sikap masyarakat terhadap program pencegahan filariasis. Jikalau dalam keadaan sakitpun masyarakat enggan dalam mengkonsumsi obat, maka saat
keadaan sehat masyarakat cenderung menolak untuk mengkonsumsi obat. Penyebab dari tidak ada hubungan yang signifikan adalah komponen
afektif dan konatif Kothandapani 1974 dalam Azwar 2013. Komponen afektif dapat dilihat dari emosi seseorang terhadap suatu objek, sedangkan
komponen konatif dapat dilihat dari perilaku dan sikap seseorang sehari- hari. Sebagai contoh, seseorang yang memiliki sikap negatif terhadap
minum obat tidak mementingkan obat dalam penyembuhan, akan cenderung menolak jika diberikan obat.
Penelitian serupa pernah dilakukan oleh Yetti 2007 di Jakarta, yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara jenis kelamin dengan
kepatuhaan perilaku kesehatan. Sampel yang diteliti berjumlah 94 orang didapatkan nilai P 0,245.
2. Hubungan antara umur dengan sikap
Hasil analisis menggunakan Spearman correlation didapatkan P tabel 0,835 dengan ketentuan P value 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho diterima
atau dapat dijelaskan bahwa tidak ada hubungan antara variabel umur dengan sikap. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dipakai pada penelitian
ini yakni Teori Lewin 1970 dan Green 1991 yang menunjukkan bahwa umur merupakan salah satu faktor pembentuk sikap.
Tidak adanya hubungan ini dimungkinkan karena faktor afektif dari responden. Komponen afektif dapat dilihat dari kecenderungan sikap
responden selama hidupnya. Jika orang yang memiliki sikap selalu menolak dengan pengobatan atau program pemberian obat, maka meskipun umur
semakin bertambah, sikap akan tetap cenderung sama karena sikap dan persepsi seseorang akan cenderung stabil dan menetap. Hal ini dapat dilihat
dari terdapatnya lansia yang memiliki sikap kurang terhadap program pencegahan filariasis 1,5.
Hasil penelitian serupa yang dilakukan oleh Joni 2008 di Tangerang, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia
dengan kepatuhan responden dalam mengkonsumsi obat anti tuberkulosis paru di Pusksesmas Panunggangan Kota Tangerang.
3. Hubungan antara pendidikan dengan sikap
Hasil analisis menggunakan Spearman correlation didapatkan P tabel 0,889 dengan P values 0,05 yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara pendidikan dengan sikap. Hasil ini tidak sesuai dengan teori Lewin 1970 dan Green 1991 yang mengatakan bahwa pendidikan adalah salah
satu komponen pembentuk sikap. Ketidaksesuaian ini dimungkinkan karena belum adanya gejala atau
tanda penyakit yang dilihat preceived Lewin 1954 dalam Notoatmodjo 2010. Dalam teori Health Belief Model, Lewin mengungkapkan bahwa
pendidikan bisa menjadi komponen sikap jika telah mendapatkan suatu