahan Komposisi Serangga Polinator di Kawasan Taman Nasional
Gunung Leuser, Skripsi IPB, Bogor.
Fajriati, Imelda., (2006), Optimasi Metode Penentuan Tanin (Analisis Tanin
Secara Spektofotometer dengan Pereaksi Orto-Fenantrolin), Jurnal Kaunia
2(2).
Hermiastuti, Meirinda., (2013), Analisis Kadar Protein dan Identifikasi Asam
Amino pada Ikan Patin (Pangasius djambal), Skripsi FMIPA UNEJ,
Jember.
IPB

Biotics.,
(2016),
Detail
Organisme
Obat,http://apps.cs.ipb.ac.id/ipbiotics/user/organism/detail/detail_organism
e_obat.php?id=830(Diakses 15 Desember 2015).

IUCN., (2007), IUCN Red List of Threatened Species, IUCN, Gland, Switzerland.
Kartika, Eka Yulli., (?), Penentuan Kadar Air dan Kadar Abu pada Biskuit, UIN
Syarif Hidayatullah, Jakarta.

38

Ketaren, P.P, A.P. Sinurat, T. Purwadaria, I.P. Kompiang, dan M. Amir., (2001),
Penggunaan Rayap (Glyptotermes montanus) sebagai Bahan Pakan Ayam,
Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 6(2).
Kuncoro, Purwo., (2004), Aktivitas Harian Orangutan Kalimantan (Pongo
pygmaeus Linnaeus,1760) Rehabilitan di Hutan Lindung Pegunungan
Meratus, Kalimantan Timur, Skripsi, FMIPA Universitas Udayana, Bali.
Kuswanda, Wanda., (2014), Orangutan Batang Toru: Kritis di Ambang Punah,
Forda Press, Bogor.
Legowo, A. Mohamad., dan Nurwantoro, (2004), Diktat Kuliah Analisis Pangan,
Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.
Lestari, Puji., Susinggi Wijana., dan Widelia Eka Putri, (?), Ekstraksi Tanin dari
Daun Alpukat (Persea americana) sebagai Pewarna Alami (Kajian
Proporsi Pelarut dan Waktu Ekstraksi), FTP UB, Malang.
Matsjeh, Sabirin dkk., (1994), Kimia Organik II, UGM Press, Yogyakarta.
OIC., (2009), Buku Saku Menuju Taman Nasional Gunung Leuser, OIC Press,
Medan.
Onrizal, dan Erwin A Perbatakusuma., (2010), Potensi Pohon Pakan Orangutan
Sumatera untuk Kegiatan Rehabilitasi di Blok Barat dan Timur Hutan
Batang Toru, Khususnya Kawasan Koridor Orangutan Batang Toru
Provinsi Sumatera Utara, Laporan Penelitian Pakan Orangutan Batang Toru
1, Medan.
Pangaribuan, Ivo Titary., (2008), Isolasi, Identifikasi dan Karakterisasi Mikroba
Pengurai Asam Lemak dari Limbah PT. Ecogreen Oleochemical Medan
Plant, Skripsi, FMIPA UNIMED, Medan.
Perpustakaan Cyber., (2013), Pengertian Lemak, Struktur, Sifat dan Contoh,
http://perpustakaancyber.blogspot.co.id(Diakses 15 Desember 2015).
Poedjiadi, Anna., dan F.M. Titin Supriyanti., (2006), Dasar-Dasar Biokimia, UI
Press, Bandung.
Prayogo, H., Thohari, A.M, dkk., (2014), Karakter Kunci Pembeda Antara
Orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) dengan Orangutan Sumatera
(Pongo abelii), Bionatura - Jurnal Ilmu-ilmu Hayati dan Fisik 16: 61-68.
Rahayu, Anny., Suranto., Tjahjadi Purwoko., (2005), Analisis Karbohidrat,
Protein, dan Lemak pada Pembuatan Kecap Lamtoro Gung (Leucaena
leucochepala) Terfermentasi Aspergillus oryzae, Jurnal Bioteknologi 2(1):
14-20.
Rangkuti, Reza., Pindi Patana., Siti Latifah., (2012), Pola Aktivitas Orangutan
Sumatera (Pongo abelii) pada Struktur dan Komposisi Vegetasi Hutan di

39

Pusat Pengamatan Orangutan Sumatera Taman Nasional Gunung Leuser,
Laporan Hasil Penelitian, Program Studi Kehutanan USU.
Rasmada, Sada., (2008), Analisis Kebutuhan Nutrien dan Kecernaan Pakan
pada Owa Jawa (Hylobates moloch) di Pusat Penyelamatan Satwa GadogCiawi Bogor, Skripsi, Fakultas Peternakan IPB, Bogor.
Rijksen, H.D., (1978), A Field Study of the Sumatran Orangutan (Pongo
pygmaeys abelii): Ecology, Behaviour and Conservation. Agricultural
University, Wageningen, Netherlands.
Riptianingsih, Fery Dwi., (2014), Perilaku Makan dan Status Nutrisi Boti
(Macaca tonkeana) di Pusat Primata Schmutzer dan Taman Margasatwa
Ragunan Jakarta, Thesis, Sekolah Pasca Sarjana IPB, Bogor.
Rodman, P.S., (1977), Feeding Behaviour of Orangutan of The Kutai Nature
Reserve, East Kalimantan, Academic Press, New York.
Rohman, Nur., (1993), Pengaruh Kadar Protein Ransum Terhadap Penampilan
Kera Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Skripsi, Fakultas Peternakan
IPB, Bogor
Rumus Kimia., (?), Struktur Protein dan Jenis-Jenisnya, http://rumuskimia.com/struktur-protein-dan-jenis-jenisnya/ (Diakses 15Desember 2015).
Sa’adah, Lailis., (2010), Isolasi dan Identifikasi Senyawa Tanin dari Daun
Belimbing Wuluh (Averhoa belimbii), Skripsi FST UIN Maulana Malik
Ibrahim, Malang.
Santosa, Yanto., Agustinus Krisdijantoro., dkk., (2011), Analisis Pola
Penggunaan Ruang dan Waktu Orangutan (Pongo pygmaeus Linnaeus,
1760) di Hutan Mentoko Taman Nasional Kutai Kalimantan Timur, Jurnal
Penelitian Hutan dan Konservasi Alam 8: 109-117.
Siahaan, Darsimah., (2014), Studi Ekologi pada Beringin (Ficus spp.) di Taman
Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung Kecamatan Besitang Kabupaten
Langkat, Sumatera Utara, Skripsi FMIPA UNIMED, Medan.
Soendjoto, Mochamad Arief., Hadi Sukadi Alikodra., dkk., (2006), Jenis dan
Komposisi Pakan Bekantan (Nasalis larvatus) di Hutan Karet Kabupaten
Tabalong, Kalimantan Selatan, Jurnal Biodiversitas, 7 : 34-38.
Sulistyadi, Eko., Agus Priyono Kartono., dan Ibu Maryanto., (2013), Pergerakan
Lutung Jawa ( Trachypithecus auratus) pada Fragmen Habitat Terisolasi di
Taman Wisata Alam Gunung Pancar (TWAGP) Bogor, Jurnal Biologi 12(3).
Suparjo., (2010), Analisis Bahan Pakan Secara Kimiawi : Analisis Proksimat dan
Analisis Serati,Fakultas Peternakan Universitas Jambi, Jambi.
Tejasari., (2005), Nilai Gizi Pangan, Graha Ilmu, Jember.

40

Thoha, Achmad Siddik, dan Alfan Gunawan Ahmad., (2008), Teknik Rehabilitasi
Hutan Berbasis Sistem Informasi Geografis di Taman Nasional Gunung
Leuser, Lembaga Penelitian USU, Medan.
TNGL., (2012), Taman Nasional Gunung Leuser, gunungleuser.or.id (Diakses
tanggal 12 November 2015).
Utami, Sri Suci., Serge A. Wich., et al., (1997), Food Competition Between Wild
Orangutans in Large Fig Trees, International Journal of Primatology 3.
Utomo, Budi., (2008), Dampak Perambahan Hutan Taman Nasional Gunung
Leuser Terhadap Aspek Sosial Ekonomi Masyarakat, Jurnal Hutan dan
Masyarakat 3(1).
Wheatley, B. P., (1982), Energetics of Foraging in Macaca fascularis and Pongo
pygmaeus and a Selective Advantage of Large Body Size in Orangutan,
Primates 23 (3): 348-363.
Wich, SA., Atmoko SSU., et al., (2006), Dietary and Energetic Responses of
Pongo abelii to Fruit Availability Fluctuations, International Journal of
Primatology 27, 1538 – 1540.
Widiani., Indah., (2014), Analisis Jenis Pohon Buah Pakan di Sekitar Sarang
Orangutan Sumatera (Pongo abelii) di Hutan Primer dan Sekunder Taman
Nasional Gunung Leuser Resort Sei Betung, Sumatera Utara., Skripsi,
FMIPA UNIMED, Medan.
WWF., (2007), Dampak Perubahan Iklim Terhadap Habitat Orangutan, Jakarta:
WWF-Indonesia.
Yuliarta., Sri Roma., (2009), Perilaku Harian Ibu dan Anak Orangutan (Pongo
abelii) di Ekowisata Bukit Lawang Taman Nasional Gunung Leuser
Kabupaten Langkat, Skripsi, FMIPA USU, Medan.
Zuhra, Ridhatul., Dyah Perwitasari., dkk., (2009), Aktivitas Makan Orangutan
(Pongo pygmaeus) di Pusat Primata Schmutzer Jakarta, Jurnal Primatologi
Indonesia 6: 21-26.
Zuraida., (2004), Konsumsi dan Kandungan Nutrien Pakan Orangutan (Pongo
pygmaeus) (Studi Kasus di Pusat Reintroduksi Orangutan, Wanariset
Samboja – Kalimantan Timur., Thesis, Institut Pertanian Bogor.
Zuraida., (2006), Kuantitas dan Kualitas Nutrisi Pakan Orangutan di Pusat
Reintroduksi Orangutan Wanariset Samboja-Kalimantan Timur, Buletin
Plasma Nutfah 12(1).