Riwayat Persalinan Faktor-faktor terjadinya Rupture Perineum

2.3.4 Riwayat Persalinan

Riwayat persalinan mencakup episiotomi, ekstraksi cunam dan ekstraksi vakum. Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya rupture perineum. a. Episiotomi Episiotomi adalah suatu tindakan insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fasia perineum dan kulit sebelah depan perineum Wiknjosastro, 2000. Prinsip tindakan episiotomi adalah pencegahan kerusakan yang lebih hebat pada jaringan lunak akibat daya regang yang melebihi kapasitas adaptasi atau elastisitas jaringan tersebut. Pertimbangan untuk melakukan episiotomi harus mengacu kepada pertimbangan klinik yang tepat dan teknik yang paling sesuai dengan kondisi yang dihadapi Handaya, 2005. Tujuan episiotomi adalah menyatukan kembali jaringan tubuh dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu. b Indikasi Indikasi untuk melakukan episiotomi dapat timbul dari pihak ibu maupun pihak janin. 1. Indikasi janin a. Sewaktu melahirkan janin prematur. Tujuannya adalah untuk mencegah terjadinya trauma yang berlebihan pada kepala janin. Universitas Sumatera Utara b. Sewaktu melahirkan janin letak sungsang, melahirkan janin dengan ekstraksi cunam, ekstraksi vakum dan janin besar. 2. Indikasi ibu Apabila terjadi peregangan perineum yang berlebihan sehingga ditakuti akan terjadi robekan perineum, misalnya pada primipara, persalinan sungsang, persalinan dengan ekstraksi cunam, ekstraksi vakum dan anak besar Wiknjosastro, 2000. Meskipun episiotomi rutin sering dilakukan di masa lalu karena para penolong persalinan percaya bahwa dengan melakukan episiotomi akan mencegah penyulit dan infeksi, serta lukanya akan sembuh dengan baik daripada robekan spontan, tetapi belum ada bukti yang mendukung hal tersebut Episiotomi rutin tidak boleh dilakukan karena dapat menyebabkan : a. Meningkatnya jumlah darah yang hilang dan risiko hematoma. b. Sering meluas menjadi laserasi derajat tiga atau empat dibandingkan dengan laserasi derajat tiga atau empat yang terjadi tanpa episiotomi. c. Meningkatnya nyeri pasca persalinan. d. Meningkatnya risiko infeksi JNPK-KR, 2002.

c. Jenis Episiotomi