diandalkan. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat dipercaya, berbagai cara berikut ini dapat ditempuh:
a. Seleksi calon karyawan berdasarkan persyaratan yang dituntut
oleh pekerjaannya. b.
Pengembangan pendidikan karyawan selama menjadi karyawan perusahaan, sesuai dengan tuntutan perkembangan pekerjaannya.
D. Konsep Umum
Perkreditan
Menurut Veitzal 2007:438 “Istilah kredit, berasal dari perkataan lain Credo yang berarti I Believe, I Trust, saya percaya atau saya menaruh
kepercayaan”. Kredit menurut Rachmat dan Maya 2009:1 yaitu “Suatu kepercayaan
dari seseorang atau badan yang diberikan kepada seseorang atau badan lainnya yaitu bahwa yang bersangkutan pada masa yang akan datang akan
memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah diperjanjikan terlebih dahulu”.
Pengertian kredit menurut Undang-undang perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang dikutip oleh Kasmir 2011:96 adalah sebagai berikut:
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan menurut Teguh 2001:9 kredit adalah “Kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan
suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu jangka waktu yang disepakati”.
E. Prosedur Pemberian Kredit dan Pengembalian Kredit
Menurut Suhardjono 2003:195 dalam proses pemberian putusan kredit, prosedur kredit dibagi dalam empat tahap diantaranya:
1. Tahapan Prakarsa dan analisa permohonan kredit :
Kegiatan pada tahap ini adalah penerimaan permohonan kredit dari nasabah atau memprakarsai permohonan kredit, baik untuk
Permohonan kredit baru, perpanjangan kredit, perubahan jumlah kredit, perubahan syarat kredit, restrukturisasi maupun penyelesaian kredit.
a. Analisa dan evaluasi kredit
Analisa kredit yang dilakukan oleh pejabat pemrakarsa kredit melipiti analisis 5C Character, Capacity, Capital, Condition,
Collateral yang terdiri dari analisis kualitatif dan kuantitaf. b.
Perhitungan kebutuhan kredit Perhitungan kebutuhan kredit dimaksudkan untuk mengetahui
secara pasti kredit yang benar-benar dibutuhkan oleh pemohon, hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kelebihan kredit yang
penggunaannya di luar usaha atau terjadi kekurangan kredit sehingga usaha tidak berjalan.
Universitas Sumatera Utara
c. Pembagian risiko kredit
Dalam upaya mengurangi risiko kredit yang harus ditanggung, bank membagi risiko tersebut dengan perusahaan asuransi, yaitu
dengan melakukan asuransi kredit, asuransi kerugian maupun asuransi jiwa debitur.
d. Negosiasi kredit
Negosiasi dilakukan dalam rangka mendiskusikan suatu permasalahan kredit yang terjadi antara pihak bank dan pemohon,
dalam rangka mencapai kesepakatan mengenai jumlah kredit, kelengkapan dokumen, struktur dan tipe kredit serta syarat-syarat
kredit yang harus dipenuhi oleh pemohon.
2. Tahapan pemberian rekomendasi kredit
Rekomendasi kredit merupakan suatu kesimpulan dari analisa dan evaluasi atas proposal kredit yang disajikan oleh pemrakarsa kredit.
Rekomendasi harus secara jelas menguraikan kekuatan dan kelemahan pemohon untuk memenuhi angsuran yang telah dijadwalkan.
Rekomendasi kredit harus memastikan bahwa tidak ada kebijakaan dan prosedur kredit yang dilanggar serta tidak ada masalah hukum.
3. Tahapan pemberian putusan
Pemberian keputusan hanya dapat dilakukan oleh pejabat pemutus kredit atau komite kredit yang diberikan kewenangan untuk memutus
kredit. Sebelum memberikan putusan kredit pejabat pemutus kredit
Universitas Sumatera Utara
harus memeriksa dan meneliti kelengkapan paket kredit berdasarkan pengalaman dan pengetahuan bisnis yang dimilikinya, pejabat pemutus
kredit melihat analisa dan evaluasi yang dibuat oleh bagian rekomendasi akan mampu memberikan putusan kredit secara akurat.
4. Tahapan persetujuan pencairan kredit
Pencairan kredit dapat dilakukan setelah instruksi pencairan kredit ditanda tangani oleh pejabat yang berwenang, yaitu petugas
administrasi kredit sebagai pembuat instruksi maker dan disetujui oleh pimpinan unit kerja yang bersangkutan
Langkah selanjutnya adalah merupakan prosedur pengembalian kredit. Menurut Thomas dkk 2003:86 “Pengembalian kredit adalah dipenuhinya
semua kewajiban utang peminjam terhadap bank yang berakibat hapusnya perjanjian kredit”.
Adapun prosedur pengembalian kredit menurut Suhardjono 2003:197 adalah sebagai berikut:
1. Debitur dalam memenuhi kewajibannya untuk membayar.
Dalam memenuhi kewajibannya, debitur menyerahkan pembayaran baik pembayaran pokok, bunga atau lainnya apabila ada. Sebagai tanda
pembayaran, debitur menerima kuitansi dari kasir dan menerima struk yang berisikan total sisa pinjaman sebagai kontrol jumlah kewajiban yang
masih harus dibayar.
2. Kasir menerima pembayaran dari debitur.
Universitas Sumatera Utara
Kasir menerima sejumlah uang dari debitur sebagai pembayaran, baik pokok, bunga ataupun yang lainnya. Menghitung atau membandingkan
pembayaran yang harus dipenuhi oleh debitur yaitu pembayaran pokok pinjaman, bunganya ataupun pembayaran lainnya dengan jumlah potongan
yang telah jatuh tempo. Kasir kemudian menerbitkan dan menyerahkan kuitansi sebagai bukti pembayaran yang diperuntukan kepada debitur dan
bagian kredit. Transaksi di atas dicatat pada buku transaksi.
3. Pencatatan oleh bagian perkreditan.
Bagian perkreditan mencatat jumlah pembayaran yang dilakukan oleh debitur, kemudian mengeluarkan struk sisa pinjaman yang dipotong sebagai
pemberitahuan mengenai jumlah kewajiban yang masih harus dipenuhi debitur.
4. Pencatatan oleh bagian akuntansi.
Bagian akuntansi menerima bukti bembayaran dari bagian kredit, dilakukan pencatatan pada buku besar piutang dan dicockannya dengan
buku kas masuk bagian kredit.
F. Pengendalian Berupa Pengawasan Kredit dan Penyelamatan Kredit