e. Pada bulan Januari 2007, Jepang menjadi tuan rumah pertemuan pertama
yang diadakan di Kobe oleh lima organisasi manajemen penangkapan ikan tuna regional gambar 2.5. Organisasi-organisasi tersebut terdiri dari: IOTC
Indian Ocean Tuna Commission, WCPFC Western and Central Pacific Fisheries Commission, ICCAT International Commission for the
Conservation of Anlantic Tunas, IATTC Inter-American Tropical Tuna Commission, dan CCSBT Commission for the Conservation of Southern
Bluefin Tuna.
2.5 Perkembangan Industri Perikanan di Jepang dari tahun 2000 - 2010
Industri perikanan di Jepang berkembang dan tampak terlihat dari perkembangan kerjasamanya dengan negara lain dan organisasi-organisasi yang
terkait dengan perikanan dunia. Pada halaman berikutnya terdapat tabel perkembangan total produksi tabel 2.7, impor tabel 2.8 dan ekspor tabel 2.9
negara Jepang dalam bidang industri perikanannya hingga tahun 2010. Pada tabel 2.7, volume dan nilai total produksi Jepang mengalami penurunan
sejak tahun 2000. Hal ini karena adanya larangan terhadap penangkapan jenis ikan tertentu dalam jumlah besar. Pada tahun 2010, total volume produksi industri
perikanan di Jepang adalah sebesar 5.3 milyar ton dan total nilai produksinya mencapai 1,5 triliun yen. Ikan yang ditangkap dengan kuantitas paling besar
adalah ikan mackerel yaitu mencapai 471.000 ton dengan nilai total 36.352 juta yen. Sedangkan jenis ikan yang memiliki total nilai tertinggi adalah ikan tuna
yang bernilai 693.281 juta yen hanya dengan kuantitas 207.000 ton
74
.
74
Policy Department B: Structural and Cohesion Policies European Parliament. 2013. Directorate General for Internal Policies. Fisheries in Japan.
Japan’s fishery and aquaculture production by volume and value 2009. http:www.europarl.europa.euRegDataetudes
notejoin2014 529044IPOL-PECH_NT2014529044_EN.pdf. Diakses pada tanggal 23 April 2014.
Tabel 2.7 Volume dan nilai total produksi industri perikanan Jepang tahun 2000 – 2010
Sumber: Fisheries Agency
75
Pada tabel 2.8 di halaman berikutnya, dapat dilihat bahwa volume dan nilai total ekspor produksi industri perikanan Jepang mengalami peningkatan hingga
tahun 2007, namun kembali mengalami penurunan pada tahun 2008 yang disebabkan oleh krisis ekonomi. Pada tahun 2010, volume dan nilai total ekspor
produksi industri perikanan Jepang kembali mengalami peningkatan, yaitu mencapai + 200 milyar yen dengan total volume produksi sebesar + 5,75 juta ton.
Tujuan ekspornya adalah Eropa, Korea, Thailand, China, USA, Hongkong, dan lain-lain
76
.
75
Policy Department B: Structural and Cohesion Policies European Parliament. 2013. Directorate General for Internal Policies. Fisheries in Japan.
Japan’s fishery and aquaculture production by volume and value 2009. http:www.europarl.europa.euRegDataetudes
notejoin2014 529044IPOL-PECH_NT2014529044_EN.pdf. Diakses pada tanggal 23 April 2014.
76
Ibid.
Tabel 2.8 Volume dan nilai total ekspor produksi industri perikanan Jepang tahun 2000 - 2010
Sumber: Fisheries Agency
77
Selain melakukan ekspor, Jepang juga mengadakan import produksi industri perikanan dari negara lain. Berdasarkan tabel 2.9 di halaman berikutnya, pada
tahun 2010 volume impor Jepang mencapai + 2,75 milyar ton dengan nilai + 1,4 triliun yen. Negara-negara yang mengimpor produksi perikanannya ke Jepang
antara lain China, Chili, Thailand, Amerika Serikat, Russia, Korea, Indonesia, Norwegia, Vietnam, Taiwan, dan lain-lain. Jenis produksi perikanan yang diimpor
ke Jepang adalah udang, kepiting, tuna, salmon, belut, kod, mutiara, dan lain- lain
78
.
77
Policy Department B: Structural and Cohesion Policies European Parliament. 2013. Directorate General for Internal Policies. Fisheries in Japan.
Japan’s fishery and aquaculture production by volume and value 2009. http:www.europarl.europa.euRegDataetudes
notejoin2014 529044IPOL-PECH_NT2014529044_EN.pdf. Diakses pada tanggal 23 April 2014.
78
Ibid.
Tabel 2.9 Volume dan nilai total impor produksi industri perikanan Jepang tahun 2000 - 2010
Sumber: Fisheries Agency
79
2.6 Kebijakan Terkait Industri Perikanan di Jepang tahun 2006 – 2010