2.5 Kerangka Konsep
Keterangan : Aplikasi alat ortodonti pada gigi tikus menggunakan Ni-Ti closed coil spring
wire dengan gaya sebesar 10 grcm² dan diberikan kafein dengan dosis 1,37mg100grBB tikus. Ligamen periodontal dan tulang alveolar tertekan dan
terbentuk daerah tekanan dimana terjadi resorpsi tulang alveolar oleh osteoklas dan daerah tarikan dimana terjadi pembentukan tulang oleh osteoblas. Penelitian ini
mengamati daerah tekanan, karena merupakan daerah ligamen periodontal dan tulang alveolar yang menerima sinyal pertama saat diaplikasikan alat ortodonti Henneman
et al., 2008. Tekanan alat ortodonti tersebut mengakibatkan terdapat aliran bone fluid pada tulang alveolar melalui kanalikuli atau gap junction sehingga menekan
membran sel dan mengaktivasi osteosit. Osteosit merupakan sel tulang yang merespon perubahan yang terjadi pertama kali saat diaplikasikan alat ortodonti
Bakker et al., 2001. Kemudian sel osteosit akan menjalankan tugasnya sebagai mechanosensor dan mechanotransduction tulang apabila tekanan maupun rangsangan
Aplikasi Gaya Ortodonti
Menekan Ligamen Periodontal Tulang Alveolar
Terdapat aliran bone fluid melalui kanalikuli menekan membran sel
kafein
Osteoblas
∑ OSTEOSIT
Ditandai oleh ALP, sintesis kolagen, mineralisasi,
osteogenic gen
mature osteoblast berdifferensisasi menjadi osteosit
Tatsumi et al., 2007. Osteosit dapat berperan dalam mengatur keseimbangan antara resorpsi tulang dan aposisi tulang sehingga terjadi remodelling tulang Noble et al.,
2008. Kafein dapat meningkatkan jumlah sel osteoblas yang ditandai oleh peningkatkan aktivitas Alkaline Phosphatase ALP, sintesis kolagen, dan osteogenic
gen seperti osteocalcin, osteopontin, RUNX2 dan type-I collagen Ries et al., 2015. Kemudian 5-20 mature osteoblast akan berdifferensisasi menjadi osteosit
sehingga bisa menambah jumlah osteosit yang telah ada di tulang alveolar Arnett, 2003.
2.6 Hipotesis