Hasil Pengukuran Tahanan Pembumian Pada Pasir Basah Tabel 4.2.Tahanan Pembumian Pasir Basah

4.3. Hasil Pengukuran Tahanan Pembumian Pada Pasir Basah Tabel 4.2.Tahanan Pembumian Pasir Basah

No. Jarak Probe P meter Jarak Probe C meter Besar Tahanan Pembumian ohm 1 20 0,7 2 1 20 1 3 2 20 1 4 3 20 1,05 5 4 20 1,05 6 5 20 1,1 7 6 20 1,1 8 7 20 1,1 9 8 20 1,1 10 9 20 1,1 11 10 20 1,1 12 11 20 1,1 13 12 20 1,1 14 13 20 1,1 15 14 20 1,15 16 15 20 1,15 17 16 20 1,15 18 17 20 1,15 19 18 20 1,2 20 19 20 1,25 21 20 20 4 Universitas Sumatera Utara Nilai rata-rata tahanan pembumian yang terukur adalah: R rata-rata = = = 1,1 Ω Berdasarkan Persamaan 2.9 maka dapat dihitung tahanan pembumian sebagai berikut: Dimana : R = 1,1 Ω L = 2,35 m a = 6.10 -3 m maka,       − = − 1 10 . 6 35 , 2 4 ln 1 , 1 35 , 2 14 , 3 2 3 ρ Universitas Sumatera Utara Ω.m Sehingga diperoleh tahanan pembumian R sebesar:       − = 1 4 ln 2 a L L R π ρ 1,1 Ω Setelah dilakukan pengukuran dengan mengubah-ubah jarak probe pembantu tegangan terhadap elektroda pembumian diperoleh pada jarak 0 – 4 meter hasil pengukuran tahanan pembumian cenderung linear naik disebabkan titik tersebut berada pada daerah tahanan efektif. Pada jarak 5 – 17 meter hasil pengukuran tetap yaitu sebesar 1,1 Ω, sehingga pada jarak ini diperoleh hasil pengukuran yang presisi akurat karena berada luar daerah tahanan efektif. Pada jarak 18 – 20 meter pengukuran kembali cenderung linear naik karena letak probe pembantu tegangan P sudah berada di daerah tahanan efektif yang saling berdekatan dengan letak probe pembantu arus C. Nilai tahanan terting gi adalah 4 Ω p ad a saat p osisi p robe pembantu tegangan P dan arus C berimpit dan yang terendah 0,7 Ω pada saat posisi probe pembantu tegangan P dan elektroda pembumian E berimpit. Harga Universitas Sumatera Utara rata- rata tahanan pembumian adalah 1,1 Ω. Berdasarkan rumus pendekatan yang sesuai dengan Persamaan 2.8, maka tahanan pembumian diperoleh juga 1,1 Ω. Jika probe pembantu tegangan P berada di dalam daerah tahanan efektif, maka keduanya akan saling tumpang-tindih overlap, sehingga menyebabkan kenaikan pembacaan nilai tahanan pembumian pada alat ukur Earth Tester dan hal ini tidak dapat dijadikan acuan sebagai hasil pengukuran yang presisi akurat. Jadi untuk mendapatkan hasil pengukuran yang presisi akurat adalah dengan meletakkan probe pembantu arus C cukup jauh dari elektroda pembumian yang diukur tahanannya E, sehingga probe pembantu tegangan P berada di luar daerah yang disebut daerah tahanan efektif dari kedua elektroda elektroda pembumian dan probe pembantu arus.

4.4. Hasil Pengukuran Tahanan Pembumian pada Tanah Rawa Tabel 4.3.Tahanan Pembumian Tanah Rawa