Keterkaitan Chronic Kidney Disease CKD dengan Kecemasan

Masing-masing nilai angka skor dari empat belas kelompok gejala tersebut dijumlahkan dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang dari total nilainya yang dijelaskan dalam Tabel 2.5 berikut. Tabel 2.5 Nilai total kecemasan Total skor Keterangan kurang dari 14 tidak ada kecemasan 14-20 kecemasan ringan 21-27 kecemasan sedang 28-41 kecemasan berat 42-56 kecemasan berat sekali panik Sumber: Maslim 2013

2.6 Keterkaitan Chronic Kidney Disease CKD dengan Kecemasan

Gagal ginjal tergolong penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan dan rawat jalan dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut tentu saja menimbulkan perubahan seperti, perilaku penolakan, marah, perasaan takut, rasa tidak berdaya, putus asa, cemas, dan bahkan bunuh diri Chanafie, 2010. Pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa juga akan mengalami kecemasan yang tinggi yang dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik dimana hal ini mengurangi tingkat energi pada pasien sehingga dapat merugikan individu itu sendiri Salsabila, 2011. Keterkaitan penyakit gagal ginjal dengan kecemasan dapat digolongkan dari berbagai aspek, antara lain: a. Berkaitan dengan mekanisme biologis Patofisiologi penyakit ginjal kronik melibatkan 2 mekanisme kerusakan : 1 mekanisme pencetus spesifik yang mendasari kerusakan selanjutnya seperti hormon- hormon, kompleks imun dan mediator inflamasi pada glomerulo nefritis, atau pajanan zat toksin pada penyakit tubulus ginjal dan interstitium; 2 mekanisme kerusakan progresif yang ditandai dengan adanya hiperfiltrasi dan hipertrofi nefron yang tersisa Pirklbauer Mayer, 2011. Hormon endokrin juga ikut berperan dalam patofisiologi CKD. Salah satunya adalah Angiotensin II. Angiotensin II memiliki peran penting dalam pengaturan tekanan intraglomerular. Angiotensin II diproduksi secara sistemik dan secara lokal di ginjal dan merupakan vasokonstriktor kuat yang akan mengatur tekanan intraglomerular dengan cara meningkatkan irama arteriole efferent. Angiotensin II akan memicu stres oksidatif yang pada akhirnya akan meningkatkan ekspresi sitokin, molekul adesi, dan kemoaktraktan, sehingga angiotensin II memiliki peran penting dalam patofisiologi CKD Pirklbauer Mayer, 2011. Pada penyakit CKD ini secara umum tubuh dapat merespon stressor yang didapat dengan mekanisme general adaptation syndrome GAS yan g dikendalikan oleh hipotalamus. Hipotalamus menerima masukan mengenai stresor fisik dan psikologis dari hampir semua daerah di otak dan dari banyak reseptor di seluruh tubuh. Sebagai respon hipotalamus secara langsung mengaktifkan sistem saraf simpatis dan mengeluarkan CRF untuk merangsang sekresi ACTH dan kortisol, dan memicu pengeluaran vasopresin. Stimulasi simpatis pada gilirannya menyebabkan sekresi epinefrin, dimana keduanya memiliki efek sekresi terhadap insulin dan glukagon oleh pankreas. Selain itu vasokonstriksi arteriol di ginjal oleh katekolamin secara tidak langsung memicu sekresi renin dengan menurunkan aliran darah oksigen menurun ke ginjal. Renin kemudian mengaktifkan mekanisme renin-angiotensin-aldosteron. Dengan cara ini, selama stres, hipotalamus mengintegrasikan berbagai respon baik dari sistem saraf simpatis maupun sistem endokrin Sherwood, 2012. b. Berkaitan dengan mekanisme psikologi Pasien Penyakit Ginjal Kronik PGK yang menjalani hemodialisis membutuh-kan waktu 12-15 jam untuk dialisis setiap minggunya, atau paling sedikit 3-4 jam perkali terapi. Kegiatan ini akan berlangsung terus menerus sepanjang hidupnya. Hemodialisis dapat meningkatkan ketahanan hidup pasien PGK stadium terminal. Saat menjalani hemodialisis biasanya pasien mengalami perasaan ambivalen terhadap proses hemodialisis yang sementara dijalaninya yaitu positif berupa bahagia yang diekspresikan secara bebas dan perasaan negatif meliputi rasa cemas dan kekhawatiran akan penyakit yang dialaminya Cecilia, 2011. Kecemasan merupakan salah satu hal yang sering dikeluhkan oleh pasien CKD yang menjalani hemodialisis. Rasa cemas yang dialami pasien bisa timbul karena masa penderitaan yang sangat panjang seumur hidup. Selain itu, sering terdapat bayangan tentang berbagai macam pikiran yang menakutkan terhadap proses penderitaan yang akan terjadi padanya, walaupun hal yang dibayangkan belum tentu terjadi. Situasi ini menimbulkan perubahan drastis, bukan hanya fisik tetapi juga psikologis Rahmi, 2013. Proses tindakan invasif merupakan salah satu faktor situasional yang berhubungan dengan kecemasan. Selain itu, terapi hemodialisis dapat menimbulkan beberapa efek samping seperti nyeri, pruritus, demam, kram, dan disequilibrium syndrome Himmelfarb, 2011. Serta, biaya menjadi kendala pada pasien yang menjalani hemodialisis Lubis, 2010. Akibat dari CKD, pasien dapat mengalami perubahan kualitas hidup dan dapat menimbulkan stres psikis berupa kecemasan Shintha, 2013. c. Berkaitan dengan meknaisme psikososial Pasien yang menjalani hemodialisis juga mengalami penurunan aktivitas kehidupan sehari-hari dan sosial, kehilangan kebebasan, pensiun dini, tekanan keuangan, gangguan dalam kehidupan keluarga, perubahan citra diri, dan berkurangnya harga diri. Hal ini mengakibatkan masalah dalam psikososial, seperti kecemasan, depresi, isolasi sosial, kesepian, tidak berdaya, dan putus asa Tezel et al. , 2011. Pasien juga merasa dirinya tidak beguna, hanya menjadi beban dan tanggungan untuk keluarganya, serta pasien semakin menutup diri pada lingkungan sekitarnya. Kelemahan yang dirasakan tersebut akan mempengaruhi kualitas hidup dan psikososial pasien Ratnawati, 2011.

2.7 Kualitas Hidup

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

1 6 67

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC Hubungan Antara Kepatuhan Menjalani Terapi Hemodialisa dan Kualitas Hidup Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di Rumah Sakit Dr. Moewardi.

0 6 14

PENDAHULUAN Hubungan Antara Kepatuhan Menjalani Terapi Hemodialisa dan Kualitas Hidup Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di Rumah Sakit Dr. Moewardi.

0 4 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Kepatuhan Menjalani Terapi Hemodialisa dan Kualitas Hidup Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) di Rumah Sakit Dr. Moewardi.

0 5 4

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN Ny. U DENGAN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) Asuhan Keperawatan Pada Pasien Ny. U Dengan Chronic Kidney Disease (CKD) Di IGD RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.

0 0 14

CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

0 0 5

CKD ( CHRONIC KIDNEY DISEASE )

0 0 5

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA

0 1 15

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN TINGKAT KELELAHAN PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN TINGKAT KELELAHAN PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE YANG MENJALANI

0 0 12

HUBUNGAN ANTARA FATIGUE DENGAN KUALITAS TIDUR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) YANG MENJALANI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG - Unissula Repository

0 3 5