Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kerangka Konsep Jenis Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Populasi dan Sampel

1.2. Rumusan Masalah

• Berdasarkan latar belakang diatas, maka diperlukan suatu penelitian terhadap ‘bagaimanakah gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Jenis Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang tentang bahaya merokok?’

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum • Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Rendah Kebangsaan Tamil Mak Mandin, [S.J.K. T MM] Pulau Pinang tentang bahaya merokok. Tujuan Khusus • Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Rendah Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang tentang bahaya merokok mengikut umur. • Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Rendah Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang tentang bahaya merokok mengikut sosioekonomi • Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan anak Sekolah Rendah Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang tentang bahaya merokok mengikut kelamin

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai: • Bidang penelitian : hasil penelitian diharapkan dapat dipakai sebagai data dasar untuk penelitian lebih lanjut mengenai tabiat merokok selanjutnya dapat digunakan sebagai dasar penelitian bahaya rokok • Bidang pendidikan : Penelitian ini diharapkan sebagai sarana melatih berfikir secara logis dan sistematis serta mampu menyelenggarakan suatu penelitian model yang baik dan benar. Fakultas Kedokteran Universitas Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara merencanakan program penyuluhan tentang bahaya merokok. • Bidang pelayanan masyarakat : hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang benar bagi masyarakat tentang bahaya merokok • Memberikan informasi dan sarana pendidikan kepada anak sekolah agar tidak mempunyai tabiat merokok. • Informasi dari hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangkan insidensi merokok di sekolah • Sebagai pengalaman yang sangat berharga sekaligus tambahan pengetahuan bagi penulis. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Merokok 2.1.1. Definisi rokok Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus yang meliputi kretek dan rokok putih yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya atau sintetisnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan Sumarno dan Soewandi, 2004

2.1.2. Kandungan rokok

Produk tobako dikategorikan kepada rokok asap smoked or combustible dan tanpa asap smokeless or non-combustible. Tobako berasap adalah termasuk putung rokok, sigar dan pipa, manakala tobako tanpa asap termasuk mengunyah tabako atau menghidu. Semua jenis tobako adalah lebih cendurung untuk menghantar nikotin ke dalam otak Martin, 2004 Menghisap asap rokok orang lain di dekat lebih berbahaya iaitu perokok pasif daripada bagi si perokok itu sendiri iaitu perokok aktif. Asap Utama adalah asap rokok yang terhisap langsung masuk ke paru-paru perokok lalu di hembuskan kembali. Asap Sampingan adalah asap rokok yang dihasilkan oleh ujung rokok yang terbakar. Masalahnya adalah, udara yang mengandung asap rokok yang dihisap, akan mengganggu kesehatan, karena asap rokok mengandung banyak zat- zat berbahaya, diantaranya : 1. Zat Kimia Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya, yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa, dan tembakau tanpa asap chewing tobacco atau tembakau kunyah. Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, Universitas Sumatera Utara dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi, dan menimbulkan kanker karsinogen. 2. Timah Hitam Pb Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 mikro gram Sebungkus rokok isi 20 batang yang habis diisap dalam satu hari akan menghasilkan 10 mikro gram. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk ke dalam tubuh adalah 20 mikro gram per hari. 3. Tar Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi, saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mikro gram per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 – 45 mikro gram dan mengandung bahan kimia yang beracun, sebagainya merusak sel paru-paru dan meyebabkan kanker. 4. Karbon Monoksida CO Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel tubuh, tapi karena gas karbon monoksida lebih kuat daripada oksigen, maka gas karbon monoksida ini merebut tempatnya “di sisi” haemoglobin. Maka, hemoglobin bergandengan dengan gas karbon monoksida. Kadar gas karbon monoksida dalam darah bukan perokok kurang dari 1 persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen. Gas Karbon Monoksida CO bersifat beracun yang dapat mengakibatkan berkurangnya kemampuan darah membawa oksigen. 5. Nikotin Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap hari sudah bisa membuat seseorang Universitas Sumatera Utara ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang, sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang. Salah satu jenis obat perangsang yang dapat merusak jantung dan sirkulasi darah, nikotin membuat pemakainya kecanduan Factsheet by Action and Smoking Health

2.1.3. Faktor yang mempengaruhi merokok

Ada banyak alasan yang melatar belakangi perilaku merokok pada remaja. Secara umum menurut Kurt Lewin, bahwa perilaku merokok merupakan fungsi dari lingkungan dan individu. Artinya, perilaku merokok selain disebabkan faktor- faktor dari dalam diri, juga disebabkan faktor lingkungan. Kvis dan teman-temannya 1995 mendapati perokok muda umur 18-19 tahun tidak menghiraukan tentang kesehatan yang berhubungan dengan merokok berbanding dari perokok dewasa. Penelitian lain pula menunjukkan perokok muda di kolej college mempercayakan tabiat merokok ini boleh diberhentikan dengan serta merta tanpa memperkirakan komponen yang adiktif dan juga tabiat merokok ini tidak akan memudaratkan kesehatan pada jangka masa lama. Faktor peribadi individual Individual personality factors, faktor kognitif and sokongan sosial sosial support memainkan peranan dalam menentukan pemulaan atau inisiasi dan menyambung merokok. Faktor peribadi individual mencakup keterbukaan, kesadaran, ekstroversi, keramahan, dan neurotisisme.Keterbukaan adalah apresiasi untuk seni, emosi, petualangan, ide-ide yang tidak biasa, rasa ingin tahu, dan berbagai pengalaman. Kesadaran adalah kecenderungan untuk menunjukkan disiplin diri, bertindak dengan patuh, dan bertujuan untuk pencapaian; direncanakan daripada perilaku spontan. Ekstraversi merupakan energi, emosi positif, urgensi, dan kecenderungan untuk mencari stimulasi di perusahaan orang lain. Keramahan dimaksudkan dengan kecenderungan untuk menjadi kasihan dan kooperatif daripada curiga dan antagonis terhadap orang lain. Neuroticism pula adalah kecenderungan untuk mengalami emosi-emosi tidak menyenangkan dengan mudah, seperti kemarahan, kegelisahan, depresi, atau kerentanan. Didapati Universitas Sumatera Utara peneliti menunjukkan bahwa neurotisisme lebih berkaitan dengan merokok pada orang muda dan meneruskan tabiat merokok pada usia dewasa. Faktor kognitif, seperti rasa koherensi dan efektivitas diri, juga mungkin memainkan peran penting dalam menentukan perilaku merokok Rasa koherensi adalah orientasi secara global pada kehidupan yang mencerminkan tingkat untuk orang yang berasa yakin bahawa kehidupan ini mudah dimengerti, boleh dikendalikan atau dikelola, dan juga penuh bermakna. Sebaliknya, ditemui bahwa wanita yang merokok melaporkan tingkat yang lebih rendah dari rasa koherensi daripada mereka yang tidak pernah merokok Van Loon, 2001 Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang dewasa dengan tinggi dukungan sosial kurang cenderung erlibat dalam penggunaan zat. Didapati remaja kurang cendurung merokok saat orang tuanya terlibat dalam kegiatan anak-anak sehari Von et al, 2005

2.1.4. Efek daripada tabiat merokok

Merokok mempunyai dampak yang sangat besar di dalam kehidupan manusia, di mana merokok pada umumnya telah dimulai dari masa sekolah atau remaja. Rokok pada dasarnya dapat dianggap sebagai pabrik bahan kimia, di mana satu batang rokok dibakar, akan menghasilkan atau mngeluarkan lebih dari 4,000 zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan Martin, 2008 Dampak merokok mungkin terjadi selama masa remaja. Efek samping ini termasuk peningkatan prevalensi batuk kronik, produksi sputum dan mengi. Merokok selama kehamilan berhubungan dengan rata-rata penurunan berat janin sebanyak 200 gram. Malah, bayi yang lahir dengan ukuran lebih kecil untuk ibu remaja, meningkatkan lagi morbiditas dan mortalitas perinatal Nelson Textbook of Pediatrics 18th edition Menurut Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan Centers for Disease Control and prevention,CDC, tabiat merokok menghasilkan lebih dari 400.000 kematian prematur di Amerika Serikat setiap tahun sekitar 1 dari setiap 5 kematian Amerika Serikat. Apabila dibanding bukan perokok dan perokok, resiko yang berikutnya pada perokok lebih tinggi yaitu : Universitas Sumatera Utara • Penyakit jantung koroner 2 hingga 4 kali lipat • Strok 2 hingga 4 kali lipat • Terjadinya kanker paru pada lelaki 23 kali lipat • Terjadinya kanker paru pada wanita 13 kali lipat • Kematian dari penyakit kronik obstruksi paru 12 hingga 13 kali lipat Merokok bisa menyebabkan kalkulus berlebihan pewarnaan pada gigi, dan meningkatkan risiko penyakit periodontal Barbara, 2006 Rokok dan bentuk lain dari tembakau termasuk cerutu, tembakau pipa, tembakau, dan mengunyah tembakau mengandungi obat adiktif nikotin. Nikotin mudah diserap ke dalam aliran darah ketika produk tembakau dikunyah, dihirup, atau merokok. Setelah memasuki aliran darah,nikotin segera merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan hormon epinefrin adrenalin. Epinefrin merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan tekanan darah, respirasi, dan denyut jantung. Glukosa dilepaskan ke darah sedangkan nikotin menekan sekresi insulin dari pankreas. keadaan ini menyebabkan kadar gula darah perokok sangat meninggi. Tabiat merokok menyumbang sekitar sepertiga dari semua kanker, termasuk 90 persen dari kasus kanker paru-paru. Selain kanker, merokok menyebabkan penyakit paru-paru seperti bronkitis kronis dan emphysema, dan meningkatkan risiko penyakit jantung, termasuk stroke, cardiac arrest, penyakit vaskular dan aneurisma. Merokok juga dikaitkan dengan leukemia, katarak, dan pneumonia. Rata-rata, orang dewasa yang merokok mati 14 tahun lebih awal daripada bukan perokok. Asap rokok adalah campuran kompleks bahan kimia seperti karbon monoksida, tar, formaldehida, sianida, dan amonia yang dikenali sebagai karsinogen.Karbon monoksida meningkatkan kesempatan penyakit kardiovaskuler. Tar menghadapkan pengguna dengan peningkatan risiko paru- paru kanker, emfisema, dan gangguan tenggorokan. Wanita hamil yang merokok berisiko tinggi dalam mengalami keguguran, bayi lahir mati atau prematur,dan juga bayi dengan berat badan lahir rendah. Universitas Sumatera Utara Sementara, kita sering berpikir tentang efek medis yang diakibatkan langsung oleh penggunaan produk tembakau tetapi asap secara pasif atau asap sekunder juga meningkatkan resiko untuk banyak penyakit. Bekas merokok, iaitu asap lingkungan tembakau yang dihirup tanpa sadar atau secara pasif oleh seseorang yang tidak merokok juga dikenal sebagai tembakau lingkungan merokok environmental tobacco , terdiri dari merokok dan menghela napas asap dilepaskan pada akhir pembakaran produk tembakau. Menurut CDC, sekitar 38.000 kematian per tahun dapat dikaitkan dengan bekas asap. Selain itu, bekas asap menyebabkan masalah pernapasan pada bukan perokok atau perokok pasif , seperti batuk, dahak,dan mengurangkan fungsi paru. Anak-anak yang bereksposisi atau terkena bekas rokok meningkatkan risiko terjadinya kematian bayi mendadak, infeksi pernapasan akut, masalah telinga, dan asma lebih parah National Institutes of Health,U.S. Department of Health and Human Services, juni 2006

2.1.5. Langkah-langkah membanteras rokok

Salah satu langkah yang telah diambil untuk membanteras rokok adalah menaikkan harga rokok yang merupakan suatu langkah yang paling efektif untuk mencegah. mengurangi merokok, khususnya di kalangan anak-anak.Menurut Philip Morris, dari perhitungan Jeffrey Harris dari Massachusetts Institute of Technology MIT, didapati bahwa sekitar 1982-1983, kenaikan harga menjadi penyebab dua juta orang dewasa untuk berhenti merokok dan mencegah dari 600.000 remaja dari mulai merokok Eric Lindblom dan Ann Boonn, 2009 Melibatkan diri dalam olahraga juga merupakan salah satu langkah dalam membanteras rokok. Didapati, kadar rendah bagi para atlet mahasiswa merokok mungkin terkait dengan sejumlah faktor. Antaranya ialah kepercayaan diri yang tinggi diperoleh dari partisipasi olahraga, konseling tambahan dari staf pelatih tentang rokok, mengurangi pengaruh rakan terhadap rokok, persepsi tentang kinerja olahraga berkurang akibat mempunyai tabiat merokok, dan yang terakhir adalah kesadaran yang lebih tinggi tentang konsekuensi kesehatan akibat merokok. Tønnesen, 2005. Universitas Sumatera Utara Selain itu, membangun kesadaran publik tentang bahaya merokok pasif membantu dalam membanteras rokok. Tujuannya adalah untuk memperkuat perhatian publik tentang bahaya kesehatan yang serius yang disebabkan oleh merokok pasif menghirup asap tembakau orang lain dan untuk mulai menggerakkan bukan perokok sebagai kekuatan yang efektif untuk peraturan udara bersih dalam ruangan. Menurut Dr Thomas Glynn, direktur American Cancer Society Kanker Ilmu dan Tren American Cancer Society director of Cancer Science and Trends, negara-negara yang telah berjaya dalam mengurangi penggunaan tembakau merupakan negara yang telah berhasil menciptakan kepedulian masyarakat luas tentang bahaya merokok pasif American Cancer Society, 2005 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini kerangka konsep tentang tingkat pengetahuan anak tentang bahaya rokok diuraikan berdasarkan variabel-variabel seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 1 di bawah ini: Gambar 1. Kerangka Konsep

3.2. Definisi Operasional

Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil ukur Skala penguku ran Pengetahuan Pehamanan responden tentang pengertian rokok, apa yang dimaksudka n dengan rokok dan kandungan Wawancara Kuesioner, pertanyaan yang diajukan sebanyak 19 pernyataan dengan 2 pilihan jawaban. Pertanyaan dengan jawaban benar skor 1 nilai tertinggi dan jawaban salah mendapat skor 0 nilai terendah soalan diberi nilai seperti • Baik 76 - Ordinal  Umur  sosioekonomi  jenis kelamin Pengetahuna bahaya merokok Universitas Sumatera Utara zat-zat yang berbahaya dalam rokok serta bahaya rokok terhadap kesehatan. 100 • Sedang 56- 75 • kurang 40 Umur Umur dihitungkan dari tanggal, bulan, tahun kelahirannya Wawancara dengan pengisian data peribadi di muka depan kuesioner Kuesioner Responden pelajar, yang berada dalam tahap 2 iaitu umur 10 tahun, 11 tahun dan 12 tahun ordinal Kelamin Jenis kelamin Wawancara dengan pengisian data peribadi di muka depan kuesioner Kuesioner Laki-laki Perempuan nominal Sosio ekonomi Pekerjaan orang tua dan pendapatan orang tua Wawancara dengan pengisian data peribadi pekerjaan orang tua Kuesioner • Pendapatan rendah RM1999 • Pendapatan sederhana RM2000- ordinal Universitas Sumatera Utara di muka depan kuesioner dan sumber informasi pendapatan orang tua responden dari pihak sekolah RM3500 • Pendapatan tinggi RM3501 Tabel 3.1 Definisi Operasional Universitas Sumatera Utara

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini telah dilakukan dengan cara deskriptif pendekatan cross sectional, di mana pengumpulan data atau variabel yang diteliti dilakukan secara bersamaan dan diambil pada satu waktu.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian telah dilaksanakan di Sekolah Jenis Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang, Malaysia. Sekolah tersebut merupakan sekolah tamil terbesar dengan populasi yang tingggi di Pulau Pinang. Pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama bulan Juni hingga Juli 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah pelajar tahap dua yaitu darjah 4, 5 dan 6 iaitu berumur 10,11,dan 12 tahun di Sekolah Jenis Kebangsaan Tamil Mak Mandin, Pulau Pinang, Malaysia.

4.3.2. Sampel

Pengambilan sampel telah dilakukan dengan cara pengambilan sampel secara acak stratifikasi stratified random sampling. Hal ini telah dilakukan dengan identifikasi karakteristik umum dari anggota populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik umum dari anggota populasi. Penentuan ini akan dilakukan berdasarkan umur. Notoatmodjo, 2005. Universitas Sumatera Utara

4.3.3 Besar Sampel

Menurut Sastroasmoro, dan Ismael, untuk estimasi besar sampel populasi dipergunakan rumus n = d 2 Z α 2 PQ Keterangan n = besar sampel minimum α = tingkat kemaknaan P = proporsi penyakit atau keadaan yang akan dicari d = tingkat ketepatan absolute yang dikehendaki Q = 1-P Maka, Z α = 1.96 P = 0.50 d = 0.10 Q = 1-0.50 = 0.50 n = 1.96 0.10 2 2 . 0.51-0.5 = 97 Jadi, jumlah sampel yang dibutuhkan adalah minumum 97 orang.

4.4. Teknik Pengumpulan Data