2.4 Efek Kafein Terhadap Sel Osteosit dan Pergerakan Gigi
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wink et al. 1996 mengenai efek kafein pada sel-sel tulang dan pertumbuhan tulang pada tikus dengan dosis
4mg100grBB pada hari ke 11, 15, 22, dan 50 menunjukkan jumlah osteosit lebih sedikit dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kafein memiliki efek langsung dan
efek tidak langsung. Efek langsung dari kafein adalah dapat menurunkan konsentrasi Zn dan Cu di plasma dan tulang sehingga mengganggu proses manufacturing tulang
atau juga dapat menurunkan jumlah osteoblas yang akan berdifferensiasi menjadi osteosit sehingga osteosit terlihat lebih sedikit. Zink berperan penting dalam
pertahanan dari struktur dan fungsi membran sel. Terjadinya penurunan konsentrasi Zn menyebabkan reduksi aktivitas osteoblas, kolagen, dan aktivitas alkaline
phosphat. Sedangkan efek tidak langsung dari kafein adalah dapat merusak enzim- enzim untuk keberlangsungan respirasi sel karena adanya ROS Reactive Oxygen
Species. Namun, hasil penelitian tersebut berbeda dengan hasil penelitian Reis et al.
2015, memberikan dosis kafein sebesar 25, 50, dan 100mgkg selama 7, 14, dan 21 hari menunjukkan peningkatan jumlah osteoblas yang ditandai dengan meningkatnya
jumlah Alkaline Phosphatase ALP, kolagen, mineralisasi, dan ekspresi osteogenic genes seperti osteocalcin, osteopontin, Runx-2, dan kolagen tipe-I. Jadi, dengan
mengonsumsi kafein proses pembentukan tulang tidak terganggu dan jumlah sel osteoblas yang akan berdiferensiasi menjadi osteosit dapat meningkat.
Menurut Li 2014, kafein yang terkandung dalam biji kopi dapat memberikan efek pada proses metabolisme tulang melalui proses regulasi osteoklas, osteoblas, dan
keseimbangan kalsium. Pada studi ini ditemukan bahwa mengonsumsi kopi dapat mempercepat pergerakan gigi, karena efek dari kafein yang terkandung di dalam kopi
tersebut dapat mempengaruhi peningkatan proses osteoklastogenesis melalui peningkatan Receptor Activator of Nuclear Factor
kβLigand RANKL yang berfungsi sebagai aktivator osteoklas. Jadi, efek kafein hanya bekerja pada tahap awal
fase resorpsi tulang alveolar.
Berdasarkan penelitian Liu 2011, konsumsi kopi bisa membantu mempercepat pergerakan gigi ortodonti karena kafein dapat merusak keseimbangan
kalsium pada tulang dengan terjadinya peningkatan ekskresi kalsium melalui urin. Hal ini disebabkan karena adenosin diblok sehingga dapat meningkatkan konsentrasi
Cyclic adenosine monophosphate cAMP dan akibatnya Bone Mineral Density BMD juga menurun. Oleh karena itu dapat membantu mempercepat pergerakan
gigi. Namun, kafein jangka panjang menginduksi peningkatan absorpsi kalsium melalui peningkatan produksi 1,25-OH2-D. Hal ini mengindikasikan bahwa
berkurangnya BMD adalah sementara dan akan kembali ke level normal. Berkurangnya kepadatan tulang dapat diakibatkan oleh berkurangnya jumlah sel
osteosit atau kurangnya kadar mineral dan sebaliknya jika jumlah osteosit bertambah maka proses pembentukan tulang tidak terganggu karena kafein Manolagas, 2000.
2.5 Kerangka Konsep