BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masalah merokok merupakan suatu ancaman yang serius sehingga tidak dapat dipandang sebagai hal biasa dan juga merupakan masalah kesehatan
masyarakat karena merokok merupakan faktor resiko dari beberapa penyakit antara lain penyakit kardiovaskular, penyakit serebrovaskuler, impotensi, berbagai
jenis kanker yang disebabkan oleh berbagai bahan kimia atau partikel yang ada di dalam asap rokok tersebut. Masalah rokok atau tembakau kaitannya dengan
kesehatan sudah menjadi masalah global sehingga, Badan Kesehatan Dunia World Health Organization atau WHO menetapkan “Hari Tanpa Rokok
Sedunia” World No Tobacco Day setiap tanggal 31 Mei. Mengikut Badan Kesehatan Dunia World Health Organization atau
WHO menyatakan bahwa merokok telah membunuh 3,5 juta orang pada setiap tahun dan merupakan penyebab kedua yang utama kematian. Merokok menjadi
penyebab kematian pada satu daripada sepuluh orang dewasa daripada populasi dunia. Selain itu, menurutnya, jika tabiat merokok ini berterusan, hal ini
menyebabkan kematian 10 juta pada tahun 2020. Menurut data WHO, didapati anak dari lingkungan umur 13 hingga 15,
satu daripada lima daripanya sudah mempunyai tabiat merokok. Malah diketahui antara 80,000 dan 100, 000 anak yang tinggal di Asia sudah memulai merokok
pada setiap hari. Bukti menunjukkan lima puluh persentase dari anak yang memulai merokok menyambung merokok selama 15 tahun hingga 20 tahun. Rata-
rata satu per empat dari remaja di region pasifik barat Western Pacific Region menemui ajal disebabkan merokok.
Merokok menyebabkan pelbagai penyakit yang mengancam nyawa termasuk kanker, empisema dan penyakit jantung. Sebanyak 400,000 kematian
diestimasi setiap tahun yang penyebabnya merokok sahaja. Merokok bertanggung jawab dalam perubahan semua bahagian tubuh termasuk sistem pencernaan. Fakta
ini bisa mengakibatkan dampak serius kepada kesehatan karena sistem
Universitas Sumatera Utara
pencernaan tubuh yang mengubakan makanan kepada nutrisi yang diperlukan untuk meneruskan hidup. National Digestive Diseases Information
Clearinghouse, 2006 Keadaan peningkatan jumlah perokok semakin tinggi sehingga merisaukan
efek terhadap kesehatan. Tingkat ilmu pengetahuan anak tentang bahaya merokok haruslah baik supaya ada kesadaran tentang ancaman terhadap kesehatan dan
menghindarkan diri dari tabiat merokok. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ekawati, N. K., Yulianti, D., Nopiyani, M.S., Purnama, S.G., Subrata, M., dan
Dewa A., 2008, terjadi peningkatan pengetahuan sebesar 6,7 persen mengenai bahaya merokok dan perubahan sikap sebesar 4 untuk bisa berhenti merokok.
Selain itu, menurut Minhas H.M. and Rahman A. 2009, proporsi bukan perokok yang tahu tentang sifat adiktif dan berbahaya dari merokok lebih tinggi daripada
para perokok. Menurut fact sheet daripada WHO 2002, penelitian menunjukkan di
Malaysia, sebanyak 30 remaja lelaki memulai merokok pada umur 12 tahun hingga 18. Oleh karena itu, diperlukan penilitian pada anak sekolah rendah tahap
2 umur 10 tahun, 11 tahun, dan 12 tahun untuk mengamati tingkat kesadaran karena lingkungan umur ini mendekati lingkungan umur 13 tahun hingga 15 tahun
dimana menurut WHO satu daripada lima daripanya sudah mempunyai tabiat merokok.
Tempat penelitian yang akan dilakukan merupakan sekolah tamil yang terbesar di negeri Pulau Pinang dan mempunyai populasi yang besar. Selain itu,
sekolah ini terletak di pusat bandar. Alasan diatas menarik minat peneliti untuk melakukan penelitian di sekolah tersebut.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah