Memakai Sarung Tangan Memproses Alat Bekas Pakai

2.1.10 Bila tidak ada saluran air untuk membuang air yang sudah digunakan, kumpulkan air di baskom dan buang ke saluran limbah atau jamban di kamar mandi.

2.2 Memakai Sarung Tangan

Pemakaian sarung tangan dilakukan apabila melakukan tindakan klinik, apabila memegang alat medik dan membuang sampah medik. Untuk setiap pasien harus digunakan sarung tangan yang berbeda guna mencegah kontaminasi silang dan apabila sarung tangan bekas pakai akan di gunakan lagi maka harus di dekontaminasi terlebih dahulu dengan merendam dalam larutan klori 0,5 selama 10 menit kemudian dicuci, selanjutnya sarung tangan dikeringkan dengan otoklaf atau didisinfeksi tingkat tinggi dengan menguapkan atau merebus Safudin, 2013. prosedur pelaksanaan tindakan yang memerlukan penggunaan sarung tangan menurut JNPK-KR, 2007diantaranya: 2.2.1 Menghisap lendir dari jalan napas bayi baru lahir 2.2.2 Menolong persalinan dan kelahiran bayi. 2.2.3 Menjahit laserasi atau episiotomi. 2.2.4 Membersihkan percikan darah atau cairan tubuh 2.2.5 Memegang dan membersihkan peralatan yang terkontaminasi 2.2.6 Memegang sampah yang terkontaminasi.

2.3 Memproses Alat Bekas Pakai

Pemrosesan peralatan yang telah bekas pakai, baik terbuat dari logam, maupun plastik, ataupun benda-benda lainnya, dalam upaya pencegahan infeksi. Pemrosesan alat bekas pakai diproses melalui tiga tingkatan yaitu : Universitas Sumatera Utara 2.3.1 Dekontaminasi Dekontaminasi adalahtindakan yang dilakukan untuk memastikan bahwa petugas kesehatan dapat menangani secara aman benda-benda yang terkontaminasi darah dan cairan tubuh. Peralatan medis, sarung tangan, dan permukaan seperti meja pemeriksaan harus di dekontaminasikan segera setelah terpapar darah atau cairan tubuh, larutan yang digunakan adalah klorin 0,5 selama 10 menit Sarwono, 2008. Gambar 2.1 Rumus Untuk Membuat Larutan Klorin 0,5 dari larutan konsentrat berbentuk cair. Periksa kepekatan konsetrat dari produk klorin yang digunakan Tentukan jumlah bagian air yang digunakan dengan menggunakan tabel 10-1 atau rumus dibawah ini: Jumlah Bagian Air = Diinginkan Yang Larutan Konsentrat Larutan - 1 Campur 1 bagian konsentrat pemutih dengan jumlah bagian air yang dibutuhkan. Contoh : Untuk membuat larutan klorin 0,5 dari larutan klorin 5 Jumlah Bagian Air = 5 , 5 - 1 = 10 – 1 = 9 Tambahkan 9 bagian air ke dalam 1 bagian larutan klorin . Catatan : Air tidak perlu dimasak Sumber : saifudin,2004. Gambar 2.2 Rumus Untuk Membuat Larutan Klorin 0,5 dari bubuk klorin kering. Jumlah Bagian Air = Konsentrat inginkan di yang Larutan x1000 Contoh: Untuk membuat larutan klorin 0,5 dari bubuk klorin yang bisa melepaskan klorin seperti kalsum hipoklorida yang mengandung 35 klorin. Gram liter = 100 35 5 , x = 14,3 gramliter Tambahkan 14 gram pembulatan kebawah dari 14,3 bubuk klorin kedalam 1 liter air bersih Sumber : Depkes RI, 2004. Universitas Sumatera Utara 2.3.2 Pencucian dan Pembilasan Pencucian dan Pembilasan Pencucian adalah langkah pertama paling efektif untuk membunuh mikroorganisme pada peralatan dan perlengkapan yang kotor yang sudah digunakan. Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya, jika benda-benda yang terkontaminasi tidak dapat dicuci segera setelah dikontaminasi. Bilas peralatan dengan air untuk mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci tangan dengan seksama secepat mungkin Depkes RI, 2004. Seperti yang diperlihatkan pada tabel 2.1, sebagian besar hingga 80 mikroorganisme yang terdapat dalam darah dan bahan- bahan organik lain nya bisa dihilangkan melalui proses pencucian. Pencucian juga dapat menurunkan jumlah endospora bakteri yang menyebabkan tetanus dan ganggren, pencucian ini penting karena residu bahan- bahan organik bisa menjadi tempat kolonialisasi mikroorganisme termasuk endospora dan melindungi mikroorganisme dari proses sterilisasi atau disinfeksi kimiawi. Sebagai contoh virus hepatitis B bisa tetap hidup pada darah yang hanya 10 -8 ml yang tidak bisa dilihat dengan mata biasa dan bisa menyebabkan infeksi jika terpercik ke mata. Jika perlengkapan untuk sterilisasi tidak tersedia, pencucian yang seksama merupakan proses fisik satu- satunya untuk menghilangkan sejumlah endospora bakteri Depkes RI, 2004. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Efektivitas berbagai proses eradikasimikoorganisme pada alat bekas pakai Dekontaminasi Pencucian hanya air Pencucuian deterjen dan pembilasan DTT Sterilisasi Efektivitas menghilan gkan atau menon- aktifkan mikro organisme Membunuh virus AIDS dan Hepatitis Hingga 50 Hingga 80 95 100 Waktu kerja yang diperlukan agar proses berjalan aktif Rendam selama 10 menit Cuci hingga bersih Cuci hingga terlihat bersih Rebus kukus atau secara kimia wi 20 menit Kukus : 20-30 menit 106 kPa, 121 C Panas kering : 60 menit pada suhu 170 C Sumber : JNPK-KR, 2007. Tahap-tahap pencucian dan pembilasan menurut Depkes RI, 2004 meliputi : 1 Pakai sarung tangan karet yang tebal pada kedua tangan. 2 Ambil peralatan bekas pakai yang sudah didekontaminasi. 3 Agar tidak merusak benda-benda yang terbuat dari plastik atau karet, jangan dicuci segera bersamaan dengan peralatan yang terbuat dari logam. 4 Cuci setiap benda tajam secara terpisah dengan tahapan sebagai berikut: 4.1 Gunakan sikat dengan air dan sabun untuk menghilangkan sisa darah dan kotoran. 4.2 Buka engsel gunting dan klem. Universitas Sumatera Utara 4.3 Sikat dengan seksama terutama di bagian sambungan dan pojok peralatan. 4.4 Pastikan tidak ada sisa darah dan kotoran yang tertinggal pada peralatan. 4.5 Cuci setiap benda sedikitnya tiga kali atau lebih jika perlu dengan air dan sabun atau deterjen. 4.6 Bilas benda-benda tersebut dengan air bersih. 5 Ulangi prosedur tersebut pada benda-benda lain. 6 Jika peralatan akan didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi tempatkan peralatan dalam wadah yang bersih dan biarkan kering sebelum memulai proses DTT. 7 Peralatan yang akan didesinfeksi tingkat tinggi secara dengan cara dikukus atau direbus, atau disterilisasi di dalam otoklaf atau oven panas kering, tidak usah dikeringkan sebelum proses DTT atau sterilisasi dimulai. 8 Selagi masih memakai sarung tangan, cuci sarung tangan dengan air dan sabun dan kemudian bilas secara seksama dengan menggunakan air bersih. 9 Gantungkan sarung tangan dan biarkan kering dengan cara diangin- anginkan. 2.3.3 Desinfeksi Tingkat Tinggi dan Sterilisasi Sterilisasi adalah cara yang paling efektif untuk membunuh mikroorganisme, sterilisasi tidak selalu memungkinkan dan tidak selalu praktis. DTT adalah satu - satunya alternatif untuk situasi tersebut dan bisa dicapai dengan cara merebus, mengukus atau secara kimiawi. Perebusan sering kali merupakan metode yang paling sederhana dan efesien Depkes RI, 2004. Universitas Sumatera Utara Disinfeksi tingkat tinggi dengan cara merebus, mengukus dan secara kimiawi menurut Depkes RI, 2004 meliputi: 1 DTT dengan cara merebus. 1.1 Gunakan panci dengan penutup yang rapat 1.2 Ganti air setiap kali mendesinfeksi peralatan 1.3 Rendam peralatan di dalam air sehingga semuanya terendam di dalam air 1.4 Mulai panaskan air 1.5 Mulai hitung waktu saat air mulai mendidih 1.6 Jangan tambahkan apapun ke dalam air mendidih setelah penghitungan waktu dimulai. 1.7 Rebus selama 20 menit 1.8 Biarkan peralatan kering dengan cara diangin-anginkan sebelum digunakan atau disimpan. 1.9 Pada saat peralatan kering, gunakan segera atau simpan dalam wadah desinfeksi tingkat tinggi berpenutup. Peralatan bisa disimpan sampai 1 minggu asalkan penutupnya tidak dibuka 2 DTT dengan uap panas 2.1 Setelah sarung tangan dodekontaminasi dan di cuci, maka sarung tangan ini siap untuk DTT dengan uap tanpa diberi talek 2.2 Gunakan panci perebus dengan tiga susun nampan pengukus. 2.3 Gulung bagian atas sarung tangan sehingga setelah DTT selesai sarung tangan dapat dipakai tanpa membuat terkontaminasi baru. 2.4 Letakkan sarung tangan pada nampan pengukus yang berlubang di bawahnya agar mudah dikeluarkan dari bagian atas nampan Universitas Sumatera Utara pengukus, letakkan 5-15 pasang sarung tangan bagian jarinya mengarah ke tengah nampan. 2.5 Ulangi proses tersebut hingga semua nampan pengukus terisi sarung tangan. Susun tiga nampan pengukus di atas panci perebus yang berisi air. Letakkan sebuah panci perebus kosong di sebelah kompor. 2.6 Letakkan penutup di atas di atas nampan pengukus paling atas dan panaskan air hingga mendidih. 2.7 Jika uap mulai keluar dari celah-celah antara panci pengukus, mulailah penghitungan waktu. Kukus sarung tangan selam 20 menit, buka tutup panci dan letakkan dalam posisi terbalik. Angkat nampan pengukus paling atas yang berisi sarung tangan dan goyangkan perlahan-lahan agar air yang tersisa pada sarung tangan dapat menetes keluar. 2.8 Biarkan sarung tangan kering dan diangin-anginkan sampai kering di dalam nampan selama 4-6 menit. Jika diperlukan segera. Biarkan sarung tangan menjadi dingin selama 5-10 menit dan kemudian gunakan dalam waktu 30 menit pada saat masih basah atau lembab. 2.9 Jika sarung tangan tidak akan segera dipakai, setelah kering, gunakan penjepit untuk memindahkan sarung tangan. Letakkan sarung tangan tersebut pada wadah desinfeksi tingkat tinggi lalu tutup rapat. Sarung tangan tersebut bisa disimpan selama 1 minggu. 3 DTT dengan cara kimiawi Bahan kimia yang dianjurkan untuk DTT adalah klorin dan glutaraldehid. Klorin tidak bersifat korosif dan proses DTT memerlukan perendaman selama Universitas Sumatera Utara 20 menit maka peralatan yang sudah didesinfeksi tingkat tinggi secara kimiawi harus segera dibilas dengan air matang. Langkah-langkah pada DTT kimiawi: 3.1 Letakkan peralatan dalam keadaan kering sudah didekontaminasi dan cuci bilas. 3.2 Pastikan bahwa peralatan terendam seluruhnya dalam larutan kimia. 3.3 Rendam peralatan selama 20 menit. 3.4 Bilas peralatan dengan air matang dan angin-anginkan sampai kering di wadah DTT yang berpenutup. 3.5 Setelah kering, peralatan dapat segera digunakan atau disimpan dalam wadah DTT yang berpenutup rapat. Gambar 2.3 Pemrosesan alat bekas pakai DEKONTAMINASI Rendam dalam larutan klorin 0,5 Selama 10 menit CUC DAN BILAS Gunakan deterjen dan sikat Pakai sarung tangan tebal untuk menjaga agar tidak terluka oleh benda-benda tajam Metode yang dipilih Metode alternatif STERILISASI DTT Otoklaf Panas Kering Rebus Kukus Kimiawi DINGINKAN DAN KEMUDIAN SIAP DIGUNAKAN Peralatan yang sudah diproses biasa disimpan dalam wadah tertutup yang didesinfeksi tingkat tinggi sampai satu minggu jika wadahnya tidak dibuka Sumber : JNPK-KR, 2007 106 kPa 121 C 30 menit jika terbungkus 20 menit jika tidak terbungkus 170 C 60 menit Panci tertutup 20 menit Rendam 20 menit Universitas Sumatera Utara

2.4 Penggunaan Peralatan Tajam Secara Aman

Dokumen yang terkait

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Swasta di Wilayah kerja Puskesmas Medan Tuntungan Tahun 2010

1 35 78

perilaku bidan dalam penatalaksanaan pencegahan infeksi pada pertolongan persalinan diwilayah kerja puskesmas hamparan perak kabupaten deli serdang medan tahun 2014

0 41 81

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktik Mandiri di Wilayah Kerja Puskesmas Kabanjahe Tahun 2014

4 65 89

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 31 64

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 1

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 9

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 12

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 2

Pelaksanaan Tindakan Pencegahan Penyebaran Infeksi pada Proses Pertolongan Persalinan oleh Bidan Praktek Swasta di Wilayah Kerja Puskesmas Sei Agul Kecamatan Medan Barat

0 0 5

PELAKSANAAN PENCEGAHAN INFEKSI PADA SAAT PERTOLONGAN PERSALINAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA WILAYAH KOTA BANDA ACEH

0 1 10