gaharu dengan tanaman gulma. Penyiangan ini biasanya dilakukan hingga berumur 4- 5 tahun Thusteven, 2014: 3.
Pemeliharaan gaharu yang ideal dilaksanakan intensif hingga mencapai umur sekitar 6 tahun dengan tujuan untuk memperoleh volume kayu yang erat kaitannya
dengan volume gubal gaharu yang dapat dihasilkan. Pemeliharaan meliputi penyiangan, penggemburan, pemupukan dan pengendalian dari hama dan penyakit
Sumarna, 2012. Penggemburan dilakukan agar pertukaran oksigen dalam tanah mampu mendukung dan meningkatkan laju penyerapan hara. Proses penggemburan
akan berdampak pada laju pertumbuhan gaharu. Penggemburan tanah biasanya dilakukan dengan radius 0,5 meter Sumarna, 2012.
2.8.3 Pemupukan
Dalam budidaya gaharu, kondisi ideal lahan tanam menyangkut struktur dan tekstur tanah dianalisa terlebih dahulu sebagai bahan dalam menentukan dosis dan
jenis pupuk. Pupuk bertujuan untuk meningkatkan perkembangan riap tumbuhan tinggi dan diameter serta kesehatan tanaman. Pemberian pupuk alami berupa
kompos organik dari kotoran ternak dapat diberikan pada tanaman dengan campuran pupuk kimia UREA, NPK, KCL yang disesuaikan dengan umur dan perkembangan
petumbuhan tanaman Sumarna, 2012. Berikut rancangan dosis dan jenis pupuk sesuai dengan kelas umur tanaman dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Dosis
pemupukan gaharu dapat dilihat pada Tabel 2.3. Tabel 2.3 Dosis Pemupukan Gaharu
Umur tanaman
gaharu Th Dosis pupuk kompos organik
Kg Phn Dosis pupuk buatan gram
Urea + TSP + KCL 1
2 3
0-1 2
50 + 50 + 50
Umur tanaman
gaharu Th Dosis pupuk kompos organik
Kg Phn Dosis pupuk buatan gram
Urea + TSP + KCL 1
2 3
1-2 4
50 + 50 + 50 2-3
5 100 + 100 + 100
3-4 5
150 + 150 + 150 4-5
- 150+ 150 + 150
Sumber: Thusteven, 2014: 3.
2.8.4 Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengen dalian hama dan penyakit bertujuan sebagai upaya mempertahankan populasi tanaman per satuan luas dan atau. Maka dalam upaya budidaya pohon
penghasil gaharu, diperlukan strategi dengan 3 kriteria dan indikator terpenting antara lain adalah : a bibit tanaman memiliki sifat rentan terhadap penyakit pembentuk
gaharu; b lahan budidaya memiliki pohon lain sebagai naungan dengan intensitas cahaya masuk sekitar 60 ; c lahan budidaya memiliki kondisi fisik dan kimia yang
menghasilkan faktor munculnya stres; dan d perlu pemeliharaan intensif hingga tanaman mencapai fase pertumbuhan generatif sekitar 6 tahun untuk membangun
volume kayu yang optimal, agar dapat menghasilkan limit diameter minimal batang pohon yang siap untuk diproduksi ≥ 15 cm Sumarna, 2012.
2.9 Keadaan Ekologi Provinsi Jawa Timur