THERE WAS A TIME

BAB I THERE WAS A TIME

Kawasan Labuhan Deli merupakan salah satu bagian terpenting dari sejarah awal Kota Medan. Sebelum berkembangnya Medan menjadi pusat kota, Labuhan Deli merupakan pusat dari perdagangan dan perkebunan yang berperan penting dalam perekonomian kota. Jalan sutra yang juga disebut dengan silk road merupakan perhubungan dagang antara China dengan India yang dilakukan melalui jalan darat. Kemudian hubungan perdagangan ini dilakukan melalui laut karena jalan darat sudah tidak aman lagi. Perubahan ini menjadikan selat Melaka perairan yang sangat sibuk dan pelabuhan-pelabuhan di sepanjang Pantai Timur Sumatera pun mengalami hal yang sama. Pada masa dulu Labuhan Deli merupakan salah satu kota penting di Deli Ratna, 2006. Gambar 1.1. Labuhan Deli dulu saat menjadi pusat Kerajaan Deli. Universitas Sumatera Utara Kejayaan Labuhan Deli pada masa dulu ditandai dengan dijadikannya Labuhan Deli sebagai salah satu pelabuhan besar dan pusat perdagangan antar- bangsa, Labuhan Deli juga merupakan pusat Kerajaan Deli pada saat itu gambar 1.1. Kegiatan ekspor dan impor barang di wilayah Kerajaan Deli sudah dilakukan sejak dulu. Pengusaha Tionghoa, Belanda dan Eropa lainnya ikut membuka usaha dengan membuat perjanjian dengan kesultanan Kerajaan Deli. Hasil perkebunan berkembang pesat dibuktikan dengan pembangunan sarana transportasi berupa kereta api yang dimaksudkan di samping agar hasil kebun dapat diangkut lebih banyak Ratna, 2006. Gambar 1.2. Istana Maimun dulu. Berkembangnya industri perkebunan di Medan menyebabkan Medan yang dari hanya suatu kampung kecil menjadi pusat perekonomian penting di wilayah Deli khususnya. Peranan Labuhan Deli berangsur-angsur mengalami kemunduran juga merupakan salah satu penyebab pusat Kerajaan Deli pindah dari Pekan Labuhan ke Medan gambar 1.2 . Bandar Labuhan yang sebelumnya Universitas Sumatera Utara merupakan satu-satunya bandar pelabuhan sungai yang terpenting terganggu oleh endapan-endapan lumpur sehingga bandar semakin lama menjadi tidak berfungsi Ratna, 2006. Pada akhirnya kegiatan ekspor impor dipindahkan ke pelabuhan yang sudah dibangun oleh pemerintah Belanda pada waktu itu. Kawasan rumah toko yang berada di Pekan Labuhan yang dulunya sangat maju pernah menjadi tempat minum minuman keras, perjudian dan prostitusi. Dengan semakin berkembangnya Kota Medan, Labuhan Deli yang dulunya cukup terkenal hingga ke mancanegara perlahan-lahan sudah mulai dilupakan orang Ratna, 2006. Pada tahun 1915, pelabuhan utama Sumatera Timur dipindahkan dari Labuhan Deli ke Belawan karena Sungai Deli menjadi dangkal dan sukar dijadikan tempat bersandar kapal-kapal besar. Kemudian pusat pemerintahan Kerajaan Deli dipindahkan dari Labuhan Deli ke Medan karena sejak 1876 hak cukai pelabuhan telah diserahkan kepada Belanda dengan pembayaran ganti rugi Ratna, 2006. Dengan kemunduran yang terjadi pada masa lalu mengakibatkan kawasan Labuhan Deli menjadi semakin terlupakan dan kejayaan pada dulunya hanya berupa sejarah. Labuhan Deli yang dahulunya menjadi pusat pemerintahan Kerajaan Deli, sekarang ini tidak terlalu berperan dalam perkembangan Kota Medan. Bahkan keadaan ekonomi di kecamatan Medan Labuhan merupakan salah satu yang terendah di bandingkan dengan kecamatan lain. Universitas Sumatera Utara Kawasan bersejarah Pekan Labuhan sekarang ini terlihat dibiarkan begitu saja tanpa adanya revitalisasi oleh pemerintah maupun swasta. Tujuan proyek dimaksudkan untuk menghidupkan kembali kawasan Labuhan Deli yang sempat berjaya sebelumnya dan tidak hanya menjadi kenangan yang indah. Mengacu pada kondisi kawasan yang sudah makin terlupakan oleh masyarakat. Dengan pengembangan kawasan Labuhan Deli diharapkan dapat membangkitkan kembali suasana lingkungan, kualitas hidup manusia dan pertumbuhan ekonomi kawasan sehingga menjadi kawasan yang berkelanjutan dan kemudian dikunjungi dan di nikmati keindahannya oleh banyak orang dari lokal hingga mancanegara dalam jangka waktu yang panjang kedepannya. Salah satu yang dapat dilakukan yaitu dengan pengembangan kawasan wisata sejarah berbasis TOD tanpa melupakan tujuan utama dari perancangan yaitu desain yang berkelanjutan dan simbiosis saling menguntungkan bagi area sekitar. Dengan pengembangan TOD dan nilai sejarah yang terdapat pada kawasan tersebut maka akan menciptakan suatu kawasan yang bersifat tourism. Gambar 1.3. Siklus Kegiatan dalam Kepariwisataan. Sumber: Gunn, 1972 Universitas Sumatera Utara Produk-produk dari dalam pengembangan kawasan wisata menurut Gunn adalah masyarakat setempat, transportasi, atraksi, fasilitas, dan informasi gambar 1.3. Pengembangan kawasan wisata harus mendukung identitas lokal dan menjadikan masyarakat sebagai inti dari pengembangan. Yang dimaksud dengan identitas lokal yaitu dengan memunculkan keunikan dan keunggulan yang ada pada kawasan. Pengembangan produk wisata harus berpatokan pada hamonisasi, yaitu dengan menjaga kelestarian budaya, adat istiadat dan kelestarian alam. dan berdasarkan asas keserasian, keterjangkauan, kerakyatan dan keberlanjutan yang menjadi landasan pokok dalam pengembangan produk wisata. Bangunan bersejarah dan cerita yang terkandung di dalam kawasan merupakan dua hal terbesar dalam pembentukan identitas suatu kawasan yang juga merupakan atraksi utama dalam sebuah wisata sejarah. Sustainablity merupakan sebuah aspek yang tidak dapat dipisahkan dari pembentukan sebuah identitas. Identitas tersebut adalah kawasan adalah nilai, kenangan dan keakraban Ginting, 2014. Dengan adanya identitas kawasan yang memiliki nilai sejarah tersebut maka dapat dilakukan pengembangan wisata sejarah pada suatu kawasan. Kota Medan memiliki potensi yang besar untuk menjadi kota tujuan pariwisata di Indonesia hanya saja belum semua di explore. Medan Labuhan masih belum mendapatkan perhatian yang cukup besar jika dibandingkan dengan kawasan wisata bersejarah lainnya di Medan seperti Istana Maimun, Tjong A Fie’s mansion, Masjid Raya Al Mashun, dan lain-lain. Perancang dan kelompok memutuskan untuk merevitalisasi kawasan Medan Labuhan. Universitas Sumatera Utara Sebelum memasuki tahap pengerjaan yang lebih mendetail, perancang beserta kelompok melakukan tahap perancangan kawasan secara bersama. Fasilitas yang ada pada kawasan yang bersifat multi-massa didesain berdasarkan RTRW, UDGL dan berprinsip TOD. Bangunan baru berupa pengembangan shopping mall, hotel, dan apartemen. Sedangkan bangunan yang direvitalisasi berupa mesjid Al-Oesmani,vihara Siu Sian Kiong, stasiun kereta api dan ruko lama. Masterplan kawasan kajian dapat dilihat pada gambar 1.4. Gambar 1.4. Master Plan Urban Design Guide Kawasan Kajian Sumber: Urban Design Guide Line Kelompok 2 Dua Setelah menentukan kawasan kajian, kelompok dan perancang melakukan studi lapangan. Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui lebih jelas mengenai kondisi eksisting. Universitas Sumatera Utara

BAB II OBSERVING